Jumat, 31 Mei 2013

Mazmur 22:1-31 (TB)

Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Rusa di kala fajar. Mazmur Daud. (22-2) Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku. (22-3) Allahku, aku berseru-seru pada waktu siang, tetapi Engkau tidak menjawab, dan pada waktu malam, tetapi tidak juga aku tenang. (22-4) Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel. (22-5) Kepada-Mu nenek moyang kami percaya; mereka percaya, dan Engkau meluputkan mereka. (22-6) Kepada-Mu mereka berseru-seru, dan mereka terluput; kepada-Mu mereka percaya, dan mereka tidak mendapat malu. (22-7) Tetapi aku ini ulat dan bukan orang, cela bagi manusia, dihina oleh orang banyak. (22-8) Semua yang melihat aku mengolok-olok aku, mereka mencibirkan bibirnya, menggelengkan kepalanya: (22-9) "Ia menyerah kepada TUHAN; biarlah Dia yang meluputkannya, biarlah Dia yang melepaskannya! Bukankah Dia berkenan kepadanya?" (22-10) Ya, Engkau yang mengeluarkan aku dari kandungan; Engkau yang membuat aku aman pada dada ibuku. (22-11) Kepada-Mu aku diserahkan sejak aku lahir, sejak dalam kandungan ibuku Engkaulah Allahku. (22-12) Janganlah jauh dari padaku, sebab kesusahan telah dekat, dan tidak ada yang menolong. (22-13) Banyak lembu jantan mengerumuni aku; banteng-banteng dari Basan mengepung aku; (22-14) mereka mengangakan mulutnya terhadap aku seperti singa yang menerkam dan mengaum. (22-15) Seperti air aku tercurah, dan segala tulangku terlepas dari sendinya; hatiku menjadi seperti lilin, hancur luluh di dalam dadaku; (22-16) kekuatanku kering seperti beling, lidahku melekat pada langit-langit mulutku; dan dalam debu maut Kauletakkan aku. (22-17) Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku. (22-18) Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. (22-19) Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku. (22-20) Tetapi Engkau, TUHAN, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong aku! (22-21) Lepaskanlah aku dari pedang, dan nyawaku dari cengkeraman anjing. (22-22) Selamatkanlah aku dari mulut singa, dan dari tanduk banteng. Engkau telah menjawab aku! (22-23) Aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah: (22-24) kamu yang takut akan TUHAN, pujilah Dia, hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia, dan gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel! (22-25) Sebab Ia tidak memandang hina ataupun merasa jijik kesengsaraan orang yang tertindas, dan Ia tidak menyembunyikan wajah-Nya kepada orang itu, dan Ia mendengar ketika orang itu berteriak minta tolong kepada-Nya. (22-26) Karena Engkau aku memuji-muji dalam jemaah yang besar; nazarku akan kubayar di depan mereka yang takut akan Dia. (22-27) Orang yang rendah hati akan makan dan kenyang, orang yang mencari TUHAN akan memuji-muji Dia; biarlah hatimu hidup untuk selamanya! (22-28) Segala ujung bumi akan mengingatnya dan berbalik kepada TUHAN; dan segala kaum dari bangsa-bangsa akan sujud menyembah di hadapan-Nya. (22-29) Sebab Tuhanlah yang empunya kerajaan, Dialah yang memerintah atas bangsa-bangsa. (22-30) Ya, kepada-Nya akan sujud menyembah semua orang sombong di bumi, di hadapan-Nya akan berlutut semua orang yang turun ke dalam debu, dan orang yang tidak dapat menyambung hidup. (22-31) Anak-anak cucu akan beribadah kepada-Nya, dan akan menceritakan tentang TUHAN kepada angkatan yang akan datang. (22-32) Mereka akan memberitakan keadilan-Nya kepada bangsa yang akan lahir nanti, sebab Ia telah melakukannya.

Sumber : sabdaweb.sabda.org

Mazmur 22:1-31 (TB)

Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Rusa di kala fajar. Mazmur Daud. (22-2) Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku. (22-3) Allahku, aku berseru-seru pada waktu siang, tetapi Engkau tidak menjawab, dan pada waktu malam, tetapi tidak juga aku tenang. (22-4) Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel. (22-5) Kepada-Mu nenek moyang kami percaya; mereka percaya, dan Engkau meluputkan mereka. (22-6) Kepada-Mu mereka berseru-seru, dan mereka terluput; kepada-Mu mereka percaya, dan mereka tidak mendapat malu. (22-7) Tetapi aku ini ulat dan bukan orang, cela bagi manusia, dihina oleh orang banyak. (22-8) Semua yang melihat aku mengolok-olok aku, mereka mencibirkan bibirnya, menggelengkan kepalanya: (22-9) "Ia menyerah kepada TUHAN; biarlah Dia yang meluputkannya, biarlah Dia yang melepaskannya! Bukankah Dia berkenan kepadanya?" (22-10) Ya, Engkau yang mengeluarkan aku dari kandungan; Engkau yang membuat aku aman pada dada ibuku. (22-11) Kepada-Mu aku diserahkan sejak aku lahir, sejak dalam kandungan ibuku Engkaulah Allahku. (22-12) Janganlah jauh dari padaku, sebab kesusahan telah dekat, dan tidak ada yang menolong. (22-13) Banyak lembu jantan mengerumuni aku; banteng-banteng dari Basan mengepung aku; (22-14) mereka mengangakan mulutnya terhadap aku seperti singa yang menerkam dan mengaum. (22-15) Seperti air aku tercurah, dan segala tulangku terlepas dari sendinya; hatiku menjadi seperti lilin, hancur luluh di dalam dadaku; (22-16) kekuatanku kering seperti beling, lidahku melekat pada langit-langit mulutku; dan dalam debu maut Kauletakkan aku. (22-17) Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku. (22-18) Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. (22-19) Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku. (22-20) Tetapi Engkau, TUHAN, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong aku! (22-21) Lepaskanlah aku dari pedang, dan nyawaku dari cengkeraman anjing. (22-22) Selamatkanlah aku dari mulut singa, dan dari tanduk banteng. Engkau telah menjawab aku! (22-23) Aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah: (22-24) kamu yang takut akan TUHAN, pujilah Dia, hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia, dan gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel! (22-25) Sebab Ia tidak memandang hina ataupun merasa jijik kesengsaraan orang yang tertindas, dan Ia tidak menyembunyikan wajah-Nya kepada orang itu, dan Ia mendengar ketika orang itu berteriak minta tolong kepada-Nya. (22-26) Karena Engkau aku memuji-muji dalam jemaah yang besar; nazarku akan kubayar di depan mereka yang takut akan Dia. (22-27) Orang yang rendah hati akan makan dan kenyang, orang yang mencari TUHAN akan memuji-muji Dia; biarlah hatimu hidup untuk selamanya! (22-28) Segala ujung bumi akan mengingatnya dan berbalik kepada TUHAN; dan segala kaum dari bangsa-bangsa akan sujud menyembah di hadapan-Nya. (22-29) Sebab Tuhanlah yang empunya kerajaan, Dialah yang memerintah atas bangsa-bangsa. (22-30) Ya, kepada-Nya akan sujud menyembah semua orang sombong di bumi, di hadapan-Nya akan berlutut semua orang yang turun ke dalam debu, dan orang yang tidak dapat menyambung hidup. (22-31) Anak-anak cucu akan beribadah kepada-Nya, dan akan menceritakan tentang TUHAN kepada angkatan yang akan datang. (22-32) Mereka akan memberitakan keadilan-Nya kepada bangsa yang akan lahir nanti, sebab Ia telah melakukannya.

Sumber : sabdaweb.sabda.org

Sabtu, 1 Juni 2013 - Semakin akrab dengan Tuhan (Keluaran 6:1-12)

  Tampilan cetakSabtu, 1 Juni 2013

Judul: Semakin akrab dengan TuhanAlkitab sering memakai nama Allah yang berbeda untuk menekankan karakteristik Allah yang berbeda, yang dinyatakan melalui nama-nama yang berbeda. Dalam kitab Keluaran nama yang hendak dinyatakan adalah nama Yahweh (diterjemahkan dengan TUHAN atau ALLAH dalam LAI). Nama ini kita jumpai dalam pasal 3 ketika Musa bertanya siapa nama Allah, dan Allah menjawab bahwa namanya adalah Yahweh (TUHAN, Kel 3:15), dan nama itu artinya "AKU ADALAH AKU" (Kel 3:14). Perhatikan, Allah mengatakan bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak, dan Yakub sebagai Allah yang Mahakuasa (terjemahan dari nama El-Shaddai), tetapi dengan nama TUHAN Ia belum menyatakan diri (2). Apakah Abraham, Ishak, dan Yakub belum tahu tentang nama TUHAN? Ternyata mereka sudah tahu, bahkan Abraham telah memanggil Allah dengan nama TUHAN (Kej 12:8). Lalu apa arti pernyataan Allah ini?

Karena Abraham sudah tahu tentang nama TUHAN, berarti yang Allah maksud bukan bahwa nama tersebut tidak diketahui Abraham, tetapi bahwa Ia belum menyatakan arti nama itu. Arti nama TUHAN/Yahweh akan Ia nyatakan melalui tindakan-Nya dalam peristiwa Keluaran. Allah akan menunjukkan nama TUHAN dengan membebaskan orang Israel dari kerja paksa orang Mesir dan membawa mereka keluar dari Mesir ke tanah perjanjian (5-7).

Melalui semua itu, para ahli melihat bahwa jika nama Allah (terjemahan dari nama Elohim) menekankan Allah yang Mahakuasa, yang mencipta langit dan bumi, yang berkuasa atas bangsa-bangsa, maka nama Yahweh (TUHAN/ALLAH) menekankan bahwa Ia adalah Allah dari umat perjanjian-Nya, yang menyelamatkan dan memberikan Taurat kepada umat, seperti yang Allah lakukan dalam peristiwa Keluaran.

Dengan demikian tujuan dari peristiwa Keluaran adalah supaya umat mengenal Tuhan dengan akrab yang adalah Allah mereka, yang membebaskan mereka dari belenggu Mesir dan membawa mereka ke tanah perjanjian. Kiranya tujuan peristiwa Keluaran terjadi juga dalam hidup kita, yaitu semakin akrab dengan Tuhan, yang membebaskan kita dari dosa.

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/06/01/

Sumber : www.sabda.org

Sabtu, 1 Juni 2013 - Semakin akrab dengan Tuhan (Keluaran 6:1-12)

  Tampilan cetakSabtu, 1 Juni 2013

Judul: Semakin akrab dengan TuhanAlkitab sering memakai nama Allah yang berbeda untuk menekankan karakteristik Allah yang berbeda, yang dinyatakan melalui nama-nama yang berbeda. Dalam kitab Keluaran nama yang hendak dinyatakan adalah nama Yahweh (diterjemahkan dengan TUHAN atau ALLAH dalam LAI). Nama ini kita jumpai dalam pasal 3 ketika Musa bertanya siapa nama Allah, dan Allah menjawab bahwa namanya adalah Yahweh (TUHAN, Kel 3:15), dan nama itu artinya "AKU ADALAH AKU" (Kel 3:14). Perhatikan, Allah mengatakan bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak, dan Yakub sebagai Allah yang Mahakuasa (terjemahan dari nama El-Shaddai), tetapi dengan nama TUHAN Ia belum menyatakan diri (2). Apakah Abraham, Ishak, dan Yakub belum tahu tentang nama TUHAN? Ternyata mereka sudah tahu, bahkan Abraham telah memanggil Allah dengan nama TUHAN (Kej 12:8). Lalu apa arti pernyataan Allah ini?

Karena Abraham sudah tahu tentang nama TUHAN, berarti yang Allah maksud bukan bahwa nama tersebut tidak diketahui Abraham, tetapi bahwa Ia belum menyatakan arti nama itu. Arti nama TUHAN/Yahweh akan Ia nyatakan melalui tindakan-Nya dalam peristiwa Keluaran. Allah akan menunjukkan nama TUHAN dengan membebaskan orang Israel dari kerja paksa orang Mesir dan membawa mereka keluar dari Mesir ke tanah perjanjian (5-7).

Melalui semua itu, para ahli melihat bahwa jika nama Allah (terjemahan dari nama Elohim) menekankan Allah yang Mahakuasa, yang mencipta langit dan bumi, yang berkuasa atas bangsa-bangsa, maka nama Yahweh (TUHAN/ALLAH) menekankan bahwa Ia adalah Allah dari umat perjanjian-Nya, yang menyelamatkan dan memberikan Taurat kepada umat, seperti yang Allah lakukan dalam peristiwa Keluaran.

Dengan demikian tujuan dari peristiwa Keluaran adalah supaya umat mengenal Tuhan dengan akrab yang adalah Allah mereka, yang membebaskan mereka dari belenggu Mesir dan membawa mereka ke tanah perjanjian. Kiranya tujuan peristiwa Keluaran terjadi juga dalam hidup kita, yaitu semakin akrab dengan Tuhan, yang membebaskan kita dari dosa.

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/06/01/

Sumber : www.sabda.org

Sabtu, 1 Juni 2013 - TAK BERTERIMA KASIH (Lukas 6:27-36)

  Tampilan cetakSabtu, 1 Juni 2013

Bacaan   : Lukas 6:27-36Setahun : Ezra 1-2Nats       : Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. (Lukas 6:35)

Seorang gelandangan diundang ke rumah seorang kaya yang baik hati. Sambil mengganti pakaiannya yang dekil dengan pakaian baru yang diberi tuan rumah, ia berkata, "Ini baju yang bagus, namun saya tidak terlalu suka warna garis-garisnya!" Ketika menyantap hidangan, ia berkata, "Ini makanan yang enak, hanya saja ikan panggangnya terlalu gosong. Supnya pasti lebih enak kalau ditambah sedikit lagi merica. Dan, es buahnya akan lebih nikmat kalau ditambah sirup rasa leci." Ketika ia dipersilakan beristirahat di kamar, ia berkata, "Ini kamar yang mewah, lengkap dengan pendingin ruangan. Hanya saja, kasurnya kurang tebal!" Sikap yang konyol, bukan?

Akan tetapi, jika dicermati, manusia kerap bersikap seperti si gelandangan itu terhadap Allah yang mahabaik. Kebanyakan orang cenderung tidak tahu berterima kasih kepada-Nya. Mereka lupa bersyukur pada saat tengah dilingkupi kebahagiaan. Sebaliknya, mereka mulai mempertanyakan kebaikan Tuhan ketika hal buruk menimpa mereka. Tidak jarang orang menganggap dirinya terlalu saleh sehingga tidak pantas mengalami penderitaan tertentu. "Saya sudah setia melayani Tuhan, tetapi mengapa Tuhan mengizinkan musibah ini menimpa keluarga saya?" kata mereka.

Bagaimana mengatasinya? Dengan menyadari bahwa kita diberi anugerah oleh Tuhan karena kebaikan-Nya, bukan karena kehebatan diri kita. Kesadaran ini mendorong kita untuk bersyukur kepada-Nya dan berbelas kasihan pada orang yang tidak tahu berterima kasih pada kita. --Hembang Tambun

MENYADARI KETIDAKLAYAKAN KITA DALAM MENERIMA ANUGERAHAKAN MEMENUHI HATI KITA DENGAN RASA SYUKUR YANG BERLIMPAH.

Anda diberkati melalui Renungan Harian?Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/06/01/

Sumber : www.sabda.org

Mazmur 22:1-31 (TB)

Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Rusa di kala fajar. Mazmur Daud. (22-2) Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku. (22-3) Allahku, aku berseru-seru pada waktu siang, tetapi Engkau tidak menjawab, dan pada waktu malam, tetapi tidak juga aku tenang. (22-4) Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel. (22-5) Kepada-Mu nenek moyang kami percaya; mereka percaya, dan Engkau meluputkan mereka. (22-6) Kepada-Mu mereka berseru-seru, dan mereka terluput; kepada-Mu mereka percaya, dan mereka tidak mendapat malu. (22-7) Tetapi aku ini ulat dan bukan orang, cela bagi manusia, dihina oleh orang banyak. (22-8) Semua yang melihat aku mengolok-olok aku, mereka mencibirkan bibirnya, menggelengkan kepalanya: (22-9) "Ia menyerah kepada TUHAN; biarlah Dia yang meluputkannya, biarlah Dia yang melepaskannya! Bukankah Dia berkenan kepadanya?" (22-10) Ya, Engkau yang mengeluarkan aku dari kandungan; Engkau yang membuat aku aman pada dada ibuku. (22-11) Kepada-Mu aku diserahkan sejak aku lahir, sejak dalam kandungan ibuku Engkaulah Allahku. (22-12) Janganlah jauh dari padaku, sebab kesusahan telah dekat, dan tidak ada yang menolong. (22-13) Banyak lembu jantan mengerumuni aku; banteng-banteng dari Basan mengepung aku; (22-14) mereka mengangakan mulutnya terhadap aku seperti singa yang menerkam dan mengaum. (22-15) Seperti air aku tercurah, dan segala tulangku terlepas dari sendinya; hatiku menjadi seperti lilin, hancur luluh di dalam dadaku; (22-16) kekuatanku kering seperti beling, lidahku melekat pada langit-langit mulutku; dan dalam debu maut Kauletakkan aku. (22-17) Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku. (22-18) Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. (22-19) Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku. (22-20) Tetapi Engkau, TUHAN, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong aku! (22-21) Lepaskanlah aku dari pedang, dan nyawaku dari cengkeraman anjing. (22-22) Selamatkanlah aku dari mulut singa, dan dari tanduk banteng. Engkau telah menjawab aku! (22-23) Aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah: (22-24) kamu yang takut akan TUHAN, pujilah Dia, hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia, dan gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel! (22-25) Sebab Ia tidak memandang hina ataupun merasa jijik kesengsaraan orang yang tertindas, dan Ia tidak menyembunyikan wajah-Nya kepada orang itu, dan Ia mendengar ketika orang itu berteriak minta tolong kepada-Nya. (22-26) Karena Engkau aku memuji-muji dalam jemaah yang besar; nazarku akan kubayar di depan mereka yang takut akan Dia. (22-27) Orang yang rendah hati akan makan dan kenyang, orang yang mencari TUHAN akan memuji-muji Dia; biarlah hatimu hidup untuk selamanya! (22-28) Segala ujung bumi akan mengingatnya dan berbalik kepada TUHAN; dan segala kaum dari bangsa-bangsa akan sujud menyembah di hadapan-Nya. (22-29) Sebab Tuhanlah yang empunya kerajaan, Dialah yang memerintah atas bangsa-bangsa. (22-30) Ya, kepada-Nya akan sujud menyembah semua orang sombong di bumi, di hadapan-Nya akan berlutut semua orang yang turun ke dalam debu, dan orang yang tidak dapat menyambung hidup. (22-31) Anak-anak cucu akan beribadah kepada-Nya, dan akan menceritakan tentang TUHAN kepada angkatan yang akan datang. (22-32) Mereka akan memberitakan keadilan-Nya kepada bangsa yang akan lahir nanti, sebab Ia telah melakukannya.

Sumber : sabdaweb.sabda.org

Mazmur 22:1-31 (TB)

Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Rusa di kala fajar. Mazmur Daud. (22-2) Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku. (22-3) Allahku, aku berseru-seru pada waktu siang, tetapi Engkau tidak menjawab, dan pada waktu malam, tetapi tidak juga aku tenang. (22-4) Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel. (22-5) Kepada-Mu nenek moyang kami percaya; mereka percaya, dan Engkau meluputkan mereka. (22-6) Kepada-Mu mereka berseru-seru, dan mereka terluput; kepada-Mu mereka percaya, dan mereka tidak mendapat malu. (22-7) Tetapi aku ini ulat dan bukan orang, cela bagi manusia, dihina oleh orang banyak. (22-8) Semua yang melihat aku mengolok-olok aku, mereka mencibirkan bibirnya, menggelengkan kepalanya: (22-9) "Ia menyerah kepada TUHAN; biarlah Dia yang meluputkannya, biarlah Dia yang melepaskannya! Bukankah Dia berkenan kepadanya?" (22-10) Ya, Engkau yang mengeluarkan aku dari kandungan; Engkau yang membuat aku aman pada dada ibuku. (22-11) Kepada-Mu aku diserahkan sejak aku lahir, sejak dalam kandungan ibuku Engkaulah Allahku. (22-12) Janganlah jauh dari padaku, sebab kesusahan telah dekat, dan tidak ada yang menolong. (22-13) Banyak lembu jantan mengerumuni aku; banteng-banteng dari Basan mengepung aku; (22-14) mereka mengangakan mulutnya terhadap aku seperti singa yang menerkam dan mengaum. (22-15) Seperti air aku tercurah, dan segala tulangku terlepas dari sendinya; hatiku menjadi seperti lilin, hancur luluh di dalam dadaku; (22-16) kekuatanku kering seperti beling, lidahku melekat pada langit-langit mulutku; dan dalam debu maut Kauletakkan aku. (22-17) Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku. (22-18) Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. (22-19) Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku. (22-20) Tetapi Engkau, TUHAN, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong aku! (22-21) Lepaskanlah aku dari pedang, dan nyawaku dari cengkeraman anjing. (22-22) Selamatkanlah aku dari mulut singa, dan dari tanduk banteng. Engkau telah menjawab aku! (22-23) Aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah: (22-24) kamu yang takut akan TUHAN, pujilah Dia, hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia, dan gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel! (22-25) Sebab Ia tidak memandang hina ataupun merasa jijik kesengsaraan orang yang tertindas, dan Ia tidak menyembunyikan wajah-Nya kepada orang itu, dan Ia mendengar ketika orang itu berteriak minta tolong kepada-Nya. (22-26) Karena Engkau aku memuji-muji dalam jemaah yang besar; nazarku akan kubayar di depan mereka yang takut akan Dia. (22-27) Orang yang rendah hati akan makan dan kenyang, orang yang mencari TUHAN akan memuji-muji Dia; biarlah hatimu hidup untuk selamanya! (22-28) Segala ujung bumi akan mengingatnya dan berbalik kepada TUHAN; dan segala kaum dari bangsa-bangsa akan sujud menyembah di hadapan-Nya. (22-29) Sebab Tuhanlah yang empunya kerajaan, Dialah yang memerintah atas bangsa-bangsa. (22-30) Ya, kepada-Nya akan sujud menyembah semua orang sombong di bumi, di hadapan-Nya akan berlutut semua orang yang turun ke dalam debu, dan orang yang tidak dapat menyambung hidup. (22-31) Anak-anak cucu akan beribadah kepada-Nya, dan akan menceritakan tentang TUHAN kepada angkatan yang akan datang. (22-32) Mereka akan memberitakan keadilan-Nya kepada bangsa yang akan lahir nanti, sebab Ia telah melakukannya.

Sumber : sabdaweb.sabda.org

Sabtu, 1 Juni 2013 - Semakin akrab dengan Tuhan (Keluaran 6:1-12)

  Tampilan cetakSabtu, 1 Juni 2013

Judul: Semakin akrab dengan TuhanAlkitab sering memakai nama Allah yang berbeda untuk menekankan karakteristik Allah yang berbeda, yang dinyatakan melalui nama-nama yang berbeda. Dalam kitab Keluaran nama yang hendak dinyatakan adalah nama Yahweh (diterjemahkan dengan TUHAN atau ALLAH dalam LAI). Nama ini kita jumpai dalam pasal 3 ketika Musa bertanya siapa nama Allah, dan Allah menjawab bahwa namanya adalah Yahweh (TUHAN, Kel 3:15), dan nama itu artinya "AKU ADALAH AKU" (Kel 3:14). Perhatikan, Allah mengatakan bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak, dan Yakub sebagai Allah yang Mahakuasa (terjemahan dari nama El-Shaddai), tetapi dengan nama TUHAN Ia belum menyatakan diri (2). Apakah Abraham, Ishak, dan Yakub belum tahu tentang nama TUHAN? Ternyata mereka sudah tahu, bahkan Abraham telah memanggil Allah dengan nama TUHAN (Kej 12:8). Lalu apa arti pernyataan Allah ini?

Karena Abraham sudah tahu tentang nama TUHAN, berarti yang Allah maksud bukan bahwa nama tersebut tidak diketahui Abraham, tetapi bahwa Ia belum menyatakan arti nama itu. Arti nama TUHAN/Yahweh akan Ia nyatakan melalui tindakan-Nya dalam peristiwa Keluaran. Allah akan menunjukkan nama TUHAN dengan membebaskan orang Israel dari kerja paksa orang Mesir dan membawa mereka keluar dari Mesir ke tanah perjanjian (5-7).

Melalui semua itu, para ahli melihat bahwa jika nama Allah (terjemahan dari nama Elohim) menekankan Allah yang Mahakuasa, yang mencipta langit dan bumi, yang berkuasa atas bangsa-bangsa, maka nama Yahweh (TUHAN/ALLAH) menekankan bahwa Ia adalah Allah dari umat perjanjian-Nya, yang menyelamatkan dan memberikan Taurat kepada umat, seperti yang Allah lakukan dalam peristiwa Keluaran.

Dengan demikian tujuan dari peristiwa Keluaran adalah supaya umat mengenal Tuhan dengan akrab yang adalah Allah mereka, yang membebaskan mereka dari belenggu Mesir dan membawa mereka ke tanah perjanjian. Kiranya tujuan peristiwa Keluaran terjadi juga dalam hidup kita, yaitu semakin akrab dengan Tuhan, yang membebaskan kita dari dosa.

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/06/01/

Sumber : www.sabda.org

HEBRON: Upah Kesetiaan Kaleb (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Juni 2013 - Baca:  Ulangan 1:34-40 "kecuali Kaleb bin Yefune. Dialah yang akan melihat negeri itu dan kepadanya dan kepada anak-anaknya akan Kuberikan negeri yang diinjaknya itu, karena dengan sepenuh hati ia mengikuti TUHAN."  Ulangan 1:36

Sampai hari ini masih ada orang yang berpikir bahwa mengikut Tuhan dengan setia tidak ada untungnya sama sekali.  Mereka berkata tidak usah rajin-rajin amat ke gereja, tidak usah terlalu suci, yang biasa-biasa aja;  tidak ada untungnya.  Mereka menyodorkan bahwa hidup mereka tidak ada peningkatan, tetap saja.  Sementara orang-orang di luar sana hidupnya baik-baik saja dan happy.  Benarkah?

     Kepada jemaat di Korintus Rasul Paulus mengingatkan,  "...saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia."  (1 Korintus 15:58).  Jadi  "Dalam tiap jerih payah ada keuntungan,"  (Amsal 14:23).

     Kaleb, yang begitu setia mengiring Tuhan, adalah salah satu dari dua belas orang pengintai yang diutus Musa untuk memata-matai negeri Kanaan selama empat puluh hari lamanya.  "Aku berumur empat puluh tahun, ketika aku disuruh Musa, hamba TUHAN itu, dari Kadesh-Barnea untuk mengintai negeri ini; dan aku pulang membawa kabar kepadanya yang sejujur-jujurnya. Sedang saudara-saudaraku, yang bersama-sama pergi ke sana dengan aku, membuat tawar hati bangsa itu, aku tetap mengikuti TUHAN, Allahku, dengan sepenuh hati."  (Yosua 14:7-8).  Ketika sepuluh pengintai dikuasai oleh rasa pesimis serta putus asa, Kaleb dan Yosua justru menunjukkan sikap hati yang berbeda.  Keduanya memiliki iman yang teguh sehingga tidak terpengaruh oleh keadaan yang ada.  Dalam Ibrani 11:1 dikatakan bahwa  "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat."  Kaleb dan Yosua sangat percaya bahwa negeri yang diintainya itu dapat ditaklukkan dan akan diberikan kepada bangsa Israel.  Hal ini membuat mereka dicemooh dan dimusuhi oleh banyak orang.  Namun inilah harga yang harus dibayar!  Tertulis:  "...segenap umat itu mengancam hendak melontari kedua orang itu dengan batu. Tetapi tampaklah kemuliaan TUHAN di Kemah Pertemuan kepada semua orang Israel."  (Bilangan 14:10).  Tuhan tidak tinggal diam, Ia menunjukkan kuasaNya dengan melindungi Kaleb dan Yosua.  (Bersambung)

Sumber : airhidupblog.blogspot.com

Jumat, 31 Mei 2013 - GURU TERBAIK (1 Tawarikh 14:8-17)

  Tampilan cetakJumat, 31 Mei 2013

Bacaan   : 1 Tawarikh 14:8-17Setahun : 2 Tawarikh 34-36Nats       : Maka bertanyalah lagi Daud kepada Allah, lalu Allah menjawab: "Janganlah maju di belakang mereka..." (1 Tawarikh 14:14)

Menurut pepatah, "Pengalaman adalah guru yang terbaik." Kita menyebutnya "guru" karena pengalaman dapat memberikan banyak pembelajaran dalam hidup. Ketika menghadapi sebuah masalah, misalnya, acapkali kita memakai pengalaman masa lalu sebagai acuan untuk menyelesaikannya. Namun, apakah pengalaman masa lalu itu merupakan jaminan terbaik bahwa kita akan mendapatkan jalan ketika kita menghadapi masalah yang serupa? Belum tentu!

Daud tidak memakai pengalaman masa lalunya untuk mengatasi masalah meskipun ia menghadapi masalah yang sama. Sewaktu menghadapi serangan dari bangsa Filistin, ia bertanya kepada Tuhan apakah diizinkan untuk maju berperang (ay. 10). Tuhan menyuruhnya maju berperang dan Daud menaatinya. Ia mengalami kemenangan. Beberapa waktu kemudian musuh yang sama kembali menyerang. Namun, Daud tidak langsung maju berperang. Lagi-lagi ia bertanya kepada Tuhan. Dan Tuhan ternyata menunjukkan cara yang sama sekali berbeda dari cara pertama. Kembali, ketaatannya pada petunjuk Tuhan memberinya kemenangan (ay. 14-16). Daud mengambil langkah yang tepat dalam mengatasi masalahnya. Daud tidak mengandalkan pengalaman, melainkan mengandalkan bimbingan Tuhan.

Siapakah yang akan kita andalkan saat menghadapi masalah? Pengalaman atau Tuhan? Nyatalah bahwa pengalaman bukan guru terbaik untuk mengatasi masalah. Hanya Tuhanlah sumber jalan keluar yang andal. Tuhanlah guru terbaik! Ketika kita bertanya kepada-Nya, Dia pasti akan memberikan petunjuk yang terbaik dan akurat. --SYS

GURU TERBAIK UNTUK MENGATASI SETIAP MASALAH KITA:TUHAN!

Anda diberkati melalui Renungan Harian?Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/05/31/

Sumber : www.sabda.org

Mazmur 19:1-14 (TB)

Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. (19-2) Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; (19-3) hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. (19-4) Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; (19-5) tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari, (19-6) yang keluar bagaikan pengantin laki-laki yang keluar dari kamarnya, girang bagaikan pahlawan yang hendak melakukan perjalanannya. (19-7) Dari ujung langit ia terbit, dan ia beredar sampai ke ujung yang lain; tidak ada yang terlindung dari panas sinarnya. (19-8) Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. (19-9) Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya. (19-10) Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya, (19-11) lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah. (19-12) Lagipula hamba-Mu diperingatkan oleh semuanya itu, dan orang yang berpegang padanya mendapat upah yang besar. (19-13) Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan? Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari. (19-14) Lindungilah hamba-Mu, juga terhadap orang yang kurang ajar; janganlah mereka menguasai aku! Maka aku menjadi tak bercela dan bebas dari pelanggaran besar. (19-15) Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku.

Sumber : sabdaweb.sabda.org

Mazmur 19:1-14 (TB)

Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. (19-2) Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; (19-3) hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. (19-4) Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; (19-5) tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari, (19-6) yang keluar bagaikan pengantin laki-laki yang keluar dari kamarnya, girang bagaikan pahlawan yang hendak melakukan perjalanannya. (19-7) Dari ujung langit ia terbit, dan ia beredar sampai ke ujung yang lain; tidak ada yang terlindung dari panas sinarnya. (19-8) Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. (19-9) Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya. (19-10) Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya, (19-11) lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah. (19-12) Lagipula hamba-Mu diperingatkan oleh semuanya itu, dan orang yang berpegang padanya mendapat upah yang besar. (19-13) Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan? Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari. (19-14) Lindungilah hamba-Mu, juga terhadap orang yang kurang ajar; janganlah mereka menguasai aku! Maka aku menjadi tak bercela dan bebas dari pelanggaran besar. (19-15) Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku.

Sumber : sabdaweb.sabda.org

Jumat, 31 Mei 2013 - Peperangan rohani (Keluaran 5:1-24)

  Tampilan cetakJumat, 31 Mei 2013

Judul: Peperangan rohaniDalam dunia kuno, ketika dua bangsa bertempur maka yang terutama bertempur adalah allah-allah sesembahan bangsa itu. Maka kita perlu melihat bahwa pertempuran yang terjadi dalam kitab Keluaran adalah pertempuran antara Allah Israel dengan para allah Mesir.

Firaun merupakan salah satu allah Mesir dan karenanya tidak mengherankan bila Firaun menyombongkan diri dengan tidak mau mengenal dan mengakui Yahweh. Ia berkata "Siapakah TUHAN (terjemahan dari kata Yahweh) itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi" (2). Bahkan dengan murka Firaun kemudian memberi perintah agar pekerjaan orang Israel diperberat. Orang Israel disuruh membuat batu bata dalam kuota yang sama, tetapi pekerjaan mereka ditambah dengan harus mengumpulkan jerami sendiri (7-8). Orang Israel tentu saja tidak dapat memenuhi tuntutan Firaun. Akibatnya, mandur-mandur Israel kemudian dipukul oleh pengerah-pengerah Firaun (14).

Para mandur yang dipukul kemudian marah kepada Musa dan Harun setelah mengetahui bahwa semua ini terjadi sebagai akibat pertemuan Musa dan Harun dengan Firaun. Musa kemudian juga kesal kepada Tuhan dan mengeluh bahwa Tuhan tidak melepaskan umat-Nya dari penderitaan tersebut. Namun sesungguhnya semua itu ada dalam rencana Tuhan, karena memang Tuhan akan memaksa Firaun untuk membiarkan umat-Nya pergi dengan tangan yang kuat (24).

Dalam kehidupan iman kita pun selalu ada peperangan rohani. Namun Allah tidak akan menyelamatkan kita dengan bernegosiasi dengan Iblis dan pengikutnya. Kita tidak perlu berkeluh kesah atau bersungut-sungut karena Allah akan menyelamatkan kita dengan tangan-Nya yang kuat, yaitu dengan mengalahkan Iblis dan pengikutnya. Dengan demikian kita harus melihat bahwa kesulitan yang kita alami dalam hidup -terutama ketika kita mau taat kepada Tuhan- merupakan hal yang wajar dan pasti terjadi karena memang akan ada peperangan rohani ketika kita mau taat kepada Allah.

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/05/31/

Sumber : www.sabda.org

Kamis, 30 Mei 2013

Mazmur 19:1-14 (TB)

Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. (19-2) Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; (19-3) hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. (19-4) Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; (19-5) tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari, (19-6) yang keluar bagaikan pengantin laki-laki yang keluar dari kamarnya, girang bagaikan pahlawan yang hendak melakukan perjalanannya. (19-7) Dari ujung langit ia terbit, dan ia beredar sampai ke ujung yang lain; tidak ada yang terlindung dari panas sinarnya. (19-8) Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. (19-9) Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya. (19-10) Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya, (19-11) lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah. (19-12) Lagipula hamba-Mu diperingatkan oleh semuanya itu, dan orang yang berpegang padanya mendapat upah yang besar. (19-13) Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan? Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari. (19-14) Lindungilah hamba-Mu, juga terhadap orang yang kurang ajar; janganlah mereka menguasai aku! Maka aku menjadi tak bercela dan bebas dari pelanggaran besar. (19-15) Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku.

Sumber : sabdaweb.sabda.org

Jumat, 31 Mei 2013 - GURU TERBAIK (1 Tawarikh 14:8-17)

  Tampilan cetakJumat, 31 Mei 2013

Bacaan   : 1 Tawarikh 14:8-17Setahun : 2 Tawarikh 34-36Nats       : Maka bertanyalah lagi Daud kepada Allah, lalu Allah menjawab: "Janganlah maju di belakang mereka..." (1 Tawarikh 14:14)

Menurut pepatah, "Pengalaman adalah guru yang terbaik." Kita menyebutnya "guru" karena pengalaman dapat memberikan banyak pembelajaran dalam hidup. Ketika menghadapi sebuah masalah, misalnya, acapkali kita memakai pengalaman masa lalu sebagai acuan untuk menyelesaikannya. Namun, apakah pengalaman masa lalu itu merupakan jaminan terbaik bahwa kita akan mendapatkan jalan ketika kita menghadapi masalah yang serupa? Belum tentu!

Daud tidak memakai pengalaman masa lalunya untuk mengatasi masalah meskipun ia menghadapi masalah yang sama. Sewaktu menghadapi serangan dari bangsa Filistin, ia bertanya kepada Tuhan apakah diizinkan untuk maju berperang (ay. 10). Tuhan menyuruhnya maju berperang dan Daud menaatinya. Ia mengalami kemenangan. Beberapa waktu kemudian musuh yang sama kembali menyerang. Namun, Daud tidak langsung maju berperang. Lagi-lagi ia bertanya kepada Tuhan. Dan Tuhan ternyata menunjukkan cara yang sama sekali berbeda dari cara pertama. Kembali, ketaatannya pada petunjuk Tuhan memberinya kemenangan (ay. 14-16). Daud mengambil langkah yang tepat dalam mengatasi masalahnya. Daud tidak mengandalkan pengalaman, melainkan mengandalkan bimbingan Tuhan.

Siapakah yang akan kita andalkan saat menghadapi masalah? Pengalaman atau Tuhan? Nyatalah bahwa pengalaman bukan guru terbaik untuk mengatasi masalah. Hanya Tuhanlah sumber jalan keluar yang andal. Tuhanlah guru terbaik! Ketika kita bertanya kepada-Nya, Dia pasti akan memberikan petunjuk yang terbaik dan akurat. --SYS

GURU TERBAIK UNTUK MENGATASI SETIAP MASALAH KITA:TUHAN!

Anda diberkati melalui Renungan Harian?Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/05/31/

Sumber : www.sabda.org

Jumat, 31 Mei 2013 - Peperangan rohani (Keluaran 5:1-24)

  Tampilan cetakJumat, 31 Mei 2013

Judul: Peperangan rohaniDalam dunia kuno, ketika dua bangsa bertempur maka yang terutama bertempur adalah allah-allah sesembahan bangsa itu. Maka kita perlu melihat bahwa pertempuran yang terjadi dalam kitab Keluaran adalah pertempuran antara Allah Israel dengan para allah Mesir.

Firaun merupakan salah satu allah Mesir dan karenanya tidak mengherankan bila Firaun menyombongkan diri dengan tidak mau mengenal dan mengakui Yahweh. Ia berkata "Siapakah TUHAN (terjemahan dari kata Yahweh) itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi" (2). Bahkan dengan murka Firaun kemudian memberi perintah agar pekerjaan orang Israel diperberat. Orang Israel disuruh membuat batu bata dalam kuota yang sama, tetapi pekerjaan mereka ditambah dengan harus mengumpulkan jerami sendiri (7-8). Orang Israel tentu saja tidak dapat memenuhi tuntutan Firaun. Akibatnya, mandur-mandur Israel kemudian dipukul oleh pengerah-pengerah Firaun (14).

Para mandur yang dipukul kemudian marah kepada Musa dan Harun setelah mengetahui bahwa semua ini terjadi sebagai akibat pertemuan Musa dan Harun dengan Firaun. Musa kemudian juga kesal kepada Tuhan dan mengeluh bahwa Tuhan tidak melepaskan umat-Nya dari penderitaan tersebut. Namun sesungguhnya semua itu ada dalam rencana Tuhan, karena memang Tuhan akan memaksa Firaun untuk membiarkan umat-Nya pergi dengan tangan yang kuat (24).

Dalam kehidupan iman kita pun selalu ada peperangan rohani. Namun Allah tidak akan menyelamatkan kita dengan bernegosiasi dengan Iblis dan pengikutnya. Kita tidak perlu berkeluh kesah atau bersungut-sungut karena Allah akan menyelamatkan kita dengan tangan-Nya yang kuat, yaitu dengan mengalahkan Iblis dan pengikutnya. Dengan demikian kita harus melihat bahwa kesulitan yang kita alami dalam hidup -terutama ketika kita mau taat kepada Tuhan- merupakan hal yang wajar dan pasti terjadi karena memang akan ada peperangan rohani ketika kita mau taat kepada Allah.

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/05/31/

Sumber : www.sabda.org

Mazmur 19:1-14 (TB)

Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. (19-2) Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; (19-3) hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. (19-4) Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; (19-5) tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari, (19-6) yang keluar bagaikan pengantin laki-laki yang keluar dari kamarnya, girang bagaikan pahlawan yang hendak melakukan perjalanannya. (19-7) Dari ujung langit ia terbit, dan ia beredar sampai ke ujung yang lain; tidak ada yang terlindung dari panas sinarnya. (19-8) Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. (19-9) Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya. (19-10) Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya, (19-11) lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah. (19-12) Lagipula hamba-Mu diperingatkan oleh semuanya itu, dan orang yang berpegang padanya mendapat upah yang besar. (19-13) Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan? Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari. (19-14) Lindungilah hamba-Mu, juga terhadap orang yang kurang ajar; janganlah mereka menguasai aku! Maka aku menjadi tak bercela dan bebas dari pelanggaran besar. (19-15) Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku.

Sumber : sabdaweb.sabda.org

Mazmur 19:1-14 (TB)

Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. (19-2) Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; (19-3) hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. (19-4) Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; (19-5) tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari, (19-6) yang keluar bagaikan pengantin laki-laki yang keluar dari kamarnya, girang bagaikan pahlawan yang hendak melakukan perjalanannya. (19-7) Dari ujung langit ia terbit, dan ia beredar sampai ke ujung yang lain; tidak ada yang terlindung dari panas sinarnya. (19-8) Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. (19-9) Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya. (19-10) Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya, (19-11) lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah. (19-12) Lagipula hamba-Mu diperingatkan oleh semuanya itu, dan orang yang berpegang padanya mendapat upah yang besar. (19-13) Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan? Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari. (19-14) Lindungilah hamba-Mu, juga terhadap orang yang kurang ajar; janganlah mereka menguasai aku! Maka aku menjadi tak bercela dan bebas dari pelanggaran besar. (19-15) Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku.

Sumber : sabdaweb.sabda.org

Jumat, 31 Mei 2013 - GURU TERBAIK (1 Tawarikh 14:8-17)

  Tampilan cetakJumat, 31 Mei 2013

Bacaan   : 1 Tawarikh 14:8-17Setahun : 2 Tawarikh 34-36Nats       : Maka bertanyalah lagi Daud kepada Allah, lalu Allah menjawab: "Janganlah maju di belakang mereka..." (1 Tawarikh 14:14)

Menurut pepatah, "Pengalaman adalah guru yang terbaik." Kita menyebutnya "guru" karena pengalaman dapat memberikan banyak pembelajaran dalam hidup. Ketika menghadapi sebuah masalah, misalnya, acapkali kita memakai pengalaman masa lalu sebagai acuan untuk menyelesaikannya. Namun, apakah pengalaman masa lalu itu merupakan jaminan terbaik bahwa kita akan mendapatkan jalan ketika kita menghadapi masalah yang serupa? Belum tentu!

Daud tidak memakai pengalaman masa lalunya untuk mengatasi masalah meskipun ia menghadapi masalah yang sama. Sewaktu menghadapi serangan dari bangsa Filistin, ia bertanya kepada Tuhan apakah diizinkan untuk maju berperang (ay. 10). Tuhan menyuruhnya maju berperang dan Daud menaatinya. Ia mengalami kemenangan. Beberapa waktu kemudian musuh yang sama kembali menyerang. Namun, Daud tidak langsung maju berperang. Lagi-lagi ia bertanya kepada Tuhan. Dan Tuhan ternyata menunjukkan cara yang sama sekali berbeda dari cara pertama. Kembali, ketaatannya pada petunjuk Tuhan memberinya kemenangan (ay. 14-16). Daud mengambil langkah yang tepat dalam mengatasi masalahnya. Daud tidak mengandalkan pengalaman, melainkan mengandalkan bimbingan Tuhan.

Siapakah yang akan kita andalkan saat menghadapi masalah? Pengalaman atau Tuhan? Nyatalah bahwa pengalaman bukan guru terbaik untuk mengatasi masalah. Hanya Tuhanlah sumber jalan keluar yang andal. Tuhanlah guru terbaik! Ketika kita bertanya kepada-Nya, Dia pasti akan memberikan petunjuk yang terbaik dan akurat. --SYS

GURU TERBAIK UNTUK MENGATASI SETIAP MASALAH KITA:TUHAN!

Anda diberkati melalui Renungan Harian?Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/05/31/

Sumber : www.sabda.org

Jumat, 31 Mei 2013 - Peperangan rohani (Keluaran 5:1-24)

  Tampilan cetakJumat, 31 Mei 2013

Judul: Peperangan rohaniDalam dunia kuno, ketika dua bangsa bertempur maka yang terutama bertempur adalah allah-allah sesembahan bangsa itu. Maka kita perlu melihat bahwa pertempuran yang terjadi dalam kitab Keluaran adalah pertempuran antara Allah Israel dengan para allah Mesir.

Firaun merupakan salah satu allah Mesir dan karenanya tidak mengherankan bila Firaun menyombongkan diri dengan tidak mau mengenal dan mengakui Yahweh. Ia berkata "Siapakah TUHAN (terjemahan dari kata Yahweh) itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi" (2). Bahkan dengan murka Firaun kemudian memberi perintah agar pekerjaan orang Israel diperberat. Orang Israel disuruh membuat batu bata dalam kuota yang sama, tetapi pekerjaan mereka ditambah dengan harus mengumpulkan jerami sendiri (7-8). Orang Israel tentu saja tidak dapat memenuhi tuntutan Firaun. Akibatnya, mandur-mandur Israel kemudian dipukul oleh pengerah-pengerah Firaun (14).

Para mandur yang dipukul kemudian marah kepada Musa dan Harun setelah mengetahui bahwa semua ini terjadi sebagai akibat pertemuan Musa dan Harun dengan Firaun. Musa kemudian juga kesal kepada Tuhan dan mengeluh bahwa Tuhan tidak melepaskan umat-Nya dari penderitaan tersebut. Namun sesungguhnya semua itu ada dalam rencana Tuhan, karena memang Tuhan akan memaksa Firaun untuk membiarkan umat-Nya pergi dengan tangan yang kuat (24).

Dalam kehidupan iman kita pun selalu ada peperangan rohani. Namun Allah tidak akan menyelamatkan kita dengan bernegosiasi dengan Iblis dan pengikutnya. Kita tidak perlu berkeluh kesah atau bersungut-sungut karena Allah akan menyelamatkan kita dengan tangan-Nya yang kuat, yaitu dengan mengalahkan Iblis dan pengikutnya. Dengan demikian kita harus melihat bahwa kesulitan yang kita alami dalam hidup -terutama ketika kita mau taat kepada Tuhan- merupakan hal yang wajar dan pasti terjadi karena memang akan ada peperangan rohani ketika kita mau taat kepada Allah.

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/05/31/

Sumber : www.sabda.org

MEMBUKA TANAH BARU (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Mei 2013 - Baca:  Hosea 10:9-15 "Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah menurut kasih setia! Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan."  Hosea 10:12

Masih banyak orang Kristen yang mudah sekali tersinggung dan marah ketika mendengar firman Tuhan yang keras.  Lalu kita pun mogok tidak mau pergi ke gereja, atau tetap beribadah tapi kita pindah ke gereja lain.  Inilah gambaran dari hati yang keras!  Kita tidak mau menerima teguran!  Hati yang demikian harus dibongkar dan diolah kembali, kalau tidak, meski ditaburi benih firman apa pun juga tetap saja hasilnya akan nihil, sebab firman yang mereka dengar berlalu begitu saja dan tidak tertanam di dalam hati.

     Yakobus memperingatkan,  "...hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri."  (Yakobus 1:22).  Karena itu milikilah hati yang mau dibentuk dan jangan terus-terusan mengeluh, bersungut-sungut dan memberontak ketika mata bajak Tuhan turun untuk mengolah hidup kita.  Tertulis:  "Setiap harikah orang membajak, mencangkul dan menyisir tanahnya untuk menabur? Bukankah setelah meratakan tanahnya, ia menyerakkan jintan hitam dan menebarkan jintan putih, menaruh gandum jawawut dan jelai kehitam-hitaman dan sekoi di pinggirnya?"  (Yesaya 28:24-25).

     Jadi proses pembentukan dari Tuhan itu ada waktunya;  selama kita mau tunduk, proses itu akan segera selesai.  Bangsa Israel harus berputar-putar selama 40 tahun di padang gurun dan mengalami pembentukan keras dari Tuhan karena mereka tegar tengkuk dan selalu memberontak kepada Tuhan.  Bila kita punya penyerahan diri penuh kepada Tuhan, aliran-aliran airNya (Roh Kudus) akan dicurahkan atas kita sehingga tanah hati kita menjadi lunak (gembur) dan siap untuk ditaburi benih firmanNya.  Alkitab menyatakan bahwa benih "Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."  (Lukas 8:15) dan "...setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat."  (Lukas 8:8).

Hanya tanah hati yang baik yang akan menghasilkan tuaian berlipatkali ganda dan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan!

Sumber : airhidupblog.blogspot.com

Jumat, 31 Mei 2013 - Peperangan rohani (Keluaran 5:1-24)

  Tampilan cetakJumat, 31 Mei 2013

Judul: Peperangan rohaniDalam dunia kuno, ketika dua bangsa bertempur maka yang terutama bertempur adalah allah-allah sesembahan bangsa itu. Maka kita perlu melihat bahwa pertempuran yang terjadi dalam kitab Keluaran adalah pertempuran antara Allah Israel dengan para allah Mesir.

Firaun merupakan salah satu allah Mesir dan karenanya tidak mengherankan bila Firaun menyombongkan diri dengan tidak mau mengenal dan mengakui Yahweh. Ia berkata "Siapakah TUHAN (terjemahan dari kata Yahweh) itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi" (2). Bahkan dengan murka Firaun kemudian memberi perintah agar pekerjaan orang Israel diperberat. Orang Israel disuruh membuat batu bata dalam kuota yang sama, tetapi pekerjaan mereka ditambah dengan harus mengumpulkan jerami sendiri (7-8). Orang Israel tentu saja tidak dapat memenuhi tuntutan Firaun. Akibatnya, mandur-mandur Israel kemudian dipukul oleh pengerah-pengerah Firaun (14).

Para mandur yang dipukul kemudian marah kepada Musa dan Harun setelah mengetahui bahwa semua ini terjadi sebagai akibat pertemuan Musa dan Harun dengan Firaun. Musa kemudian juga kesal kepada Tuhan dan mengeluh bahwa Tuhan tidak melepaskan umat-Nya dari penderitaan tersebut. Namun sesungguhnya semua itu ada dalam rencana Tuhan, karena memang Tuhan akan memaksa Firaun untuk membiarkan umat-Nya pergi dengan tangan yang kuat (24).

Dalam kehidupan iman kita pun selalu ada peperangan rohani. Namun Allah tidak akan menyelamatkan kita dengan bernegosiasi dengan Iblis dan pengikutnya. Kita tidak perlu berkeluh kesah atau bersungut-sungut karena Allah akan menyelamatkan kita dengan tangan-Nya yang kuat, yaitu dengan mengalahkan Iblis dan pengikutnya. Dengan demikian kita harus melihat bahwa kesulitan yang kita alami dalam hidup -terutama ketika kita mau taat kepada Tuhan- merupakan hal yang wajar dan pasti terjadi karena memang akan ada peperangan rohani ketika kita mau taat kepada Allah.

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/05/31/

Sumber : www.sabda.org

Jumat, 31 Mei 2013 - Peperangan rohani (Keluaran 5:1-24)

  Tampilan cetakJumat, 31 Mei 2013

Judul: Peperangan rohaniDalam dunia kuno, ketika dua bangsa bertempur maka yang terutama bertempur adalah allah-allah sesembahan bangsa itu. Maka kita perlu melihat bahwa pertempuran yang terjadi dalam kitab Keluaran adalah pertempuran antara Allah Israel dengan para allah Mesir.

Firaun merupakan salah satu allah Mesir dan karenanya tidak mengherankan bila Firaun menyombongkan diri dengan tidak mau mengenal dan mengakui Yahweh. Ia berkata "Siapakah TUHAN (terjemahan dari kata Yahweh) itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi" (2). Bahkan dengan murka Firaun kemudian memberi perintah agar pekerjaan orang Israel diperberat. Orang Israel disuruh membuat batu bata dalam kuota yang sama, tetapi pekerjaan mereka ditambah dengan harus mengumpulkan jerami sendiri (7-8). Orang Israel tentu saja tidak dapat memenuhi tuntutan Firaun. Akibatnya, mandur-mandur Israel kemudian dipukul oleh pengerah-pengerah Firaun (14).

Para mandur yang dipukul kemudian marah kepada Musa dan Harun setelah mengetahui bahwa semua ini terjadi sebagai akibat pertemuan Musa dan Harun dengan Firaun. Musa kemudian juga kesal kepada Tuhan dan mengeluh bahwa Tuhan tidak melepaskan umat-Nya dari penderitaan tersebut. Namun sesungguhnya semua itu ada dalam rencana Tuhan, karena memang Tuhan akan memaksa Firaun untuk membiarkan umat-Nya pergi dengan tangan yang kuat (24).

Dalam kehidupan iman kita pun selalu ada peperangan rohani. Namun Allah tidak akan menyelamatkan kita dengan bernegosiasi dengan Iblis dan pengikutnya. Kita tidak perlu berkeluh kesah atau bersungut-sungut karena Allah akan menyelamatkan kita dengan tangan-Nya yang kuat, yaitu dengan mengalahkan Iblis dan pengikutnya. Dengan demikian kita harus melihat bahwa kesulitan yang kita alami dalam hidup -terutama ketika kita mau taat kepada Tuhan- merupakan hal yang wajar dan pasti terjadi karena memang akan ada peperangan rohani ketika kita mau taat kepada Allah.

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/05/31/

Sumber : www.sabda.org

Mazmur 16:1-11 (TB)

Miktam. Dari Daud. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada TUHAN: "Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!" Orang-orang kudus yang ada di tanah ini, merekalah orang mulia yang selalu menjadi kesukaanku. Bertambah besar kesedihan orang-orang yang mengikuti allah lain; aku tidak akan ikut mempersembahkan korban curahan mereka yang dari darah, juga tidak akan menyebut-nyebut nama mereka di bibirku. Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku. Tali pengukur jatuh bagiku di tempat-tempat yang permai; ya, milik pusakaku menyenangkan hatiku. Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku. Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.

Sumber : sabdaweb.sabda.org

Mazmur 16:1-11 (TB)

Miktam. Dari Daud. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada TUHAN: "Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!" Orang-orang kudus yang ada di tanah ini, merekalah orang mulia yang selalu menjadi kesukaanku. Bertambah besar kesedihan orang-orang yang mengikuti allah lain; aku tidak akan ikut mempersembahkan korban curahan mereka yang dari darah, juga tidak akan menyebut-nyebut nama mereka di bibirku. Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku. Tali pengukur jatuh bagiku di tempat-tempat yang permai; ya, milik pusakaku menyenangkan hatiku. Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku. Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.

Sumber : sabdaweb.sabda.org

Kamis, 30 Mei 2013 - BUAH APA? (Yohanes 15:1-8)

  Tampilan cetakKamis, 30 Mei 2013

Bacaan   : Yohanes 15:1-8Setahun : 2 Tawarikh 31-33Nats       : Dalam hal inilah Bapa-Ku dimuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku. (Yohanes 15:8)

Suatu kali setelah seorang pendeta berkhotbah, seorang ahli bahasa menghampiri dia. Ahli bahasa ini mengatakan bahwa ia mencatat banyak sekali kesalahan yang pendeta tersebut lakukan dalam menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pendeta itu menjawab, "Dengan kebodohan saya, saya telah mencoba sedapat mungkin untuk melayani Tuhan. Dengan kepandaian Anda, apa yang sudah Anda perbuat bagi Tuhan?"

Sebanyak 7 kali kata berbuah disebutkan dalam perikop ini. Hal ini menunjukkan betapa besarnya keinginan Tuhan agar setiap orang Kristen menghasilkan banyak buah bagi-Nya. Tuhan Yesus menegaskan, berbuah adalah salah satu ciri dari seorang pengikut Kristus (ay. 8). Adapun yang perlu kita lakukan untuk dapat berbuah adalah tinggal di dalam Tuhan Yesus (ay. 4-5). Adanya hubungan yang hidup dan erat antara kita dan Tuhan Yesus itulah yang menjadikan hidup kita berbuah. Adapun yang menjadi bagian Tuhan adalah membersihkan kita agar lebih banyak berbuah (ay. 2).

Tuhan menginginkan hidup kita menghasilkan buah bagi-Nya. Buah yang seperti apa? Kehidupan yang berubah dan perbuatan yang memuliakan nama Tuhan. Sudahkah kita berbuah bagi Tuhan? Membawa jiwa kepada Tuhan, memancarkan kasih dalam tindakan nyata sehari-hari, mengerjakan tugas dengan jujur, itu adalah beberapa contoh perbuatan yang memuliakan Tuhan kita. Karena itu, tinggallah di dalam Kristus, bangunlah hubungan yang erat dengan Dia, agar buah-Nya semakin nyata dalam hidup kita. --IRF

KITA ADALAH RANTING, YANG HANYA BERBUAHDENGAN MELEKAT PADA POKOK ANGGUR.

Anda diberkati melalui Renungan Harian?Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/05/30/

Sumber : www.sabda.org

Mazmur 16:1-11 (TB)

Miktam. Dari Daud. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada TUHAN: "Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!" Orang-orang kudus yang ada di tanah ini, merekalah orang mulia yang selalu menjadi kesukaanku. Bertambah besar kesedihan orang-orang yang mengikuti allah lain; aku tidak akan ikut mempersembahkan korban curahan mereka yang dari darah, juga tidak akan menyebut-nyebut nama mereka di bibirku. Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku. Tali pengukur jatuh bagiku di tempat-tempat yang permai; ya, milik pusakaku menyenangkan hatiku. Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku. Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.

Sumber : sabdaweb.sabda.org

Rabu, 29 Mei 2013

Kamis, 30 Mei 2013 - BUAH APA? (Yohanes 15:1-8)

  Tampilan cetakKamis, 30 Mei 2013

Bacaan   : Yohanes 15:1-8Setahun : 2 Tawarikh 31-33Nats       : Dalam hal inilah Bapa-Ku dimuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku. (Yohanes 15:8)

Suatu kali setelah seorang pendeta berkhotbah, seorang ahli bahasa menghampiri dia. Ahli bahasa ini mengatakan bahwa ia mencatat banyak sekali kesalahan yang pendeta tersebut lakukan dalam menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pendeta itu menjawab, "Dengan kebodohan saya, saya telah mencoba sedapat mungkin untuk melayani Tuhan. Dengan kepandaian Anda, apa yang sudah Anda perbuat bagi Tuhan?"

Sebanyak 7 kali kata berbuah disebutkan dalam perikop ini. Hal ini menunjukkan betapa besarnya keinginan Tuhan agar setiap orang Kristen menghasilkan banyak buah bagi-Nya. Tuhan Yesus menegaskan, berbuah adalah salah satu ciri dari seorang pengikut Kristus (ay. 8). Adapun yang perlu kita lakukan untuk dapat berbuah adalah tinggal di dalam Tuhan Yesus (ay. 4-5). Adanya hubungan yang hidup dan erat antara kita dan Tuhan Yesus itulah yang menjadikan hidup kita berbuah. Adapun yang menjadi bagian Tuhan adalah membersihkan kita agar lebih banyak berbuah (ay. 2).

Tuhan menginginkan hidup kita menghasilkan buah bagi-Nya. Buah yang seperti apa? Kehidupan yang berubah dan perbuatan yang memuliakan nama Tuhan. Sudahkah kita berbuah bagi Tuhan? Membawa jiwa kepada Tuhan, memancarkan kasih dalam tindakan nyata sehari-hari, mengerjakan tugas dengan jujur, itu adalah beberapa contoh perbuatan yang memuliakan Tuhan kita. Karena itu, tinggallah di dalam Kristus, bangunlah hubungan yang erat dengan Dia, agar buah-Nya semakin nyata dalam hidup kita. --IRF

KITA ADALAH RANTING, YANG HANYA BERBUAHDENGAN MELEKAT PADA POKOK ANGGUR.

Anda diberkati melalui Renungan Harian?Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/05/30/

Sumber : www.sabda.org

Mazmur 16:1-11 (TB)

Miktam. Dari Daud. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada TUHAN: "Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!" Orang-orang kudus yang ada di tanah ini, merekalah orang mulia yang selalu menjadi kesukaanku. Bertambah besar kesedihan orang-orang yang mengikuti allah lain; aku tidak akan ikut mempersembahkan korban curahan mereka yang dari darah, juga tidak akan menyebut-nyebut nama mereka di bibirku. Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku. Tali pengukur jatuh bagiku di tempat-tempat yang permai; ya, milik pusakaku menyenangkan hatiku. Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku. Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.

Sumber : sabdaweb.sabda.org

Kamis, 30 Mei 2013 - BUAH APA? (Yohanes 15:1-8)

  Tampilan cetakKamis, 30 Mei 2013

Bacaan   : Yohanes 15:1-8Setahun : 2 Tawarikh 31-33Nats       : Dalam hal inilah Bapa-Ku dimuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku. (Yohanes 15:8)

Suatu kali setelah seorang pendeta berkhotbah, seorang ahli bahasa menghampiri dia. Ahli bahasa ini mengatakan bahwa ia mencatat banyak sekali kesalahan yang pendeta tersebut lakukan dalam menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pendeta itu menjawab, "Dengan kebodohan saya, saya telah mencoba sedapat mungkin untuk melayani Tuhan. Dengan kepandaian Anda, apa yang sudah Anda perbuat bagi Tuhan?"

Sebanyak 7 kali kata berbuah disebutkan dalam perikop ini. Hal ini menunjukkan betapa besarnya keinginan Tuhan agar setiap orang Kristen menghasilkan banyak buah bagi-Nya. Tuhan Yesus menegaskan, berbuah adalah salah satu ciri dari seorang pengikut Kristus (ay. 8). Adapun yang perlu kita lakukan untuk dapat berbuah adalah tinggal di dalam Tuhan Yesus (ay. 4-5). Adanya hubungan yang hidup dan erat antara kita dan Tuhan Yesus itulah yang menjadikan hidup kita berbuah. Adapun yang menjadi bagian Tuhan adalah membersihkan kita agar lebih banyak berbuah (ay. 2).

Tuhan menginginkan hidup kita menghasilkan buah bagi-Nya. Buah yang seperti apa? Kehidupan yang berubah dan perbuatan yang memuliakan nama Tuhan. Sudahkah kita berbuah bagi Tuhan? Membawa jiwa kepada Tuhan, memancarkan kasih dalam tindakan nyata sehari-hari, mengerjakan tugas dengan jujur, itu adalah beberapa contoh perbuatan yang memuliakan Tuhan kita. Karena itu, tinggallah di dalam Kristus, bangunlah hubungan yang erat dengan Dia, agar buah-Nya semakin nyata dalam hidup kita. --IRF

KITA ADALAH RANTING, YANG HANYA BERBUAHDENGAN MELEKAT PADA POKOK ANGGUR.

Anda diberkati melalui Renungan Harian?Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/05/30/

Sumber : www.sabda.org

Mazmur 16:1-11 (TB)

Miktam. Dari Daud. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada TUHAN: "Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!" Orang-orang kudus yang ada di tanah ini, merekalah orang mulia yang selalu menjadi kesukaanku. Bertambah besar kesedihan orang-orang yang mengikuti allah lain; aku tidak akan ikut mempersembahkan korban curahan mereka yang dari darah, juga tidak akan menyebut-nyebut nama mereka di bibirku. Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku. Tali pengukur jatuh bagiku di tempat-tempat yang permai; ya, milik pusakaku menyenangkan hatiku. Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku. Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.

Sumber : sabdaweb.sabda.org

Kamis, 30 Mei 2013 - BUAH APA? (Yohanes 15:1-8)

  Tampilan cetakKamis, 30 Mei 2013

Bacaan   : Yohanes 15:1-8Setahun : 2 Tawarikh 31-33Nats       : Dalam hal inilah Bapa-Ku dimuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku. (Yohanes 15:8)

Suatu kali setelah seorang pendeta berkhotbah, seorang ahli bahasa menghampiri dia. Ahli bahasa ini mengatakan bahwa ia mencatat banyak sekali kesalahan yang pendeta tersebut lakukan dalam menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pendeta itu menjawab, "Dengan kebodohan saya, saya telah mencoba sedapat mungkin untuk melayani Tuhan. Dengan kepandaian Anda, apa yang sudah Anda perbuat bagi Tuhan?"

Sebanyak 7 kali kata berbuah disebutkan dalam perikop ini. Hal ini menunjukkan betapa besarnya keinginan Tuhan agar setiap orang Kristen menghasilkan banyak buah bagi-Nya. Tuhan Yesus menegaskan, berbuah adalah salah satu ciri dari seorang pengikut Kristus (ay. 8). Adapun yang perlu kita lakukan untuk dapat berbuah adalah tinggal di dalam Tuhan Yesus (ay. 4-5). Adanya hubungan yang hidup dan erat antara kita dan Tuhan Yesus itulah yang menjadikan hidup kita berbuah. Adapun yang menjadi bagian Tuhan adalah membersihkan kita agar lebih banyak berbuah (ay. 2).

Tuhan menginginkan hidup kita menghasilkan buah bagi-Nya. Buah yang seperti apa? Kehidupan yang berubah dan perbuatan yang memuliakan nama Tuhan. Sudahkah kita berbuah bagi Tuhan? Membawa jiwa kepada Tuhan, memancarkan kasih dalam tindakan nyata sehari-hari, mengerjakan tugas dengan jujur, itu adalah beberapa contoh perbuatan yang memuliakan Tuhan kita. Karena itu, tinggallah di dalam Kristus, bangunlah hubungan yang erat dengan Dia, agar buah-Nya semakin nyata dalam hidup kita. --IRF

KITA ADALAH RANTING, YANG HANYA BERBUAHDENGAN MELEKAT PADA POKOK ANGGUR.

Anda diberkati melalui Renungan Harian?Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/05/30/

Sumber : www.sabda.org

Mazmur 16:1-11 (TB)

Miktam. Dari Daud. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada TUHAN: "Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!" Orang-orang kudus yang ada di tanah ini, merekalah orang mulia yang selalu menjadi kesukaanku. Bertambah besar kesedihan orang-orang yang mengikuti allah lain; aku tidak akan ikut mempersembahkan korban curahan mereka yang dari darah, juga tidak akan menyebut-nyebut nama mereka di bibirku. Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku. Tali pengukur jatuh bagiku di tempat-tempat yang permai; ya, milik pusakaku menyenangkan hatiku. Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku. Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.

Sumber : sabdaweb.sabda.org

Mazmur 16:1-11 (TB)

Miktam. Dari Daud. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada TUHAN: "Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!" Orang-orang kudus yang ada di tanah ini, merekalah orang mulia yang selalu menjadi kesukaanku. Bertambah besar kesedihan orang-orang yang mengikuti allah lain; aku tidak akan ikut mempersembahkan korban curahan mereka yang dari darah, juga tidak akan menyebut-nyebut nama mereka di bibirku. Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku. Tali pengukur jatuh bagiku di tempat-tempat yang permai; ya, milik pusakaku menyenangkan hatiku. Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku. Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.

Sumber : sabdaweb.sabda.org

Mazmur 13:1-6 (TB)

Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. (13-2) Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku? (13-3) Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari? Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri atasku? (13-4) Pandanglah kiranya, jawablah aku, ya TUHAN, Allahku! Buatlah mataku bercahaya, supaya jangan aku tertidur dan mati, (13-5) supaya musuhku jangan berkata: "Aku telah mengalahkan dia," dan lawan-lawanku bersorak-sorak, apabila aku goyah. (13-6a) Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu. (13-6b) Aku mau menyanyi untuk TUHAN, karena Ia telah berbuat baik kepadaku.

Sumber : sabdaweb.sabda.org

Mazmur 13:1-6 (TB)

Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. (13-2) Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku? (13-3) Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari? Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri atasku? (13-4) Pandanglah kiranya, jawablah aku, ya TUHAN, Allahku! Buatlah mataku bercahaya, supaya jangan aku tertidur dan mati, (13-5) supaya musuhku jangan berkata: "Aku telah mengalahkan dia," dan lawan-lawanku bersorak-sorak, apabila aku goyah. (13-6a) Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu. (13-6b) Aku mau menyanyi untuk TUHAN, karena Ia telah berbuat baik kepadaku.

Sumber : sabdaweb.sabda.org

Rabu, 29 Mei 2013 - Tidak boleh ditolak (Keluaran 4:1-17)

  Tampilan cetakRabu, 29 Mei 2013

Judul: Tidak boleh ditolakTampaknya banyak paradoks dalam kehidupan Kristen yaitu hal-hal yang terlihat bertentangan, tetapi sesungguhnya tidak. Di satu pihak, kita harus sadar bahwa kita tidak layak dipakai Allah. Di pihak lain, kita harus menerima panggilan Allah dalam kesadaran bahwa kita tak layak.

Karena pengalaman pahitnya di masa lampau, saat saudara-saudaranya menolak kepemimpinannya (Kel 2:14), Musa mati-matian menolak panggilan Tuhan untuk membawa umat-Nya keluar dari Mesir. Allah kemudian memberikan dua tanda, yaitu tongkat yang mejadi ular dan tangan yang menjadi putih oleh kusta. Tanda ini dapat dilakukan Musa saat orang Israel meragukan panggilan Allah terhadap Musa. Bahkan Allah juga menjanjikan bahwa jika orang Israel masih tidak percaya, maka dia dapat mengubah air dari sungai Nil menjadi darah untuk meyakinkan mereka. Namun Musa tetap tidak mau percaya, dan malah berdalih bahwa ia tidak pandai bicara. Namun Tuhan masih dengan sabar mengatakan bahwa Dialah yang membuat lidah, maka Dia pula yang akan menyertai lidah Musa dan mengajari Musa tentang apa yang harus dia katakan. Namun Musa masih tetap tidak mau. Ia malah meminta Tuhan untuk mencari orang lain. Tentu saja ini membuat Tuhan murka dan berkata bahwa Ia telah mengutus Harun -kakak Musa- untuk menjadi juru bicara Musa. Nah, apa lagi alasan yang dicari-cari Musa? Maka pada akhirnya, Musa tidak dapat menghindari lagi panggilan Allah tersebut. Sayang sekali jika orang menerima pelayanan karena terpaksa atau dipaksa.

Dari penolakan Musa, kita belajar memahami bahwa kita memang tidak layak dipakai Allah. Namun jika kita yang tidak layak ini diperkenan Allah untuk melayani Dia maka kita seharusnya tidak menolak panggilan itu. Kita justru harus melihat panggilan Allah tersebut sebagai suatu hak istimewa dan anugerah yang perlu disyukuri. Jika Allah melayakkan dan memampukan kita untuk melayani Dia, maka tidak ada alasan bagi kita untuk menolak. Maka marilah melayani Tuhan sesuai dengan panggilan yang dipercayakan pada kita.

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/05/29/

Sumber : www.sabda.org

Selasa, 28 Mei 2013

Mazmur 13:1-6 (TB)

Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. (13-2) Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku? (13-3) Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari? Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri atasku? (13-4) Pandanglah kiranya, jawablah aku, ya TUHAN, Allahku! Buatlah mataku bercahaya, supaya jangan aku tertidur dan mati, (13-5) supaya musuhku jangan berkata: "Aku telah mengalahkan dia," dan lawan-lawanku bersorak-sorak, apabila aku goyah. (13-6a) Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu. (13-6b) Aku mau menyanyi untuk TUHAN, karena Ia telah berbuat baik kepadaku.

Sumber : sabdaweb.sabda.org

Rabu, 29 Mei 2013 - Tidak boleh ditolak (Keluaran 4:1-17)

  Tampilan cetakRabu, 29 Mei 2013

Judul: Tidak boleh ditolakTampaknya banyak paradoks dalam kehidupan Kristen yaitu hal-hal yang terlihat bertentangan, tetapi sesungguhnya tidak. Di satu pihak, kita harus sadar bahwa kita tidak layak dipakai Allah. Di pihak lain, kita harus menerima panggilan Allah dalam kesadaran bahwa kita tak layak.

Karena pengalaman pahitnya di masa lampau, saat saudara-saudaranya menolak kepemimpinannya (Kel 2:14), Musa mati-matian menolak panggilan Tuhan untuk membawa umat-Nya keluar dari Mesir. Allah kemudian memberikan dua tanda, yaitu tongkat yang mejadi ular dan tangan yang menjadi putih oleh kusta. Tanda ini dapat dilakukan Musa saat orang Israel meragukan panggilan Allah terhadap Musa. Bahkan Allah juga menjanjikan bahwa jika orang Israel masih tidak percaya, maka dia dapat mengubah air dari sungai Nil menjadi darah untuk meyakinkan mereka. Namun Musa tetap tidak mau percaya, dan malah berdalih bahwa ia tidak pandai bicara. Namun Tuhan masih dengan sabar mengatakan bahwa Dialah yang membuat lidah, maka Dia pula yang akan menyertai lidah Musa dan mengajari Musa tentang apa yang harus dia katakan. Namun Musa masih tetap tidak mau. Ia malah meminta Tuhan untuk mencari orang lain. Tentu saja ini membuat Tuhan murka dan berkata bahwa Ia telah mengutus Harun -kakak Musa- untuk menjadi juru bicara Musa. Nah, apa lagi alasan yang dicari-cari Musa? Maka pada akhirnya, Musa tidak dapat menghindari lagi panggilan Allah tersebut. Sayang sekali jika orang menerima pelayanan karena terpaksa atau dipaksa.

Dari penolakan Musa, kita belajar memahami bahwa kita memang tidak layak dipakai Allah. Namun jika kita yang tidak layak ini diperkenan Allah untuk melayani Dia maka kita seharusnya tidak menolak panggilan itu. Kita justru harus melihat panggilan Allah tersebut sebagai suatu hak istimewa dan anugerah yang perlu disyukuri. Jika Allah melayakkan dan memampukan kita untuk melayani Dia, maka tidak ada alasan bagi kita untuk menolak. Maka marilah melayani Tuhan sesuai dengan panggilan yang dipercayakan pada kita.

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/05/29/

Sumber : www.sabda.org

Rabu, 29 Mei 2013 - CARA PANDANG ALLAH (Hakim-hakim 6:11-24)

  Tampilan cetakRabu, 29 Mei 2013

Bacaan   : Hakim-hakim 6:11-24Setahun : 2 Tawarikh 28-30Nats       : Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan aku pun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku. (Hakim-hakim 6:15)

Tidak semua orang memiliki sikap percaya diri yang tinggi. Kebanyakan orang malah cenderung memandang rendah kemampuan dirinya. Kita merasa lebih lemah dari orang lain. Kita merasa belum cukup pengalaman. Atau, kita bukan berasal dari keluarga yang terkenal atau kaya.

Gideon mengalami krisis percaya diri ketika Allah hendak mengangkatnya sebagai hakim. Ketika malaikat Tuhan menyebutnya sebagai pahlawan yang gagah berani, jelas ia tidak percaya. Ia merasa tidak memiliki kemampuan untuk menyelamatkan bangsanya. Ia memandang kelemahan dirinya jika dibandingkan dengan kaum dan bangsanya. Namun, cara Allah memandang Gideon berbeda dari cara Gideon memandang dirinya. Allah mengukur kemampuan Gideon bukan dari usianya yang masih muda dan kaumnya yang kecil, tetapi karena Allah berjanji akan menyertainya. Itulah alasan Allah mengutusnya sebagai hakim bagi Israel.

Bisa jadi kita tidak dapat melakukan hal-hal yang besar karena kita memandang diri kita terlalu rendah. Kita menganggap diri kita tak mungkin melakukannya. Padahal, Allah selalu memandang kita dengan cara yang berbeda. Ukuran Allah berbeda dengan ukuran dunia. Allah menyatakan kita berharga, siapa pun kita di mata manusia. Karena itu, jangan ragu meraih kesempatan yang Allah sediakan. Awal untuk membangun kepercayaan diri adalah menghargai kemampuan yang Allah anugerahkan dan berserah kepada penyertaan Allah. Dengan modal itu, kita dapat berkarya menciptakan masa depan yang lebih baik. --IGR

JANGAN MEMANDANG PADA BESARNYA TANTANGAN YANG KITA HADAPI;PANDANGLAH BETAPA BESAR ALLAH YANG MENYERTAI.

Anda diberkati melalui Renungan Harian?Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/05/29/

Sumber : www.sabda.org

Mazmur 13:1-6 (TB)

Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. (13-2) Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku? (13-3) Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari? Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri atasku? (13-4) Pandanglah kiranya, jawablah aku, ya TUHAN, Allahku! Buatlah mataku bercahaya, supaya jangan aku tertidur dan mati, (13-5) supaya musuhku jangan berkata: "Aku telah mengalahkan dia," dan lawan-lawanku bersorak-sorak, apabila aku goyah. (13-6a) Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu. (13-6b) Aku mau menyanyi untuk TUHAN, karena Ia telah berbuat baik kepadaku.

Sumber : sabdaweb.sabda.org

Rabu, 29 Mei 2013 - Tidak boleh ditolak (Keluaran 4:1-17)

  Tampilan cetakRabu, 29 Mei 2013

Judul: Tidak boleh ditolakTampaknya banyak paradoks dalam kehidupan Kristen yaitu hal-hal yang terlihat bertentangan, tetapi sesungguhnya tidak. Di satu pihak, kita harus sadar bahwa kita tidak layak dipakai Allah. Di pihak lain, kita harus menerima panggilan Allah dalam kesadaran bahwa kita tak layak.

Karena pengalaman pahitnya di masa lampau, saat saudara-saudaranya menolak kepemimpinannya (Kel 2:14), Musa mati-matian menolak panggilan Tuhan untuk membawa umat-Nya keluar dari Mesir. Allah kemudian memberikan dua tanda, yaitu tongkat yang mejadi ular dan tangan yang menjadi putih oleh kusta. Tanda ini dapat dilakukan Musa saat orang Israel meragukan panggilan Allah terhadap Musa. Bahkan Allah juga menjanjikan bahwa jika orang Israel masih tidak percaya, maka dia dapat mengubah air dari sungai Nil menjadi darah untuk meyakinkan mereka. Namun Musa tetap tidak mau percaya, dan malah berdalih bahwa ia tidak pandai bicara. Namun Tuhan masih dengan sabar mengatakan bahwa Dialah yang membuat lidah, maka Dia pula yang akan menyertai lidah Musa dan mengajari Musa tentang apa yang harus dia katakan. Namun Musa masih tetap tidak mau. Ia malah meminta Tuhan untuk mencari orang lain. Tentu saja ini membuat Tuhan murka dan berkata bahwa Ia telah mengutus Harun -kakak Musa- untuk menjadi juru bicara Musa. Nah, apa lagi alasan yang dicari-cari Musa? Maka pada akhirnya, Musa tidak dapat menghindari lagi panggilan Allah tersebut. Sayang sekali jika orang menerima pelayanan karena terpaksa atau dipaksa.

Dari penolakan Musa, kita belajar memahami bahwa kita memang tidak layak dipakai Allah. Namun jika kita yang tidak layak ini diperkenan Allah untuk melayani Dia maka kita seharusnya tidak menolak panggilan itu. Kita justru harus melihat panggilan Allah tersebut sebagai suatu hak istimewa dan anugerah yang perlu disyukuri. Jika Allah melayakkan dan memampukan kita untuk melayani Dia, maka tidak ada alasan bagi kita untuk menolak. Maka marilah melayani Tuhan sesuai dengan panggilan yang dipercayakan pada kita.

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/05/29/

Sumber : www.sabda.org

Rabu, 29 Mei 2013 - CARA PANDANG ALLAH (Hakim-hakim 6:11-24)

  Tampilan cetakRabu, 29 Mei 2013

Bacaan   : Hakim-hakim 6:11-24Setahun : 2 Tawarikh 28-30Nats       : Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan aku pun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku. (Hakim-hakim 6:15)

Tidak semua orang memiliki sikap percaya diri yang tinggi. Kebanyakan orang malah cenderung memandang rendah kemampuan dirinya. Kita merasa lebih lemah dari orang lain. Kita merasa belum cukup pengalaman. Atau, kita bukan berasal dari keluarga yang terkenal atau kaya.

Gideon mengalami krisis percaya diri ketika Allah hendak mengangkatnya sebagai hakim. Ketika malaikat Tuhan menyebutnya sebagai pahlawan yang gagah berani, jelas ia tidak percaya. Ia merasa tidak memiliki kemampuan untuk menyelamatkan bangsanya. Ia memandang kelemahan dirinya jika dibandingkan dengan kaum dan bangsanya. Namun, cara Allah memandang Gideon berbeda dari cara Gideon memandang dirinya. Allah mengukur kemampuan Gideon bukan dari usianya yang masih muda dan kaumnya yang kecil, tetapi karena Allah berjanji akan menyertainya. Itulah alasan Allah mengutusnya sebagai hakim bagi Israel.

Bisa jadi kita tidak dapat melakukan hal-hal yang besar karena kita memandang diri kita terlalu rendah. Kita menganggap diri kita tak mungkin melakukannya. Padahal, Allah selalu memandang kita dengan cara yang berbeda. Ukuran Allah berbeda dengan ukuran dunia. Allah menyatakan kita berharga, siapa pun kita di mata manusia. Karena itu, jangan ragu meraih kesempatan yang Allah sediakan. Awal untuk membangun kepercayaan diri adalah menghargai kemampuan yang Allah anugerahkan dan berserah kepada penyertaan Allah. Dengan modal itu, kita dapat berkarya menciptakan masa depan yang lebih baik. --IGR

JANGAN MEMANDANG PADA BESARNYA TANTANGAN YANG KITA HADAPI;PANDANGLAH BETAPA BESAR ALLAH YANG MENYERTAI.

Anda diberkati melalui Renungan Harian?Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/05/29/

Sumber : www.sabda.org

Rabu, 29 Mei 2013 - CARA PANDANG ALLAH (Hakim-hakim 6:11-24)

  Tampilan cetakRabu, 29 Mei 2013

Bacaan   : Hakim-hakim 6:11-24Setahun : 2 Tawarikh 28-30Nats       : Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan aku pun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku. (Hakim-hakim 6:15)

Tidak semua orang memiliki sikap percaya diri yang tinggi. Kebanyakan orang malah cenderung memandang rendah kemampuan dirinya. Kita merasa lebih lemah dari orang lain. Kita merasa belum cukup pengalaman. Atau, kita bukan berasal dari keluarga yang terkenal atau kaya.

Gideon mengalami krisis percaya diri ketika Allah hendak mengangkatnya sebagai hakim. Ketika malaikat Tuhan menyebutnya sebagai pahlawan yang gagah berani, jelas ia tidak percaya. Ia merasa tidak memiliki kemampuan untuk menyelamatkan bangsanya. Ia memandang kelemahan dirinya jika dibandingkan dengan kaum dan bangsanya. Namun, cara Allah memandang Gideon berbeda dari cara Gideon memandang dirinya. Allah mengukur kemampuan Gideon bukan dari usianya yang masih muda dan kaumnya yang kecil, tetapi karena Allah berjanji akan menyertainya. Itulah alasan Allah mengutusnya sebagai hakim bagi Israel.

Bisa jadi kita tidak dapat melakukan hal-hal yang besar karena kita memandang diri kita terlalu rendah. Kita menganggap diri kita tak mungkin melakukannya. Padahal, Allah selalu memandang kita dengan cara yang berbeda. Ukuran Allah berbeda dengan ukuran dunia. Allah menyatakan kita berharga, siapa pun kita di mata manusia. Karena itu, jangan ragu meraih kesempatan yang Allah sediakan. Awal untuk membangun kepercayaan diri adalah menghargai kemampuan yang Allah anugerahkan dan berserah kepada penyertaan Allah. Dengan modal itu, kita dapat berkarya menciptakan masa depan yang lebih baik. --IGR

JANGAN MEMANDANG PADA BESARNYA TANTANGAN YANG KITA HADAPI;PANDANGLAH BETAPA BESAR ALLAH YANG MENYERTAI.

Anda diberkati melalui Renungan Harian?Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/05/29/

Sumber : www.sabda.org

Rabu, 29 Mei 2013 - Tidak boleh ditolak (Keluaran 4:1-17)

  Tampilan cetakRabu, 29 Mei 2013

Judul: Tidak boleh ditolakTampaknya banyak paradoks dalam kehidupan Kristen yaitu hal-hal yang terlihat bertentangan, tetapi sesungguhnya tidak. Di satu pihak, kita harus sadar bahwa kita tidak layak dipakai Allah. Di pihak lain, kita harus menerima panggilan Allah dalam kesadaran bahwa kita tak layak.

Karena pengalaman pahitnya di masa lampau, saat saudara-saudaranya menolak kepemimpinannya (Kel 2:14), Musa mati-matian menolak panggilan Tuhan untuk membawa umat-Nya keluar dari Mesir. Allah kemudian memberikan dua tanda, yaitu tongkat yang mejadi ular dan tangan yang menjadi putih oleh kusta. Tanda ini dapat dilakukan Musa saat orang Israel meragukan panggilan Allah terhadap Musa. Bahkan Allah juga menjanjikan bahwa jika orang Israel masih tidak percaya, maka dia dapat mengubah air dari sungai Nil menjadi darah untuk meyakinkan mereka. Namun Musa tetap tidak mau percaya, dan malah berdalih bahwa ia tidak pandai bicara. Namun Tuhan masih dengan sabar mengatakan bahwa Dialah yang membuat lidah, maka Dia pula yang akan menyertai lidah Musa dan mengajari Musa tentang apa yang harus dia katakan. Namun Musa masih tetap tidak mau. Ia malah meminta Tuhan untuk mencari orang lain. Tentu saja ini membuat Tuhan murka dan berkata bahwa Ia telah mengutus Harun -kakak Musa- untuk menjadi juru bicara Musa. Nah, apa lagi alasan yang dicari-cari Musa? Maka pada akhirnya, Musa tidak dapat menghindari lagi panggilan Allah tersebut. Sayang sekali jika orang menerima pelayanan karena terpaksa atau dipaksa.

Dari penolakan Musa, kita belajar memahami bahwa kita memang tidak layak dipakai Allah. Namun jika kita yang tidak layak ini diperkenan Allah untuk melayani Dia maka kita seharusnya tidak menolak panggilan itu. Kita justru harus melihat panggilan Allah tersebut sebagai suatu hak istimewa dan anugerah yang perlu disyukuri. Jika Allah melayakkan dan memampukan kita untuk melayani Dia, maka tidak ada alasan bagi kita untuk menolak. Maka marilah melayani Tuhan sesuai dengan panggilan yang dipercayakan pada kita.

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/05/29/

Sumber : www.sabda.org

Mazmur 9:1-20 (TB)

Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Mut-Laben. Mazmur Daud. (9-2) Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib; (9-3) aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bermazmur bagi nama-Mu, ya Mahatinggi, (9-4) sebab musuhku mundur, tersandung jatuh dan binasa di hadapan-Mu. (9-5) Sebab Engkau membela perkaraku dan hakku, sebagai Hakim yang adil Engkau duduk di atas takhta. (9-6) Engkau telah menghardik bangsa-bangsa, telah membinasakan orang-orang fasik; nama mereka telah Kauhapuskan untuk seterusnya dan selama-lamanya; (9-7) musuh telah habis binasa, menjadi timbunan puing senantiasa: kota-kota telah Kauruntuhkan; lenyaplah ingatan kepadanya. (9-8) Tetapi TUHAN bersemayam untuk selama-lamanya, takhta-Nya didirikan-Nya untuk menjalankan penghakiman. (9-9) Dialah yang menghakimi dunia dengan keadilan dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran. (9-10) Demikianlah TUHAN adalah tempat perlindungan bagi orang yang terinjak, tempat perlindungan pada waktu kesesakan. (9-11) Orang yang mengenal nama-Mu percaya kepada-Mu, sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya TUHAN. (9-12) Bermazmurlah bagi TUHAN, yang bersemayam di Sion, beritakanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa, (9-13) sebab Dia, yang membalas penumpahan darah, ingat kepada orang yang tertindas; teriak mereka tidaklah dilupakan-Nya. (9-14) Kasihanilah aku, ya TUHAN; lihatlah sengsaraku, disebabkan oleh orang-orang yang membenci aku, ya Engkau, yang mengangkat aku dari pintu gerbang maut, (9-15) supaya aku menceritakan segala perbuatan-Mu yang terpuji dan bersorak-sorak di pintu gerbang puteri Sion karena keselamatan yang dari pada-Mu. (9-16) Bangsa-bangsa terbenam dalam pelubang yang dibuatnya, kakinya tertangkap dalam jaring yang dipasangnya sendiri. (9-17) TUHAN telah memperkenalkan diri-Nya, Ia menjalankan penghakiman; orang fasik terjerat dalam perbuatan tangannya sendiri. Higayon. Sela (9-18) Orang-orang fasik akan kembali ke dunia orang mati, ya, segala bangsa yang melupakan Allah. (9-19) Sebab bukan untuk seterusnya orang miskin dilupakan, bukan untuk selamanya hilang harapan orang sengsara. (9-20) Bangkitlah, TUHAN, janganlah manusia merajalela; biarlah bangsa-bangsa dihakimi di hadapan-Mu! (9-21) Biarlah mereka menjadi takut, ya TUHAN, sehingga bangsa-bangsa itu mengakui, bahwa mereka manusia saja. Sela

Sumber : sabdaweb.sabda.org

Senin, 27 Mei 2013

Selasa, 28 Mei 2013 - SARAH COINER (Matius 28:16-20)

  Tampilan cetakSelasa, 28 Mei 2013

Bacaan   : Matius 28:16-20Setahun : 2 Tawarikh 25-27Nats       : Karena itu, pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka... dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu... (Matius 28:19, 20)

Sarah Coiner menderita cedera otak sejak balita. Aktivitasnya terbatas. Untuk menggerakkan tubuh ia nyaris tak bisa. Ke mana-mana ia harus ditolong sang ibu dan kursi rodanya. Pada usia 36 tahun, Sarah mendengar tentang Global Media Outreach. Dan, ia menangkap panggilan Tuhan yang menyuruhnya "pergi ke segala bangsa" untuk mengabarkan Injil. Sang ibu sangsi, bagaimana Sarah bisa melakukannya. Namun, ia lalu sadar, Tuhan bisa menciptakan cara, saat sepertinya tak ada cara. Dan, jika Dia memanggil, Dia pasti memperlengkapi.

Sarah tak dapat berbicara. Ia berkomunikasi melalui tulisan dengan bantuan komputer yang melekat di kursi rodanya. Untuk "berbicara", ia menekan papan tuts dengan semacam stik yang menempel di "helm penyokong" yang selalu ia pakai. Dengan alat itulah Sarah melayani bersama Global Media Outreach. Ia menjawab banyak e-mail dari berbagai belahan dunia. Ia "pergi" ke seluruh dunia dengan menjadi misionaris online!

Menjelang naik ke surga, Yesus memberikan mandat untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia kepada murid-murid-Nya. Dan, mereka sudah menuntaskannya. Kini, pekerjaan itu diteruskan kepada kita, suatu pekerjaan besar. Tak cukup dilakukan oleh sebagian anak Tuhan saja. Setiap pengikut Kristus mesti mengambil bagian dalam meneruskan berita Injil kepada berbagai bangsa, berbagai generasi, berbagai kalangan. Dengan berbagai cara. Mari menilik ke dalam diri dan mencari cara yang dapat kita lakukan untuk berperan dalam pekerjaan ini. --AW

JIKA TUHAN MEMANGGIL KITA UNTUK MELAYANI,DIA TENTU MENYEDIAKAN CARA DAN PERLENGKAPANNYA.

Anda diberkati melalui Renungan Harian?Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/05/28/

Sumber : www.sabda.org

Mazmur 9:1-20 (TB)

Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Mut-Laben. Mazmur Daud. (9-2) Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib; (9-3) aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bermazmur bagi nama-Mu, ya Mahatinggi, (9-4) sebab musuhku mundur, tersandung jatuh dan binasa di hadapan-Mu. (9-5) Sebab Engkau membela perkaraku dan hakku, sebagai Hakim yang adil Engkau duduk di atas takhta. (9-6) Engkau telah menghardik bangsa-bangsa, telah membinasakan orang-orang fasik; nama mereka telah Kauhapuskan untuk seterusnya dan selama-lamanya; (9-7) musuh telah habis binasa, menjadi timbunan puing senantiasa: kota-kota telah Kauruntuhkan; lenyaplah ingatan kepadanya. (9-8) Tetapi TUHAN bersemayam untuk selama-lamanya, takhta-Nya didirikan-Nya untuk menjalankan penghakiman. (9-9) Dialah yang menghakimi dunia dengan keadilan dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran. (9-10) Demikianlah TUHAN adalah tempat perlindungan bagi orang yang terinjak, tempat perlindungan pada waktu kesesakan. (9-11) Orang yang mengenal nama-Mu percaya kepada-Mu, sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya TUHAN. (9-12) Bermazmurlah bagi TUHAN, yang bersemayam di Sion, beritakanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa, (9-13) sebab Dia, yang membalas penumpahan darah, ingat kepada orang yang tertindas; teriak mereka tidaklah dilupakan-Nya. (9-14) Kasihanilah aku, ya TUHAN; lihatlah sengsaraku, disebabkan oleh orang-orang yang membenci aku, ya Engkau, yang mengangkat aku dari pintu gerbang maut, (9-15) supaya aku menceritakan segala perbuatan-Mu yang terpuji dan bersorak-sorak di pintu gerbang puteri Sion karena keselamatan yang dari pada-Mu. (9-16) Bangsa-bangsa terbenam dalam pelubang yang dibuatnya, kakinya tertangkap dalam jaring yang dipasangnya sendiri. (9-17) TUHAN telah memperkenalkan diri-Nya, Ia menjalankan penghakiman; orang fasik terjerat dalam perbuatan tangannya sendiri. Higayon. Sela (9-18) Orang-orang fasik akan kembali ke dunia orang mati, ya, segala bangsa yang melupakan Allah. (9-19) Sebab bukan untuk seterusnya orang miskin dilupakan, bukan untuk selamanya hilang harapan orang sengsara. (9-20) Bangkitlah, TUHAN, janganlah manusia merajalela; biarlah bangsa-bangsa dihakimi di hadapan-Mu! (9-21) Biarlah mereka menjadi takut, ya TUHAN, sehingga bangsa-bangsa itu mengakui, bahwa mereka manusia saja. Sela

Sumber : sabdaweb.sabda.org

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari