Jumat, 31 Agustus 2007

Surat Cinta dari TUHAN

PENGHIBURAN DI TENGAH KESULITAN

Anak-Ku,

Engkau tidak sendirian, karena Aku selalu besertamu! Tidak ada kesedihan, tekanan, keputusasaan yang dapat menjerumuskan dan membelenggumu jika engkau ingat bahwa Aku selalu bersamamu.


Apakah engkau sedang mengalami kesulitan keuangan? Janganlah takut Aku bersamamu. Engkau merasa bingung dan kesepian? Janganlah takut. Aku besertamu. Apakah tubuhmu merasa sakit dan hatimu merasa hancur? Janganlah takut, Aku bersamamu.

Oh, Nak, kalau saja engkau ingat untuk selalu berbicara dengan-Ku setiap hari! Betapa berbedanya hidupmu! Aku telah mengatakannya dalam firman-Ku,"Aku akan selalu menyertaimu."

Ingatlah itu. Jangan acuh tak acuh dengan-Ku. Ketika engkau bangun di pagi hari, undang kehadiran-Ku dengan mengatakan,"Selamat pagi, Tuhan, terima kasih untuk hari yang indah ini." Bicaralah sesering mungkin kepada-Ku sepanjang hari, dan ketika engkau pergi tidur pada malam hari, ingatlah untuk berbicara dengan-Ku lagi. Katakan,"Bapa aku berterima kasih kepada-Mu karena engkau selalu bersamaku dan karena malaikat Tuhan berkemah di sekelilingku, memberiku perlindungan sepanjang malam."

Oh, anak-Ku! Berserulah kepada-Ku, dan aku akan menjawab, karena Aku rindu engkau menjalani kehidupan yang berkelimpahan. Aku rindu agar engkau hidup dalam damai, sukacita dan kemakmuran. Aku rindu engkau bebas dalam roh, jiwa dan tubuh. Aku rindu engkau disembuhkan. Aku rindu agar engkau hidup berhasil dan makmur, karena Aku telah membayar harga sehingga engkau mendapatkan semuanya.

Semua hal tersebut di atas adalah milikmu dalam Roh. Bagian yang harus engkau lakukan hanyalah menerima berkat-berkat ini di dalam nama-Ku. Dalam nama Yesus, engkau bebas! Engkau dibebaskan dari kerajaan kegelapan pada Kerajaan Terang.

Jangan dengarkan dunia beserta masalahnya. Dengarkanlah Aku dan firman-Ku. Jangan terpaku pada masalah dalam hidupmu. Taruhlah kepercayaanmu pada-Ku, Nak. Percayalah! Karena aku akan berdiri di depanmu dan melindungimu. Akulah tempat pengungsianmu.

Berbaliklah pada-Ku, dan percaya pada apa yang telah Kukatakan di dalam firman-Ku, karena Aku mampu dan bersedia menggenapinya. Aku rindu menjadi Tuhan di dalam hidupmu. Biarkan bebanmu pergi, lepaskan, dan biarkan menghilang. Jangan mau untuk tetap tinggal dalam masalah. Renungkanlah jawaban masalah yang positif yang terkandung dalam firman-Ku. Simpanlah firman-Ku lebih lagi dari sebelumnya di dalam hatimu. Simpanlah firman-Ku dalam mulutmu, karena engkau mengatasi segala masalah dengan darah Anak Domba dan kesaksianmu.

Kasihmu, Tuhan

Kamis, 30 Agustus 2007

MENJINAKKAN LIDAH

Saya baru saja menyelesaikan kesaksian pribadi saya di hadapan sekelompok wanita pengusaha, dan sedang berada di kamar kecil, ketika seorang wanita melangkah masuk. "Anda ingat saya?" tanyanya. Saya menatap tanda pengenalnya, tetapi baik wajah maupun namanya tampak asing bagi saya. "Maaf," kata saya, tetapi ia memotong kata-kata saya. "Lima tahun yang lalu, anda menulis surat yang sangat kasar kepada saya. Surat itu sangat melukai saya, dan saya menyimpannya selama bertahun-tahun, berharap suatu hari saya akan bertemu anda lagi." Wajah saya memerah saat saya bergumul dengan rasa malu dan bingung. Saya tidak mengerti apa maksud wanita ini, dan saya tidak dapat berpikir jernih. "Saya memiliki toko barang antik," ia melanjutkan, "dan setelah berbelanja di toko saya, anda menulis surat yang mengeluhkan sikap saya yang kasar." Terguncang mendengar tuduhannya, saya hanya dapat memikirkan satu hal yang dapat saya lakukan. Saya memegang tangannya dan berkata, "Saya sangat menyesal telah menyakiti anda. Maafkan saya." Wanita itu menarik tangannya, mengangguk, lalu melangkah pergi.

Saya bergegas menuju mobil saya, sebelum air mata saya bercucuran. Kata-kata saya telah begitu melukai seseorang, sehingga orang itu mengingatnya selama lima tahun, dan saya bahkan tidak dapat mengingat kejadian itu! Saya pasti kedengaran seperti seorang munafik saat ia mendengarkan pidato saya tadi. Saya menyandarkan kepala ke setir dan menangis terisak-isak. "Tuhan, ampuni saya karena kata-kata saya yang ceroboh."

Malam harinya, saat saya membaca kembali buku harian saya, saya menemukan catatan tentang kejadian itu. Wanita itu telah mengritik dengan suara keras seorang teman saya yang berbelanja bersama saya, karena telah menyentuh sebuah vas. Ia telah mempermalukan kami, membuat kami merasa seperti anak-anak jahil. Dulu, saya pikir surat itu tidak salah, ia pantas menerimanya! Saya benar- benar ingin membuatnya merasa tidak enak, seperti yang telah dilakukannya terhadap kami.

Tak lama kemudian, saya membaca di dalam Alkitab, mengenai seorang wanita yang tertangkap basah melakukan perzinahan. Ketika orang-orang Farisi menyeret wanita ini ke hadapan Kristus, Ia malah menegur orang-orang Farisi ini, bukan wanita itu. Setelah orang-orang Farisi meninggalkan Kristus sendirian bersama wanita itu, Ia bertanya ke mana orang-orang yang menuduhnya tadi dan apakah mereka menghukumnya. "Tidak satu pun, tuan" katanya. "Aku pun tidak menghukum engkau" kata Yesus. "Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi." (Yohanes 8:11) Perbedaan antara kedua konfrontasi ini begitu jelas! Yesus menyerang wanita ini dengan cara yang membuat wanita tersebut tetap terbuka padaNya.

Saya menyerang pemilik toko itu dengan cara yang membangun tembok kebencian. Saya merindukan kesempatan lain untuk berada bersama wanita itu di kamar kecil. Saya telah memperoleh pelajaran yang berharga. Di dalam proses, saya telah melihat cara-cara lain yang lebih ramah untuk mengucapkan hal yang sama. Kata-kata terlalu berharga untuk dilontarkan tanpa dipikirkan baik-baik. Jika di- gunakan dengan ceroboh, kata-kata dapat membangun kesenjangan. Tetapi jika digunakan dengan hati-hati, kata-kata dapat menjembatani menuju Kristus... Maya Mathers

Rabu, 29 Agustus 2007

Kalau Anda Kehilangan Pekerjaan Anda



Hidup dan pekerjaan bagaikan dua sisi dari mata uang yang sama. Yang pertama ditopang oleh yang kedua. Sebaliknya yang kedua dimungkinkan yang pertama. Pekerjaan yang saya maksud adalah semua aktivitas yang kita buat untuk menopang kebutuhan-kebutuhan dasar kita (basic needs) seperti sandang,pangan dan rumah. Kita mengorbankan banyak waktu, uang dan banyak hal lainnya untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan mendatangkan penghasilan yang lumayan atau kalau bisa berlebih. Coba kalkulasikan berapa biaya yang dikeluarkan sejak kita masuk TK hingga lulus PT. Tidak hanya biaya, tenaga dan pikiran banyak kita kuras dari memelototi buku-buku mata pelajaran hingga memelototi langit-langit kamar kost kita - pikir-pikir bagaimana caranya mendapatkan duit sementara menunggu duit kiriman orangtua yang belum datang-datang juga. Ketika kita berhasil mendapatkan pekerjaan, rasanya hati plong, lega. Apalagi jika pekerjaan itu tidak saja mendatangkan uang yang banyak tapi bergengsi. Ada nilai tambah di dalamnya yakni status, dan mungkin juga popularitas. Dalam pekerjaan akhirnya diri kita seolah-olah menemukan pelabuhan yang aman. " "Beristirahatlah jiwaku padamu segala barang dan pekerjaan"
Jika kita di-PHK, misalnya karena perusahan gulung tikar, kita cemas dan bingung. Pesangon yang meskipun kadang-kadang besar, hanya menghibur kita sementara saja. Ketiadaan pekerjaan membuat hidup dan masa depan kita tidak pasti. Apalagi jika kita dipecat dari posisi atau jabatan yang cukup strategis, hidup seolah kehilangan penopangnya. Pengalaman ini tentu tidak pernah diinginkan oleh siapapun yang 'normal'; tidak ada yang mau kehilangan pekerjaannya apalagi jabatan yang strategis dan bergengsi. Bahkan, tidak sedikit dari kita yang berusaha mempertahankannya dengan banyak macam cara, dengan sikap ABS pada bos/atasan sampai nyogok sana sini. Kita tidak ingin status kita di tengah masyarakat hilang. Sikap seperti ini tidak pernah membuat kita at home dengan pekerjaan kita, bahkan seringkali kreativitas tidak berkembang baik.Lain rasanya jika kreativitas itu tumbuh dari dorongan dalam diri daripada kreativitas yang dipaksa untuk menyenangkan orang lain - dalam hal ini bos/atasan. Pekerjaan menguasai kita,dan kita tidak bahagia karenanya.
St. Yohanes Pembabtis yang kemartirannya kita peringati hari ini membantu kita untuk tetap menjaga profesionalitas dalam pekerjaan kita dengan kesetiaan pada tugas, keberanian untuk mengoreksi dan membangun perusahaan atau tempat kerja kita, dan siap kadang-kadang ambil resiko dijauhi oleh rekan-rekan bahkan dipecat atasan. Beranikah anda? Mungkin anda bisa bertanya:"lalu bagaimana masa depan saya? siapa dan apa yang bisa menjaminnya?" Jangan kuatir, percayalah pada kemampuan diri anda. Kemampuan dan ketekunan anda yang menentukan apakah anda mampu bersaing di tengah rekruitmen tenaga kerja yang baru. Dan percayalah pada sabda Tuhan ini "Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan, pakaian ataupun hiasan?" Bukankah burung di udara yang tidak menabur dan menuai selalu mendapat makanan dari Tuhan. Apalagi kita manusia dan anda yang mencintai kebenaran.
Salam,
Ronald,s.x.

Menolong sesama

Bryan hampir saja tidak melihat wanita tua yang berdiri dipinggir jalan itu, tetapi dalam cahaya berkabut ia dapat melihat bahwa wanita tua itu membutuhkan pertolongan. Lalu ia menghentikan mobil Pontiacnya di depan mobil Mecedes wanita tua itu, lalu ia keluar dan menghampirinya. Walaupun dengan wajah tersenyum wanita itu tetap merasa khawatir, karena setelah menunggu beberapa jam tidak ada seorang pun yang menolongnya. Apakah lelaki itu bermaksud menyakitinya? Lelaki tersebut penampilanya tidak terlalu baik, ia kelihatan begitu memprihatinkan. Wanita itu dapat merasakan kalau dirinya begitu ketakutan, berdiri sendirian dalam cuaca yang begitu dingin, sepertinya lelaki tersebut tau apa yang ia pikirkan. Lelaki itu berkata " saya kemari untuk membantu anda bu, kenapa anda tidak menunggu didalam mobil bukankah disana lebih hangat? oh ya nama saya Bryan. Bryan masuk kedalam kolong mobil wanita itu untuk memperbaiki yang rusak. Akhirnya ia selesai, tetapi dia kelihatan begitu kotor dan lelah, wanita itu membuka kaca jendela mobilnya dan berbicara kepadanya, ia berkata bahwa ia dari st louis dan kebetulan lewat jalan ini. Dia merasa tidak cukup kalau hanya mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan. Wanita itu berkata berapa yang harus ia bayar, berapapun jumlahnya yang ia minta tidak menjadi masalah, karena ia membayangkan apa yang akan terjadi jika lelaki tersebut tidak menolongnya. Bryan hanya tersenyum. Bryan tidak mengatakan berapa jumlah yang harus dibayar, karena baginya menolong orang bukanlah suatu pekerjaan. Ia yakin apabila menolong seseorang yang membutuhkan pertolongan tanpa suatu imbalan suatu hari nanti Tuhan pasti akan membalas amal perbuatanya. Ia berkata kepada wanita itu " Bila ia benar-benar ingin membalas jasanya, maka apabila suatu saat nanti apabila ia melihat seseorang yang membutuhkan pertolongan maka tolonglah orang tersebut "...dan ingatlah pada saya". Bryan menunggu sampai wanita itu menstater mobilnya dan menghilang dari pandangan.

Setelah berjalan beberapa mil wanita itu melihat kafe kecil, lalu ia mampir kesana untuk makan dan beristirahat sebentar. Pelayan datang dan memberikan handuk bersih untuk mengeringkan rambutnya yang basah. Wanita itu memperhatikan sang pelayan yang sedang hamil, dan masih begitu muda. Lalu ia teringat kepada Bryan Setelah wanita itu selesai makan dan, sang pelayan sedang mengambil kembalian untuknya, wanita itu pergi keluar secara diam-diam. Setelah kepergiannya sang pelayan kembali, pelayan itu bingung kemana wanita itu pergi, lalu ia menemukan secarik kertas diatas meja dan uang $1000. Ia begitu terharu setelah membaca apa yang ditulis oleh wanita itu: "Kamu tidak berhutang apapun pada saya karena seseorang telah menolong saya, oleh karena itulah saya menolong kamu, maka inilah yang harus kamu lakukan: "Jangan pernah berhenti untuk memberikan cinta dan kasih sayang". Malam ketika ia pulang dan pergi tidur, ia berfikir mengenai uang dan apa yang di tulis oleh wanita itu. Bagaimana wanita itu bisa tahu kalau ia dan suaminya sangat membutuhkan uang untuk menanti kelahiran bayinya? Ia tau bagaimana suaminya sangat risau mengenai hal ini, lalu ia memeluk suaminya yang terbaring disebelahnya dan memberikan ciuman yang lembut sambil berbisik :"semuanya akan baik-baik saja, I Love You Bryan" "Segala sesuatu yang berputar akan selalu berputar", therefore, don't ever to stop to do good things in your life.. GBU


2 Kor 4:18
Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tidak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah KEKAL

Anda spesial

Suatu hari seorang penceramah terkenal membuka seminarnya dengan cara yang unik.Sambil memegang uang pecahan Rp. 100.000,00.- ia bertanya kepada hadirin,"Siapa yang mau uang ini?" Tampak banyak tangan diacungkan. Pertanda banyak minat. "Saya akan berikan ini kepada salah satu dari Anda sekalian,tapi sebelumnya perkenankanlah saya melakukan ini." Ia berdiri mendekati hadirin. Uang itu diremas-remas dengan tangannya sampai berlipat2. Lalu bertanya lagi,"Siapa yang masih mau uang ini?"Jumlah tangan yang teracung tak berkurang. "Baiklah," jawabnya, "Apa jadinya bila saya melakukan ini?" ujarnya sambil menjatuhkan uang itu ke lantai dan menginjak2nya dengan sepatunya.Meski masih utuh, kini uang itu jadi amat kotor dan tak mulus lagi.Nah, apakah sekarang masih ada yang berminat?" Tangan-tangan yang mengacung masih tetap banyak. "Hadirin sekalian, Anda baru saja menghadapi sebuah pelajaran penting.Apapun yang terjadi dengan uang ini, anda masih berminat karena apa yang saya lakukan tidak akan mengurangi nilainya.Biarpun lecek dan kotor, uang itu tetap bernilai Rp. 100.000,00.- Dalam kehidupan ini kita pernah beberapa kali terjatuh, terkoyak, dan berlepotan kotoran akibat keputusan yang kita buat dan situasi yang menerpa kita. Dalam kondisi seperti itu, kita merasa tak berharga, tak berarti. Padahal apapun yang telah dan akan terjadi, Anda tidak pernah akan kehilangan nilai di mata mereka yang mencintai Anda, terlebih di mata Tuhan. Jangan pernah lupa - Anda spesial...!!!

Selasa, 28 Agustus 2007

KISAH SEORANG ANAK KECIL

Sekitar tahun lalu, saya melayani seorang anak kecil berumur 5 tahun untuk mengisi libur musim panas sebagai Babysitter. Dan masa itu adalah pekerjaan musim panas yang paling berkesan ! Maddie dan saya selalu berjalan jalan di taman setiap hari setelah makan siang. Maddie suka bermain ayunan dan perosotan di taman itu. Walaupun masih kecil, Maddie mempunyai hati yang baik, dan dia selalu membuat saya terkejut pada kasihya terhadap orang lain. Kedua orang tuanya pun juga sama - Selalu ada damai sejahtera diantara mereka. Saya selalu bertanya, mengapa mereka sangat berbeda dari orang orang lain?

Suatu hari di taman itu, saya sedang mendorong Maddie yang bermain ayunan, dan kami mendengar banyak anak anak kecil tertawa. Kami melihat ada sekelompok anak anak yang berkumpul di sebuah tempat di taman itu.

Maddie menyetop ayunannya, dan ingin pergi kesana untuk melihat apa yang sedang mereka tertawakan.

Kami berjalan, dan seorang anak laki-laki lari menuju Maddie dan mengatakan, "Ayo ke sini dan lihat orang perempuan aneh ini! Ia kotor dan berbau, menangis lagi!"

Maddie mendorong anak laki laki itu, dan menuju ke seorang wanita yang sedang duduk di tanah.

Wanita itu kelihatannya berumur sekitar 50 tahun, walaupun kemungkinan umurnya lebih muda. Karena terlihat kehidupannya sangat susah, dan anak laki-laki itu benar, orang itu berbau dan kotor. Suatu hal yang akan ku pikir akan kulakukan adalah memegang Maddie dan menyingkirkannya dari orang itu.

Ketika saya mencarinya, ternyata Maddie sudah duduk di samping wanita itu, dan memegang tangan orang itu. Orang itu melihat kepada Maddie dan tersenyum. Untuk beberapa detik lamanya orang itu rasanya tidak lagi berbau dan kotor, dia cantik!! Anak-anak yang lain akhirnya meninggalkan orang itu, dan Maddie memeluk orang itu, lalu Maddie meninggalkannya.

Di sepanjang jalan, Maddie menggumamkan sebuah nyanyian, dan berlompat-lompat kecil, sesuai kebiasaannya. Ia gembira, sepertinya tidak memikirkan kesusahan. Saya menunggu Maddie mengatakan sesuatu tentang wanita itu, tetapi ia tidak mengatakan sepatah katapun.

Akhirnya ketika sampai di rumah, saya tidak tahan lagi. Saya menghampiri Maddie dan berkata, "Mengapa kamu lakukan itu?"

Maddie bertanya balik, "Melakukan apa Julie ?" dan saya jawab, "Mengapa kamu memegang tangan dan memeluk orang itu sedangkan anak anak lain menertawainya dan menakut-nakutinya?"

Maddie menatap saya dan berkata, "Julie, Yesus tidak akan memperlakukan wanita itu seperti itu. Setiap orang menertawakan dan memperlakukan Yesus seperti apa yang mereka perbuat, tapi apa yang Yesus telah perbuat ! Dia sudah mati untuk kita di kayu salib.

Setiap kali saya melihat seseorang dipermalukan seperti itu, saya selalu pergi menemuinya, memeluk mereka, dan mengatakan bahwa Yesus mencintai mereka, hal itu selalu membuat mereka merasa menjadi lebih baik.

Saya yang berumur 23 tahun, seharusnya lebih pintar ! Tetapi anak berumur 5 tahun ini mengetahui lebih banyak daripada saya. Dan itulah Maddie !

Yesus, datang ke dunia yang kotor dan dingin ini, ditertawakan, diludahi, tetapi Dia mati untuk kita.

Saya berubah mulai hari itu, dunia terlihat berbeda, dan hal itu dikarenakan seorang anak perempuan kecil berumur 5 tahun yang telah memperlihatkan apa arti sebenarnya Kasih.

Gelisah Hatiku Sebelum Istirahat Pada-Mu!



Kita memperingati pesta orang besar dalam sejarah Gereja, St. Agustinus dari Hippo. Kebesaran Agustinus bukan terutama terletak pada kepandaian dan karirnya, tapi terutama karena teladan hidup yang dia tinggalkan. Dia menghidupi betul apa yang dikatakan Yesus dalam Injil hari ini " keadilan, belaskasihan dan kesetiaan lebih penting dari pada persembahan, persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan." (Matius 23:23) Kesetiaan dan kasih Agustinus pada Tuhan dibuktikannya sampai akhir hayat melalui segudang petualangan dan karya sebagai rahib, imam, pengkhotbah uskup dan akhirnya pujangga Gereja. Dia persembahakan seluruh karyanya setiap hari dalam doa yang terkenal ini:" Gelisah hatiku sebelum istirahat pada-Mu, bilakah aku akan tiba dan memandang wajah-Mu". Tuhan, bagi Agustinus, adalah daya tarik yang membahagiakan sekaligus menggelisahkan. Dia menjalani tugas dan karyanya dengan baik tapi pada saat yang sama mempercayakan pada Tuhan penyempurnaan karyanya itu. Ini sikap seorang yang rendah hati sekaligus adil. Adil karena dia memberikan kepada Tuhan apa yang menjadi hak Tuhan: menyempurnakan karya-karya kita.
Apakah anda punya kerinduan yang sama dengan Agustinus? Semoga kerinduan itu meneguhkan semangat anda dalam berkarya memuliakan Dia.

------
Agustinus lahir dan besar sebagai orang Katolik di Tagaste. Tapi di masa mudanya ia meninggalkan iman Kristiani dan menikah dengan seorang perempuan secara tidak sah. Setelah tinggal bersama perempuan itu beberapa tahun, mempunyai seorang anak dan aktif dalam gerakan heretik manikeisme, Agustinus pun kembali bertobat. Pertobatannya terjadi berat doa sang ibu, St. Monika dan St. Ambrosius. Ia kemudian menjual semua hartanya dan memberikannya kepada orang miskin, juga mendirikan biara. Ia berkat karya-karyanya dianugerahi gelar sebagai pujangga Gereja.

Senin, 27 Agustus 2007

Topan Vs Sepoi

Suatu hari angin topan berbincang dengan angin sepoi-sepoi.

Angin topan berkata, "Aku lah yang paling hebat karena tiupanku paling kencang."

Angin sepoi berkata, "Belum tentu yang tiupannya kencang jadi paling hebat."

"Kalau begitu kita buktikan", kata angin topan, "Kau lihat tupai di pohon itu? Siapa yang dapat menjatuhkannya dialah yang paling hebat."

"OK, kalau begitu", kata angin sepoi, "kau dulu yang mulai."

Angin topan bertiup sangat kencang sekali, pohon itu pun hampir roboh. Si tupai pun mencengkeram pohon erat-erat kemudian masuk berlindung ke lubangnya di pohon.

Setelah 5 menit, topan pun kelelahan, kemudian angin sepi berkata, "sekarang giliranku."

Angin sepoi berhembus pelan menyejukkan. Cuaca cerah, angin berhembus sepoi-sepoi, tupai pun keluar dari sarangnya untuk menikmati hari itu, karena angin berhembus sepoi-sepoi maka tupai menjadi mengantuk dan tertidur. Waktu itu angin sepoi langsung menghembus keras. Jatuhlah tupai itu. Angin sepoi-sepoi pemenangnya.


Sumber : unknown

Taat Kalau Ada Yang Ngeliat!


Bacaan: Matius 23:13-22 "Yesus mengecam ahli-ahli taurat" (bag.II)
Lebih dari sebulan yang lalu, ketika jalan-jalan di kota Padang-Sumatera Barat, cukup sering saya melihat banner kecil yang tertulis di belakang beberapa angkutan umum: TAAT KALAU TIDAK ADA YANG LIHAT! Anda tentu mengerti maksudnya. Di Jakarta, bukan bannernya yang sering saya lihat tapi kelakukan para pengguna jalan. Di mana-mana banyak yang tidak sabaran menanti nyala traffic light dari merah berganti hijau; sebelum hijau dan pas polisinya tidak mangkal di lampu merah, beberapa kendaraan sudah wusssss.....Banner tadi, bagi saya, adalah potret kita, potret masyarakat kita.
Injil hari ini melanjutkan litani kecaman Yesus atas sikap munafik ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Tentu tidak semua ahli taurat dan orang Farisi itu munafik, dan pasti mereka-mereka yang dikenal Yesuslah yang dikecam. Kita juga bisa keliru jika memikirkan bahwa umumnya citra ahli-ahli Taurat dan orang Farisi itu buruk. Sabda dan kecaman itu harus dibaca sebagai kecaman untuk kita.
Kemunafikan adalah sikap yang dikecam Yesus. Kecenderungan ini bisa menimpa siapa saja. Kalau diselidiki, munafik adalah bagian dari mekanisme pembelaan diri. Kita berusaha menutupi diri, sikap dan tindakan kita yang sebenarnya dengan sikap dan tindakan lain agar kita tetap diterima, diakui dan lebih lagi disanjung dan dipercaya. Di hadapan orang, kita bersikap dan bertindak sesuai yang mereka harapkan. Padahal, sebenarnya dan jika tidak ada yang memperhatikan kita, baru kita melakukan apa yang sesungguhnya kita. Kalau mau jujur, dalam skala kecil, kecenderungan ini ada pada setiap kita - dalam salah satu bagian perkembangan kepribadian kita sebagai manusia, khususnya pada perkembangan masa kanak-kanak. Maka, jika kecenderungan ini tetap main peranan dalam hidup kita saat ini, kita masih kanak-kanak. Kemunafikan sebagai sikap kanak-kanak dalam skala yang lebih besar terungkap dalam sikap Asal Babe Seneng. Kita melakukan sesuatu bukan karena sesuatu itu berguna, penting dan bermanfaat bagi kita tapi supaya atasan, pimpinan kita menerima dan menyukai kita. Kemunafikan bisa terjadi dalam dan di mana saja. Pendek kata, kemunafikan tidak pernah akan membawa kita pada relasi pribadi yang otentik, sehat dan wajar.
Pun dengan Tuhan - dan inilah yang kiranya dimaksudkan Yesus dalam kecamannya-kita tidak mungkin mengalami perjumpaan yang otentik, jika kemunafikan menjadi dasar hubungan kita; bukan cinta tapi rasa takut. Kita ingin 'membeli' perhatian, cinta dan belaskasih Tuhan dengan macam-macam cara:kesalehan, derma, sedekah, misa hari minggu, misa tiap hari, dlll tapi sebenarnya kita tidak sungguh menghendakinya. Kita takut dibilang 'ini' atau dikatain 'itu' jika kita tidak melakukannya. Kita lupa bahwa cinta dan belas kasih Tuhan itu just for free, tidak bisa dibeli. Kemunafikan akan menyulitkan Tuhan untuk mencintai kita; bukan karena Ia tidak mau, tapi karena kita tidak sepenuhnya mengizinkan Dia mengasihi kita. Bagaimana mungkin dia mengenal dan mengasihi kita jika kita menutup diri kita?
Menjadi otentik, adalah perjuangan kita hari ini dan sepanjang hidup kita supaya makin lama kita makin seperti Yesus. Menjadi seperti Dia adalah pilihan yang tidak mudah, bagaikan masuk ke pintu yang sempit. Yesus adalah pribadi yang otentik baik di hadapan manusia maupun di hadapan Bapa-Nya. Dia orang yang terus terang, tidak segan-segan mengeritik. Permusuhan dengan kaum farisi dan ahli Taurat adalah harga yang harus dibayar Yesus atas otentisitasnya itu.

Untuk direnungkan:
1. Apakah hubunganku dengan pasanganku sungguh otentik? Sampai di mana otentisitas hubungan cinta itu dapat kupertanggungjawabkan? Apa yang mendasari aku mencintai pasanganku saat ini?
2.Apakah aku juga dalam doa-doaku bisa terus terang pada Tuhan, tidak banyak bicara tapi dengan hati yang percaya pada belaskasih Allah, mengakui semua kesalahanku?
3. Apakah sebulan, setahun ini aku sudah merayakan sakramen tobat?

salam,
ronald,s.x.

Minggu, 26 Agustus 2007

ARTI SEBUAH KESEMPURNAAN

Seorang lelaki yg sangat tampan dan sempurna merasa bahwa Tuhan pasti menciptakan seorang perempuan yg sangat cantik dan sempurna pula untuk jodohnya.Karena itu ia pergi berkeliling untuk mencari jodohnya. Kemudian sampailah ia disebuah desa. Ia bertemu dengan seorang petani yg memiliki 3 anak perempuan dan semuanya sangat cantik. Lelaki tsb menemui bapak petani dan mengatakan bahwa ia ingin mengawini salah satu anaknya tapi bingung ; mana yang paling sempurna.

Sang Petani menganjurkan untuk mengencani mereka satu persatu dan si Lelaki setuju. Hari pertama ia pergi berduaan dengan anak pertama. Ketika pulang,ia berkata kepada bapak Petani," Anak pertama bapak memiliki satu cacat kecil, yaitu jempol kaki kirinya lebih kecil dari jempol kanan."

Hari berikutnya ia pergi dgn anak yang kedua dan ketika pulang dia berkata,"Anak kedua bapak juga punya cacat yang sebenarnya sangat kecil yaitu agak juling."

Akhirnya pergilah ia dengan anak yang ketiga. Begitu pulang ia dengan gembira mendatangi Petani dan berkata,"inilah yang saya cari-cari. Ia benar-benar sempurna."

Lalu menikahlah si Lelaki dgn anak ketiga Petani tersebut. Sembilan bulan kemudian si Istri melahirkan. dengan penuh kebahagian, si Lelaki menyaksikan kelahiran anak pertamanya. Ketika si anak lahir, Ia begitu kaget dan kecewa karena anaknya sangatlah jelek. Ia menemui bapak Petani dan bertanya " Kenapa bisa terjadi seperti ini Pak. Anak bapak cantik dan saya Tampan, Kenapa anak saya bisa sejelek itu..?""

Petani menjawab," Ia mempunyai satu cacat kecil yang tidak kelihatan . Waktu itu Ia sudah hamil duluan....."

Kadangkala saat kita mencari kesempurnaan, yang kita dapat kemudian kekecewaan. Tetapi kala kita siap dengan kekurangan, maka segala sesuatunya akan terasa istimewa.

Sumber : Unknown

Benarkah Pintu Surga Itu Sempit?


Bacaan Injil "Siapa yang Diselamatkan" Lukas 13:22-30
"Berjuanglah melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu, banyak orang akan berusaha masuk, tetapi tidak akan dapat" (ay.24b). Itu jawaban Yesus atas pertanyaan seseorang yang ditemuinya dalam perjalanan menuju Yerusalem. Pertanyaan orang itu " Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?". Kalau diperhatikan kata-kata Yesus sebenarnya tidak menjawab pertanyaan orang tadi. Jawaban yagn dibutuhkan orang itu hanya sederhana: banyak atau sedikit. Itu saja.
Pertanyaan orang itu, rasa-rasanya, adalah pertanyaan dari kebanyakan kita. Bukan hanya sedikit atau banyakkah yang diselamatkan; tapi siapa sajakah yang diselamatkan? Tak sedikit juga dari kita yang terlalu percaya dan lantas terlanjur memutuskan bahwa orang yang beragama A itu kafir dan tentu tempatnya di neraka; atau yang mirip dengan itu, "agamaku paling benar dan karena itu hanya orang-orang dari agamakulah yang pantas menempati kursi di surga" Kita seolah-olah Tuhan saja. Yesus saja tidak mau tahu soal itu. Ingat bagaimana ketika ibu dari anak-anak Zebedeus mengajukan pertanyaan yang hampir serupa, tentang apakah anak-anaknya akan duduk di kiri dan kanan Yesus untuk memerintah sebagai raja? Yesus menjawab ibu itu dengan mengatakan " tentang duduk di kiri atau di kananku, itu bukan urusanku.Itu urusan Bapa". Maka, pantaslah kita sadar bahwa bukan urusan kita untuk mengetahui apalagi menentukan siapa yang diselamatkan dan siapa yang tidak. Kita tidak punya hak untuk itu kecuali Allah sendiri.
Kepada para murid yang marah dengan anak-anak Zebedus - karena pertanyaan ibu mereka tadi-Yesus malah meminta supaya mereka menjadi pelayan. Siapa yang terbesar hendaknya ia jadi pelayan. Artinya, Yesus menghendaki kita agar tidak menghabiskan waktu dan energi kita untuk menghakimi siapa yang selamat dan siapa yang bukan; tapi Ia meminta kita untuk hidup dan merayakan anugerah keselamatan yang diberikan Allah kepada kita.
Keselamatan itu adalah anugerah untuk semua. Apakah anugerah itu diterima dengan baik atau tidak, itu soal lain. Pintu surga saya kira selalu terbuka untuk kita. Pintu itu jangan dibayangkan sama seperti pintu yang kita kenal. Pintu surga adalah pintu perjumpaan yang otentik dengan Allah. Dengan melewati pintu, kita akan mengalami suasana rumah dengan segala isinya. Dengan memasuki pintu surga, kita mengalami Allah secara penuh. Pintu itu sebenarnya adalah Kristus Yesus sendiri. Hanya melalui Dia lah kita mengalami Allah. Melalui Dia berarti HIDUP SEPERTI DIA dan ini memang pilihan tersulit yang pernah ada. Mengikuti dan hidup seperti Yesus berarti menjadi pelayan, siap merelakan seluruh hidup kita bagi Allah dan cinta kepada sesama tanpa syarat. Ini jalan yang paling sulit karena menuntut dari kita untuk merelakan banyak hal. Mungkin karena jalan ini sulit maka Yesus menyebutnya sebagi pintu yang sempit; sempit karena kita harus berjuang masuk dan harus berhadapan dengan begitu banyak orang yang 'kembali', 'pulang' karena tidak sanggup mengikuti jalan ini. Banyak orang, dan mungkin anda yang membaca renungan ini, tidak rela jika harus meninggalkan banyak hal; tidak rela kalau tidak dilayani; tidak rela kalau kesenangan, kuasa dan kemudahan lenyap dari genggaman kita. Ini jalan sempit. Pantas jika Yesus meminta kita berjuang.
Saudara-saudariku, mari kita berjuang, melawan arus zaman dan massa yang mendewakan kuasa dan kesenangan. Arus itu kuat. Marilah kita melawannya dengan dayung dan perahu kesetiaan, ketekunan, iman, harapan dan yang paling penting adalah cinta kasih. Mencintai seperti Yesus adalah jalan sempurna menjumpai Allah. Tidak cukup berbuat baik, tidak cukup menjadi orang baik.Kita mesti menjadi seperti Yesus agar Dia jangan sampai ketika bertemu dengan kita berkata "Aku tidak mengenal kamu"!
Mari saling mendoakan untuk melalui jalan sempit itu.
salam,
ronald,s.x.

Sabtu, 25 Agustus 2007

Kisah Burung yg kedinginan

Suatu ketika, ada seorang pria yang menganggap Natal sebagai sebuah takhayul belaka. Dia bukanlah orang yang kikir. Dia adalah pria yang baik hati dan tulus, setia kepada keluarganya dan bersih kelakuannya terhadap orang lain. Tetapi ia tidak percaya pada kelahiran Kristus yang diceritakan setiap gereja di hari Natal. Dia sungguh sungguh tidak percaya. "Saya benar-benar minta maaf jika saya membuat kamu sedih," kata pria itu kepada istrinya yang rajin pergi ke gereja. "Tapi saya tidak dapat mengerti mengapa Tuhan mau menjadi manusia. Itu adalah hal yang tidak masuk akal bagi saya "

Pada malam Natal, istri dan anak-anaknya pergi menghadiri kebaktian tengah malam di gereja. Pria itu menolak untuk menemani mereka. "Saya tidak mau menjadi munafik," jawabnya. "Saya lebih baik tinggal di rumah. Saya akan menunggumu sampai pulang."

Tak lama setelah keluarganya berangkat, salju mulai turun. Ia melihat keluar jendela dan melihat butiran-butiran salju itu berjatuhan. Lalu ia kembali ke kursinya di samping perapian dan mulai membaca surat kabar. Beberapa menit kemudian, ia dikejutkan oleh suara ketukan. Bunyi itu terulang tiga kali. Ia berpikir seseorang pasti sedang melemparkan bola salju ke arah jendela rumahnya. Ketika ia pergi ke pintu masuk untuk mengeceknya, ia menemukan sekumpulan burung terbaring tak berdaya di salju yang dingin. Mereka telah terjebak dalam badai salju dan mereka menabrak kaca jendela ketika hendak mencari tempat berteduh.

Saya tidak dapat membiarkan makhluk kecil itu kedinginan di sini, pikir pria itu. Tapi bagaimana saya bisa menolong mereka? Kemudian ia teringat akan kandang tempat kuda poni anak-anaknya. Kandang itu pasti dapat memberikan te mpat berlindung yang hangat. Dengan segera pria itu mengambil jaketnya dan pergi ke kandang kuda tersebut. Ia membuka pintunya lebar-lebar dan menyalakan lampunya. Tapi burung-burung itu tidak masuk ke dalam. Makanan pasti dapat menuntun mereka masuk, pikirnya. Jadi ia berlari kembali ke rumahnya untuk mengambil remah-remah roti dan menebarkannya ke salju untuk membuat jejak ke arah kandang. Tapi ia sungguh terkejut. Burung-burung itu tidak menghiraukan remah roti tadi dan terus melompat-lompat kedinginan di atas salju.

Pria itu mencoba menggiring mereka seperti anjing menggiring domba, tapi justru burung-burung itu berpencaran kesana- emari, malah menjauhi kandang yang hangat itu. "Mereka menganggap saya sebagai makhluk yang aneh dan menakutkan," kata pria itu pada dirinya sendiri, "dan saya tidak dapat memikirkan cara lain untuk memberitahu bahwa mereka dapat mempercayai saya. Kalau saja saya dapat menjadi seekor burung selama beberapa menit, mungkin saya dapat
membawa mereka pada tempat yang aman."

Pada saat itu juga, lonceng gereja berbunyi. Pria itu berdiri tertegun selama beberapa waktu, mendengarkan bunyi lonceng itu menyambut Natal yang indah. Kemudian dia terjatuh pada lututnya dan berkata, "Sekarang saya mengerti," bisiknya dengan terisak. "Sekarang saya mengerti mengapa KAU mau menjadi manusia."

Seberapa Besarkah Kantong yang Anda Punyai?


Sepertinya sudah menjadi 'hukum' atau atauran tak tertulis untuk meletakkan beberapa lembar uang di atas meja setelah kita meninggalkan sebuah restoran. Uang itu adalah tip bagi pelayan yang menyiapkan meja. Bayangkan betapa repotnya kita, jika di restoran kita harus menyediakan sendiri meja. Tentu, waktu yang mestinya kita pakai untuk bercengkerama dengan keluarga atau rekan kita, habis untuk mencari menu, menghubungi koki lalu menunggu apakah pesanan kita jadi dibuat atau tidak.
saya kira di balik kebiasaan memberi 'tip' bagi pelayan, ada satu keutamaan yang patut terus dipelihara - meski mungkin makin kurang disadari - yakni penghargaan terhadap pelayan serta tugas pelayanan itu sendiri. Sederhananya, pelayan adalah pekerjaan yang membuat orang bahagia, betah, membantu orang lebih menikmati sesuatu entah itu makanan, jasa dan lain sebagainya.
Yesus hari ini, setelah mengeritik cara dan sikap hidup ahli-ahli taurat, mengajarkan arti penting pelayanan. "Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu". (Mat.23:11).
Menjadi terbesar dan menjadi pelayan adalah dua pilihan yang kelihatannya bertolak belakang. Biasanya, kalau menjadi orang besar, orang berada, orang kaya dan terhormat, kita ingin untuk dilayani, ya karena kita penting. Semua kita, tanpa terkecuali, punya keinginan dan kecenderungan untuk menjadi besar, menjadi yang utama. Pendeknya, kita pingin dicintai dan diterima. Dan ini normal.Menjadi tidak normal kalau keingianan itu berlebihan yang ungkapannya bisa dalam kecenderungan untuk menguasai, menuntut atau memaksa dan lupa bahwa orang lain juga butuh diperlakukan sama; orang lain juga butuh dilayani dan dicintai. Maka, menjadi besar pada dasarnya disertai kesadaran untuk menjadi kecil, menjadi orang yang siap melayani dan mencintai sesama dengan seluruh pelayanan kita.
Lalu bagaimana mungkin orang yang melayani disebut 'terbesar'; bahkan lebih besar dari orang yang dilayaninya sendiri? Tentu, Yesus tidak memaksudkan bahwa ajudan presiden lebih besar dari pada presidenitu sendiri atau seorang satpam bank BNI lebih besar dari direkturnya. Yesus tidak bermaksud demikian meski orang-orang itu pekerjaannya adalah pelayanan.Hati-hati.., tidak setiap pekerjaan melayani sungguh-sungguh merupakan pelayanan. Yang dimaksudkan Yesus dengan pelayan adalah orang yang dengan sengaja memilih untuk merelakan waktu, pekerjaan, tenaga dan seluruh hidupnya demi orang lain tanpa syarat (tanpa mau dapat balasan, bukan karena itu kewajiban), tapi orang yang melakukannya karena dia mengalami dicintai dan dikasihi Allah. Maka masuk akal kiranya mengatakan bahwa orang yang melayani dengan cinta sejati adalah orang yang terbesar karena hidupnya tidak 'sempit', 'kecil' akibat terlalu memikirkan diri sendiri; terbesar karena ia membiarkan Allah dan orang lain memperkaya hidup-Nya. 'Kantong' hidupnya sepertinya siap menampung semua rahmat dan kebaikan yang dia terima dari tindakannya mencintai orang lain.
Lebih lagi, kebesaran kita bukanlah semata-mata usaha kita tapi lebih merupakan anugerah atau rahmat istimewa dari Allah. Anugerah itu adalah kebenaran diri kita sebagai anak-anak-Nya. Saya percaya, setiap orang diberi karunia yang sama banyak, meski bentuknya berbeda beda. Tuhan itu adil, Dia memberi kepada semua kita anugerah yang sama. Beethoven yang dikaruniai kejeniusan mendapat anugerah yang sama dengan anda, meski anda tidak dapat bermain musik seperti dia. Anda punya kemampuan lain, misalnya selalu menghibur orang dengan obrolan dan canda anda. Jangan pernah merasa kuatir akan kemampuan anda. Berhentilah membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Pikirkanlah sekarang apa yang anda punyai, apa pun itu. Syukurilah dan mulailah melayani orang lain dengan anugerah itu. Kita hanya bisa mencintai karena kita sudah terlebih dahulu dicintai oleh Allah; bukan hanya dengan mengaruniakan hidup beserta segala kemampuan kita, tapi Dia memberikan anak-Nya sendiri yakni Yesus Kristus. Maka, jadilah pelayan Tuhan. Dan biarkanlah hidup anda terus menjadi kantong yang besar, yang tahan lama menerima anugerah dan rahmat Allah karena anda sudah melayani!
Ronald,s.x.

Jumat, 24 Agustus 2007

Santo Bartolomeus dan Kita


Bacaan: Yohanes 1:45-51
Hari ini Gereja memperingati St. Bartolomeus. Dia adalah satu di antara murid Yesus di luar bilangan keduabelas rasul yang mengenal dan mengalami Yesus. Sejatinya, dia adalah orang Yahudi, ahli taurat lagi. Saat Yesus muncul dan menimbulkan gerakan baru dalam yudaisme pada waktu itu, Bartolomeus yang lebih dikenal sebagai Natanael Bar-Tolmai, tidak mau ikut arus. Dia tidak mau asal percaya saja sebelum membuktikan apa benar Yesus itu seperti yang diceritkan dan dielu-elukan banyak orang, apa benar dia pantas dipercaya. Maka, ketika Filipus mengabarkan bahwa ia telah berjumpa dengan Mesias, Natanael dengan ragu bertanya "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?" Keraguannya sebenarnya didasari kerinduan untuk sungguh-sungguh menjumpai Yesus. Oleh karena itu, tidak heran, jika dia langsung mengikuti ajakan Filipus " Mari dan lihatlah!.
Perjumpaannya dengan Yesus sungguh mengesankan. Natanael tidak menyangka bahwa orang yang semula diragukannya justru mengenalnya lebih banyak. " Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara."Bukan itu saja, Yesus memuji dia sebagai orang yang aseli, tidak palsu. Kelebihan pribadi Natanael bukan hanya terletak pada sikapnya yang tidak ikut arus, tapi pada kerinduannya untuk mencari wajah Allah yang otentik. Itulah kiranya pesan utama tokoh Bartolomeus yang kita peringati hari ini.
Beberapa waktu lalu muncul berita tentang penampakan ini atau penampakan itu. Tidak sedikit orang yang percaya begitu saja walaupun berita itu hanya isapan jempol. Kita memang tidak sedang meragukan peristiwa ajaib seperti itu, tapi sebenarnya yang lebih penting adalah memelihara terus kerinduan untuk mencari wajah Alah yang otentik dalam perjuangan hidup kita. Wajah Allah yang otentik itu adalah Kristus sendiri. Di salib, kita tahu siapa Allah itu yakni Dia yang mencintai dan mengasihi kita tanpa syarat. Otentisitas wajah Yesus kita temukan dalam pengalaman sehari-hari jika kita mau selalu membuka mata dan telinga;mata untuk melihat kebutuhan-kebutuhan mereka yang tertindas, telinga dan kehendak yang kuat untuk membedakan mana kehendak Tuhan dan mana rencana pribadi kita. Anda dan saya selalu dalam perjuangan untuk terus mencari dan memuliakan Dia dalam segala.
Peliharalah Terus Kerinduan Anda Ini Setiap Hari.


Salam,
ronald,s.x.

Kisah Nenek dan Cucu nya

Nenek Granny sedang menyambut cucu-cucunya pulang dari sekolah. Mereka adalah anak-anak muda - anak muda yang sangat cerdas dan sering menggoda nenek mereka. Kali ini, Tom mulai menggoda dia dengan berkata,

"Nek, apakah nenek masih pergi ke gereja pada hari minggu?"

"Tentu!"

"Apa yang nenek peroleh dari gereja? Apakah nenek bisa memberitahu kami tentang Injil minggu lalu..?"

"Tidak, nenek sudah lupa. Nenek hanya ingat bahwa nenek menyukainya."
"Lalu apa khotbah dari pastor?"

"Nenek tidak ingat. Nenek sudah semakin tua dan ingatan nenek melemah. Nenek hanya ingat bahwa ia telah memberikan khotbah yang memberi kekuatan, Nenek menyukai khotbah itu."
Tom menggoda, "Apa untungnya pergi ke gereja jika nenek tidak mendapatkan
sesuatu dariNya?"

Nenek itu terdiam oleh kata-kata itu dan ia duduk di sana termenung. Dan anak-anak lain tampak menjadi malu. Kemudian nenek itu berdiri dan keluar dari ruangan tempat mereka semua duduk, dan berkata, "Anak-anak, ayo ikut nenek ke dapur."

Ketika mereka tiba di dapur, dia mengambil ta s rajutan dan memberikannya
kepada Tom sambil berkata, "Bawalah ini ke mata air, dan isilah dengan air,lalu bawa kemari!"
"Nenek, apa nenek tidak sedang melucu? Air didalam tas rajutan....! Nek, apa ini bukan lelucon?" tanya Tom.

"Tidak.., lakukanlah seperti yang kuperintahkan. Saya ingin memperlihatkan kepadamu sesuatu."

Maka Tom berlari keluar dan dalam beberapa menit ia kembali dengan tas yang bertetes-teskan .. "Lihat nek," katanya. "Tidak ada air di dalamnya."

"Benar," katanya. "Tapi lihatlah betapa bersihnya tas itu sekarang.

Anak-anak, tidak pernah kamu ke gereja tanpa mendapatkan sesuatu yang baik, meskipun kamu tidak mengetahuinya."

Kamis, 23 Agustus 2007

Jejak Kaki

Suatu malam seorang bermimpi. Dia mimpi berjalan bersama Tuhan di sepanjang tepian pantai. Di ujung langit sana tergambar peristiwa-peristiwa dari kehidupannya. Di setiap kejadian ia memperhatikan ada dua pasang jejak kaki di permukaan pasir, satu punyanya dan lainnya jejak kaki Tuhan.

Pada penayangan dari peristiwa itu di akhir hidupnya, dia kembali melihat jejak kaki di permukaan pasir itu. Dia memperhatikan bahwa banyak kali di dalam kehidupannya hanya ada satu jejak kaki. Dia memperhatikan bahwa saat-saat itu adalah saat-saat genting dan penuh kesedihan. Hal itu sungguh membingungkannya, dan ia bertanya kepada Tuhan tentang hal ini. "Tuhan, Engkau berkata bahwa sekali aku memutuskan untuk mengikutMu, Engkau berjanji akan berjalan selamanya bersamaku. Tetapi aku juga memperhatikan, pada masa aku mengalami kesukaran dalam hidupku, hanya ada satu pasang jejak kaki, aku sungguh tidak mengerti mengapa di saat-saat aku membutuhkanMu malah Engkau meninggalkanku."

Tuhan menjawab: "AnakKu yang Kukasihi, Aku mengasihimu dan tidak akan pernah meninggalkanmu. Pada saat -saat pencobaan dan penderitaanmu, saat di mana engkau hanya melihat ada satu pasang jejak kaki, itulah saat di mana Aku menggendong engkau."

Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu.(Yesaya 46:4a)

Kisah Sukses : Ruth Sahanaya

Kisah Ruth Sahanaya: Kalau tidak jadi penyanyi, profesi apa yang paling pas buat Ruth Sahanaya? "Jadi pelawak...!" kata orang-orang terdekatnya yakin. Anda jangan kaget dulu. Pasalnya, menurut me­reka, selain sehari-hari selalu rame, si Uthe ini juga ‘gudangnya' cerita lucu. "Uthe, anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Alfares Edward Sahanaya dan Matheda David yang berdarah Ambon dan Sangir Talaud ini, tertawa lepas menanggapi komentar para sahabatnya itu. Wanita kelahiran Bandung, 1 September 1966, ini mengakui sejak kecil ia memang periang. Mungkin, karena masa kecilnya sarat dengan kasih sayang dan kenangan berkesan.

SI JAIL YANG TUKANG TIDUR Lulus dari TK dan SD St Paulus III, Bandung, Uthe melanjutkan ke SMP Bahureksa, juga di Bandung. Hampir setiap hari ia datang terlambat ke sekolah. Namun, hampir setiap hari pula ia pulang lebih awal. Kok, bisa begitu? Usut punya usut, ternyata Uthe memang hobi banget... tidur! Kalau sudah berbaring di ranjang, ia malas bangun. Dan, kalau matanya sudah ketap-ketip mengantuk, apa pun tak bisa meng­halanginya untuk segera berlayar ke ‘pulau kapuk' alias tempat tidur. Itulah yang membuatnya sering kali telat ke sekolah, atau sebaliknya, cepat-cepat pulang dari sekolah karena mengantuk! Bahkan, saking doyan tidur, Uthe tidak segan-segan tidur di kelas. "Pernah, saya menyogok penjaga sekolah untuk membukakan pintu gerbang sekolah agar saya bisa kabur pulang ke rumah," kisah Uthe, tertawa renyah. Tujuannya, apa lagi kalau bukan untuk tidur! Ketika duduk di bangku SMA (di SMAK Dago) dan beranjak remaja, keisengan Uthe sama sekali tidak berkurang. Seorang ibu guru SMA-nya di kelas satu, mendadak berteriak superkencang ketika membuka kotak tempat menyimpan kapur tulis. Apa pasal? Rupanya, Uthe jail menaruh kodok di dalamnya!

SUARANYA MEMANG INDAH Kalau sekarang Uthe menjelma jadi seorang penyanyi kawakan, rasanya hal itu tidak aneh. Soalnya, sejak masih duduk di TK pun, ia sudah berani ‘tarik suara' di muka umum. Ia memang berasal dari keluarga yang gemar menyanyi. Baik di rumah maupun di gereja, si bungsu ini terbiasa mendengarkan nada-nada musik. Dua kakak perempuannya, Biche dan Ita, tak kalah merdu suaranya. Begitu pula Sam, kakak laki-laki Uthe, yang meninggal karena kanker di usia 9 tahun. Diiringi gitar sang ayah, serta ditimpali suara indah sang ibu, lengkaplah vokal grup keluarga Sahanaya. Hasilnya memang tak sia-sia. Uthe berhasil menyabet Juara I Pop Singer Bandung Raya. Selanjutnya, pada tahun yang sama, berturut-turut ia meraih kemenangan sebagai Runner Up Pop Singer se-Jawa Barat, Runner Up Bintang Radio & Televisi se-Bandung, Juara I Bintang Radio & Televisi se-Jawa Barat, serta Runner up Bintang Radio & Televisi Tingkat Nasional. Maka, makin yakinlah dara bersuara emas ini akan talenta yang diberikan Tuhan kepadanya.

DIDIKAN KELUARGA Bagi Uthe, orang tua adalah segalanya. Panutan, pelindung, sekaligus penyuluh semangat kehidupannya. Walaupun ayahnya, A.E. Sahanaya, bukan tergolong the haves - hanya seorang pensiunan pegawai Departemen Dalam Negeri di Bandung - Ruth dan saudara-saudaranya hidup sangat berbahagia layaknya kisah-kisah keluarga harmonis. "Seingat saya, sepanjang pernikahan orang tua saya, tidak pernah sekali pun mereka bertengkar di depan anak-anaknya," cetus Uthe, bangga. Selain sikap moderat, terbuka, dan disiplin diri yang diterapkan dalam keluarganya, Uthe sangat terkesan pada dasar keimanan orang tuanya. "Setiap hari Papi dan Mami berdoa untuk anak-anaknya. Kami semua, diajarkan untuk selalu bersyukur atas karunia-Nya dalam keadaan susah maupun senang...." Di mata Uthe, ayah dan ibunya juga selalu bersikap adil terhadap semua anaknya. Meski anak bungsu, kalau melanggar aturan, Uthe tak luput menjalani hukuman. Ibunda Uthe sangat mementingkan tata krama. Bersikap santun dan hormat kepada orang yang lebih tua adalah amanat sang ibu yang tak pernah bisa ia lupakan. "Selain itu, Mami cerewet sekali dalam berbusana. Kelas lima SD, saya diharuskan pakai kaus singlet karena payudara saya mulai tumbuh. Tank top? No way! Mami bisa merepet seharian. Mami juga orangnya rapi, tak segan-segan mencuci dan menyetrika sendiri baju seragam dan pakaian tertentu anak-anaknya. Rupanya kebiasaan ini menurun kepada saya...." Namun, karena merasa kariernya di dunia musik baru ‘seumur jagung', Uthe tak mau berhenti belajar. Selain banyak berdiskusi dengan keluarga maupun teman-teman dekatnya, Uthe pun tak segan bertanya dan menimba pengalaman dari penyanyi senior yang dikaguminya, yaitu Vina Panduwinata dan Harvey Malaiholo. "Maklumlah, waktu itu saya kan masih malu-maluin," ungkap Uthe, jujur. Tak jarang, ia pun merasa minder karena memiliki tubuh yang mungil, dengan berat badan sekitar 43 kg dan tinggi ‘hanya' 153 cm. Itu sebabnya, ia kerap merasa ‘tenggelam' tatkala sedang beraksi di panggung yang luas dan disaksikan ribuan pasang mata. "Waduh, groginya minta ampun! Apalagi saat manggung pertama kali. Bahkan, jujur saja, sampai sekarang pun saya masih sering berkeringat dingin ketika harus tampil menyanyi," kata Uthe, tersenyum.

MENAPAK KE PUNCAK Tahun 1989 seolah menjadi milik Uthe. Ia terpilih sebagai penyanyi rekaman terbaik versi BASF. Dua piala sekaligus ia dapatkan. Album kaset Tak Kuduga meraup penjualan terlaris untuk kategori musik pop kreatif, sedangkan album Amburadul untuk kategori musik pop disko. Jalan emas mulai terbentang lebar di hadapannya. Jerih payahnya selama ini wira-wiri di berbagai pub jazz di kota kelahirannya, terbayar sudah. Kancah musik pop Indonesia pun makin berwarna dengan kehadiran Uthe. Vokalnya yang berpower tinggi menjadi ciri khasnya. Lita Zein, yang juga berkecimpung di dunia yang sama, dengan tulus berucap, "Sebagai penyanyi, Uthe memiliki bakat alami yang luar biasa. Sampai sekarang pun saya masih terus terpukau pada kekuatan talenta yang dimiliknya." Apakah semua keberhasilan itu membuat Uthe berubah? Ah, syukurlah, menurut orang-orang terdekatnya, Uthe ternyata masih seperti yang dulu. Penuh perhatian, selalu hormat dan santun ke­pada orang yang lebih tua, senang memberi, dan tetap senang melawak. Bahkan, kepada beberapa teman terdekatnya, Uthe senantiasa berpesan, "Kalau gue mulai sombong, tolong diingetin, ya?"

Sumber : www.jawaban.com

Dress code macam apa yang anda punya?


Bacaan Injil "Perumpamaan tentang perjamuan kawin" Lukas 22:1-14

Hidup kita akrab dengan pesta. Entah apa rasanya dan apa jadinya, jika pesta tidak pernah menjadi tradisi masyarakat manusia? Orang-orang dari setiap kebudayaan memiliki tradisi yang khas untuk berpesta. Yang sama dalam setiap pesta adalah pesta selalu merupakan pernyataan kegembiraan secara publik, kegembiraan yang menentukan dalam hidup seseorang; kegembiraan karena kelahiran anak baru,kegembiraan karena diresmikannya bahtera rumah tangga yang baru, kegembiraan karena selamat dari malapetaka, dan seterusnya dan seterusnya. Si tuan pesta mengungakpkan kegembiraan itu dengan mengundang rekan-rekan dekatnya, keluarga dan para sahabat untuk ikut ambil bagian dalam kegembiraan itu. Maka, menghadiri pesta berarti berpartisipasi, ikut serta dalam hidup si tuan pesta; bukan hanya kegembiraannya tapi seluruh pengalaman yang sudah dan akan dialaminya. Pesta dengan demikian, adalah perayaan akan hubungan komuniter manusia yang satu dengan yang lainnya. Dengan ikut pesta, kita secara tak terkatakan ingin menyampaikan bahwa " kita ingin mengecapi hidup si tuan pesta sepenuhnya dalam pengalaman susah dan senang".
Yesus hari ini bicara tentang pesta untuk mengajarkan makna Kerajaan Allah. Allah sendiri,si tuan pesta, mengundang semua manusia, kita, anda, untuk masuk mengecapi kekayaan dan kelimpahan hidup-Nya. Kerajaan Allah tidak lain adalah hidup Allah sendiri yang dianugerahkan secara cuma-cuma pada kita. Ia telah mengorbankan miliknya untuk pesta itu, yakni anak-Nya sendiri. Yesus adalah anugerah hidup Allah bagi kita. Yesus dianugerahkan untuk semua orang. Karena anugerah itu cuma-cuma, setiap orang pun bebas untuk menerima atau menolaknya.
Kalau anda ditawarkan sesuatu, dan jika anda menghendakinya, tentu anda mengulurkan tangan untuk menerimanya. Akan tetapi, tidak setiap uluran tangan mengungkapkan sikap menerima yang otentik. Anda,misalnya, dikatan tidak sopan jika menerima pemberian seseorang dengan tangan kiri; atau tidak menghormati si pemberi jika anda menerimanya dalam keadaan tangan yang kotor. Saya hanya mau menunjukkan bahwa ini sama dengan apa yang dimaksudkan Yesus bahwa setiap orang yang mau menerima hidup Allah dalam dirinya mesti punya dress code yang tepat. Dress code itu apa menurut anda? Saya kira, dress codenya adalah keterbukaan hati, kegembiraan, serta kepercayaan pada-Nya. Hati yang terbuka adalah hati yang siap selalu setiap hari untuk bekerjasama dengan Yesus. Setiap hari saya selalu doa " Tuhan, terima kasih atas panggilan saya ini, semoga saya melewati hari ini bersama-mu dengan setia. Hati yang gembira dan percaya adalah hati yang hanya memberi tempat bagi Yesus dan bukan kekuatiran tentang makanan, relasi , masa depan, uang dan hal-hal lain. Sudahkah anda punya dresscode ini?

Rabu, 22 Agustus 2007

Kisah Sukses : Warren Buffet

There was a one hour interview on CNBC with Warren Buffet, the second richest man who has donated $31 billion to charity. Here are some very interesting aspects of his life:

1. He bought his first share at age 11 and he now regrets that he started too late!

2. He bought a small farm at age 14 with savings from delivering newspapers.

3. He still lives in the same small 3-bedroom house in mid-town Omaha , which he bought after he got married 50 years ago. He says that he has everything he needs in that house. His house does not have a wall or a fence.

4. He drives his own car everywhere and does not have a driver or security people around him.

5. He never travels by private jet, although he owns the world ' s largest private jet company.

6. His company, Berkshire Hathaway, owns 63 companies. He writes only one letter each year to the CEOs of these companies, giving them goals for the year. He never holds meetings or calls them on a regular basis. He has given his CEO ' s only two rules. Rule number 1: do not lose any of your share holder ' s money. Rule number 2: Do not forget rule number 1.

7. He does not socialize with the high society crowd. His past time after he gets home is to make himself some pop corn and watch Television.

8. Bill Gates, the world's richest man met him for the first time only 5 years ago. Bill Gates did not think he had anything in common with Warren Buffet. So he had scheduled his meeting only for half hour. But when Gates met him, the meeting lasted for ten hours and Bill Gates became a devotee of Warren Buffet.

9. Warren Buffet does not carry a cell phone, nor has a computer on his desk.

His advice to young people: "Stay away from credit cards and invest in yourself and Remember:
A. Money doesn ' t create man but it is the man who created money.
B. Live your lives, as simple as you are.
C. Don ' t do what others say, just listen to them, but do what you feel good.
D. Don ' t go on brand name; just wear those things in which u feel comfortable.
E. Don ' t waste your money on unnecessary things; just spend on them who really in need rather.
F. After all it ' s your life then why gives chance to others to rule our life."

PAY IT FORWARD

PAY IT FORWARD

Saat terlintas keraguan apakah mungkin perbuatan baik yang kecil dan sederhana yang kita lakukan kepada orang lain akan mampu mempengaruhi kehidupan mereka, mungkin Film "PAY IT FORWARD" bisa menjadi pendorong yang memberikan kita semangat untuk selalu tidak jemu-jemu berbuat baik kepada orang lain.

Kisahnya bercerita tentang seorang anak umur delapan tahun bernama Trevor yang berpikir jika dia melakukan kebaikan kepada tiga orang disekitarnya, lalu jika ke tiga orang tersebut meneruskan kebaikan yang mereka terima itu dengan melakukan kepada tiga orang lainnya dan begitu seterusnya, maka dia yakin bahwa suatu saat nanti dunia ini akan dipenuhi oleh orang-orang yang saling mengasihi. Dia menamakan ide tersebut: "PAY IT FORWARD"

Singkat cerita, Trevor memutuskan bahwa tiga orang yang akan menjadi bahan eksperimen adalah mamanya sendiri (yang menjadi single parent), seorang pemuda gembel yang selalu dilihatnya dipinggir jalan dan seorang teman sekelas yang selalu diganggu oleh sekelompok anak-anak nakal.

Percobaanpun dimulai :

Trevor melihat bahwa mamanya yang sangat kesepian, tidak punya teman untuk berbagi rasa, telah menjadi pecandu minuman keras. Trevor berusaha menghentikan kecanduan mamanya dengan cara rajin mengosongkan isi botol minuman keras yang ada dirumah mereka, dia juga mengatur rencana supaya mamanya bisa berkencan dengan guru sekolah Trevor. Sang mama yang melihat perhatian si anak yang begitu besar menjadi terharu, saat sang mama mengucapkan terima kasih, Trevor berpesan kepada mamanya "PAY IT FORWARD, MOM"

Sang mama yang terkesan dengan yang dilakukan Trevor, terdorong untuk meneruskan kebaikan yang telah diterimanya itu dengan pergi kerumah ibunya (nenek si revor), hubungan mereka telah rusak selama bertahun-tahun dan mereka tidak pernah bertegur sapa, kehadiran sang putri untuk meminta maaf dan memperbaiki hubungan diantara mereka membuat nenek Trevor begitu terharu, saat nenek Trevor mengucapkan terima kasih, si anak berpesan :"PAY IT FORWARD,MOM"

Sang nenek yang begitu bahagia karena putrinya mau memaafkan dan menerima dirinya kembali, meneruskan kebaikan tersebut dengan menolong seorang pemuda yang sedang ketakutan karena dikejar segerombolan orang untuk bersembunyi di mobil si nenek, ketika para pengejarnya sudah pergi, si pemuda mengucapkan terima kasih, si nenek berpesan : "PAY IT FORWARD,SON".

Si pemuda yang terkesan dengan kebaikan si nenek, terdorong meneruskan kebaikan tersebut dengan memberikan nomor antriannya di rumah sakit kepada seorang gadis ke ci l yang sakit parah untuk lebih dulu mendapatkan perawatan, ayah si gadis ke ci l begitu berterima kasih kepada si pemuda ini, si pemuda berpesan kepada ayah si gadis ke ci l : "PAY IT FORWARD, SIR"

Ayah si gadis ke ci l yang terkesan dengan kebaikan si pemuda, terdorong meneruskan kebaikan tersebut dengan memberikan mobilnya kepada seorang wartawan TV yang mobilnya terkena kecelakaan pada saat sedang meliput suatu acara, saat si wartawan berterima kasih, ayah si gadis berpesan: "PAY IT FORWARD"

Sang wartawan yang begitu terkesan terhadap kebaikan ayah si gadis, bertekad untuk mencari tau dari mana asal muasalnya istilah "PAY IT FORWARD" tersebut, jiwa kewartawa nanny a mengajak dia untuk menelusuri mundur untuk mencari informasi mulai dari ayah si gadis, pemuda yang memberi antrian nomor rumah sakit, nenek yang memberikan tempat persembunyian, putri si nenek yang mengampuni, sampai kepada si Trevor yang mempunyai ide tersebut.

Terkesan dengan apa yang dilakukan oleh Trevor, Si wartawan mengatur agar Trevor bisa tampil di Televisi supaya banyak orang yang tergugah dengan apa yang telah dilakukan oleh anak ke ci l ini. Saat kesempatan untuk tampil di Televisi terlaksana, Trevor mengajak semua p emi rsa yang sedang melihat acara tersebut untuk BERSEDIA MEMULAI DARI DIRI MEREKA SENDIRI UNTUK MELAKUKAN KEBAIKAN KEPADA ORANG-ORANG DISEKITAR MEREKA agar dunia ini menjadi dunia yang penuh kasih.

Namun umur Trevor sangat singkat, dia ditusuk pisau saat akan menolong teman sekolahnya yang selalu diganggu oleh para berandalan, selesai penguburan Trevor, betapa terkejutnya sang Mama melihat ribuan orang tidak henti-hentinya datang dan berkumpul dihalaman rumahnya sambil meletakkan bunga dan menyalakan lilin tanda ikut berduka ci ta terhadap kematian Trevor. Trevor sendiripun sampai akhir hayatnya tidak pernah menyadari dampak yang diberikan kepada banyak orang hanya dengan melakukan kebaikan penuh kasih kepada orang lain.

Mungkinkah saat kita terkagum-kagum menikmati kebaikan Tuhan didalam hidup kita, dan kita bertanya-tanya kepada Tuhan bagaimana cara untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepadaNya, jawaban Tuhan hanya sesederhana ini: "PAY IT FORWARD to OTHERS around YOU (Teruskanlah itu kepada orang lain yang ada disekitarmu) "

Selasa, 21 Agustus 2007

Do You Know ???

Do You Know ???

Tahukah anda kalau orang yang kelihatan begitu tegar hatinya, dibalik itu adalah orang yang sangat lemah dan butuh pertolongan?

Tahukah anda kalau orang yang menghabiskan waktunya untuk melindungi orang lain adalah justru orang yang sangat butuh seseorang untuk melindunginya?

Tahukah anda kalau tiga hal yang paling sulit untuk diungkapkan adalah : Aku cinta kamu, maaf dan tolong aku

Tahukah anda kalau orang yang suka berpakaian warna merah lebih yakin kepada dirinya sendiri?

Tahukah anda kalau orang yang suka berpakaian kuning adalah orang yang menikmati kecantikannya sendiri?

Tahukah anda kalau orang yang suka berpakaian hitam adalah orang yang ingin tidak diperhatikan dan butuh bantuan dan pengertian anda?

Tahukah anda kalau anda menolong seseorang, pertolongan tersebut dikembalikan dua kali lipat?

Tahukah anda bahwa lebih mudah mengatakan perasaan anda dalam tulisan dibandingkan mengatakan kepada seseorang secara langsung?

Tapi tahukah anda bahwa hal tersebut akan lebih bernilai saat anda mengatakannya dihadapan orang tersebut?

Tahukah anda kalau anda memohon sesuatu dengan keyakinan, keinginan anda
tersebut pasti dikabulkan?

Tahukah anda bahwa anda bisa mewujudkan impian anda, seperti jatuh cinta, menjadi kaya, selalu sehat, jika anda memintanya dengan keyakinan, dan jika anda benar2 tahu, anda akan terkejut dengan apa yang bisa anda lakukan.

Tapi jangan percaya semua yang saya katakan, sebelum anda mencobanya sendiri. Jika anda tahu seseorang yang benar2 butuh sesuatu atau salah satu yang saya sebutkan diatas, dan Anda tahu anda bisa menolongnya, anda akan melihat bahwa pertolongan tersebut akan dikembalikan dua kali lipat.

Apa Anda Tahu Bersyukur?


Bacaan Injil " Kisah seorang tuan yang memberi upah kepada para hambanya"

Perupamaan ini menarik. Sepintas ketika membaca perumpaan tersebut terbersit antipati atau tidak setuju dengan tindakan yang diambil tuan tanah ini. Dia memberi upah yang sama kepada para pekerja meskipun jumlah waktu kerjanya berbeda satu dengan yang lainnya. Masakan yang baru bekerja satu jam mendapatkan upah yang sama - satu dinar - dengan mereka yang sudah bekerja belasan jam? Akan tetapi, ketika mengikuti dan mencermati dengan baik maksud perumpamaan ini, kita akan berdecak kagum. Yesus tidak bicara soal apa yang adil menurut pandangan kita. Yah.., kita bisa bicara soal macam-macam keadilan. Dalam konteks perumpamaan ini, antipati kita bisa didasarkan atas pandangan tentang keadilan komutatif. Para pekerja telah menukar tenaga mereka selama beberapa jam dengan uang satu dinar. Mestinya, berdasarkan jumlah kerja, upah setiap orang dengan jumlah jam kerja yang berbeda, harus berbeda pula. Tetapi, jika diperhatikan dengan baik, sejak awal memang sudah ada kesepakatan antara si tuan dan para pekerja bahwa mereka bersedia dibayar satu dinar sehari. Dalam hal ini, tidak ada alasan juga mempersalahkan si tuan.
Yesus sebenarnya mau bicara tentang arti keselamatan. Keselamatan itu bukan bergantung pada siapa yang lebih dahulu ditentukan untuk diselamatkan atau siapa yang lebih kemudian; tidak bergantung pada siapa yang paling baik dan paling benar;siapa yang paling suci dan paling berdosa; agama atau sukunya apa. Bukan! Keselamatan itu adalah anugerah yang sama dan khas untuk semua. Maka, tidak pada tempatnya jika meributkan siapa yang paling layak masuk surga atau tidak seperti beberapa teman kita di tanah air yang begitu percaya bahwa agama lain itu kafir dan buruk.
Kisah ini juga berisi kritik tajam untuk kecenderungan kita yang terlalu banyak menghabiskan energi kita dengan membanding-bandingkan kelebihan yang satu dengan yang lain daripada mensyuri dan mengembangkan anugerah Allah dalam diri kita. Banyak orang yang tidak bahagia karena meratapi kekurangannya dan pada saat yang sama merindukan keadaan/status orang lain dan lupa bahwa ia memiliki kemampuan lain yang khas dan berguna.
Maka injil hari ini mengajak kita untuk merenungkan sejauh mana kita sudah secara maksimal mengembangkan kemampuan-kemampuan kita? Apakah juga kita masuk hitungan orang-orang yang suka membanding-bandingkan, yang akhirnya tidak pernah menerima diri sendiri?
Semoga anda makin menjadi pribadi yang percaya diri, mensyukuri dan mengembangkan seluruh hidup anda bagi kerajaan Allah.
Salam,
ronald,s.x.

Senin, 20 Agustus 2007

Lebih Penting Dari Hadiah

Lebih Penting Dari Hadiah
Oleh: Tidak Diketahui

Seorang laki-laki pergi ke luar negeri untuk bekerja dan meninggalkan gadis tunangannya tersedu-sedu. "Jangan khawatir, aku akan menulis surat untukmu setiap hari", katanya. Selama bertahun-tahun laki-laki itu memang menulis surat untuk tunangannya. Tetapi karena dia senang dengan pekerjaannya, dia tidak merencanakan untuk pulang dalam waktu dekat.

Suatu hari, dia menerima undangan pernikahan. Ternyata kekasihnya akan segera menikah. Dengan siapa ? Dengan tukang pos yang tiap hari mengantar surat yang dia tulis. Jarak pemisah telah membuat hati berubah.
Lelaki malang itu merenung, "Lho, apa salahku. Aku mengiriminya surat-surat, coklat, dan bahkan bunga-bunga". Ketika dalam suatu hubungan terjadi masalah, daftar barang-barang yang telah diberikan atau hal-hal yang telah dilakukan untuk seseorang, akan tiba-tiba muncul untuk dipermasalahkan. Kita akan berkata "Saya telah memberimu ini dan itu... Saya telah melakukan semuanya demi kamu". Tampaknya cinta dapat dibuktikan secara mudah hanya dengan pemberian hadiah-hadiah dan perbuatan baik.

Namun, walaupun hadiah-hadiah itu penting juga, cinta memerlukan hal yang mendasar: KEHADIRAN. Kehadiran sang kekasih, kehadiran orang yang dicintai. Pengamatan saya terhadap anggrek ibu saya dapat dijadikan contoh. Saat ibu saya pergi agak lama, bunga-bunga itu tampak tak subur dan banyak diantaranya yang layu. Tapi saat ia kembali hadir, bunga-bunga itu mekar dengan indahnya. Padahal ibu saya tidak melakukan hal-hal yang luar biasa. Ia hanya memberikan banyak waktunya untuk berbicara dan merawat mereka.

Saya kira, orang lebih memerlukan kehadiran perhatian dan kepedulian. Cinta secara fundamental adalah sebuah komitmen terhadap seseorang. Kita dapat mempunyai komitmen terhadap bisnis, pekerjaan, hobi, olahraga, maupun keanggotaan di klub, tetapi dapat dikatakan dengan tegas: semua itu tidak dapat mencintai kita. Hanya orang lain yang dapat membalas cinta kita, dan untuk itu, komitmen tertinggi sebagai manusia adalah memberikan waktu kita dengan orang yang kita cintai. Dan karena manusia memerlukan kasih sayang dan makanan, hadiah-hadiah material hanya dapat - secara terbatas - membantu untuk mengembangkan cinta. Tapi itu semua tidak dapat menggantikan kehadiran pribadi, yang merupakan hadiah terbesar!

Martha sedang sibuk dengan pekerjaannya. Dia yakin harus bekerja keras, karena ia mencintai ayahnya yang sedang sakit kanker. Dia harus membeli obat-oabatan yang mahal. Saudara-saudaranya yang lain tetap tinggal dengan ayah mereka hampir setiap saat. Mereka memandikannya, bernyanyi untuknya, menyuapi makan, ataupun sekedar menemani sang ayah

Suatu hari Martha sakit hati. Dia mendengar sang ayah berkata kepada ibunya, "Semua anak-anak kita mencintaiku kecuali Martha". "Bagaimana mungkin?", pikir Martha. "Bukankah aku yang bekerja mati-matian untuk mendapatkan uang guna membeli semua obat-obatan? Saudara-saudaraku bahkan tidak berbagi sebesar yang aku berikan".

Suatu hari, Martha pulang larut malam seperti biasanya. Dia mengintip untuk pertama kalinya, ke dalam kamar di mana ayahnya berbaring. Dia melihat ayahnya masih terjaga, maka dia memutuskan untuk datang mendekat di samping tempat tidur ayahnya. Ayahnya memegang kedua tangan Martha dan berkata, "Aku merindukanmu. Aku sudah tidak punya banyak waktu lagi. Tinggalah dan temani aku". Dan itu yang ia lakukan, semalaman ia tinggal menemani ayahnya, berpegang, menggenggam tangannya.

Pagi harinya martha berkata pada semua orang, "Aku mengambil cuti. Aku ingin menemani Ayah. Mulai saat ini aku akan memandikan dan bernyanyi untuknya". Sebuah senyum bahagia muncul menghias wajah ayahnya. Kali ini ia tahu Martha mencintainya.

Apa Itu Masalah

Apa Itu Masalah ??

Masalah yang kamu hadapi akan membuatmu kalah atau juga membuatmu berhasil tergantung bagaimana kamu meresponinya. Sayangnya banyak orang yang salah memandang bagaimana Tuhan memakai masalah-masalah untuk kebaikan dalam hidupnya. Mereka menanggapinya dengan cara yang bodoh dan marah terhadap masalah-masalahnya bahkan tidak mau memikirkan apa keuntungan yang mereka terima.

Di bawah ini ada lima cara Tuhan memakai masalah dalam hidupmu :

Tuhan memakai masalah untuk menuntunmu.
Kadang-kadang Tuhan harus membakar tempat kenyamananmu agar kamu mau berpindah. Masalah sering membawa kita ke tempat yang baru dan memotivasikan kita untuk berubah. Apakah Tuhan sedang mencoba mengambil perhatianmu. Kadang-kadang membawa kita ke situasi, keadaan yang menyakitkan agar kita mau mengubah cara jalan kita (Amsal 20:30)

Tuhan memakai masalah untuk mengujimu.
Manusia seperti teh celup, jika kita ingin mengetahui apa yang ada di dalamnya, masukkan saja ke dalam air panas! Pernahkah Tuhan menguji imanmu lewat masalah-masalah ? Apakah masalah- masalah itu membuka pikiranmu ? Ketika kamu menghadapi banyak masalah, "hendaklah kamu penuh sukacita sebab lewat masalah-masalah ini akan menguji imanmu dan akan mengajarkan kamu tentang kesabaran" (Yak 1:2-3)

Tuhan memakai masalah untuk mengoreksimu.
Ada beberapa pelajaran yang kita dapati lewat jalan yang menyakitkan dan kegagalan. Contohnya seperti anak kecil yang orang tuanya menyuruh dia untuk tidak memegang kompor yang panas. Tetapi kamu mungkin akan dapat mempelajari sesuatu lewat terbakar. Kadang-kadang kita mempelajari nilai dari sesuatu : kesehatan, uang, hubungan, dengan menghilangkannya. "...bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapanMu" (Mzm 119:71)

Tuhan memakai masalah untuk melindungimu.
Suatu masalah kadang-kadang kelihatan akan lebih memberkatimu jika masalah itu mencegahmu untuk jatuh ke masalah yang lebih merugikanmu . Contohnya, ada seorang teman yang dipecat karena menolak mengerjakan sesuatu yang tidak beretika ketika atasannya menyuruhnya. Kehilangan pekerjaan adalah masalahnya. Tetapi ia terselamat dari
hukuman penjara setelah setahun kemudian ketika tindakan atasannya terungkap. Memang kamu telah mereka- rekakan yang jahat terhadap aku tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan." (Kej 50:20)

Tuhan memakai masalah untuk meyempurnakanmu.
Masalah, jika ditanggapi dengan benar, membangun karakter kita. Tuhan jauh lebih tertarik pada karaktermu daripada kesenanganmu. Hubunganmu dengan Tuhan dan karaktermu adalah dua hal yang kekal, justru bisa bersuka cita ketika kita sedang menghadapi masalah, masalah menolong kita untuk belajar bersabar. Dan kesabaran membentuk karakter kita dan menolong kita percaya.

BERSUKACITALAH SENANTIASA DI DALAM TUHAN

Sumber : www.petra.ac.id

Lepas Bebas


Bacaan: Matius 19:23-26 tentang orang kaya dan kerajaan surga

Mustahil kita mengalami perjumpaan dengan Allah secara sungguh-sungguh jika hati dan hidup kita masih terikat pada hartamilik dan kekayaan kita. Sebab karena terlalu memikirkan kekayaan,prestasi, dan harta milik itu, hati kita tidak lagi menyediakan tempat bagi Allah untuk dicintai. Maka tak heran Yesus mengatakan " lebih mudah seokor unta masuk sebuah lubang jarum daripada seorang kaya masuk kerajaan sorga". Yesus sama sekali tidak pernah mengecam kekayaan atau sebaliknya memuja kemiskinan/kemelaratan. Ia bahkan ingin agar orang keluar dari situasi kemiskinan dan ketertindasan. Yesus sebenarnya meminta para pendengar dan pengikutnya untuk memiliki hati yang lepas bebas; hati yang memberi tempat bagi cinta pada Allah lebih daripada segala sesuatu; hati yang juga merelakan semua milik itu dipergunakan bagi orang lain, demi kebahagiaan dan kebaikan sesama. Hati yang lepas bebas adalah hati yang tidak menginginkan yang lain selian Allah. Siapa pun, entah dia orang kaya atau orang miskin, bisa memiliki anugerah hati yang lepas bebas ini. Orang yang mengaku miskin tapi hatinya penuh kerinduan akan banyak hal, sebenarnya kaya. Dan orang seperti ini memang sulit mengalami perjumpaan dengan Allah yang otentik.

From Hero to Zero


Menjadi sempurna sebenarnya adalah impian kita semua. Ungkapan lainya mungkin adalah hasrat untuk berkuasa, memiliki harta yang banyak dan pengaruh yang besar. Ini adalah bagian dari survivalitas kita. Tanpa hasrat-hasrat itu kita tidak bisa bersaing dan bertahan hidup.
Logika untuk menjadi sempurna selalu berbading lurus dengan kemampuan untuk memiliki atau melakukan banyak hal. Orang-orang kita di belahan Timur mengejar kesucian dengan beragam cara, mulai dari bersemadi berhari-hari, berdevosi berbulan-bulan, hingga melakukan aneka ritual sesaji yang tidak sedikit pula.
Injil hari ini mengisahkan hasrat seorang pemuda untuk menjadi sempurna, yang ingin mencapai hidup kekal. " Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" demikian pertanyaan si anak muda. Jawaban Yesus mengejutkan. Menjadi sempurna tidak cukup dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik, atau memiliki keutamaan-keutamaan yang baik. "Jika engaku hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikimu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah kepadaku dan ikutlah Aku".
Kata-kata Yesus menjungkirbalikan pemahaman orang akan kesempurnaan. Kesempurnaan tidak terletak pada keyakinan bahwa perbuatan-perbuatan baik yang telah saya lakukan, cukup menjamin saya untuk bahagia. Apalagi pada banyaknya harta yang dimiliki. Bukan! Kesempurnaan terletak pada kemampuan untuk mencintai tanpa syarat dan batas. Mencintai tanpa batas selalu juga berbanding lurus dengan kesediaan untuk tidak saja merelakan dan memberikan seluruh harta milik kita kepada yang membutuhkan, tapi juga pada sikap kerendahan hati bahwa Tuhanlah yang memungkinkan kita bisa begitu. Karena Dia sudah terlebih dahulu mengasihi kita, maka tidak ada alasan untuk tidak merelakan hidup kita bagi Dia dan sesama.
Pemuda itu sedih bukan hanya karena hartanya banyak. Tapi, dia sebenarnyajuga kurang rendah hati. Dia merasa hanya usahanyalah saja yang memungkinkan dia mencapai kesempurnaan. Padahal kesempurnaan dan hidup kekal itu adalah anugerah cuma-cuma dari Allah yang pantas selalu disyukuri.
Yesus sendiri mencintai tanpa batas. Dia merelakan semua yang ada pada-Nya; keluarga dan orang-orang yang dicintai, karyanya, harga dirinya, pakian-Nya dan hidup-Nya. Namun ingat, di akhir hayat-Nya Dia menyerahkan semua-Nya kepada Bapa "Ke dalam tangan-Mu kuserahkan hidupku". Ini pernyataan kerendahan hati Yesus yang paling dalam dan jelas. To be hero is to be zero. Yesus menjadi besar dengan mengosongkan diri-Nya dan memberi hidup-Nya bagi yang lain.
Semoga kerendahan hati itu juga menjadi milik anda setiap kali anda mengerjakan kebaikan bagi yang lain.
salam,
ronald,s.x.

Minggu, 19 Agustus 2007

Berada Dalam Posisi Yang Benar

Berada Dalam Posisi Yang Benar

Tahukah kamu bahwa tubuh manusia didesain untuk menyembuhkan dirinya sendiri? Banyak masalah kesehatan dapat dengan mudah disembuhkan jika tubuh kita siap. Kamu mungkin bergumul secara konstan dengan beberapa masalah fisik, tetapi mungkin yang kamu butuhkan hanyalah hidup dengan cara yang lebih sehat dan lihatlah hasilnya. Tentunya tidak semua hal dapat disembuhkan sendiri oleh tubuh kita, tetapi Tuhan telah berjanji untuk menyembuhkan & memberkati kamu jika kamu setia dan kamu dalam posisi yang benar untuk disembuhkan.

Perhatikan kebiasaan-kebiasaanmu sehari-hari dan gaya hidupmu, mungkin terdapat hal-hal positif yang perlu kamu lakukan dengan lebih tekun dan setia. Memang kedengarannya mudah, tetapi dibutuhkan komitmen yang sungguh- sungguh untuk membuat hal tersebut terjadi dan berdampak.

Menempatkan dirimu diposisi yang benar sangat diperlukan untuk menerima berkat & kesembuhan dari Tuhan.

"Aku akan memulihkan kesehatanmu dan menyembuhkan luka-lukamu, 'kata TUHAN"

Doa Hari Ini:
Tuhan, terima kasih untuk janji-Mu bahwa Engkau akan memberkati dan menyembuhkan aku. Kiranya aku beroleh kekuatan dan dedikasi untuk berurusan dengan area- area dalam hidupku yang bermasalah dan menjadi siap untuk menerima berkat- berkat dari-Mu. Di dalam nama Yesus. Amin.

Sabtu, 18 Agustus 2007

MURID SI PEMATUNG

Alkisah, di pinggir sebuah kota, tinggal seorang seniman pematung yang sangat terkenal di seantero negeri. Hasil karyanya yang halus, indah, dan penuh penghayatan banyak menghiasi rumah-rumah bangsawan dan orang-orang kaya di negeri itu. Bahkan, di dalam istana kerajaan hingga taman umum milik pemerintah pun, dihiasi dengan patung karya si seniman itu.

Suatu hari, datang seorang pemuda yang merasa berbakat memohon untuk menjadi muridnya. Karena niat dan semangat si pemuda, dia diperbolehkan belajar padanya. Bahkan, ia juga diijinkan untuk tinggal di rumah paman si pematung.

Sejak hari itu, mulailah dia belajar dengan tekun, mengukur ketepatan bahan adonan semen, membuat rangka, cara menggerakkan jari-jari tangan, dan mengenali setiap tekstur sesuai bentuk dan jenis benda yang akan dibuat patung, dan berbagai kemampuan mematung lainnya.

Setelah belajar sekian lama, si murid merasa tidak puas. Sebab, menurutnya, hasil patungnya belum bisa menyamai keindahan patung gurunya. Dia pun kemudian menganalisa dengan seksama, lantas memutuskan meminjam alat-alat yang biasa dipakai gurunya. Dia berpikir, rahasia kehebatan sang guru pasti di alat-alat yang dipergunakan.
“Guru, bolehkan saya meminjam alat-alat yang biasa Guru pakai untuk mematung? Saya ingin mencoba membuat patung dengan memakai alat-alat yang selalu dipakai guru agar hasilnya bisa menyamai patung buatan Guru.” “Silakan pakai, kamu tahu dimana alat-alat itu berada kan? Ambil saja dan pakailah,” jawab sang guru sambil tersenyum.

Selang beberapa hari, dengan wajah lesu si murid mendatangi gurunya dan berkata, “Guru, saya sudah berusaha dan berlatih dengan tekun sesuai petunjuk Guru, memakai alat-alat yang biasa dipakai Guru. Kenapa hasilnya tetap tidak sebagus patung yang Guru buat?”
“Anakku, gurumu ini belajar dan berlatih membuat patung selama puluhan tahun. Mengamati obyek benda, mencermati setiap gerak dan tekstur, kemudian berusaha menuangkannya ke dalam karya seni dengan segenap hati dan seluruh pikiran. Tidak terhitung berapa kali kegagalan yang telah dibuat, tapi tidak pernah pula berhenti mematung hingga hari ini. Bukan alat-alat bantu yang engkau pinjam itu yang kamu butuhkan untuk menjadi seorang pematung handal, tetapi jiwa seni dan semangat untuk menekuninya yang harus engkau punyai. Dengan begitu, lambat laun engkau akan terlatih dan menjadi pematung yang baik.”
“Terima kasih Guru, saya berjanji akan terus berlatih, mohon Guru bersabar mengajari saya.”

Untuk menciptakan sebuah maha karya, tidak cukup hanya mengandalkan talenta semata. Kita butuh proses belajar dan ketekunan berlatih bertahun-tahun. Bahkan, meski dibantu alat-alat secanggih apapun, hasil yang didapat sebenarnya sangat tergantung pada tangan-tangan terampil dan terlatih yang menggerakkannya.

Demikian pula dalam kehidupan ini, jika ingin meraih prestasi yang gemilang, ada harga yang harus kita bayar! Apapun bidang yang kita geluti, apapun talenta yang kita miliki, kita membutuhkan waktu, fokus dan kesungguhan hati dalam mewujudkannya hingga tercapai kesuksesan yang membanggakan!!!

Sumber : andriewongso.com

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari