Sabtu, 04 Agustus 2012

Pelangi dan Kebaikan Tuhan

Ayat bacaan: Mazmur 104:24
=======================
"Betapa banyak perbuatan-Mu, ya TUHAN, sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu."

Ketika saya kecil saya sangat suka melihat pelangi. Untaian rangkaian warna yang indah melengkung menghias langit itu membuat saya betah menatapnya. Pernah pada suatu kali saya mencoba mencari "pot of gold" yang di dongeng-dongeng dikatakan terletak di ujung pelangi. Tentu saja saya tidak menemukannya. Tapi meski demikian, tanpa seember emas itu pun pelangi memang indah untuk dilihat. Sampai sekarang saya senang sekali jika bisa melihat pelangi. Itu semakin jarang karena gedung-gedung tinggi semakin menutupi pandangan kita dari keindahan langit biru. Sehabis hujan tadi saya beruntung bisa kembali menyaksikan lengkungan pelangi yang indah walau hanya sebentar saja. Dan saya merasakan kebaikan Tuhan lewat pelangi itu. Kebaikan? Ya, kebaikan. Ditengah kesibukan menggunung dan tekanan-tekanan hidup, pelangi yang saya lihat seolah mengingatkan saya bahwa Tuhan tetap ada dengan kasihNya yang indah. Lengkungan pelangi seolah menjadi lengkungan senyum Tuhan yang penuh warna dalam menyapa anak-anakNya. Dan tidak terasa saya pun membalas senyum itu dengan seuntai senyum bahagia.

Kita sering kesal atau bahkan marah ketika hujan membasahi bumi. Seringkali kita hanya mengeluhkan apa yang kita dapatkan dari cuaca yang kita anggap buruk. Padahal tanpa hujan itu, mungkinkah bunga-bunga yang cantik bermekaran, atau mungkinkah pelangi yang indah hadir menghias langit? Hari yang panas pun salah juga. Terik matahari membuat kita berkeringat dan kita seringkali kesal ketika harus berada dibawah terik matahari ketika sedang berada di tengah jalan atau di saat terjebak kemacetan. Padahal tanpa matahari itu tidak satupun mahluk hidup yang bisa bertahan. Keindahan matahari terbit, senja yang berwarna merah, langit biru penuh awan, matahari yang bersinar, bintang-bintang yang berkilauan, bulan berbentuk sabit atau ketika sedang utuh, burung-burung yang berkicau menjelang pagi, semua itu ada yang menciptakan. Begitu indahnya apa yang diciptakan Tuhan, begitu indah seolah-olah itu semua merupakan bentuk senyum Tuhan yang penuh kasih menyapa kita setiap harinya. Apakah kita menanggapi sapaan itu dan mengingat Pribadi yang menciptakan, atau kita malah mengeluh terhadap segala sesuatu yang Dia ciptakan karena mengasihi kita? Daud tidak terperangkap pada hal itu. Dia menyadari betul betapa kreatifnya Tuhan menciptakan segala sesuatu dengan sangat indah. "Betapa banyak perbuatan-Mu, ya TUHAN, sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu." (Mazmur 104:24).

Begitu luasnya alam semesta, begitu banyaknya keragaman hewan dan tumbuhan, bukit dan lembah, darat dan laut, beserta isinya, dan itu semua diciptakan oleh Dia atas dasar kasihNya yang begitu besar kepada kita. Apa yang Dia ciptakan dengan begitu indah seringkali lewat dari pandangan kita. Semua itu tertutupi oleh keluh kesah atau kesibukan kita pada hal-hal lainnya. Padahal ada begitu banyak keindahan yang seharusnya lebih dari cukup buat menjadi dasar bagi kita untuk mengucap syukur kepadaNya. Itu baru dari sudut keindahan bumi beserta isinya dan alam semesta yang luas. Bagaimana mengenai kita, manusia yang Dia ciptakan secara begitu istimewa menurut gambar dan rupaNya? Lihat apa kata Tuhan mengenai kita: "Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku." (Yesaya 49:15-16). Seperti itulah Tuhan mengasihi kita. Yesus memberikan janji yang sama dari sisi lain. "Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekorpun dari padanya yang dilupakan Allah, bahkan rambut kepalamupun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit." (Lukas 12:6-7). Jika burung pipit yang kecil dan lemah saya saja diperhatikan Tuhan, apalagi kita yang Dia ciptakan menurut gambar dan rupaNya sendiri. Tangan Tuhan menciptakan alam semesta yang begitu besar, luas dan tak terukur berikut isinya, tapi tangan yang sama bisa juga memeluk kita yang begitu kecil ini. Daud melihat ini semua dan berkata: "Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?" (Mazmur 8:4-5). Dan ia lalu menutup Mazmur bagian ini dengan indah: "Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!" (ay 10).

Menurut pandangan kita, hidup mungkin penuh ketidakpastian. Karena itu kita bekerja keras, terkadang malah terlalu keras sehingga diri kita rontok, untuk memampukan kita menghadapi segala ketidakpastian itu. Bekerja keras itu baik Namun janganlah lupa untuk berhenti sejenak untuk menghargai dan mensyukuri segala yang telah Dia sediakan bagi kita. Senyum Tuhan yang penuh kasih menyapa kita setiap hari lewat segala keindahan alam, hembusan angin, goyang dedaunan dan bunga-bunga yang harum dan indah. KasihNya hadir lewat hujan, pelangi dan sinar matahari. Semua itu menggambarkan kebesaranNya, dan semua itu adalah hal-hal yang kita lihat sehari-hari di sekitar kita. Seharusnya keindahan alam dan segala isi alam semesta yang kita lihat dengan mata kepala sendiri ini bisa dipakai sebagai 'reminder' atas kasih Tuhan yang luar biasa besarnya bagi kita. Tangan yang sama yang Dia pakai untuk menciptakan segala sesuatu Dia pakai pula untuk memeluk dan menjaga kita. Sudahkah anda mengucap syukur atas kasih setia, penyertaan dan kebaikanNya hari ini?

"Bersyukurlah kepada TUHAN, serukanlah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa!" (Mazmur 105:1)

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari