Senin, 31 Maret 2008

Anda Sangat Berarti

Ayat bacaan: 1 Kor 1:27
=======================
"Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat"


Apakah anda hanya lulusan SMA? atau SMP? anda mengalami kesulitan dalam mencari kerja dengan ketiadaan gelar? Ya, secara duniawi, hanya lulusan sarjana dan sederajat yang bisa mendapatkan pekerjaan, yang lagi2 menurut ukuran duniawi, layak. Layak dari segi pendapatan, layak dari segi gengsi, layak dari segi status. Diluar itu? saya telah mendengar beberapa nada2 merendahkan datang dari mereka yang beruntung bisa menamatkan tingkat sarjana mereka. "Salah sendiri, siapa suruh cuma lulusan SMA.." dan kalimat2 sejenis lainnya, bisa datang ditengah kebanggaan akan diri sendiri tanpa mengetahui latar belakang orang yang sedang dicemooh. Ada juga banyak orang yang rendah diri. "ah..saya bukan siapa2.." "saya cuma pembantu.." "saya cuma pegawai rendahan.." dan lain2. Mungkin menurut dunia, tapi apakah sama menurut Tuhan?

Dalam Alkitab, Tuhan berulangkali membuktikan bahwa Dia dapat memakai siapapun dalam pekerjaanNya. Tuhan tidak memakai sarjana S-3 atau profesor, orang super kaya, bangsawan terpandang, tapi justru seseorang yang bagi dunia bukanlah siapa2. Tuhan Yesus sendiri datang ke dunia bukan dalam posisi seorang putera raja dengan jubah bertahtakan emas berlian. Atau jika anda ingat kisah Gideon dalam kitab Hakim-Hakim. Dan banyak lagi contoh dimana Tuhan membuktikan Dia bisa memakai siapapun, tanpa memandang kehebatan mereka secara manusiawi.

Anda tidak perlu menjadi seorang sarjana teologi untuk dapat mewartakan injil. Anda tidak perlu menghapal isi Alkitab untuk mampu menyelamatkan jiwa. Yang dibutuhkan hanyalah kerinduan anda untuk dapat membawa jiwa2 ke tahta Bapa, menyelamatkan mereka dari kesesatan dan siksaan kekal yang menanti mereka. Yang Dia minta hanyalah hati hamba ada dalam diri anda. Ada kalanya, kita hanya butuh menunjukkan betapa bahagianya hidup dengan Roh Kudus, agar bisa menjadi sebuah kesaksian nyata bagi saudara2 kita yang belum selamat. Ada kalanya kita menyampaikan apa yang terkandung dalam firman Tuhan dalam bahasa yang mudah dimengerti, tentunya sebatas pengetahuan kita. Ada kalanya, kita mendapat hinaan dan dipermalukan akibat keyakinan kita akan kuasa Yesus Kristus. It's all alright. Kerinduan kita agar semakin banyak yang diselamatkan sudah seharusnya lebih besar daripada hal2 tersebut. Ya, siapapun anda, apapun gelar anda, apapun posisi anda, berapapun usia anda, jika anda membuka hati dan mempersilahkan Tuhan untuk memakai anda, maka Tuhanlah yang akan berkerja melalui anda. Jika anda merasa anda bukan siapa2, percayalah, Tuhan sangat ingin memakai anda untuk pekerjaan2Nya yang ajaib, lebih dari yang anda kira. Anda sangat berharga dimataNya, anda sangat berarti.

Tuhan memakai orang2 biasa untuk melakukan pekerjaan luar biasa.

Anda Sangat Berarti

Ayat bacaan: 1 Kor 1:27
=======================
"Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat"


Apakah anda hanya lulusan SMA? atau SMP? anda mengalami kesulitan dalam mencari kerja dengan ketiadaan gelar? Ya, secara duniawi, hanya lulusan sarjana dan sederajat yang bisa mendapatkan pekerjaan, yang lagi2 menurut ukuran duniawi, layak. Layak dari segi pendapatan, layak dari segi gengsi, layak dari segi status. Diluar itu? saya telah mendengar beberapa nada2 merendahkan datang dari mereka yang beruntung bisa menamatkan tingkat sarjana mereka. "Salah sendiri, siapa suruh cuma lulusan SMA.." dan kalimat2 sejenis lainnya, bisa datang ditengah kebanggaan akan diri sendiri tanpa mengetahui latar belakang orang yang sedang dicemooh. Ada juga banyak orang yang rendah diri. "ah..saya bukan siapa2.." "saya cuma pembantu.." "saya cuma pegawai rendahan.." dan lain2. Mungkin menurut dunia, tapi apakah sama menurut Tuhan?

Dalam Alkitab, Tuhan berulangkali membuktikan bahwa Dia dapat memakai siapapun dalam pekerjaanNya. Tuhan tidak memakai sarjana S-3 atau profesor, orang super kaya, bangsawan terpandang, tapi justru seseorang yang bagi dunia bukanlah siapa2. Tuhan Yesus sendiri datang ke dunia bukan dalam posisi seorang putera raja dengan jubah bertahtakan emas berlian. Atau jika anda ingat kisah Gideon dalam kitab Hakim-Hakim. Dan banyak lagi contoh dimana Tuhan membuktikan Dia bisa memakai siapapun, tanpa memandang kehebatan mereka secara manusiawi.

Anda tidak perlu menjadi seorang sarjana teologi untuk dapat mewartakan injil. Anda tidak perlu menghapal isi Alkitab untuk mampu menyelamatkan jiwa. Yang dibutuhkan hanyalah kerinduan anda untuk dapat membawa jiwa2 ke tahta Bapa, menyelamatkan mereka dari kesesatan dan siksaan kekal yang menanti mereka. Yang Dia minta hanyalah hati hamba ada dalam diri anda. Ada kalanya, kita hanya butuh menunjukkan betapa bahagianya hidup dengan Roh Kudus, agar bisa menjadi sebuah kesaksian nyata bagi saudara2 kita yang belum selamat. Ada kalanya kita menyampaikan apa yang terkandung dalam firman Tuhan dalam bahasa yang mudah dimengerti, tentunya sebatas pengetahuan kita. Ada kalanya, kita mendapat hinaan dan dipermalukan akibat keyakinan kita akan kuasa Yesus Kristus. It's all alright. Kerinduan kita agar semakin banyak yang diselamatkan sudah seharusnya lebih besar daripada hal2 tersebut. Ya, siapapun anda, apapun gelar anda, apapun posisi anda, berapapun usia anda, jika anda membuka hati dan mempersilahkan Tuhan untuk memakai anda, maka Tuhanlah yang akan berkerja melalui anda. Jika anda merasa anda bukan siapa2, percayalah, Tuhan sangat ingin memakai anda untuk pekerjaan2Nya yang ajaib, lebih dari yang anda kira. Anda sangat berharga dimataNya, anda sangat berarti.

Tuhan memakai orang2 biasa untuk melakukan pekerjaan luar biasa.

Pacaran yg sempurna

Saya mau bagikan apa yang dulu pernah dapat dari sebuah retret 2000.

saya sangat menikmati perbincangan dengan sahabat dan teman-teman lama. Dari perbincangan tersebut, salah satu pertanyaan yang sering saya tanyakan kepada mereka adalah, "Kapan menikah?" Yang menarik adalah mendengar jawaban dari kebanyakan mereka. "Ah kamu, boro-boro menikah, calon aja belum punya; cepat banget menikahnya?" Mendengar jawaban ini saya lanjutkan, "Ha? Terlalu cepat menikah? Umurmu sudah berapa tahun?" Ada yang menjawab, 27; 28 atau 29 tahun. Gawat, pikirku. Memang inilah rupanya gejala umum pemuda kita. Saya jadi teringat ketika masih studi ada Guru saya orang Amerika yang ketika itu (tahun 1999) umurnya baru 36 tahun, tapi putrinya sudah SMP.

Saya pernah bercanda dengan teman saya, bahwa saya akan menikah Tahu reaksi mereka? Sebagian besar mentertawakan. "Ha? Mau menikah? Cepat amat?" Seorang yang saya anggap sebagai kakak rohani bernyanyi mendengar hal itu sambil ngeledek, "Too young to be married." Itulah sebabnya saya pun merasa sejahtera untuk 'tidak terburu-buru untuk menikah. Tokh saya berpikir bahwa lingkungan mengajarkan demikian. Tetapi kemudian saya baru menyadari bahwa dilihat dari banyak segi, pandangan tersebut tidaklah benar. Khususnya, ditinjau dari segi anak. Tegakah kita 'menelantarkan' anak-anak kita oleh karena kita dipensiunkan sementara mereka saat itu justru sedang membutuhkan kita?

Mengapa menunda-nunda pernikahan? Kalau ditanyakan mengapa orang tersebut belum menikah, jawabannya bervariasi. Ada yang mengatakan 'belum siap'. Apanya yang belum siap? Materi? Kalau seorang belum bekerja, jawaban tersebut wajar. Tetapi, kalau sudah, mengapa belum? Saya kuatir ada orang yang memiliki konsep bahwa menikah harus dengan cara begini begitu. Misalnya harus di tempat bergengsi yang menampung sekian ratus bahkan sekian ribu orang. Menikah harus memiliki rumah sendiri dan seterusnya. Kalau begitu, kita telah merusak pernikahan tersebut. Karena kita telah menjadikan moment pernikahan menjadi arena bergengsi-gengsian! Bila hal ini terjadi pada mereka yang belum menjadi anak Tuhan (baca: belum mengenal ajaran Kristus) maklum sajalah. Tapi, kalau terjadi pada anak-anak Tuhan, wah gawat! Rupanya, gengsi masih cukup menguasai hidup anak-anak Tuhan. Tidak heran jika dalam hidup persekutuan pun, khususnya di persekutuan Sell, kelihatannya, tanda hidup bergengsi-gengsian itu pun telah masuk (diimport dari dunia ini).

Suatu ketika pemimpin saya bertemu seorang alumni yang sudah bekerja dengan gaji di atas rata-rata. Dia pergi ke kantor dengan kendaraan pribadi. Alumni tersebut sudah cukup lama punya pacar. Suatu kali saya bertemu dengannya dan menanyakan, "Kapan menikah?" "Tunggu, masih lama, belum siap," katanya. Lalu saya ajak dia terus mendiskusikan hal tersebut. Ternyata, dibalik alasan tersebut, keberatan sesungguhnya adalah karena ayahnya tidak ingin menikahkan dia dengan acara sederhana. Ayahnya ingin acara besar yang memerlukan dana besar pula. Lalu saya berkata dalam hati, "Sayang juga kamu menunda-nunda pernikahanmu bertahun-tahun hanya karena sekedar ingin memuaskan ambisi (gengsi) ayahmu untuk satu hari saja!"

Mengapa menunda-nunda pernikahan? Ataukah belum siap dari segi karakter atau rohani? Seperti pengakuan orang lain lagi kepada saya. Kalau begitu, "Apa yang selama ini dilakukan dalam pacaran? Seharusnya saat berpacaran itu diisi dengan penyesuaian dan pembinaan karakter dan kerohanian. Inilah tujuan berpacaran menurut saya, sebagaimana nanti kita lihat pada bab berikutnya. Tapi, saya juga kuatir ada yang beranggapan bahwa sebelum menikah keduanya mesti benar-benar cocok. Kalau begitu, Anda keliru. Masa pernikahan merupakan masa saling belajar dan saling menyesuaikan diri. Karena itu, saya setuju pendapat yang mengatakan bahwa dalam hal pernikahan, "It's a learning process." Jika kita memiliki pandangan seperti tersebut di atas, menurut pengamatan saya, tidak akan pernah seseorang benar-benar cocok dengan partnernya. Pasti akan ada segi-segi tertentu yang membuat kurang cocok. Maka sebenarnya yang dibutuhkan adalah kemampuan untuk mengasihi partner masing-masing sebagaimana dia ada, atau dengan apa adanya. Selanjutnya dalam proses pernikahan, dituntut kemauan dan kemampuan untuk belajar saling membina partner masing-masing. Jadi, bila seseorang tidak berani menikah karena belum benar-benar cocok, itu sudah salah. Sampai kapan Anda merasa cocok? Tentu saja saya tidak bermaksud untuk menganjurkan pernikahan bagi mereka yang baru pacaran satu minggu atau satu bulan. Bagi mereka yang baru pacaran, tentu saja belum memiliki pengenalan yang cukup terhadap partner masing-masing.

Ataukah penundaan itu karena memang belum mendapatkan calon yang dapat dijadikan teman hidup? Mengapa belum? Masih terlalu muda? Benarkah demikian? Sudah berapa usia saudara sekarang? Kalau usia saudara sudah di atas 20 tahun (untuk perempuan) atau 22 tahun (untuk pria) sudah saatnya saudara berpacaran. Atau barangkali saudara sulit memulai bagaimana menggumuli calon teman hidup saudara? Kalau demikian, kita akan membahas hal itu di bawah ini.

Saya menyarankan ada tiga langkah untuk menggumuli calon teman hidup.
Pertama, mendoakan.
Segala sesuatu dalam hidup kita harus dimulai dengan doa, terlebih lagi masalah teman hidup. Anehnya, ada orang yang malu atau tidak mau mendoakan masalah ini. Padahal, hal-hal lain seperti ujian, mencari pekerjaan, mereka berdoa dengan sungguh-sungguh. Mengapa ya? Apakah hal calon teman hidup ini kurang penting didoakan? Atau hal itu kurang rohani? Menurut pendapat saya hal ini malah sangat penting untuk didoakan dan sangat rohani. Itulah sebabnya pada saat retret atau Bible Camp tersebut dalam hal menggumuli calon teman hidup. pemimpin kami mendorong peserta retret untuk peka terhadap pimpinan Tuhan akan hal itu.. Tentu saja, itu dapat menjadi akibat, bukan tujuan. Karena Tuhan Yesus sendiri bersabda: "Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."

Di negara kita, wanita memang agak ditabukan bila terlalu agresif dan terlalu berinisiatif. Tapi tidak salah mendoakannya secara serius, bukan? Wanita bisa berdoa kira-kira demikian, "Ya Bapa, tunjukkanlah padaku siapa yang telah Tuhan sediakan. Tolonglah agar hamba peka dan tahu. Pertemukan dia dengan hambaMu ini." Hal itu jugalah yang saya lakukan sebelum berpacaran. Salah satu doa saya sebelum menemukan calon adalah, "Ya Bapa, jadikan kami seperti magnit dengan dua kutub yang saling tarik menarik. Tetapi tutuplah dan angkatlah perasaan cinta terhadap siapapun yang bukan dari Tuhan." Mungkin ada yang bertanya, "Sampai berapa lama tahap mendoakan ini dilakukan? Satu minggu? Satu bulan? Satu tahun?" Berdoalah dalam waktu yang cukup lama dan perhatikan suasana hatimu kepada seseorang yang digerakkan Tuhan secara lebih khusus.

Kedua, meyakini.
Setelah saudara berdoa cukup lama, diharapkan Allah memberi keyakinan dalam diri saudara. Maka saudara harus yakin bahwa itu adalah pilihan Tuhan, bukan sekedar keinginan diri sendiri atau karena kecantikan wajahnya. Karena itu, dalam masa ini, saudara dapat berdoa kira-kira demikian, "Ya Bapa, bila orang ini adalah dariMu, peliharalah perasaan hati saya kepadanya dan alihkan dari orang lain." Keyakinan tersebut perlu dievaluasi. Setelah yakin, apakah itu berarti si dia akan berespon positif terhadap cintamu kepanya? Jawabnya, belum tentu. Malah bisa terjadi sebaliknya. Karena itu, meskipun memperhatikan respon si dia tersebut penting, jangan terlalu bersandar pada responnya. Mengapa? Karena bisa saja dia sedang salah menggumuli orang lain. Atau reaksinya tidak jujur. Itulah kenyataan yang cukup sering terjadi. Karena ada orang yang menunjukkan sikap negatif terhadap orang yang dia cintai. Dalam konseling, seorang pria berkata kepada saya, "Justru kalau tidak ada perasaan cinta, saya lebih bebas dan bertindak lebih hangat seperti ada apa-apanya. Tapi kepada orang yang saya cintai, aduh, grogi, kaku. Pernah sekali, saya dengan teman menyeberang jalan. Salah seorang di antara teman yang menyeberang itu adalah orang di mana saya sedang jatuh cinta. Ketika sedang menyeberang jalan, saya malah menjauhi dia dan pura-pura akrab dengan perempuan lain."

Lain lagi dengan masalah wanita. Mereka memang agak kurang berani menyatakan perasaannya. Kelihatannya tidak jujur dalam responnya.Seorang pernah berkata, "Justru di situlah letak perbedaan wanita dengan seorang diplomat. Bagi seorang diplomat, mengatakan, "yes" bisa berarti "may be", dan mengatakan, "may be" bisa berarti "no". Karena seorang diplomat tidak akan pernah terlalu berterus terang dalam jawabannya dengan mengatakan "no" atau tidak terhadap sesuatu hal. Bila dia terlalu terus terang seperti itu, dan berkata "no", maka berhentilah dia sebagai diplomat. Sebaliknya dengan wanita. Perkataan "no" bisa berarti "may be", sedangkan "may be", bisa berarti "yes". Dan kalau dia mengatakan "yes," maka dia berhenti menjadi seorang wanita. Itulah sebabnya kalau seorang wanita ditanya oleh seorang temannya tentang perasaan dia terhadap seorang pria tertentu, dia bisa menjawab "may be" (ya, kali) untuk seseorang yang sedang dia sukai.

Kembali kepada keyakinan tersebut di atas, kalau saudara telah memiliki keyakinan terhadap seseorang, maka ujilah keyakinan tersebut dalam doa di hadapan Tuhan. Kalau Tuhan ternyata meneguhkan, bersyukurlah dan mohon agar Tuhan memelihara keyakinan tersebut. Kiranya saudara tetap setia, sekalipun si dia kelihatan belum berespon positif terhadap perasaan cinta saudara, dan malah semakin menjauh. Lalu berdoalah agar Tuhan menyatakan pimpinanNya pada si dia sebagaimana Tuhan telah memimpin saudara. Doakanlah agar pada waktunya Tuhan membawa dia kepada saudara. Mungkinkah? Benarkah sikap demikian? Mungkin dan benar. Sudah banyak contoh terjadi.

Suatu kali Nuni (bukan nama sesungguhnya) datang konseling kepada pemimpin saya mengenai hal ini. Dia menceritakan seseorang yang telah berdoa untuk calon teman hidupnya (seseorang itu sebenarnya dirinya sendiri, tapi dia memakai bentuk ketiga). Lalu dia melanjutkan bahwa kelihatannya Tuhan menjawab dan memberikan keyakinan terhadap si Dodi (juga bukan nama sesungguhnya). Namun, apa yang terjadi? Ternyata Dodi tidak memberi respon positif kepadanya. Malahan Dodi tersebut mencintai Shinta (sebutlah namanya demikian) dan sedang mencoba mendekatinya. Nuni menge-tahui hal itu, karena Shinta adalah teman baiknya. Lalu dalam konseling dia bertanya kepada pemimpin saya, "Apakah seseorang tersebut harus terus mendoakan Dodi atau meninggalkannya?" Jawab pemimpin saya ketika itu adalah, "Ujilah keyakinan yang sudah dimiliki, apakah benar-benar perasaan itu merupakan pimpinan Tuhan, atau karena keinginan diri sendiri.. Kalau karena keinginan diri semata, mundurlah dan mohon kekuatan dari Tuhan untuk melupakannya. Tapi, kalau memang benar-benar dari Tuhan, tetaplah setia mendoakannya dan memberi perhatian sewajarnya." Apa yang terjadi kemudian? Hasilnya, ternyata keyakinan itu benar, karena selang beberapa waktu Dodi mulai memberi perhatian kepadanya. Hal itu terjadi karena kemudian Dodi menyadari bahwa Shinta bukanlah jawaban Tuhan atas pergumulannya. Mereka ini kemudian menjalani masa berpacaran dan menikah dengan baik, serta telah dikaruniai anak.

Ketiga, menjalin relasi secara diam-diam.
Tahap kedua tersebut di atas (keyakinan) harus dilanjutkan dengan menjalin relasi secara halus. Dalam tahap ini saudara terus berdoa agar Tuhan menyatakan kehendakNya semakin jelas. Kalau benar keyakinan tersebut di atas berasal dari Tuhan, maka ketika saudara menjalin relasi, Tuhan yang
sama akan meneguhkan pergumulan itu. Mengapa? Karena Tuhan kita adalah Tuhan yang konsisten. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam menjalin relasi secara diam-diam. Sebagai contoh, dengan meminjam buku, menawarkan jasa mengantarkannya pulang setelah persekutuan, atau secara bersama-sama melakukan suatu pekerjaan tertentu. Dalam sebuah seminar pembicara tersebut memberi saran paraktis kepada seorang wanita yang sedang jatuh cinta kepada seseorang. Dia mengatakan, "Bila Anda sudah tertarik kepadanya, cobalah beri perhatian ketika dia sedang berbicara. Kalau ada acara-acara kelompok, secara halus duduklah di dekatnya. Jangan malah menjauh dan pura-pura tidak suka, padahal sebenarnya jantung Anda dag dig dug." Dengan adanya tahap ketiga ini, berarti kita menolak cara meyakini teman hidup secara sepihak, seperti mengurung diri di rumah atau menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan. Justru sebaliknya yang harus dilakukan: harus bergaul, ada kesempatan mengenal dan dikenal. Kita tidak menganjurkan menggumuli calon teman hidup seperti orang membeli kucing dalam karung. Masih ingat contoh Adam dan Hawa? Setelah Allah memutuskan menjadikan penolong baginya (Kej.2: 18), selanjutnya Allah membawa wanita tersebut kepadanya (ayat 22). Ada pertemuan, bukan? Dan di saat bertemu itulah Adam berkata, "Nah, ini dia tulang dari tulangku..." (Kej.2: 23).

Minggu, 30 Maret 2008

Harga Sebuah Kebenaran

Ayat bacaan : Amsal 23:23
=========================
"Belilah kebenaran dan jangan menjualnya; demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian."

Anda merasakan susahnya jadi kaum minoritas? Ada saatnya kita berhadapan dengan sebuah pilihan sulit, dan itulah hidup. Banyak orang meninggalkan imannya demi sesuatu yang secara duniawi merupakan hal yang berharga. Misalnya gara2 pasangan hidup, gara2 jabatan, posisi, kemudahan, fasilitas, atau tekanan2 dan bentuk2 ancaman yang ditujukan pada anda.

Teman, Tuhan Yesus sendiri telah menebus kita di kayu salib. Semua dosa2 kita telah dipikulNya, maka lewat Yesus,kita dapat masuk ke dalam hadirat Tuhan yang sangat kudus. Tuhan yang penuh kasih setiap hari memberkati kita dengan berkat yang selalu baru. Dia tetap setia berada didekat kita dalam setiap langkah. Bayangkan betapa naifnya, ketika kita meninggalkan itu semua hanya untuk sesuatu yang bersifat duniawi. Ingat, hidup di dunia ini sementara sifatnya. Kehidupan kekal menanti setelah kita melewati fase dunia. Apakah itu kehidupan kekal, atau kebinasaan kekal, yang penuh siksaan mengerikan, semua tergantung apa yang kita pilih.

Semua kebenaran sesuai dengan firman Tuhan ada di Alkitab. Ketika kita diminta untuk membeli, artinya kita harus sadar bahwa kebenaran itu bernilai jauh lebih tinggi daripada apapun yang harus kita korbankan untuk mendapatkan kebenaran itu. Sebuah bentuk semangat, perjuangan, kerajinan, ketekunan, kesabaran, yang terkadang menuntut pengorbanan hingga harga diri atau nyawa sekalipun, akan sangat berharga untuk mendapatkan kebenaran.

Ingat betapa Tuhan mengasihi kita. Setiap hari Dia mengetuk pintu hati kita untuk tetap berada dalam pelukanNya. Untuk keuntungan Tuhan kah itu? Tidak..itu untuk kita, supaya kita di kehidupan selanjutnya dapat berada disisiNya dan tidak berhadapan dengan kematian kekal yang penuh siksa. Ketika banyak orang haus mencari kebenaran dan belum mendapatkannya, alangkah bodohnya jika kita yang telah mengetahui kebenaran malah menjualnya demi mendapatkan sesuatu yang sifatnya sementara dan duniawi. Justru kita sebagai anak2 Tuhan harus memperjuangkan kebenaran ini, apapun resikonya. Dan berikan kebenaran itu kepada orang2 disekitar anda, lewat bukti2 jejak kasih Allah, berkat2Nya yang berkelimpahan dalam hidup anda sehari2.


Jangan menjual kebenaran berapapun harganya, karena tidak ada harga yang pantas untuk ditukarkan dengan kebenaran surgawi.

Harga Sebuah Kebenaran

Ayat bacaan : Amsal 23:23
=========================
"Belilah kebenaran dan jangan menjualnya; demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian."

Anda merasakan susahnya jadi kaum minoritas? Ada saatnya kita berhadapan dengan sebuah pilihan sulit, dan itulah hidup. Banyak orang meninggalkan imannya demi sesuatu yang secara duniawi merupakan hal yang berharga. Misalnya gara2 pasangan hidup, gara2 jabatan, posisi, kemudahan, fasilitas, atau tekanan2 dan bentuk2 ancaman yang ditujukan pada anda.

Teman, Tuhan Yesus sendiri telah menebus kita di kayu salib. Semua dosa2 kita telah dipikulNya, maka lewat Yesus,kita dapat masuk ke dalam hadirat Tuhan yang sangat kudus. Tuhan yang penuh kasih setiap hari memberkati kita dengan berkat yang selalu baru. Dia tetap setia berada didekat kita dalam setiap langkah. Bayangkan betapa naifnya, ketika kita meninggalkan itu semua hanya untuk sesuatu yang bersifat duniawi. Ingat, hidup di dunia ini sementara sifatnya. Kehidupan kekal menanti setelah kita melewati fase dunia. Apakah itu kehidupan kekal, atau kebinasaan kekal, yang penuh siksaan mengerikan, semua tergantung apa yang kita pilih.

Semua kebenaran sesuai dengan firman Tuhan ada di Alkitab. Ketika kita diminta untuk membeli, artinya kita harus sadar bahwa kebenaran itu bernilai jauh lebih tinggi daripada apapun yang harus kita korbankan untuk mendapatkan kebenaran itu. Sebuah bentuk semangat, perjuangan, kerajinan, ketekunan, kesabaran, yang terkadang menuntut pengorbanan hingga harga diri atau nyawa sekalipun, akan sangat berharga untuk mendapatkan kebenaran.

Ingat betapa Tuhan mengasihi kita. Setiap hari Dia mengetuk pintu hati kita untuk tetap berada dalam pelukanNya. Untuk keuntungan Tuhan kah itu? Tidak..itu untuk kita, supaya kita di kehidupan selanjutnya dapat berada disisiNya dan tidak berhadapan dengan kematian kekal yang penuh siksa. Ketika banyak orang haus mencari kebenaran dan belum mendapatkannya, alangkah bodohnya jika kita yang telah mengetahui kebenaran malah menjualnya demi mendapatkan sesuatu yang sifatnya sementara dan duniawi. Justru kita sebagai anak2 Tuhan harus memperjuangkan kebenaran ini, apapun resikonya. Dan berikan kebenaran itu kepada orang2 disekitar anda, lewat bukti2 jejak kasih Allah, berkat2Nya yang berkelimpahan dalam hidup anda sehari2.


Jangan menjual kebenaran berapapun harganya, karena tidak ada harga yang pantas untuk ditukarkan dengan kebenaran surgawi.

Sabtu, 29 Maret 2008

Filter

Di Yunani kuno, Socrates terkenal memiliki pengetahuan yang tinggi dan sangat terhormat. Suatu hari seorang kenalannya bertemu denga filsuf besar itu dan berkata, "Tahukah Anda apa yang saya dengar tentang teman Anda?"

"Tunggu beberapa menit," Socrates menjawab. "Sebelum Anda menceritakan apapun pada saya, saya akan meberikan suatu test sederhana. Ini disebut Triple Filter Test."

"Triple filter Test?"

"Benar," kata Socrates. "Sebelum kita bicara tentang teman saya, saya kira bagus kalau kita mengambil waktu beberapa saat dan menyaring apa yang akan Anda katakan. Itulah sebabnya saya menyebutnya triple filter test."

Filter petama adalah KEBENARAN. "Apakah Anda yakin sepenuhnya bahwa yang akan Anda katakan pada saya benar?"

"Tidak," jawab orang itu, "Sebenarnya saya hanya mendengar tentang itu."

"Baik," kata socrates. "Jadi Anda tidak yakin bila itu benar. Baiklah sekarang saya berikan filter yang kedua, filter KEBAIKAN. Apakah yang akan Anda katakan tentang teman saya itu sesuatu yang baik?"

"Tidak, malah sebaliknya..."

"Jadi," Socrates melanjutkan, "Anda akan berbicara tentang sesuatu yang buruk tentang dia, tetapi Anda tidak yakin apakah itu benar. Anda masih memiliki satu kesempatan lagi karena masih ada sattu filter lagi, yaitu filter KEGUNAAN. Apakah yang akan Anda katakan pada saya tentang teman saya itu berguna bagi saya?"

"Tidak, sama sekali tidak."

"Jadi," Socrates menyimpulkannya, "bila Anda ingin mengatakan sesuatu yang belum tentu benar , buruk dan bahkan tidak berguna, mengapa Anda harus mengatakannya kepada saya?"

Itulah mengapa Socrates adalah filsuf besar dan sangat terhormat. Kawan-kawan, gunakan triple filter test setiap kali Anda mendengar sesuatu tentang kawan dekat atau kawan yang Anda kasihi.

Paulus, rasul dari Yesus kristus mengatakan, "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap di dengar, semua yang disebut kebajikan dan patus dipuji, pikirkanlah semuanya itu... Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu." (Filipi 4:8-9)

Setitik Nila

Ayat bacaan: Galatia 5:9
========================
"Sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan."

Ada teman saya seorang programmer. Pada suatu ketika ia bercerita tentang suka dukanya ketika belajar. Pada saat itu, dia sedang dihadapkan pada deadline tugas akhir. Ketika semuanya sudah beres, tiba2 program buatannya tidak jalan. Sementara waktu sudah semakin mepet. Dua hari dua malam dia menelusuri baris demi baris, tapi permasalahannya tidak kunjung ketemu. Ketika dia sudah sedemikian lelah dan frustasi, akhirnya ia menemukan permasalahannya: secara tidak sengaja terdapat satu tanda koma yang tidak seharusnya ada pada salah satu baris. Bayangkan, satu tanda koma yang sedemikian kecil itu dapat mengacaukan keseluruhan program.

Teman, seringkah anda berpikir bahwa dosa2 kecil itu tidak apa2? Betapa seringnya kita mengabaikan dosa kecil, dan hanya berpikir bahwa dosa besarlah yang dapat berakibat maut. Akibatnya, sesekali menyontek, korupsi kecil, mencuri selembar uang ribuan dari kantong teman, dan lain2, sering dianggap sebagai hal yang lumrah. Padahal dosa2 "kecil" itu bisa tumbuh dan menjalar semakin parah dalam kehidupan kita. Pelanggaran2 kecil itu dapat menggoda kita untuk masuk ke dalam pelanggaran yang lebih besar, dan akan menjadi terus semakin besar.

Jika dalam pepatah kita disebutkan "karena nila setitik rusak susu sebelanga", dosa yang sangat kecil sekalipun dapat merusak hubungan kita denganNya dan menutup pintu2 surga. Kita harus belajar untuk hidup benar, tanpa toleransi terhadap dosa sekecil apapun. Saya sadar bahwa sebagai manusia kita masih jauh dari sempurna. Maka, ketika dalam perjalanan hidup ini kita terpeleset, sekecil apapun itu, akuilah semuanya kepada Tuhan, mohon ampun dan berusahalah sebaik mungkin untuk tidak masuk ke dalam lubang yang sama. Mintalah Roh Kudus untuk selalu memberi hikmat agar kita bisa membedakan mana yang baik dan tidak, mana yang benar dan mana yang salah. Berjalanlah dalam terang Tuhan, jangan biarkan ada spot hitam disana sini yang menghalangi sinar masuk dalam hidup anda.


Dosa2 kecil adalah awal dari dosa selanjutnya. Jangan abaikan apapun yang dapat merintangi hubungan anda dengan Tuhan.

Setitik Nila

Ayat bacaan: Galatia 5:9
========================
"Sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan."

Ada teman saya seorang programmer. Pada suatu ketika ia bercerita tentang suka dukanya ketika belajar. Pada saat itu, dia sedang dihadapkan pada deadline tugas akhir. Ketika semuanya sudah beres, tiba2 program buatannya tidak jalan. Sementara waktu sudah semakin mepet. Dua hari dua malam dia menelusuri baris demi baris, tapi permasalahannya tidak kunjung ketemu. Ketika dia sudah sedemikian lelah dan frustasi, akhirnya ia menemukan permasalahannya: secara tidak sengaja terdapat satu tanda koma yang tidak seharusnya ada pada salah satu baris. Bayangkan, satu tanda koma yang sedemikian kecil itu dapat mengacaukan keseluruhan program.

Teman, seringkah anda berpikir bahwa dosa2 kecil itu tidak apa2? Betapa seringnya kita mengabaikan dosa kecil, dan hanya berpikir bahwa dosa besarlah yang dapat berakibat maut. Akibatnya, sesekali menyontek, korupsi kecil, mencuri selembar uang ribuan dari kantong teman, dan lain2, sering dianggap sebagai hal yang lumrah. Padahal dosa2 "kecil" itu bisa tumbuh dan menjalar semakin parah dalam kehidupan kita. Pelanggaran2 kecil itu dapat menggoda kita untuk masuk ke dalam pelanggaran yang lebih besar, dan akan menjadi terus semakin besar.

Jika dalam pepatah kita disebutkan "karena nila setitik rusak susu sebelanga", dosa yang sangat kecil sekalipun dapat merusak hubungan kita denganNya dan menutup pintu2 surga. Kita harus belajar untuk hidup benar, tanpa toleransi terhadap dosa sekecil apapun. Saya sadar bahwa sebagai manusia kita masih jauh dari sempurna. Maka, ketika dalam perjalanan hidup ini kita terpeleset, sekecil apapun itu, akuilah semuanya kepada Tuhan, mohon ampun dan berusahalah sebaik mungkin untuk tidak masuk ke dalam lubang yang sama. Mintalah Roh Kudus untuk selalu memberi hikmat agar kita bisa membedakan mana yang baik dan tidak, mana yang benar dan mana yang salah. Berjalanlah dalam terang Tuhan, jangan biarkan ada spot hitam disana sini yang menghalangi sinar masuk dalam hidup anda.


Dosa2 kecil adalah awal dari dosa selanjutnya. Jangan abaikan apapun yang dapat merintangi hubungan anda dengan Tuhan.

Jumat, 28 Maret 2008

Berkat Dalam Hujan

Ayat bacaan: Yes 55:8
==================

"Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu."

Pada libur paskah minggu lalu, adik saya datang ke bandung untuk melakukan sesi foto pre-wedding. Tempatnya? mengambil tempat di Kawah Putih, tempat yang sama dengan foto pre-wedding saya dan istri. Begitu terkesannya dia dengan hasil foto disana, sehingga untuk pernikahannya dia pun memilih tempat yang sama. Dalam perjalanan kesana, hujan turun dengan derasnya. Saya berdoa dan berdoa, meminta agar hujan tersebut segera reda. Tapi hujan tidak kunjung reda. Adik saya dan calonnya terlihat gelisah, maklum hari itu adalah satu2nya hari untuk melakukan sesi pemotretan karena dia harus segera kembali pulang ke kotanya keesokan harinya. Hampir sepanjang jalan saya berdoa, dan saya heran.. Tuhan mengatakan bahwa semuanya akan baik2 saja, tapi toh hujan terus turun. Bagaimana melakukan pemotretan ketika hujan?? itu pertanyaan saya.

Sesampainya disana, bukan hanya hujan, tapi kabut pun turun. Wah, kacau.. untuk kembali lagi jelas bukan merupakan pilihan. Akhirnya kita turun juga dan nekad melakukan sesi pemotretan itu dalam kondisi hujan. Bayangkan dinginnya, foto pre-wedding dalam keadaan basah kuyup.Tapi disana saya menyaksikan satu hal. Setiap kabut mulai tebal, hujan itu menghapus kabut2 itu, sehingga pemotretan masih bisa berlangsung.

2 jam berlalu, akhirnya semuanya selesai. Hujan masih juga turun. Sang fotografer semula ragu dengan hasil karyanya. Dia belum pernah melakukan pemotretan di kala hujan. Tapi apa yang terjadi? hasil fotonya luar biasa. Nuansa misterius sebagai latar belakang, ternyata merupakan hal yang diimpikan adik saya sejak awal, dan itu terbentuk dengan background kabut dan basahan hujan. Sempurna!

Sebagai manusia, saya berpikir bahwa yang terbaik adalah hujan berhenti, cuaca cerah, sehingga hasil foto2nya bisa sama seperti foto2 pre-wedding saya dan istri. Tapi Tuhan lebih tahu yang terbaik. Apa yang terbaik buat saya, belum tentu sama buat adik saya. Dan Tuhan tahu itu semua. Ketika saya cemas dan berdoa agar hujan berhenti, Tuhan hanya berkata semuanya akan baik2 saja. Dan itu digenapi, halleluya. Mungkin ada hal2 yang sementara ini sepertinya belum mendapat respon dari Tuhan, ada yang diantara kita masih berkutat dengan permasalahan hidup, tapi yakinlah, logika2 kita tidak sanggup menjangkau apa yang dirancang Tuhan buat hidup kita. Dan yakinlah, semua doa anda didengar. Dan Tuhan menyediakan hal terbaik buat anda.Atau bukalah mata anda dan berpikirlah diluar kerangka pikiranmu, karena Tuhan kadang menjawab doamu dengan caraNya yg paling baik, bukan dengan caramu. Pada saatnya, anda akan melihat bahwa semuanya adalah sempurna.

Tuhan tahu apa yang terbaik buat anak2Nya.

Berkat Dalam Hujan

Ayat bacaan: Yes 55:8
==================

"Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu."

Pada libur paskah minggu lalu, adik saya datang ke bandung untuk melakukan sesi foto pre-wedding. Tempatnya? mengambil tempat di Kawah Putih, tempat yang sama dengan foto pre-wedding saya dan istri. Begitu terkesannya dia dengan hasil foto disana, sehingga untuk pernikahannya dia pun memilih tempat yang sama. Dalam perjalanan kesana, hujan turun dengan derasnya. Saya berdoa dan berdoa, meminta agar hujan tersebut segera reda. Tapi hujan tidak kunjung reda. Adik saya dan calonnya terlihat gelisah, maklum hari itu adalah satu2nya hari untuk melakukan sesi pemotretan karena dia harus segera kembali pulang ke kotanya keesokan harinya. Hampir sepanjang jalan saya berdoa, dan saya heran.. Tuhan mengatakan bahwa semuanya akan baik2 saja, tapi toh hujan terus turun. Bagaimana melakukan pemotretan ketika hujan?? itu pertanyaan saya.

Sesampainya disana, bukan hanya hujan, tapi kabut pun turun. Wah, kacau.. untuk kembali lagi jelas bukan merupakan pilihan. Akhirnya kita turun juga dan nekad melakukan sesi pemotretan itu dalam kondisi hujan. Bayangkan dinginnya, foto pre-wedding dalam keadaan basah kuyup.Tapi disana saya menyaksikan satu hal. Setiap kabut mulai tebal, hujan itu menghapus kabut2 itu, sehingga pemotretan masih bisa berlangsung.

2 jam berlalu, akhirnya semuanya selesai. Hujan masih juga turun. Sang fotografer semula ragu dengan hasil karyanya. Dia belum pernah melakukan pemotretan di kala hujan. Tapi apa yang terjadi? hasil fotonya luar biasa. Nuansa misterius sebagai latar belakang, ternyata merupakan hal yang diimpikan adik saya sejak awal, dan itu terbentuk dengan background kabut dan basahan hujan. Sempurna!

Sebagai manusia, saya berpikir bahwa yang terbaik adalah hujan berhenti, cuaca cerah, sehingga hasil foto2nya bisa sama seperti foto2 pre-wedding saya dan istri. Tapi Tuhan lebih tahu yang terbaik. Apa yang terbaik buat saya, belum tentu sama buat adik saya. Dan Tuhan tahu itu semua. Ketika saya cemas dan berdoa agar hujan berhenti, Tuhan hanya berkata semuanya akan baik2 saja. Dan itu digenapi, halleluya. Mungkin ada hal2 yang sementara ini sepertinya belum mendapat respon dari Tuhan, ada yang diantara kita masih berkutat dengan permasalahan hidup, tapi yakinlah, logika2 kita tidak sanggup menjangkau apa yang dirancang Tuhan buat hidup kita. Dan yakinlah, semua doa anda didengar. Dan Tuhan menyediakan hal terbaik buat anda.Atau bukalah mata anda dan berpikirlah diluar kerangka pikiranmu, karena Tuhan kadang menjawab doamu dengan caraNya yg paling baik, bukan dengan caramu. Pada saatnya, anda akan melihat bahwa semuanya adalah sempurna.

Tuhan tahu apa yang terbaik buat anak2Nya.

Kamis, 27 Maret 2008

Membantu Sesama

Ayat bacaan: Lukas 6:36
=====================
"Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak."

Apakah anda termasuk orang yang mau membantu teman yang sedang kesusahan tanpa mengharapkan balasan? Puji Tuhan kalau ya.. sayangnya di dunia ini yang banyak terjadi adalah sebaliknya. Banyak orang yang hanya akan memberikan bantuan, memberikan pinjaman, hanya apabila ia mendapatkan sesuatu sebagai balas jasa. Misalnya bunga pinjaman, atau oleh2 tanda terima kasih, dan lain2. Jika tidak? Maka jangan harap pinjaman atau bantuan itu akan datang. Kemarin ketika saya melakukan survey ke sebuah perusahaan besar di Bandung untuk tujuan kunjungan wisata anak2 SMU, saya mengalami sendiri hal ini. Dalam pembicaraan awal, ketika saya bermaksud menanyakan tata cara melakukan kunjungan ke perusahaannya, ketika pembicaraan belum sampai 2 menit, sang Public Relation langsung berkata:"oke, itu bisa diatur, kita sudah biasa mendapat kunjungan anak2 sekolah, tetapi apa yang akan kami dapat untuk itu?" Saya tertegun. Di hari2 ini, orang semakin terang2an untuk bersikap pamrih. Ketika saya menyebutkan sejumlah uang, raut mukanya yg tadinya kaku seketika menjadi sangat ramah. Malah terlalu ramah menurut saya. Teman saya sampai berbisik pada saya setelah perbincangan itu, "saya akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa di dunia ini tidak ada yang cuma2".

Hal itu mungkin bisa saja terjadi ketika kita dalam posisi yang dimintai tolong. Memberikan sesuatu tanpa pamrih, iklas, sukarela, semakin lama semakin langka kita jumpai di kehidupan kita. Padahal Tuhan Yesus mengajarkan sebaliknya. Dia mengajarkan bahwa kita harus berbuat baik dan mau meminjamkan tanpa mengharapkan balasan. Lihatlah, Tuhan Yesus memberikan kita kasih tanpa syarat. Dia berikan nyawaNya untuk menebus dosa2 kita, Dia setia membantu kita yang berbeban berat, Dia tetap mengasihi kita tanpa peduli seberat apa dosa kita. Seperti halnya Tuhan mengasihi kita, maka kita pun diinginkan untuk berlaku sama kepada orang lain. Ya, kita harus mengasihi orang lain, membantu orang lain, tanpa melihat asal usul orang itu, agar kasih Tuhan juga dapat dirasakan orang lain melalui perbuatan2 kita. Selain meneladani Yesus, kita pun mendapatkan upah yang besar dan menjadi anak2 Allah Yang Mahatinggi, seperti yang tertulis di ayat selanjutnya.

Tidak ada gunanya kita menyebut diri sebagai anak2Nya jika perilaku kita sama seperti orang2 dunia. Malah sangat ironis, jika orang dunia bisa iklas dalam memberi, sementara kita malah pamrih dalam membantu saudara2 kita. Kita harus belajar memberi dengan tulus. Kita harus bisa belajar menjadi berkat buat orang lain, menyampaikan kasih karunia yang kita dapat kepada orang lain tanpa syarat.


Belajarlah untuk murah hati dan mau membantu saudara2 yang membutuhkan tanpa mengharapkan imbalan.

Membantu Sesama

Ayat bacaan: Lukas 6:36
=====================
"Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak."

Apakah anda termasuk orang yang mau membantu teman yang sedang kesusahan tanpa mengharapkan balasan? Puji Tuhan kalau ya.. sayangnya di dunia ini yang banyak terjadi adalah sebaliknya. Banyak orang yang hanya akan memberikan bantuan, memberikan pinjaman, hanya apabila ia mendapatkan sesuatu sebagai balas jasa. Misalnya bunga pinjaman, atau oleh2 tanda terima kasih, dan lain2. Jika tidak? Maka jangan harap pinjaman atau bantuan itu akan datang. Kemarin ketika saya melakukan survey ke sebuah perusahaan besar di Bandung untuk tujuan kunjungan wisata anak2 SMU, saya mengalami sendiri hal ini. Dalam pembicaraan awal, ketika saya bermaksud menanyakan tata cara melakukan kunjungan ke perusahaannya, ketika pembicaraan belum sampai 2 menit, sang Public Relation langsung berkata:"oke, itu bisa diatur, kita sudah biasa mendapat kunjungan anak2 sekolah, tetapi apa yang akan kami dapat untuk itu?" Saya tertegun. Di hari2 ini, orang semakin terang2an untuk bersikap pamrih. Ketika saya menyebutkan sejumlah uang, raut mukanya yg tadinya kaku seketika menjadi sangat ramah. Malah terlalu ramah menurut saya. Teman saya sampai berbisik pada saya setelah perbincangan itu, "saya akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa di dunia ini tidak ada yang cuma2".

Hal itu mungkin bisa saja terjadi ketika kita dalam posisi yang dimintai tolong. Memberikan sesuatu tanpa pamrih, iklas, sukarela, semakin lama semakin langka kita jumpai di kehidupan kita. Padahal Tuhan Yesus mengajarkan sebaliknya. Dia mengajarkan bahwa kita harus berbuat baik dan mau meminjamkan tanpa mengharapkan balasan. Lihatlah, Tuhan Yesus memberikan kita kasih tanpa syarat. Dia berikan nyawaNya untuk menebus dosa2 kita, Dia setia membantu kita yang berbeban berat, Dia tetap mengasihi kita tanpa peduli seberat apa dosa kita. Seperti halnya Tuhan mengasihi kita, maka kita pun diinginkan untuk berlaku sama kepada orang lain. Ya, kita harus mengasihi orang lain, membantu orang lain, tanpa melihat asal usul orang itu, agar kasih Tuhan juga dapat dirasakan orang lain melalui perbuatan2 kita. Selain meneladani Yesus, kita pun mendapatkan upah yang besar dan menjadi anak2 Allah Yang Mahatinggi, seperti yang tertulis di ayat selanjutnya.

Tidak ada gunanya kita menyebut diri sebagai anak2Nya jika perilaku kita sama seperti orang2 dunia. Malah sangat ironis, jika orang dunia bisa iklas dalam memberi, sementara kita malah pamrih dalam membantu saudara2 kita. Kita harus belajar memberi dengan tulus. Kita harus bisa belajar menjadi berkat buat orang lain, menyampaikan kasih karunia yang kita dapat kepada orang lain tanpa syarat.


Belajarlah untuk murah hati dan mau membantu saudara2 yang membutuhkan tanpa mengharapkan imbalan.

Perbedaan Suka, Sayang, Cinta

Saat kau MENYUKAI seseorang, kau ingin memilikinya untuk keegoisanmu sendiri.
Saat kau MENYAYANGI seseorang, kau ingin sekali membuatnya bahagia dan bukan untuk dirimu sendiri.
Saat kau MENCINTAI seseorang, kau akan melakukan apapun untuk kebahagiaannya walaupun kau harus mengorbankan jiwamu.

Saat kau MENYUKAI seseorang dan berada di sisinya maka kau akan bertanya,"Bolehkah aku menciummu?"
Saat kau MENYAYANGI seseorang dan berada di sisinya maka kau akan bertanya,"Bolehkah aku memelukmu?"
Saat kau MENCINTAI seseorang dan berada di sisinya maka kau akan menggenggam erat tangannya...

SUKA adalah saat ia menangis, kau akan berkata "Sudahlah, jangan menangis."
SAYANG adalah saat ia menangis dan kau akan menangis bersamanya.
CINTA adalah saat ia menangis dan kau akan membiarkannya menangis di pundakmu sambil berkata, "Mari kita selesaikan masalah ini bersama-sama."

SUKA adalah saat kau melihatnya kau akan berkata, "Ia sangat cantik dan menawan."
SAYANG adalah saat kau melihatnya kau akan melihatnya dari hatimu dan bukan matamu.
CINTA adalah saat kau melihatnya kau akan berkata, "Buatku dia adalah anugerah terindah yang pernah Tuhan berikan padaku.."

Pada saat orang yang kau SUKAi menyakitimu, maka kau akan marah dan tak mau lagi bicara padanya.
Pada saat orang yang kau SAYANGi menyakitimu, engkau akan menangis untuknya.
Pada saat orang yang kau CINTAi menyakitimu, kau akan berkata, Tak apa dia hanya tak tau apa yang dia lakukan."

Pada saat kau SUKA padanya, kau akan MEMAKSANYA untuk menyukaimu.
Pada saat kau SAYANG padanya, kau akan MEMBIARKANNYA MEMILIH.
Pada saat kau CINTA padanya, kau akan selalu MENANTINYA dengan setia dan tulus...

SUKA adalah kau akan menemaninya bila itu menguntungkan.
SAYANG adalah kau akan menemaninya di saat dia membutuhkan.
CINTA adalah kau akan menemaninya di saat bagaimana keadaanmu.

SUKA adalah hal yang menuntut.
SAYANG adalah hal memberi dan menerima.
CINTA adalah hal yang memberi dengan rela.

Rabu, 26 Maret 2008

Permainan Kelompok : Adu Ingatan

Permainan kelompok kecil : Adu ingatan

Yang perlu dipersiapkan : Kartu remi

Tujuan permainan : untuk menguji kemampuan ingatan kita

Cara permainan :
Permainan ini cocok dimainkan dalam jumlah orang yang sedikit misal 5-7 orang. Cara permainan bagikan kartu remi ketiap-tiap orang masing-masing satu kartu remi, bagikan dalam keadaan tertutup jadi peserta tidak boleh melihat isi kartu remi mereka.

Selanjutnya tiap-tiap peserta membuka kartu remi mereka dan ditunjukan ke peserta lainnya. Tugas dari tiap-tiap peserta adalah mereka harus menghafal kartu remi yang dipegang oleh peserta-peserta lainnya. Jika sudah dihafal, maka kartu remi yang dibagikan tadi dikumpulkan kemudian dibagikan lagi dalam keadaan tertutup secara acak ke tiap-tiap peserta.

Dan dimulai dari peserta pertama, kartu tadi dibuka dan dia harus menebak kartu remi tadi punya nya peserta siapa, beri target waktu untuk menebak, jika lewat dari waktu yang ditentukan dinyatakan kalah. Kemudian dilanjutkan ke peserta berikutnya dan seterusnya sampai semua peserta mendapat giliran menebak.

Sumber : Anonymous

Dapatkan Lebih banyak games dan icebreakers lainnya di
http://smile2laugh.blogspot.com/
---

Pilihlah Jalan Keluar-Nya

Ayat Bacaan: I Korintus 10:13
=======================

"Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya."

Seringkali ketika saya membaca di majalah atau koran atau bahkan acara TV tentang kisah hidup orang yang terjerat dosa, misalnya seperti: seseorang yang menjadi pelacur, menjadi pencuri, dll. Jika ditanya kenapa mereka melakukan itu atau menjadi seperti itu? Jawaban mereka hampir selalu seragam "terpaksa, karena tuntutan ekonomi."

Sama seperti anak-anak yang mencontek disaat ulangan, dalam hati ia tahu itu salah tapi apa daya ia tidak belajar tapi juga tak mau hasil ulangannya jelek.

Saudara, kita memang seringkali berada diujung tanduk karena dihadang oleh sebuah masalah dalam hidup. Seringkali juga kita berpikir untuk menuntaskannya dengan cara menempuh jalan yg mudah namun 'salah'. Pernahkah anda berpikir bahwa Allah tidak akan mencobai anda melebihi kemampuan saudara? Ya, ekonomi keluarga anda mendesak, tapi bukan harus menjadi pencuri? ya, anda takut dapat ulangan buruk, tapi bukan berarti harus mecontek? Ketika anda sedang mempertimbangkan untuk melakukan hal-hal salah, carilah jalan keluar dari Tuhan, sebab Ia mau menuntun anda...ia yang memberikan ijin agar anda dicobai, Ia jugalah yang memegang kunci menuju jalan yang benar yang seharusnya anda lalui. Hanya, apakah anda mau mencarinya dari Tuhan? memintaNya? berkomunikasi dengannya, mendiskusikan jalan keluar denganNya?

Saudara, Ia adalah Allah yang maha mengasihi, Ia tidak akan meninggalkan saudara dalam masalah saudara. Maka ketika Ia menunjukkan jalan keluarnya, ambillah dan terimalah.

Dalam kesusahan, bertahanlan. Ia telah menyediakan jalan keluarnya.

Pilihlah Jalan Keluar-Nya

Ayat Bacaan: I Korintus 10:13
=======================

"Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya."

Seringkali ketika saya membaca di majalah atau koran atau bahkan acara TV tentang kisah hidup orang yang terjerat dosa, misalnya seperti: seseorang yang menjadi pelacur, menjadi pencuri, dll. Jika ditanya kenapa mereka melakukan itu atau menjadi seperti itu? Jawaban mereka hampir selalu seragam "terpaksa, karena tuntutan ekonomi."

Sama seperti anak-anak yang mencontek disaat ulangan, dalam hati ia tahu itu salah tapi apa daya ia tidak belajar tapi juga tak mau hasil ulangannya jelek.

Saudara, kita memang seringkali berada diujung tanduk karena dihadang oleh sebuah masalah dalam hidup. Seringkali juga kita berpikir untuk menuntaskannya dengan cara menempuh jalan yg mudah namun 'salah'. Pernahkah anda berpikir bahwa Allah tidak akan mencobai anda melebihi kemampuan saudara? Ya, ekonomi keluarga anda mendesak, tapi bukan harus menjadi pencuri? ya, anda takut dapat ulangan buruk, tapi bukan berarti harus mecontek? Ketika anda sedang mempertimbangkan untuk melakukan hal-hal salah, carilah jalan keluar dari Tuhan, sebab Ia mau menuntun anda...ia yang memberikan ijin agar anda dicobai, Ia jugalah yang memegang kunci menuju jalan yang benar yang seharusnya anda lalui. Hanya, apakah anda mau mencarinya dari Tuhan? memintaNya? berkomunikasi dengannya, mendiskusikan jalan keluar denganNya?

Saudara, Ia adalah Allah yang maha mengasihi, Ia tidak akan meninggalkan saudara dalam masalah saudara. Maka ketika Ia menunjukkan jalan keluarnya, ambillah dan terimalah.

Dalam kesusahan, bertahanlan. Ia telah menyediakan jalan keluarnya.

Bunga Citra Lestari

Bunga Citra Lestari –tentang Salib

Sepanjang jalan Gejayan yang sekarang berganti nama Afandi, anda akan dibuat pusing oleh ratusan papan iklan, banner produk dan papan nama toko serta gerai-gerai yang seolah-olah berlomba-lomba ‘memperlihatkan diri’, mencuri hati dan menggoda the passers by untuk singgah dan membeli.
Dalam hitungan menit di layer kaca, iklan serupa mengikuti pandangan kita dengan pernyataan dan saran sugestif; sedapat mungkin memanjakan mata kita. Di samping produk-produk yang ditawarkan ada gambar idola-idola kita dengan senyum wajah berseri, meyakinkan anda bahwa memang barang-barang seperti itu pantas dimiliki. Belum lagi dalam setiap exhibition show atau launching prodak, ditempatkan beberapa SPG (sales promotion girl) yang cakep-cakep menambah daya tarik barang-barang itu. This is the spirit of market place. No one can argue!
Setiap hari mata kita dihadapkan dengan begitu banyak pencitraan. Bahkan kemajuan teknologi khususnya revolusi fotografi dan sinematografi telah menjadikan realitas di tempat lain sedemikian dekat nya dengan kita. Banner, billboard raksasa, iklan dan film di layar kaca mencitrakan, menghadirkan secara ringkas realitas yang sesungguhnya – yakni barang yang ada di toko, mobil yang ada di tempat display, dst.. Dalam layar 14 inchi kita bisa melihat dokumentasi tentang Dubay tanpa harus pergi ke sana. Inilah hal positif yang patut disyukuri dari salah satu penemuan manusia.
Daya tarik pencitraan itulah yang bisa membuat kita berhenti, mengurangi laju mobil kita persis ketika memandang Ngobrol Iritnya IM3 dengan tokoh Nidji atau Indomie dengan Luna Maya yang rupawan; bisa juga tetap ngetem di sofa melihat Del Piero minum Extra Joss lalu bisa superkuat di lapangan hijau…Daya tarik itu sering menjadi magnet walaupun ralitas sesungguhnya tidak seluruhnya begitu. Pencitraan hampir selalu menggendong hiperbolisme.
Tapi tidak pada Salib, tak ada yang berlebih-lebihan pada salib. Bahkan hampir tak ada daya tariknya bagi orang-orang sezaman Yesus lebih dari 2000 tahun lalu. Salib sebanding dengan vonis mati bagi para residivis pada masa kekaisaran Romawi. Maka salib adalah kutukan dan aib. Tak ada orang yang ingin berhenti dan memandangnya, kecuali mereka-mereka yang dulu betul-betul menginginkan kematian Yesus. Jauh-jauh hari nabi Yesaya sudah menubuatkan betapa tidak menariknya salib:
“Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada. Ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan” (Yesaya 53:2-3)
Beberapa teman-teman Muslim saya sungguh menghormati Isa Almasih, tapi juga tidak bisa menerima atau percaya bagaimana mungkin seorang nabi bisa mati sesia-sia Dia. Jika kita ingin jujur, sepertinya apresiasi kita terhadap salib juga kurang. Bukti yang paling jelas antara lain bagaimana semarak Natal jauh lebih luar biasa ketimbang paskah. Jalan salib baru ramai ketika sudah mulai memasuki triharisuci dibandingkan hari jumat lainnya. Yah.., saya pikir ini lumrah karena sudah cukup terlanjur kita menanggung kesan bahwa salib selalu meninggalkan kisah sedih dan pilu, penderitaan dan kematian yang pasti semua kita tidak inginkan.
Lalu kenapa justru apa yang paling hina itu mengubah seluruh sejarah dunia lebih dari 2000 tahun lalu, mengapa manusia yang terpaku di palang penghinaan itu mengubah hati banyak orang sepanjang zaman hingga kini? Pertanyaan inilah yang saya renungkan ketika duduk memandang salib. Kalaupun saya ada saat itu, pasti saya tidak ingin memandangnya. Lebih dari dua kali saya menyaksikan kecelakaan di depan mata saya, dan saya selalu memalingkan muka ketika melihat betapa ngerinya luka yang dialami para korban. Apalagi jika saat itu saya tahu jika Yesus akan disalibkan. Pasti saya sudah ikut-ikutan dengan kesepuluh murid yang lari tunggang langgang meninggalkanNya.
Setiap jumat agung secara khusus kita memberi waktu menghormati salib. Kain ungu lambang kedukaan yang menutup corpus/tubuh Yesus dibuka untuk dihormati. Bagi saya ini adalah pernyataan bahwa salib bukan hanya melulu meninggalkan pesan duka dan pilu melainkan pesan keselamatan, pesan yang membawa pengharapan.
Saya selalu kagum pada Yohanes, Bunda Maria, Maria isteri Kleopas dan Maria Magdalena yang berdiri dekat dan memandang Yesus tersalib (bdk. Yohanes 19:25). Mereka adalah orang yang berpandangan dan bersikap sama sekali lain dari orang-orang saat itu; yang sanggup menemukan permata dan keindahan di balik apa yang dianggap orang sebagai aib dan kutuk.
Sekarang mari coba kita menempatkan diri sebagai Maria Magdalena. Saya membayangkan perasaannya. Dia tahu sungguh-sungguh siapa Yesus dan bagaimana merasakan cinta dan perhatian-Nya yang tulus. Darinya Yesus berhasil mengeluarkan tujuh roh jahat (Mrk.16:9). Dan tentu dia sungguh percaya bahwa mustahil orang yang sedemikian mengasihi tanpa syarat akan mati selamanya. Kiranya inilah sebabnya mengapa Yesus menampakkan diri pada perempuan pendosa ini. Iman akan kebangkitan mulai dari sini, kepercayaan seperti Maria Magdalena. Pengalaman melihat Tuhan yang bangkit melengkapi secara total iman Maria. Maka saya kira sangatlah penting menyadari bahwa kebangkitan bukanlah semata-mata peristiwa manusiawi, peristiwa biasa, melainkan peristiwa iman. Tidak cukup percaya pada kebangkitan hanya dengan fakta kubur kosong. Fakta kubur kosong dan pengalaman melihat Tuhan adalah pengalaman khas dan personal Maria, bukan pengalaman kita karena itu adalah rahmat baginya. Akan tetapi, pengalaman iman Maria bisa menjadi pengalaman iman kita. Inilah rahasia Paskah. Di satu pihak Sang Putera Allah menampakkan dirinya, dan di lain pihak, manusia – yang diwakili Maria Magdalena- menerimanya dengan iman.
Pada Yesus tersalib seperti semua realitas kemanusiaan kita dan pribadi Allah sendiri dicitrakan, dihadirkan secara ringkas dan lugas. Di satu pihak, pada sang tersalib, kita menemukan dua hal. Yang pertama adalah betapa rapuh dan tak pantasnya kita di hadapan Allah justru karena kejahatan dan pemberontakan kita (bdk. Yes.53:5). Kedua adalah ideal atau jalan kesempurnaan, jalan kemuridan yang mesti kita lalui. Pada sang tersalib kita melihat gambaran dan ideal tentang manusia sempurna yakni yang mengasihi tanpa syarat. Tidak salah jika jauh-jauh setelah menghukum Yesus, Pilatus menyerukan kata-kata ini: Ecce Homo, Lihatlah Manusia itu (Yoh.19:5). Pandangilah manusia sempurna itu, ikutlah Dia!
Di pihak lain, pada sang tersalib, kita melihat siapa Allah sesungguhnya. Allah yang diwahyukan Yesus Tersalib adalah Allah yang Mati karena sedemikian mengasihi kita. Tak salah jika setelah lambung Yesus ditikam, sang prajurit kepala dengan lugas menyatakan, “Sungguh Dia Anak Allah”. Kepada Allah macam inilah kita mesti percaya dan menyerahkan diri kita.
Akhirnya pada Sang Tersalib kita menemukan bunga citra lestari, sesuatu yang bisa dibayangkan dengan terlebih dahulu mengingat kidung indah jumat agung ini:
Salib suci nan mulia
Kayu paling utama
Tiada yang menandingi daun bunga buahnya

Sang Tersalib adalah pohon keselamatan. Pada-Nya Allah bukan hanya seolah-olah tapi sungguh-sungguh dekat dengan kita; pada salib kita bisa menikmati dan mengecap betapa baiknya Tuhan. Pada salib kita melihat bagaimana cara mencintai yang sesungguhnya, bagaimana cara hidup sesungguhnya. Gereja lahir justru dari salib, dari pemandangan atau kontemplasi Bunda Maria, Yohanes, Maria Magdalena dan murid lainnya. Buah cinta adalah kehidupan, bukan kematian karena Kristus menghembuskan seluruh hidup-Nya bagi kita. Dengan demikian salib bukanlah kutuk lagi, tapi berkah keselamatan yang lestari dan abadi bagi dunia seluruhnya. Iman paskah mesti mulai dari sini. Inilah yang mesti kita hayati setiap hari dan kita wartakan sebagaimana yang ditandaskan rasul Paulus: “Pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.” (1 Kor.1:18)

Salam,

Ronald,s.x.

Selasa, 25 Maret 2008

Dompet merah

Saya tahu saya tidak boleh menghakimi orang lain, tetapi tidak jika berkaitan dengan Kennie Jablonsky. Saya adalah pengawas perawat dan bertugas mengevaluasi kinerja karyawan di Homeland Convalescent Hospital.

Kennie Jablonsky adalah seorang karyawan baru, berperawakan tinggi dan sangat kuat, wajahnya lumayan ganteng dengan rambut pirang yang dipotong sebatas kerah dan bermata hijau gelap. Sesudah masa percobaan selama beberapa ,minggu, saya harus mengakui bahwa ia bersih, tepat waktu dan cukup efisien. Tetapi saya tidak menyukainya.

Kennie Jablonsky terlihat seperti penjahat. Saya mengetahui lingkungan asalnya, lingkungan kotor penuh geng, obat-obatan dan kekerasan. Bahasanya adalah bahasa anak jalanan, perilakunya menyebalkan, cara berjalannya tegak dan teratur seperti seorang petinju dan ekspresinya tertutup seperti pintu baja di ruangan besi di bank.

Pasien kami
Kebanyakn pasien datang kepada kami dengan penyakit parah atau dengan penyakit yang paling berbahaya, usia tua. Mereka datang dalam keadaan lumpuh, lemah, bingung dan putus asa, tidak lagi mampu menjalankan perannya di dunia. Banyak dari mereka telah kehilangan akal sehatnya karena kesehatan yang menurun.

Mary B. adalah salah satunya. Ia dipanggil demikian karena ia adalah salah satu Mary di bangsal sayap barat. Pada usia 94 tahun, Mary B. menjadi lemah selemah jaring laba-laba. Mary B. mengalami gangguan pikiran bahwa seseorang telah mencuri dompetnya. Ia mencarinya sepanjang siang dan malam. Jika tidak terikat di tempat tidur atau di kursi rodanya, ia akan berjalan ke bangsal laki-laki, ruang cuci dan masuk dapur, mencari dengan linglung dan pantang menyerah. Ia kerap menghentikan langkah setiap orang yang mendekat.

"Maukah kau meminjami aku sisir?" Pintanya. "Sisirku hilang. Aku menyimpannya di dompet merahku. Uangku juga hilang. Dimana dompetku? Dimana dompetku?"

Setiap hari ia melakukan hal yang sama, sampai pertanyaan-pertanyaan Mary B. menjadi suara latar, seperti suara gaduh kereta dorong penuh baki yang melewati lorong, dengan mesin pendingin ruangan, atau gangguan udara pada interkom.

Kami semua tahu Mary tidak memiliki dompet. Tetapi, kadang kala seseorang akan berhenti untuk mendengarkannya karena mau berbaik hati atau merasa kasihan, meskipun kami sangat sibuk. Bagaimana pun juga, kebanyakan dari kami akan berkilah dengan mengatakan, "Tentu, Mary, Kalau aku menemukan dompetmu aku akan memberikannya padamu."

Kebanyakan dari kami, kecuali satu, Kennie Jablonsky.

Ia mau mendengarkan Mary B. dan selalu berbicara dengannya. Setiap hari, ketika Mary B. menghentikannya untuk menanyakan dompetnya, Kennie berjanji untuk mencarinya. Hal ini membuat saya penasaran.

Batin saya menyimpulan bahwa Kennie sedang merencanakan sesuatu yang melibatkan Mary. Ia mungkin akan mencuri obat-obatan.

Saya pun memperketat ruang penyediaan obat.

Sebuah tas belanja
Suatu sore, persis sebelum makan malam, saya melihat Kennie berjalan di lorong sambil membawa tas belanja plastik ditangannya. Itu dia, saya berkata sendiri, sambil beranjak dari belakang meja. Saya pun membuntutinya. Saya berhenti di belakang kereta cuci, yang penuh tumpukan keranjang. Kereta itu cukup tinggi untuk menutupi saya, tetapi saya masih bisa melihat Kennie dengan jelas saat ia berjalan melintasi lorong ke arah Mary B. di kursi rodanya.

Ketika sampai di tempat Mary B. ia tiba-tiba menoleh. Saya segera merunduk, tetapi masih bisa menlihatnya mengamati lorong itu dengan seksama. Kennie kemudian mengangkat tas itu. Saya terpaku... ia mengeluarkan sebuah dompet merah.

Tangan Mary yang kurus dan tua terangkat ke wajahnya, menunjukan keheranan dan sukacita, kemudian meraih dompet itu dengan penuh hasrat. Seperti anak kecil yang kelaparan sedang mengambil roti, Mary B. merenggut dompet merah itu. Ia memegangnya sebentar, hanya untuk melihatnya kemudian menempelkannya di dadanya, menyayun-ayunkannya seperti seorang ibu menyayunkan bayi.

Kennie menoleh dan menyapukan pandangan ke sekitar dengan seksama. Merasa puas karena tak ada orang yang melihat, ia membungkuk, membuka tutup dompet itu, merogoh dan menunjukan kepada Mary sebuah sisir merah, dompet koin kecil dan sepasang kaca mata mainan. Air mata sukacita membanjiri wajah Mary. Melihat hal itu saya pun tidak kuasa menahan tangis.

Mujizat untuk Kennie
Diakhir giliran kerja hari itu, saya berdiri di dekat pintu keluar menunggunya. "Hai, Kennie," sapa saya ketika bertemu dengannya. "Apakah kau suka bekerja disini?"

Kennie kelihatan terkejut, kemudian mengangkat bahu. "Ini pekerjaabn terbaik yang pernah saya dapatkan," sahutnya dengan suara parau.

Lalu, sebuah gagasan berkembang. "Ehm, apakah kau pernah berpikir untuk melanjutkan kuliah untuk mendapatkan ijasah perawat?"

Kennie mendengus. "Apakah Anda bergurau? Mujizat jika saya bisa kuliah," katanya. "Ayah saya tinggal di San Quentin dan ibu saya pecandu kokain."

Sambil tersenyum, saya berkata padanya, "Mujizat itu benar-benar ada, Apakah kamu mau kuliah jika aku bisa mendapatkan cara untuk membantu mendapatkan uangnya?"

Kennie menatap saya. Seketika itu juga kesan penjahat itu sirna dan saya menangkap kilasan reaksi yang saya harapkan. "Ya!" adalah satu-satunya jawaban yang dikatakannya. Tetapi itu sudah cukup, karena saya juga yakin bahwa di ruang 306 sayap barat, Mary B. sedang tidur dengan tenang, dan kedua lengannya memeluk sebuah dompet merah.

Tali Kasih

Ayat bacaan: 1 Yoh 4:11
===================
"Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi."

Saya jadi ingat potongan lagu Michael Jackson, Heal The World.

"Heal the world
Make it a better place
For you and for me
And the entire human race
There are people dying
If you care enough
For the living
Make a better place
For you and for me"

Making the world as the better place for you, for me and for everybody.. itu mungkin jadi impian banyak orang. Bagi sebagian lagi, peperangan ego, hawa nafsu kekuasaan, perasaan lebih tinggi dari yang lain, membuat mereka semakin jauh berpaling dari Tuhan dan bertindak destruktif. Miris memang, disaat sebagian memimpikan bumi hijau, dengan hutan2 yang penuh hewan menakjubkan, ikan2 yang berwarna warni, udara yang penuh burung2 beterbangan dengan indahnya, ada sisi2 dunia yang penuh kemelut. Peperangan, penyakit, pembantaian, kematian, kelaparan, kemarau berkepanjangan, pembunuhan, kemiskinan, penindasan dan lain2, seolah2 jadi makanan sehari2 hidup manusia. Bumi makin panas. Panas akibat global warming, dan panas dari sifat2 negatif yang semakin lama semakin berubah menjadi naluri alami manusia.

Teman2, sebagai anak2 Tuhan, kita jelas tahu betapa Tuhan mengasihi kita. Dalam banyak hal, kasih Tuhan itu begitu nyata dalam hidup kita, sehingga kita tidak sanggup menjelaskan hal2 ajaib yang terjadi sepanjang hidup kita. Kita terus berharap akan kasih Tuhan turun dalam hidup kita dan orang2 yang kita kasihi, tapi kita lupa bahwa Tuhan juga menginginkan kita untuk menyampaikan kasihNya kepada orang2 lain tanpa terkecuali. Tuhan ingin memakai setiap anak2Nya yang telah merasakan kasih dan damai sejahtera Allah untuk mengasihi mereka yang kesepian. Menggapai mereka yang hancur dan pahit hatinya. Tuhan butuh hati kita untuk mengasihi, dan tangan2 yang menyembuhkan. Tuhan butuh kaki kita untuk pergi dan suara untuk menyatakan kebenaran. Ya, sebagaimana kita merasakan kasih Allah dalam hidup kita, seperti itu pula kita harus memberikan yang terbaik bagi saudara2 kita yang lain. Beda iman? no problem.. biarkan mereka kenal pribadi Yesus lewat segala hal yang kita lakukan.

Tuhan bisa saja merubah dunia ini secara instan. Jika mau, tentu Tuhan bisa membumihanguskan semua manusia di dunia ini yang telah cemar, dan menggantinya dengan ciptaan baru yang sempurna. Tapi Tuhan tidak bekerja seperti itu. Tuhan ingin anak2Nya meneladani sifatNya.Tuhan ingin anak2Nya mampu menterjemahkan isi hati Tuhan terhadap orang2 disekitar kita, terutama mereka yang belum mengenal Yesus. Perubahan instan mungkin tidak akan terjadi, tapi kasih yang anda mulai dari lingkungan terdekat pasti merupakan awal yang baik. Biarkan orang2 dunia mengenal pribadi Yesus lewat kita, dan kenal bahwa sifat dasar Tuhan kita adalah kasih.

Tidak hanya untuk saudara seiman, tapi kasih juga harus menyentuh seluruh manusia di bumi tanpa terkecuali. Siapkah anda untuk membagi kasih bagi setiap orang bersama Tuhan?

Tali Kasih

Ayat bacaan: 1 Yoh 4:11
===================
"Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi."

Saya jadi ingat potongan lagu Michael Jackson, Heal The World.

"Heal the world
Make it a better place
For you and for me
And the entire human race
There are people dying
If you care enough
For the living
Make a better place
For you and for me"

Making the world as the better place for you, for me and for everybody.. itu mungkin jadi impian banyak orang. Bagi sebagian lagi, peperangan ego, hawa nafsu kekuasaan, perasaan lebih tinggi dari yang lain, membuat mereka semakin jauh berpaling dari Tuhan dan bertindak destruktif. Miris memang, disaat sebagian memimpikan bumi hijau, dengan hutan2 yang penuh hewan menakjubkan, ikan2 yang berwarna warni, udara yang penuh burung2 beterbangan dengan indahnya, ada sisi2 dunia yang penuh kemelut. Peperangan, penyakit, pembantaian, kematian, kelaparan, kemarau berkepanjangan, pembunuhan, kemiskinan, penindasan dan lain2, seolah2 jadi makanan sehari2 hidup manusia. Bumi makin panas. Panas akibat global warming, dan panas dari sifat2 negatif yang semakin lama semakin berubah menjadi naluri alami manusia.

Teman2, sebagai anak2 Tuhan, kita jelas tahu betapa Tuhan mengasihi kita. Dalam banyak hal, kasih Tuhan itu begitu nyata dalam hidup kita, sehingga kita tidak sanggup menjelaskan hal2 ajaib yang terjadi sepanjang hidup kita. Kita terus berharap akan kasih Tuhan turun dalam hidup kita dan orang2 yang kita kasihi, tapi kita lupa bahwa Tuhan juga menginginkan kita untuk menyampaikan kasihNya kepada orang2 lain tanpa terkecuali. Tuhan ingin memakai setiap anak2Nya yang telah merasakan kasih dan damai sejahtera Allah untuk mengasihi mereka yang kesepian. Menggapai mereka yang hancur dan pahit hatinya. Tuhan butuh hati kita untuk mengasihi, dan tangan2 yang menyembuhkan. Tuhan butuh kaki kita untuk pergi dan suara untuk menyatakan kebenaran. Ya, sebagaimana kita merasakan kasih Allah dalam hidup kita, seperti itu pula kita harus memberikan yang terbaik bagi saudara2 kita yang lain. Beda iman? no problem.. biarkan mereka kenal pribadi Yesus lewat segala hal yang kita lakukan.

Tuhan bisa saja merubah dunia ini secara instan. Jika mau, tentu Tuhan bisa membumihanguskan semua manusia di dunia ini yang telah cemar, dan menggantinya dengan ciptaan baru yang sempurna. Tapi Tuhan tidak bekerja seperti itu. Tuhan ingin anak2Nya meneladani sifatNya.Tuhan ingin anak2Nya mampu menterjemahkan isi hati Tuhan terhadap orang2 disekitar kita, terutama mereka yang belum mengenal Yesus. Perubahan instan mungkin tidak akan terjadi, tapi kasih yang anda mulai dari lingkungan terdekat pasti merupakan awal yang baik. Biarkan orang2 dunia mengenal pribadi Yesus lewat kita, dan kenal bahwa sifat dasar Tuhan kita adalah kasih.

Tidak hanya untuk saudara seiman, tapi kasih juga harus menyentuh seluruh manusia di bumi tanpa terkecuali. Siapkah anda untuk membagi kasih bagi setiap orang bersama Tuhan?

Senin, 24 Maret 2008

Ruwet tapi Indah

Ketika aku masih kecil, waktu itu ibuku sedang menyulam sehelai kain. Aku yang sedang bermain di lantai, melihat ke atas dan bertanya, apa yang ia lakukan. Ia menerangkan bahwa ia sedang menyulam sesuatu di atas sehelai kain. Tetapi aku memberitahu kepadanya, bahwa yang kulihat dari bawah adalah benang ruwet.

Ibu dengan tersenyum memandangiku dan berkata dengan lembut: "Anakku, lanjutkanlah permainanmu, sementara ibu menyelesaikan sulaman ini; nanti setelah selesai, kamu akan kupanggil dan kududukkan di atas pangkuan ibu dan kamu dapat melihat sulaman ini dari atas."

Aku heran, mengapa ibu menggunakan benang hitam dan putih, begitu semrawut menurut pandanganku. Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara ibu memanggil; "Anakku, mari kesini, dan duduklah di pangkuan ibu." Waktu aku lakukan itu, aku heran dan kagum melihat bunga-bunga yang indah, ! dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit, sungguh indah sekali. Aku hampir tidak percaya melihatnya, karena dari bawah yang aku lihat hanyalah benang-benang yang ruwet. Kemudian ibu berkata:"Anakku, dari bawah memang nampak ruwet dan kacau, tetapi engkau tidak menyadari bahwa di atas kain ini sudah ada gambar yang direncanakan, sebuah pola, ibu hanya mengikutinya. Sekarang, dengan melihatnya dari atas kamu dapat melihat keindahan dari apa yang ibu lakukan.

Sering selama bertahun-tahun, aku melihat ke atas dan bertanya kepada Allah; "Allah, apa yang Engkau lakukan? " Ia menjawab: " Aku sedang menyulam kehidupanmu." Dan aku membantah," Tetapi nampaknya hidup ini ruwet, benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna yang cerah?" Kemudian Allah menjawab," Hambaku, kamu teruskan pekerjaanmu, dan Aku juga menyelesaikan pekerjaanKu di bumi ini..
Satu saat nanti Aku akan memanggilmu ke sorga dan mendudukkan kamu di pangkuanKu, dan kamu akan melihat rencanaKu yang indah dari sisiKu."

Mengenal Diri Sendiri

Ayat bacaan: Ams 14:8
======================
"Mengerti jalannya sendiri adalah hikmat orang cerdik, tetapi orang bebal ditipu oleh kebodohannya."


Dalam hidup ini, seringkali kita membuang peluang tanpa sadar. Begitu banyak alasan yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari2 tentang ketidaksanggupan. Saya terlalu kecil untuk pekerjaan itu, saya kurang menguasai bidang itu, saya tidak berani menghadapi orang banyak, tempat itu terlalu jauh untuk dicapai, dan seterusnya. Padahal, berkat Tuhan bisa jadi ada disana. Sementara di sisi lain, banyak orang mengatakan bahwa dia tidak punya peluang atau kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan.

Banyak orang yang masih belum mengenal dirinya sendiri, dan belum tahu kemampuannya sejauh apa. Tuhan menciptakan manusia dengan keunikan dan kemampuan yang berbeda-beda. Ada orang yang luar biasa dalam menjual, tapi bingung ketika dihadapkan pada proses produksi. Ada orang yang menguasai komputer dan seluk beluknya, tapi tidak bisa memasak. It's alright, karena Tuhan menciptakan begitu banyak karakter dan kemampuan yang berbeda pada setiap orang, supaya anak2Nya bisa memuliakan Tuhan dan menjadi terang di bidang masing2. Pada saat kita menyerahkan seluruh hidup kita pada Tuhan, disaat itu pula rancangan2 Tuhan yang sungguh luar biasa telah Dia sediakan. Sayangnya, dengan segala ketakutan kita, kegelisahan kita, dan ketidakpercayaan diri, kita sering mengukur diri kita terlalu rendah. Betapa sering kita terbelenggu oleh kebodohan dengan tidak yakin akan kemampuan sendiri. Akibatnya, berbagai berkat Tuhan pun berlalu sia2 didepan mata.

Ditengah hidup yang sulit dan rumit ini kita membutuhkan hikmat agar kita dapat menjalankan hidup kita dengan baik, dan sesuai dengan apa yang dirancang Tuhan buat kita. Kepatuhan dan keintiman kita dengan Tuhan akan membawa kita mengerti apa yang Dia inginkan buat hidup kita. Kitapun akan tahu untuk apa kita hidup di dunia ini, apa tujuan kita, dan dimana kita bisa berbuah. Percayalah, tidak ada anak Tuhan yang diciptakan tanpa peluang. Dan percayalah, Tuhan tahu siapa kita dan sampai dimana batas kemampuan kita. Mintalah Tuhan untuk membukakan semua pintu2, serahkan sepenuhnya dan percayalah pada Tuhan. Kita tidak perlu menilai diri terlalu rendah, menganggap kita tidak sanggup, karena jika sebuah pekerjaan itu merupakan rancangan Tuhan dalam hidup kita, Dia akan selalu ada bersama kita. Bersama Tuhan tidak ada yang mustahil. So fight your fear, be brave and be a winner!


Jangan tutup mata anda. Kenali siapa diri anda dan terimalah rancangan terbaik dari Tuhan.

Mengenal Diri Sendiri

Ayat bacaan: Ams 14:8
======================
"Mengerti jalannya sendiri adalah hikmat orang cerdik, tetapi orang bebal ditipu oleh kebodohannya."


Dalam hidup ini, seringkali kita membuang peluang tanpa sadar. Begitu banyak alasan yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari2 tentang ketidaksanggupan. Saya terlalu kecil untuk pekerjaan itu, saya kurang menguasai bidang itu, saya tidak berani menghadapi orang banyak, tempat itu terlalu jauh untuk dicapai, dan seterusnya. Padahal, berkat Tuhan bisa jadi ada disana. Sementara di sisi lain, banyak orang mengatakan bahwa dia tidak punya peluang atau kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan.

Banyak orang yang masih belum mengenal dirinya sendiri, dan belum tahu kemampuannya sejauh apa. Tuhan menciptakan manusia dengan keunikan dan kemampuan yang berbeda-beda. Ada orang yang luar biasa dalam menjual, tapi bingung ketika dihadapkan pada proses produksi. Ada orang yang menguasai komputer dan seluk beluknya, tapi tidak bisa memasak. It's alright, karena Tuhan menciptakan begitu banyak karakter dan kemampuan yang berbeda pada setiap orang, supaya anak2Nya bisa memuliakan Tuhan dan menjadi terang di bidang masing2. Pada saat kita menyerahkan seluruh hidup kita pada Tuhan, disaat itu pula rancangan2 Tuhan yang sungguh luar biasa telah Dia sediakan. Sayangnya, dengan segala ketakutan kita, kegelisahan kita, dan ketidakpercayaan diri, kita sering mengukur diri kita terlalu rendah. Betapa sering kita terbelenggu oleh kebodohan dengan tidak yakin akan kemampuan sendiri. Akibatnya, berbagai berkat Tuhan pun berlalu sia2 didepan mata.

Ditengah hidup yang sulit dan rumit ini kita membutuhkan hikmat agar kita dapat menjalankan hidup kita dengan baik, dan sesuai dengan apa yang dirancang Tuhan buat kita. Kepatuhan dan keintiman kita dengan Tuhan akan membawa kita mengerti apa yang Dia inginkan buat hidup kita. Kitapun akan tahu untuk apa kita hidup di dunia ini, apa tujuan kita, dan dimana kita bisa berbuah. Percayalah, tidak ada anak Tuhan yang diciptakan tanpa peluang. Dan percayalah, Tuhan tahu siapa kita dan sampai dimana batas kemampuan kita. Mintalah Tuhan untuk membukakan semua pintu2, serahkan sepenuhnya dan percayalah pada Tuhan. Kita tidak perlu menilai diri terlalu rendah, menganggap kita tidak sanggup, karena jika sebuah pekerjaan itu merupakan rancangan Tuhan dalam hidup kita, Dia akan selalu ada bersama kita. Bersama Tuhan tidak ada yang mustahil. So fight your fear, be brave and be a winner!


Jangan tutup mata anda. Kenali siapa diri anda dan terimalah rancangan terbaik dari Tuhan.

Minggu, 23 Maret 2008

Siapakah Yesus Bagi Anda?

Ayat bacaan: 1 Kor 15:14
====================
“Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.”

Kisah kematian dan kebangkitan Yesus bisa merupakan sebuah anugerah terbesar sepanjang sejarah bagi kehidupan manusia, tapi bisa juga hanya berupa cerita bohong yang sangat kejam. Kejam? ya, bayangkan jika seandainya Yesus tidak dibangkitkan, iman Kekristenan juga luluh lantak. Bayangkan berapa juta orang yang harus binasa dari masa ke masa karena suatu bentuk kebohongan. Tidak hanya bagi saudara2 kita yang belum mengenal Yesus, tapi di kalangan umat Kristen pun keraguan akan Yesus masih terus berlangsung. Banyak orang merasa perlu untuk mencari lebih jauh bukti2 tentang keberadaan Yesus, padahal Alkitab seharusnya sudah cukup untuk menjadi bukti nyata tentang kebangkitanNya.

Alkitab mencatat ada banyak saksi yang berani menceritakan bahwa mereka bertemu dengan Yesus yang telah bangkit. Kita harus ingat, ketika Yesus disalibkan, para pengikut Yesus sangat ketakutan dan tinggal diam di tempat2 tersembunyi. Tapi setelah kebangkitan Yesus, mereka mempunyai keberanian luar biasa untuk mewartakan kabar gembira, bahkan mereka bersedia mati, menjadi martir demi iman mereka dalam Yesus Kristus. Sebagai manusia normal, tidak ada orang yang bisa berubah sebegitu drastis apabila mereka tidak menyaksikan sendiri bukti2 nyata tentang keimanan mereka. Begitu besar kasih Tuhan pada kita, sehingga Dia melepaskan kita dari kematian, kematian tidak lagi membelenggu kehidupan anda dan saya, dan menggantikannya dengan kehidupan baru yang penuh pengharapan dan kekuatan. Setiap kita yang percaya pada Yesus boleh mengambil bagian dalam kuasa ilahiNya, yang artinya kita diberi kuasa untuk memperoleh semua janji2 Allah yang berharga dan sangat besar.

Tidak ada yang perlu diragukan lagi. Kebangkitan Yesus adalah jaminan bahwa kita ada di jalan yang benar. Lewat Paskah kita menerima kuasa kebangkitan yang sudah menebus kita menjadi milikNya agar hidup kita Berbuah bagiNya. Kita tidak lagi terbelenggu dibawah hukum taurat, dosa ataupun kutuk, tetapi kini berada dalam lingkup kasih karunia dan kehidupan kekal dalam kerajaanNya. Karenanya, dalam Yesus, life is a celebration, dan harus penuh dengan damai sukacita setiap waktu, betapapun sulitnya. Dalam memperingati Paskah, kita sebagai murid2 Yesus di jaman ini harus mampu menjadi bukti nyata akan kebangkitan Yesus. Orang2 disekitar kita harus bisa melihat Yesus dalam pekerjaan, kehidupan rumah tangga, pelayanan atau apapun yang kita lakukan. Dan percayalah, Yesus tetap menyertai dalam apapun yang kita lakukan.

Bagi saya Yesus adalah Mesias, dan didalam Dia ada jaminan keselamatan dan kehidupan kekal. Siapakah Yesus menurut anda?

Siapakah Yesus Bagi Anda?

Ayat bacaan: 1 Kor 15:14
====================
“Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.”

Kisah kematian dan kebangkitan Yesus bisa merupakan sebuah anugerah terbesar sepanjang sejarah bagi kehidupan manusia, tapi bisa juga hanya berupa cerita bohong yang sangat kejam. Kejam? ya, bayangkan jika seandainya Yesus tidak dibangkitkan, iman Kekristenan juga luluh lantak. Bayangkan berapa juta orang yang harus binasa dari masa ke masa karena suatu bentuk kebohongan. Tidak hanya bagi saudara2 kita yang belum mengenal Yesus, tapi di kalangan umat Kristen pun keraguan akan Yesus masih terus berlangsung. Banyak orang merasa perlu untuk mencari lebih jauh bukti2 tentang keberadaan Yesus, padahal Alkitab seharusnya sudah cukup untuk menjadi bukti nyata tentang kebangkitanNya.

Alkitab mencatat ada banyak saksi yang berani menceritakan bahwa mereka bertemu dengan Yesus yang telah bangkit. Kita harus ingat, ketika Yesus disalibkan, para pengikut Yesus sangat ketakutan dan tinggal diam di tempat2 tersembunyi. Tapi setelah kebangkitan Yesus, mereka mempunyai keberanian luar biasa untuk mewartakan kabar gembira, bahkan mereka bersedia mati, menjadi martir demi iman mereka dalam Yesus Kristus. Sebagai manusia normal, tidak ada orang yang bisa berubah sebegitu drastis apabila mereka tidak menyaksikan sendiri bukti2 nyata tentang keimanan mereka. Begitu besar kasih Tuhan pada kita, sehingga Dia melepaskan kita dari kematian, kematian tidak lagi membelenggu kehidupan anda dan saya, dan menggantikannya dengan kehidupan baru yang penuh pengharapan dan kekuatan. Setiap kita yang percaya pada Yesus boleh mengambil bagian dalam kuasa ilahiNya, yang artinya kita diberi kuasa untuk memperoleh semua janji2 Allah yang berharga dan sangat besar.

Tidak ada yang perlu diragukan lagi. Kebangkitan Yesus adalah jaminan bahwa kita ada di jalan yang benar. Lewat Paskah kita menerima kuasa kebangkitan yang sudah menebus kita menjadi milikNya agar hidup kita Berbuah bagiNya. Kita tidak lagi terbelenggu dibawah hukum taurat, dosa ataupun kutuk, tetapi kini berada dalam lingkup kasih karunia dan kehidupan kekal dalam kerajaanNya. Karenanya, dalam Yesus, life is a celebration, dan harus penuh dengan damai sukacita setiap waktu, betapapun sulitnya. Dalam memperingati Paskah, kita sebagai murid2 Yesus di jaman ini harus mampu menjadi bukti nyata akan kebangkitan Yesus. Orang2 disekitar kita harus bisa melihat Yesus dalam pekerjaan, kehidupan rumah tangga, pelayanan atau apapun yang kita lakukan. Dan percayalah, Yesus tetap menyertai dalam apapun yang kita lakukan.

Bagi saya Yesus adalah Mesias, dan didalam Dia ada jaminan keselamatan dan kehidupan kekal. Siapakah Yesus menurut anda?

Sabtu, 22 Maret 2008

Hubungan Langsung Dengan Tuhan

Ayat bacaan: Mat 15:38-39
=========================
Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah. Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati-Nya demikian, berkatalah ia: "Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!"

Ketika anda ingin bertemu dengan pejabat tinggi atau orang penting, anda tentu maklum bahwa ada serangkaian urusan protokoler atau proses birokrasi bertingkat yang harus anda jalani. Itupun terkadang belum menjamin keberhasilan anda untuk menemui mereka. Terkadang anda hanya bisa menyampaikan aspirasi atau keperluan anda lewat orang2 tertentu tanpa bisa bertemu mereka. Kalaupun anda bisa bertemu langsung dengan mereka pada momen2 tertentu, katakanlah open house pada saat hari besar, anda masih harus maklum bahwa ada ribuan orang lain yang punya tujuan yang sama dengan anda. Antrian panjang, atau tidak berhasil menerobos kerumunan orang menjadi hal yang wajar.

Begitulah kira2 sulitnya untuk datang ke hadirat Tuhan pada jaman Perjanjian Lama. Pada Bait Suci terdapat tabir atau tirai yang menjadi pembatas, dimana yang dapat melewati tabir tersebut dan masuk ke "Ruang Kudus" hanyalah para imam besar. Pada masa itu, Ruang Kudus ini adalah ruangan yang kosong, yang menggambarkan betapa kudusnya ruang ini, tidak terjangkau oleh manusia biasa, sehingga tidak sembarang orang dapat masuk kedalamnya.

Tapi lihat, betapa Allah kita sangat mencintai umat ciptaannya, sehingga ia menurunkan AnakNya yg tunggal ke dunia untuk mati bagi kita semua agar kita diselamatkan dari kebinasaan kekal. Ketika Yesus mati, tirai Bait Suci terbelah dua. Hal ini menggambarkan bahwa setelah kematian Yesus, Allah menghancurkan pembatas yang telah sekian lama menghalangi manusia untuk bertemu langsung denganNya. Jalan untuk masuk ke hadirat Tuhan kini terbuka. Orang tidak perlu lagi harus melewati perantaraan imam untuk dapat bertemu Tuhan. Kita tidak perlu lagi takut akan nyawa kita ketika memasuki hadirat Tuhan yang sangat kudus. Tuhan Yesus langsung menjadi perantara, membuka jalan hingga siapapun kita, dan dimanapun, kita dapat bertemu dengan Allah.

Pada perayaan Paskah ini, mari kita semua bersyukur dan berterimakasih dengan penuh suka cita atas apa yang telah diberikan Yesus Kristus pada kita semua. Tetaplah ingat, bahwa meski tabir Bait Suci telah terbelah, kita tetap harus menerima Yesus sebagai Juru Selamat pribadi kita, karena kita hanya bisa menghampiri hadirat Allah lewat diri Yesus Kristus sendiri yg diutus Allah. Seperti yang tercantum dalam Ibrani 10:20. Mari kita hidup dan menyembah Tuhan dalam Roh dan Kebenaran dengan sungguh2, dan rasakanlah hadirat Tuhan yang sangat kudus. Tidak jadi soal apakah anda datang pada Tuhan lewat berdiam diri atau sorak sorai, berdiri, berlutut, atau melompat, dengan full musik atau lewat bisikan hati, suasana syahdu atau penuh suka cita. Yang penting, tetaplah datang padaNya, berikan persembahan syukur yang terbaik, dan tetaplah biarkan Roh Kudus memberi hikmat agar kita dapat tinggal dengan penuh hormat dan kudus dalam hadiratNya.


Karya penebusan adalah hadiah terbesar dalam hidup kita. Setelah Yesus memberikanNya bagi kita, apakah yang dapat kita berikan bagiNya?

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari