Senin, 30 Juni 2008

Keahlian

Ayat bacaan: Keluaran 31:6
====================
"Juga Aku telah menetapkan di sampingnya Aholiab bin Ahisamakh, dari suku Dan; dalam hati setiap orang ahli telah Kuberikan keahlian. Haruslah mereka membuat segala apa yang telah Kuperintahkan kepadamu:"


Perhelatan Pesta Sepakbola Euro 2008 usai sudah. Adu strategi, trik sampai skil, baik secara tim maupun individu antar kesebelasan dari berbagai negara di Eropa tentu memuaskan penggemar sepakbola di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Sebagai satu dari sekian banyak penggemar sepakbola, saya melihat bahwa sebuah tim yang bagus punya pemain2 yang berperan secara khusus pada posisinya masing2, sesuai dengan karakter, kemampuan, kebiasaan dan sebagainya, yang ada pada masing2 pemain. David Villa (Spanyol) dan Andrei Arshavin (Rusia) berperan luar biasa dalam Euro kali ini sebagai striker. Di posisi gelandang serang? sulit membayangkan tim Jerman tanpa Ballack. Skill Cristiano Ronaldo (Portugal), Schweinsteiger (Jerman) atau Robben (Belanda) fantastis menyisir pinggir lapangan dan memporak-porandakan pertahanan lawan. Palang pintu? Lihat aksi luar biasa Iker Casillas dalam drama adu pinalti lawan Italia di Semi final. Mereka menempati posisi2 masing, bertanggung jawab penuh dalam teritorinya, di posisi sesuai dengan spesialisasi mereka masing2.Coba bayangkan jika posisi2 ini kita bolak balik. Kiper menjadi penyerang, gelandang serang menjadi kiper, penyerang jadi bek, bakal kacau dong..

Sebagai murid2 Tuhan Yesus pun kita seperti itu. Dalam mengemban tugas Amanat Agung seperti yang tertera pada Matius 28:19-20, kita tidak diharuskan menjadi pendeta atau penginjil untuk dapat melaksanakan Amanat dari Yesus. Ada banyak peran dalam misi pelayanan yang dapat dikerjakan oleh orang2 yang tepat. Dalam ayat bacaan hari ini, ketika bangsa Israel membutuhkan tenaga dari orang2 untuk membangun rumah ibadah seperti yang diperintahkan Tuhan pada Musa, Tuhan sendiri langsung menunjuk dua orang secara khusus, yaitu Bezaleel dan Aholiab, dan melengkapi mereka dengan keahlian tersendiri. Bezaleel dikaruniai keahlian, pengertian dan pengetahuan dalam membuat rancangan2 dari emas, perak dan tembaga, hingga mengasah batu permata atau mengukir kayu. Sedang Aholiab diberi karunia agar dapat menjadi pendamping Bezaleel.

Tuhan kita adalah Allah yang pro-aktif. Dia tidak duduk diam membiarkan kita sendirian. Kita semua adalah ciptaan unik yang memiliki keahlian tersendiri. Semua keahlian kita dapat dipakai untuk melayani, apakah itu di gereja anda, atau dalam kehidupan bermasyarakat. Mungkin diantara anda ada yang pintar main musik, seniman, penulis, orator, pintar mengatur keuangan, berbakat jadi pemimpin, menguasai komputer, video editing, menciptakan lagu dan sebagainya. Semua keahlian itu berasal dari Tuhan, dan jika kita punya komitmen sungguh2 untuk melayani Tuhan sesuai dengan talenta yang telah Dia berikan, Tuhan pun akan semakin melengkapi anda dengan hikmat dan kemampuan yang terus bertambah. Tidak perlu menunggu hingga tua, menunggu sampai memiliki pendapatan lebih dari cukup, sekolah teologi dulu, belajar nyanyi dulu atau alasan2 lainnya. Apapun yang anda miliki saat ini, saya yakin sudah sangat cukup untuk menjadi murid2 Yesus di dunia hari ini.

Setiap orang telah diperlengkapi dengan talenta tersendiri, pakailah talenta anda untuk memuliakan Tuhan

Keahlian

Ayat bacaan: Keluaran 31:6
====================
"Juga Aku telah menetapkan di sampingnya Aholiab bin Ahisamakh, dari suku Dan; dalam hati setiap orang ahli telah Kuberikan keahlian. Haruslah mereka membuat segala apa yang telah Kuperintahkan kepadamu:"


Perhelatan Pesta Sepakbola Euro 2008 usai sudah. Adu strategi, trik sampai skil, baik secara tim maupun individu antar kesebelasan dari berbagai negara di Eropa tentu memuaskan penggemar sepakbola di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Sebagai satu dari sekian banyak penggemar sepakbola, saya melihat bahwa sebuah tim yang bagus punya pemain2 yang berperan secara khusus pada posisinya masing2, sesuai dengan karakter, kemampuan, kebiasaan dan sebagainya, yang ada pada masing2 pemain. David Villa (Spanyol) dan Andrei Arshavin (Rusia) berperan luar biasa dalam Euro kali ini sebagai striker. Di posisi gelandang serang? sulit membayangkan tim Jerman tanpa Ballack. Skill Cristiano Ronaldo (Portugal), Schweinsteiger (Jerman) atau Robben (Belanda) fantastis menyisir pinggir lapangan dan memporak-porandakan pertahanan lawan. Palang pintu? Lihat aksi luar biasa Iker Casillas dalam drama adu pinalti lawan Italia di Semi final. Mereka menempati posisi2 masing, bertanggung jawab penuh dalam teritorinya, di posisi sesuai dengan spesialisasi mereka masing2.Coba bayangkan jika posisi2 ini kita bolak balik. Kiper menjadi penyerang, gelandang serang menjadi kiper, penyerang jadi bek, bakal kacau dong..

Sebagai murid2 Tuhan Yesus pun kita seperti itu. Dalam mengemban tugas Amanat Agung seperti yang tertera pada Matius 28:19-20, kita tidak diharuskan menjadi pendeta atau penginjil untuk dapat melaksanakan Amanat dari Yesus. Ada banyak peran dalam misi pelayanan yang dapat dikerjakan oleh orang2 yang tepat. Dalam ayat bacaan hari ini, ketika bangsa Israel membutuhkan tenaga dari orang2 untuk membangun rumah ibadah seperti yang diperintahkan Tuhan pada Musa, Tuhan sendiri langsung menunjuk dua orang secara khusus, yaitu Bezaleel dan Aholiab, dan melengkapi mereka dengan keahlian tersendiri. Bezaleel dikaruniai keahlian, pengertian dan pengetahuan dalam membuat rancangan2 dari emas, perak dan tembaga, hingga mengasah batu permata atau mengukir kayu. Sedang Aholiab diberi karunia agar dapat menjadi pendamping Bezaleel.

Tuhan kita adalah Allah yang pro-aktif. Dia tidak duduk diam membiarkan kita sendirian. Kita semua adalah ciptaan unik yang memiliki keahlian tersendiri. Semua keahlian kita dapat dipakai untuk melayani, apakah itu di gereja anda, atau dalam kehidupan bermasyarakat. Mungkin diantara anda ada yang pintar main musik, seniman, penulis, orator, pintar mengatur keuangan, berbakat jadi pemimpin, menguasai komputer, video editing, menciptakan lagu dan sebagainya. Semua keahlian itu berasal dari Tuhan, dan jika kita punya komitmen sungguh2 untuk melayani Tuhan sesuai dengan talenta yang telah Dia berikan, Tuhan pun akan semakin melengkapi anda dengan hikmat dan kemampuan yang terus bertambah. Tidak perlu menunggu hingga tua, menunggu sampai memiliki pendapatan lebih dari cukup, sekolah teologi dulu, belajar nyanyi dulu atau alasan2 lainnya. Apapun yang anda miliki saat ini, saya yakin sudah sangat cukup untuk menjadi murid2 Yesus di dunia hari ini.

Setiap orang telah diperlengkapi dengan talenta tersendiri, pakailah talenta anda untuk memuliakan Tuhan

Dua Buah Kutub

Saat kembali ke kota kelahiran, saya menyempatkan diri untuk berjumpa dengan beberapa kawan lama diantaranya adalah dua bersaudara yang salah satunya berada di panti rehabilitasi narkoba sedangkan saudara lainnya adalah seorang pengusaha otomotif yang terbilang sukses.

Diantara kawan-kawan seumur, hal ini sering menjadi bahan pergunjingan mengapa dua bersaudara yang berasal dari orang tua yang sama, dibesarkan dalam lingkungan yang sama, dapat menjadi sangat berbeda.

Kunjungan saya ke panti rehabilitasi dimana kawan saya itu berada cukup membuat dia terhibur. Dalam salah satu perbincangan dia menjawab pertanyaan klise saya "Ya, semua ini gara-gara Ayah saya"

Dengan lirih dia meneruskan ucapannya "Ayah saya seorang pemabuk dan penjudi, keluarga saya bangkrut dan berantakan, dia hanya memikirkan dirinya sendiri, sama sekali tak pernah memikirkan saya"

Masih tertunduk lesu dan katanya lagi "Apa yang bisa diharapkan dari saya hasil dari sebuah keluarga yang berantakan ini?"

Sehari sebelum kembali ke Jakarta , saya masih sempat menemui saudaranya yang siang itu berada di show-room-nya yang cukup besar dengan aneka mobil terpajang.

Ditengah kegembiraan karena lama tidak berjumpa, salah satu pembicaraan kami adalah tentang saudaranya yang ada di panti rehabilitasi narkoba.

Pertanyaan spontan pun mengalir dari bibir saya "Apa yang membuat kamu berbeda dengan saudaramu dan bisa sukses seperti sekarang ini?"

Nampak dia menghela nafas kemudian dia berkata "Sudah terlalu banyak penderitaan dalam kehidupan saya dan keluarga kami, saya hanya bertekad untuk mengakhirinya"

"Saya benar-benar tidak ingin bernasib seperti Ayah saya dan ingin membahagiakan Ibuku, itulah tekad saya selama ini"

Keduanya mendapatkan kekuatan dan motivasi dari sumber yang sama, bedanya adalah yang seorang memanfaatkannya secara positif, dan seorang lainnya menggunakannya secara negatif.

"Mereka yang positif tak peduli segelap apapun keadaannya, kepalanya selalu tegak serta menengadah melihat semua kemungkinan dan semua itu ada dihadapannya."

Minggu, 29 Juni 2008

Seperti Anjing Mati

Ayat bacaan: 2 Samuel 9:8
====================
"Lalu sujudlah Mefiboset dan berkata: "Apakah hambamu ini, sehingga engkau menghiraukan anjing mati seperti aku?"

Ada seorang teman dari luar negeri yang pernah berkunjung ke Indonesia. Dia kaget melihat banyaknya peminta2 hampir di tiap lampu merah. Dan ini ia jumpai bukan hanya di satu kota, melainkan di banyak kota.Saya ingat satu komentarnya, "apa salah negara ini hingga begitu banyak orang cacat yang butuh bantuan seperti ini?" Sebenarnya bukannya orang cacat itu lebih banyak ada di Indonesia dibanding negara2 lain, tapi rasa ketidakmampuan, rasa rendah diri pada mereka yang cacat biasanya lebih banyak dijumpai di negara2 yang masih dililit krisis seperti kita. Masih banyak orang yang merasa risih, takut bahkan jijik ketika mereka melihat orang yang fisiknya tidak lengkap. Bayangkan jika hal ini mereka hadapi setiap hari dari kecil, mereka akan terbentuk menjadi pribadi yang rendah diri dan dihantui bayang2 kegagalan dan kesia-siaan sepanjang hidupnya.

Entah kenapa, ketika bangun tadi pagi saya ketemu dengan kisah Mefiboset. Mefiboset adalah anak Yonathan, cucu Saul. Kakinya cacat akibat jatuh dari pangkuan pengasuhnya. Dia diasingkan di sebuah tempat yang tandus, Lodebar. Tidak heran jika Mefiboset merasa dirinya sangat rendah, memandang dirinya tidak lebih dari anjing mati. Betapa terkejutnya Mefiboset ketika Daud memanggilnya dan memperlakukannya seperti salah seorang anak raja. Daud ingin memulihkan semua hak milik Mefiboset, termasuk harga dirinya. Mefiboset kemudian tinggal di Yerusalem dan makan sehidangan dengan raja Daud.

Sebuah kisah yang bertolak belakang datang dari Korea. Bulan lalu Indonesia mendapat kunjungan dari Hee Ah Lee, pianis berusia 22 tahun. Ah Lee terlahir cacat. Dia hanya punya total empat jari dari kedua tangannya, sehingga terlihat seperti capit kepiting. Kakinya juga hanya sampai paha. Sejak kecil dia diejek teman2nya, disebut anak setan, atau dikata2i setan air, tapi dia tidak pernah menangis atau menyesali diri. Lee terus berjuang untuk belajar piano, meskipun rata2 guru piano menolaknya. Ketika orang normal belajar satu lagu dalam waktu relatif singkat, Lee butuh waktu lima tahun berlatih selama 10 jam sehari untuk bisa menguasai satu lagu , Fantasia Impromptu. Hasilnya? Puji Tuhan, bukan hanya berhasil menguasai piano, Lee juga telah membuat dua album dan telah berkeliling dunia. Selain itu, dia juga tetap aktif melayani sebagai pianis di gereja.Luar biasa. Lee berhasil karena dia tidak pernah putus pengharapan, dan percaya Tuhan memberkati siapapun yang terus berusaha dan percaya bahwa dalam Tuhan tidak ada yang mustahil.

Cacat atau tidak, banyak diantara kita yang memiliki rasa rendah diri berlebihan, atau mengasihani diri secara berlebihan. Apakah karena himpitan problem hidup, atau dosa yang pernah dilakukan, banyak orang merasa dirinya tidak layak untuk berhasil dalam hidupnya. Kita lebih memandang apa yang buruk pada diri kita daripada apa yang benar dalam hubungan kita dengan pribadi Yesus, yang telah mengorbankan hidupNya untuk kita, dan memberikan kita kebenaranNya. Kita telah ditebus, dimateraikan dan disahkan dalam Yesus Kristus, dan perjanjian itu kekal. Setiap pribadi berharga bagiNya, dan tidak ada hal yang mustahil buat Tuhan. Tuhan mengasihi setiap anak2Nya, apapun kondisi kita. Dalam segala kekurangan dan keterbatasan, Tuhan bisa mengubah itu semua, karena justru dalam kelemahanlah kuasa Tuhan menjadi sempurna.(2 Korintus 12:9). Tidak ada kata menyerah dalam kamus anak2 Tuhan, dan dalam setiap langkah dan denyut nadi kita, dalam nama Yesus, ada pengharapan luar biasa.

Kita semua berharga dimataNya, berhentilah mengasihani diri berlebihan dan peganglah janji Tuhan

Seperti Anjing Mati

Ayat bacaan: 2 Samuel 9:8
====================
"Lalu sujudlah Mefiboset dan berkata: "Apakah hambamu ini, sehingga engkau menghiraukan anjing mati seperti aku?"

Ada seorang teman dari luar negeri yang pernah berkunjung ke Indonesia. Dia kaget melihat banyaknya peminta2 hampir di tiap lampu merah. Dan ini ia jumpai bukan hanya di satu kota, melainkan di banyak kota.Saya ingat satu komentarnya, "apa salah negara ini hingga begitu banyak orang cacat yang butuh bantuan seperti ini?" Sebenarnya bukannya orang cacat itu lebih banyak ada di Indonesia dibanding negara2 lain, tapi rasa ketidakmampuan, rasa rendah diri pada mereka yang cacat biasanya lebih banyak dijumpai di negara2 yang masih dililit krisis seperti kita. Masih banyak orang yang merasa risih, takut bahkan jijik ketika mereka melihat orang yang fisiknya tidak lengkap. Bayangkan jika hal ini mereka hadapi setiap hari dari kecil, mereka akan terbentuk menjadi pribadi yang rendah diri dan dihantui bayang2 kegagalan dan kesia-siaan sepanjang hidupnya.

Entah kenapa, ketika bangun tadi pagi saya ketemu dengan kisah Mefiboset. Mefiboset adalah anak Yonathan, cucu Saul. Kakinya cacat akibat jatuh dari pangkuan pengasuhnya. Dia diasingkan di sebuah tempat yang tandus, Lodebar. Tidak heran jika Mefiboset merasa dirinya sangat rendah, memandang dirinya tidak lebih dari anjing mati. Betapa terkejutnya Mefiboset ketika Daud memanggilnya dan memperlakukannya seperti salah seorang anak raja. Daud ingin memulihkan semua hak milik Mefiboset, termasuk harga dirinya. Mefiboset kemudian tinggal di Yerusalem dan makan sehidangan dengan raja Daud.

Sebuah kisah yang bertolak belakang datang dari Korea. Bulan lalu Indonesia mendapat kunjungan dari Hee Ah Lee, pianis berusia 22 tahun. Ah Lee terlahir cacat. Dia hanya punya total empat jari dari kedua tangannya, sehingga terlihat seperti capit kepiting. Kakinya juga hanya sampai paha. Sejak kecil dia diejek teman2nya, disebut anak setan, atau dikata2i setan air, tapi dia tidak pernah menangis atau menyesali diri. Lee terus berjuang untuk belajar piano, meskipun rata2 guru piano menolaknya. Ketika orang normal belajar satu lagu dalam waktu relatif singkat, Lee butuh waktu lima tahun berlatih selama 10 jam sehari untuk bisa menguasai satu lagu , Fantasia Impromptu. Hasilnya? Puji Tuhan, bukan hanya berhasil menguasai piano, Lee juga telah membuat dua album dan telah berkeliling dunia. Selain itu, dia juga tetap aktif melayani sebagai pianis di gereja.Luar biasa. Lee berhasil karena dia tidak pernah putus pengharapan, dan percaya Tuhan memberkati siapapun yang terus berusaha dan percaya bahwa dalam Tuhan tidak ada yang mustahil.

Cacat atau tidak, banyak diantara kita yang memiliki rasa rendah diri berlebihan, atau mengasihani diri secara berlebihan. Apakah karena himpitan problem hidup, atau dosa yang pernah dilakukan, banyak orang merasa dirinya tidak layak untuk berhasil dalam hidupnya. Kita lebih memandang apa yang buruk pada diri kita daripada apa yang benar dalam hubungan kita dengan pribadi Yesus, yang telah mengorbankan hidupNya untuk kita, dan memberikan kita kebenaranNya. Kita telah ditebus, dimateraikan dan disahkan dalam Yesus Kristus, dan perjanjian itu kekal. Setiap pribadi berharga bagiNya, dan tidak ada hal yang mustahil buat Tuhan. Tuhan mengasihi setiap anak2Nya, apapun kondisi kita. Dalam segala kekurangan dan keterbatasan, Tuhan bisa mengubah itu semua, karena justru dalam kelemahanlah kuasa Tuhan menjadi sempurna.(2 Korintus 12:9). Tidak ada kata menyerah dalam kamus anak2 Tuhan, dan dalam setiap langkah dan denyut nadi kita, dalam nama Yesus, ada pengharapan luar biasa.

Kita semua berharga dimataNya, berhentilah mengasihani diri berlebihan dan peganglah janji Tuhan

Sabtu, 28 Juni 2008

Melepaskan Yang Tertahan

Ayat Bacaan: Mazmur 51: 10
=====================
"Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!"

Disaat kita merasa marah, kesal, dikecewakan, diperlakukan tidak adil, maka kita seringkali menjadi marah. Dan itu adalah reaksi yang wajar sebagai manusia. Tetapi, banyak diantara kita yang tidak cepat-cepat melepaskan rasa marah tersebut, malahan terus memendam rasa marah di dalam hati, bahkan lama setelah peristiwa itu berlalu. Apa yang akan terjadi dengan diri kita? merasa tidak puas, getir dan pemikiran negatif mencemari jalan pikiran kita.

Apakah saudara mau menjadi orang yang seperti itu? Mungkin dalam hati saudara bersikeras,"Anda gak tau apa yang dia lakukan terhadap saya, anda gak ngerti." Coba saudara bertanya pada diri sendiri, "apa yang akan saudara dapatkan lewat rasa marah dan benci yg dipendam itu terhadap diri saudara?"

Allah kita selalu memaafkan kesalahan kita, Dia tidak pernah menahan-nahan pengampunannya kepada kita, seburuk apapun kitsa sudah menyakiti hatiNya. Kalau kita mengikuti ajaran Yesus dengan taat, tentunya kita akan melepaskan pengampunan pada orang yang sudah membuat kita marah ataupun kecewa. Ketika saudara memaafkan, kebencian akan dilepaskan, ketegangan akan mereda dan rasa sukacita yang baru akan melingkupi roh dan jiwa kita. Sekarang, pilihannya anda ditangan anda.


Mintalah ampun akan kemarahan yang kita tahan selama ini, minta kepada Tuhan satu jiwa yang baru, yang penuh dengan sukacita melimpah.

Melepaskan Yang Tertahan

Ayat Bacaan: Mazmur 51: 10
=====================
"Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!"

Disaat kita merasa marah, kesal, dikecewakan, diperlakukan tidak adil, maka kita seringkali menjadi marah. Dan itu adalah reaksi yang wajar sebagai manusia. Tetapi, banyak diantara kita yang tidak cepat-cepat melepaskan rasa marah tersebut, malahan terus memendam rasa marah di dalam hati, bahkan lama setelah peristiwa itu berlalu. Apa yang akan terjadi dengan diri kita? merasa tidak puas, getir dan pemikiran negatif mencemari jalan pikiran kita.

Apakah saudara mau menjadi orang yang seperti itu? Mungkin dalam hati saudara bersikeras,"Anda gak tau apa yang dia lakukan terhadap saya, anda gak ngerti." Coba saudara bertanya pada diri sendiri, "apa yang akan saudara dapatkan lewat rasa marah dan benci yg dipendam itu terhadap diri saudara?"

Allah kita selalu memaafkan kesalahan kita, Dia tidak pernah menahan-nahan pengampunannya kepada kita, seburuk apapun kitsa sudah menyakiti hatiNya. Kalau kita mengikuti ajaran Yesus dengan taat, tentunya kita akan melepaskan pengampunan pada orang yang sudah membuat kita marah ataupun kecewa. Ketika saudara memaafkan, kebencian akan dilepaskan, ketegangan akan mereda dan rasa sukacita yang baru akan melingkupi roh dan jiwa kita. Sekarang, pilihannya anda ditangan anda.


Mintalah ampun akan kemarahan yang kita tahan selama ini, minta kepada Tuhan satu jiwa yang baru, yang penuh dengan sukacita melimpah.

Jumat, 27 Juni 2008

Your Idea of a Good Friend

1. In kindergarten your idea of a good friend was the person who let you have the red crayon when all that was left was the ugly black one.
2. In first grade your idea of a good friend was the person who went to the bathroom with you and held your hand as you walked through the scary halls.
3. In second grade your idea of a good friend was the person who helped you stand up to the class bully.

Read More......

Dalam Tangan Tuhan

Ayat bacaan: Yes 49:16
==================
"Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku."


Kami punya seekor anjing chihuahua yang sekarang berusia hampir 3 tahun. Dulu ketika pertama kali dibeli, dia masih berumur 3 bulan. Saya masih ingat betul, ukurannya tidak lebih dari se-kepalan tangan saya.Begitu kecil, begitu mungil, dan begitu lemah. Pada saat itu, chi cuma duduk diam dalam keranjang, sepertinya masih bingung dan belum sadar kalau dia sudah "diselamatkan" dari kandang besi kecil yang tidak nyaman sama sekali. Seiring berjalannya waktu, chi benar2 menjadi anjing yang sangat bergantung pada kami. Dia tidur di kasur yang sama setiap kami tidur, dia mengajak main kalau dia bosan, dia akan minta digendong dan dibelai2, ngajak main, dan sebagainya. Dia akan minta dibawa keluar untuk buang hajat, dan patuh kalau dipanggil masuk. Meski badannya kecil,rasa tanggung jawabnya besar loh. Walaupun tidak ada yang mengangkat dia jadi satpam, dia akan menggonggong jika ada orang yang tidak dikenal membuka pagar rumah kami. Sulit rasanya membayangkan hidup tanpa Chi, dan rasanya saya pun bisa yakin kalau dia juga sulit hidup tanpa kami.

Teman, Tuhan pun menginginkan bentuk hubungan seperti ini dengan kita, anak2Nya. Kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah sendiri (Kej 1:26), kita begitu dicintaiNya dan sangat berharga bagiNya, hingga Dia menganugrahkan Anak-Nya yang tunggal bagi keselamatan kita (Yoh 3:16), merancang masa depan penuh harapan dalam damai sejahtera (Yer 29:11), dan juga, seperti ayat bacaan hari ini, kita ada dalam telapak tangan Tuhan. Kita sangat berharga di mata Tuhan, dan Dia begitu mengasihi kita. Apakah kita sudah mengasihi Tuhan seperti halnya Tuhan mengasihi kita?

Chi yang lemah butuh sosok dengan kekuatan yang lebih besar agar dapat hidup dan bertumbuh. Kita manusia pun butuh kekuatan yang lebih besar, dan satu2nya pemberi kekuatan yang lebih besar itu sesungguhnya ada pada pribadi Tuhan. Dia peduli, Dia tetap menyediakan semua kebutuhan anak2Nya, kasih setiaNya ada pada kita untuk selama-lamanya, dan itu Tuhan buktikan dengan mengukir nama anda dan saya pada telapak tangan-Nya. Jadi apapun permasalahan yang anda hadapi, sesulit apapun hidup ditengah krisis seperti sekarang ini, jangan takut. Hadapi realita hidup dengan bersandar padaNya, peganglah janji2 Allah pada setiap kita, karena anda ada pada telapak tanganNya!

Mari bersyukur atas Allah yang sangat peduli dan sangat mengasihi kita

Dalam Tangan Tuhan

Ayat bacaan: Yes 49:16
==================
"Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku."


Kami punya seekor anjing chihuahua yang sekarang berusia hampir 3 tahun. Dulu ketika pertama kali dibeli, dia masih berumur 3 bulan. Saya masih ingat betul, ukurannya tidak lebih dari se-kepalan tangan saya.Begitu kecil, begitu mungil, dan begitu lemah. Pada saat itu, chi cuma duduk diam dalam keranjang, sepertinya masih bingung dan belum sadar kalau dia sudah "diselamatkan" dari kandang besi kecil yang tidak nyaman sama sekali. Seiring berjalannya waktu, chi benar2 menjadi anjing yang sangat bergantung pada kami. Dia tidur di kasur yang sama setiap kami tidur, dia mengajak main kalau dia bosan, dia akan minta digendong dan dibelai2, ngajak main, dan sebagainya. Dia akan minta dibawa keluar untuk buang hajat, dan patuh kalau dipanggil masuk. Meski badannya kecil,rasa tanggung jawabnya besar loh. Walaupun tidak ada yang mengangkat dia jadi satpam, dia akan menggonggong jika ada orang yang tidak dikenal membuka pagar rumah kami. Sulit rasanya membayangkan hidup tanpa Chi, dan rasanya saya pun bisa yakin kalau dia juga sulit hidup tanpa kami.

Teman, Tuhan pun menginginkan bentuk hubungan seperti ini dengan kita, anak2Nya. Kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah sendiri (Kej 1:26), kita begitu dicintaiNya dan sangat berharga bagiNya, hingga Dia menganugrahkan Anak-Nya yang tunggal bagi keselamatan kita (Yoh 3:16), merancang masa depan penuh harapan dalam damai sejahtera (Yer 29:11), dan juga, seperti ayat bacaan hari ini, kita ada dalam telapak tangan Tuhan. Kita sangat berharga di mata Tuhan, dan Dia begitu mengasihi kita. Apakah kita sudah mengasihi Tuhan seperti halnya Tuhan mengasihi kita?

Chi yang lemah butuh sosok dengan kekuatan yang lebih besar agar dapat hidup dan bertumbuh. Kita manusia pun butuh kekuatan yang lebih besar, dan satu2nya pemberi kekuatan yang lebih besar itu sesungguhnya ada pada pribadi Tuhan. Dia peduli, Dia tetap menyediakan semua kebutuhan anak2Nya, kasih setiaNya ada pada kita untuk selama-lamanya, dan itu Tuhan buktikan dengan mengukir nama anda dan saya pada telapak tangan-Nya. Jadi apapun permasalahan yang anda hadapi, sesulit apapun hidup ditengah krisis seperti sekarang ini, jangan takut. Hadapi realita hidup dengan bersandar padaNya, peganglah janji2 Allah pada setiap kita, karena anda ada pada telapak tanganNya!

Mari bersyukur atas Allah yang sangat peduli dan sangat mengasihi kita

Kamis, 26 Juni 2008

Butiran Pasir

Ayat bacaan: Amsal 4:14-15
======================
"Janganlah menempuh jalan orang fasik, dan janganlah mengikuti jalan orang jahat. Jauhilah jalan itu, janganlah melaluinya, menyimpanglah dari padanya dan jalanlah terus."

Pada tahun 1909, Edward Payson Weston membuat sebuah catatan sensasional. Pada usia 70 tahun, Edward melakukan perjalanan super jauh, 4000 mil, dari New York ke San Fransisco dengan berjalan kaki. Sebuah rekor mengagumkan di usia begitu lanjut berhasil dibuat oleh Edward. Dalam cuplikan koran tahun 1909 yang saya baca di internet, ada komentar dari Edward yang menarik menjawab sebuah wawancara setelah dia mencapai San Fransisco. Kira2 katanya begini: "Pada suatu hari kaki saya terasa sangat sakit, hampir menyerah menyudahi perjalanan ini. Masalah terbesar yang hampir membuat saya menyerah bukanlah rasa lelah, rentang jarak 4000 mil, panas terik atau jalan yang serasa memanggang, tapi butiran pasir yang memasuki sepatu."

Begitu juga halnya dengan Kekristenan kita. Disaat kita awas dan waspada penuh terhadap dosa2 besar yang sudah jelas, kita sering terjerembab pada dosa2 yang seolah2 terlihat sepele. Kita tidak memperhatikan hal2 yang kecil, sebaliknya kita berkompromi. Kita membiarkan diri kita berprasangka, mengucapkan kata2 yang tidak baik, membiarkan pengaruh2 jelek dari teman atau lingkungan sekitar perlahan2 memasuki kita, atau hal2 lain yang seakan2 sepele, dan memakluminya sebagai hal yang alami dan manusiawi. Betapa banyak anak2 Allah yang jatuh, bukan karena terpeleset pada masalah besar, tapi justru dimulai dari kasus2 yang sangat kecil.

Teman, mari kita jaga kekudusan kita. Tetap awas pada godaan untuk berbuat dosa, walau hal tersebut mungkin masih sangat sepele menurut pikiran manusiawi kita. Jangan sampai, apa yang telah kita capai selama ini harus luluh lantak hanya gara2 "butiran pasir dalam sepatu."


Bukan bukit dan gunung yang membuat kita terpeleset, tapi butiran pasir

Butiran Pasir

Ayat bacaan: Amsal 4:14-15
======================
"Janganlah menempuh jalan orang fasik, dan janganlah mengikuti jalan orang jahat. Jauhilah jalan itu, janganlah melaluinya, menyimpanglah dari padanya dan jalanlah terus."

Pada tahun 1909, Edward Payson Weston membuat sebuah catatan sensasional. Pada usia 70 tahun, Edward melakukan perjalanan super jauh, 4000 mil, dari New York ke San Fransisco dengan berjalan kaki. Sebuah rekor mengagumkan di usia begitu lanjut berhasil dibuat oleh Edward. Dalam cuplikan koran tahun 1909 yang saya baca di internet, ada komentar dari Edward yang menarik menjawab sebuah wawancara setelah dia mencapai San Fransisco. Kira2 katanya begini: "Pada suatu hari kaki saya terasa sangat sakit, hampir menyerah menyudahi perjalanan ini. Masalah terbesar yang hampir membuat saya menyerah bukanlah rasa lelah, rentang jarak 4000 mil, panas terik atau jalan yang serasa memanggang, tapi butiran pasir yang memasuki sepatu."

Begitu juga halnya dengan Kekristenan kita. Disaat kita awas dan waspada penuh terhadap dosa2 besar yang sudah jelas, kita sering terjerembab pada dosa2 yang seolah2 terlihat sepele. Kita tidak memperhatikan hal2 yang kecil, sebaliknya kita berkompromi. Kita membiarkan diri kita berprasangka, mengucapkan kata2 yang tidak baik, membiarkan pengaruh2 jelek dari teman atau lingkungan sekitar perlahan2 memasuki kita, atau hal2 lain yang seakan2 sepele, dan memakluminya sebagai hal yang alami dan manusiawi. Betapa banyak anak2 Allah yang jatuh, bukan karena terpeleset pada masalah besar, tapi justru dimulai dari kasus2 yang sangat kecil.

Teman, mari kita jaga kekudusan kita. Tetap awas pada godaan untuk berbuat dosa, walau hal tersebut mungkin masih sangat sepele menurut pikiran manusiawi kita. Jangan sampai, apa yang telah kita capai selama ini harus luluh lantak hanya gara2 "butiran pasir dalam sepatu."


Bukan bukit dan gunung yang membuat kita terpeleset, tapi butiran pasir

ESENSI DIRI

Alkisah di suatu desa, ada kabar yang menggembirakan. Orang-orang di desa itu gembira mendengar bahwa putra sulung sang kepala desa akhirnya akan pulang ke desanya setelah meraih gelar sebagai seorang dokter. Rencananya, ia pulang untuk mencari istri alias pendamping hidupnya.

Mendengar si putra sulung kepala desa akan mencari seorang calon istri, Orang-orang di desa sibuk memikirkan putri siapa yang pantas disandingkan dengan putra sulung kepala desa. Ketika berkumpul di aula desa, diputuskanlah bahwa ada 3 orang gadis yang menurut mereka paling sesuai disandingkan dengan putra sulung kepala desa.

Yang pertama adalah putri seorang juragan beras yang kaya di desa. Selain kaya, putri juragan ini sangat cantik dan molek. Perawakannya bak peragawati. Ramping, langsing dan singset. Menurut mereka, inilah pasangan yang cocok bagi putra sulung kepala desa. Yang satu cantik, dan yang lainnya ganteng.

Yang kedua adalah putri bendahara desa. Bendahara desa adalah seorang yang terpelajar, semua anaknya terpelajar. Putri sulung bendahara adalah seorang yang sangat pintar. Ia sangat jeli dan banyak membantu ayahnya. Nantinya ia diharapkan bisa menjadi pengganti ayahnya sebagai bendahara desa. Lagi-lagi, menurut orang-orang desa, inilah pasangan yang ideal. Sama-sama pintar, bendahara pintar dan dokter hebat.

Yang ketiga adalah putri seorang dokter desa. Menurut orang-orang desa, pasangan ini ideal ‘wong sama-sama dokter. Apalagi yang kurang?

Lalu, tibalah saat yang mendebarkan bagi seluruh isi desa. Putra sulung kepala desa akhirnya tiba di desa. Untuk membuktikan pilihan siapa yang paling tepat. Maka bergiliranlah putri si juragan, putri bendahara desa, dan putri dokter desa bertandang ke rumah Pak kepala desa untuk berkenalan dengan putra sulung pak kepala desa. Tiga hari berturut-turut mereka berdatangan. Tetapi, tidak ada satupun dari mereka yang dipilih oleh putra sulung kepala desa menjadi istrinya. Orang-orang di desa terheran-heran akan kenyataan ini.

Satu bulan kemudian, putra sulung kepala desa meminang putri seorang tukang kayu. Setelah melangsungkan pernikahan, mereka langsung meninggalkan desa, menuju ke kota tempat praktek si putra sulung sebagai dokter.

Setelah kepergian mereka, orang-orang desa yang penasaran bertanya kepada Pak kepala desa. “Bapak, kenapa anak bapak malah memilih anak seorang tukang kayu menjadi istrinya?” Dengan tersenyum pak kepala desa menjawab,”Ia sudah memilih yang terbaik. Ia memilih apa yang ada di dalam, bukan apa yang tampak di luar.”

“Maksud bapak?” Tanya orang-orang desa yang penasaran.

Lalu pak kepala desa menjelaskan dengan bijaksana “Benar, bukan putri juragan yang cantik, molek, dan langsing yang dipilih anakku. Karena, ia tidak melihat fisik seseorang. Wajah yang cantik, tubuh yang langsing tidak akan bertahan lama. Ia akan pudar seiring waktu. Bukan juga, putri bendahara desa yang pintar. Karena, kepintaran tidak menjamin apapun. Ia juga tidak memilih putri dokter desa. Karena, profesi hanyalah bagian dari pekerjaan seseorang. Bukan menentukan bagaimana sebenarnya orang itu”

“Kalau akhirnya anakku memilih putri si tukang kayu, itu lebih karena esensi diri yang baik. Putri si tukang kayu setiap sore selalu menyempatkan diri memberi minum pada beberapa kelinci yang tidak ia pelihara. Meskipun ia telah lelah membantu ayahnya bekerja. Esensi dirinya yang sederhana, tulus, dan rela melakukan pekerjaan yang sekecil apapun membuat anakku memilihnya sebagai pendamping hidupnya. Itu adalah hal yang terpenting bagi anakku.”

Tuhan tidak memerlukan seorang worship leader yang cantik luar biasa atau langsing luar biasa di dalam pelayanan-Nya. Tuhan juga tidak memerlukan seorang yang luar biasa pintar mengatur di dalam pelayanan-Nya. Bahkan, Tuhan juga tidak memerlukan seseorang yang punya jabatan luar biasa tinggi di perusahaannya untuk pelayanan-Nya.

Ia hanya melihat esensi diri kita. Hati kita yang tulus, rela dalam melakukan pelayanan-Nya. Itu saja.

Tetapi berfirmanlah Tuhan kepada Samuel: “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan apa yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.” ( 1 Samuel 16:7)

Sumber : Email (Thx to Kiki)

Rabu, 25 Juni 2008

Setiap Langkah adalah Anugerah

Seorang professor diundang untuk berbicara di sebuah basis militer. Di sana , ia berjumpa dengan seorang prajurit yang tak mungkin dilupakannya, Ralph, penjemputnya di bandara. Setelah saling memperkenalkan diri, mereka menuju tempat pengambi lan bagasi.

Ketika berjalan keluar, Ralph sering menghilang. Banyak hal dilakukannya. Ia membantu seorang wanita tua yang kopornya jatuh dan terbuka, kemudian mengangkat dua anak kecil agar mereka dapat melihat sinterklas.

Ia juga menolong orang yang tersesat dengan menunjukkan arah yang benar. Setiap kali, ia kembali ke sisi sang professor dengan senyum lebar menghiasi wajahnya.

Dari mana Anda belajar melakukan semua hal itu ? tanya sang professor.

Melakukan apa ? tanya Ralph.

Dari mana Anda belajar untuk hidup seperti itu ? desak sang professor.

Oh, kata Ralph, selama perang ..... Saya kira, perang telah mengajari saya banyak hal.

Lalu ia menuturkan kisah perjalanan tugasnya di Vietnam. Juga tentang tugasnya saat membersihkan ladang ranjau, dan bagaimana ia harus menyaksikan satu persatu temannya tewas terkena ledakan ranjau di depan matanya.

Saya belajar untuk hidup di antara pijakan setiap langkah. katanya ......

Saya tidak pernah tahu, apakah langkah berikutnya adalah pijakan terakhir, sehingga saya belajar untuk melakukan segala sesuatu yang sanggup saya lakukan tatkala mengangkat dan memijakkan kaki serta mensyukuri langkah sebelumnya.

Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan sebuah dunia baru, dan saya kira sejak saat itulah saya menjalani kehidupan seperti ini. Kelimpahan hidup tidak ditentukan oleh berapa lama kita hidup, tetapi sejauh mana kita menjalani kehidupan yang bermakna bagi orang lain.

Nilai manusia ......
tidak ditentukan dengan bagaimana ia mati, melainkan bagaimana ia hidup.
Kekayaan manusia bukan apa yang ia peroleh, melainkan apa yang telah ia berikan.
Selamat menikmati setiap langkah hidup Anda dan BERSYUKURLAH SETIAP SAAT .......
Banyak orang berpikir bagaimana mengubah dunia ini.
Hanya sedikit yang memikirkan bagaimana mengubah dirinya sendiri..

Keteguhan Hati Seperti Intan

Ayat bacaan: Yehezkiel 3:8-9a
=============================
"Lihat, Aku meneguhkan hatimu melawan mereka yang berkepala batu dan membajakan semangatmu melawan ketegaran hati mereka. Seperti batu intan, yang lebih keras dari pada batu Kuteguhkan hatimu; janganlah takut kepada mereka dan janganlah gentar melihat mukanya, sebab mereka adalah kaum pemberontak."


Banyak orang menganggap hati adalah kata lain dari perasaan. Ada juga yang menganggap bahwa adalah pusat emosi semata. Hati adalah pusat diri, pusat dari segala keinginan yang terkuat. Dari hati lahir berbagai kehendak dan keinginan, hati juga dapat memberi gambaran yang lebih besar dari apa yang bahkan tidak bisa dilihat melalui persepsi otak. Dari hati lah kita bisa membuat pilihan-pilihan bijaksana, penuh hikmat, penuh kasih, atau sebaliknya. Betapa penting fungsi hati bagi manusia, dan itu pun ditegaskan di dalam Alkitab.

Yehezkiel harus menghadapi sebuah bangsa yang memberontak terhadap Allah. Allah tahu bahwa itu bukan sebuah tugas mudah, maka Dia memperlengkapi Yehezkiel dengan hati yang seteguh intan. Kenapa intan? Intan adalah mineral yang berasal dari substansi karbon yang mengalami tekanan dan panas sangat tinggi pada kerak bumi dan mengalami proses selama jutaan tahun. Mulai dari proses terbentuknya, keindahan dan pesonanya, hingga tingkat kesulitan tinggi untuk mendapatkannya membuat intan berharga sangat mahal. Tapi bukan itu saja, ada satu lagi keistimewaan intan seperti yang tercatat pada ayat bacaan hari ini. Intan memiliki tingkat kekerasan yang paling tinggi yang bisa dijumpai dari alam, akibat kerapatan atomnya yang luar biasa padat. Untuk menghadapi bangsa keras kepala yang memberontak, Allah memberikan hati sekeras batu intan agar Yehezkiel sanggup melakukan tugas, walau sesulit apapun.

Betapa banyak diantara kita gagal menjadi anak Allah karena kita tidak memiliki keteguhan hati. Kita seringkali terlalu mudah terbawa arus pergaulan, ikut2an teman dan berubah menjadi "pemberontak", sesuatu yang sangat tidak Allah inginkan dari kita. Dengan begitu cepat kita terpengaruh oleh hal2 duniawi, hal2 yang mengakibatkan dosa, hanya karena hati kita begitu lemah dan tidak sanggup untuk mengatakan "tidak" kepada hal2 yang bertentangan dengan kehendak Allah. Sebentuk hati yang teguh akan selalu memotivasi kita, mengingatkan kita untuk memberikan yang terbaik dari diri kita untuk kemuliaan Tuhan. Hati yang teguh akan selalu memberi peringatan apabila berbagai bentuk dosa mulai mendekati kita.

Kita tinggal di dalam dunia yang berada dibawah kuasa si jahat (1 Yoh 5:19). Setiap saat godaan mengintai kita, maka sangat penting bagi anak2 Allah untuk memiliki hati seteguh intan. Untuk itu, kita harus menjaga dan memelihara diri kita agar tetap memiliki hubungan yang erat dengan Allah.


Hati seteguh intan akan membuat anda mampu berbuat yang terbaik bagi kemuliaan Tuhan, bahkan di tempat yang paling sulit sekalipun.

Keteguhan Hati Seperti Intan

Ayat bacaan: Yehezkiel 3:8-9a
=============================
"Lihat, Aku meneguhkan hatimu melawan mereka yang berkepala batu dan membajakan semangatmu melawan ketegaran hati mereka. Seperti batu intan, yang lebih keras dari pada batu Kuteguhkan hatimu; janganlah takut kepada mereka dan janganlah gentar melihat mukanya, sebab mereka adalah kaum pemberontak."


Banyak orang menganggap hati adalah kata lain dari perasaan. Ada juga yang menganggap bahwa adalah pusat emosi semata. Hati adalah pusat diri, pusat dari segala keinginan yang terkuat. Dari hati lahir berbagai kehendak dan keinginan, hati juga dapat memberi gambaran yang lebih besar dari apa yang bahkan tidak bisa dilihat melalui persepsi otak. Dari hati lah kita bisa membuat pilihan-pilihan bijaksana, penuh hikmat, penuh kasih, atau sebaliknya. Betapa penting fungsi hati bagi manusia, dan itu pun ditegaskan di dalam Alkitab.

Yehezkiel harus menghadapi sebuah bangsa yang memberontak terhadap Allah. Allah tahu bahwa itu bukan sebuah tugas mudah, maka Dia memperlengkapi Yehezkiel dengan hati yang seteguh intan. Kenapa intan? Intan adalah mineral yang berasal dari substansi karbon yang mengalami tekanan dan panas sangat tinggi pada kerak bumi dan mengalami proses selama jutaan tahun. Mulai dari proses terbentuknya, keindahan dan pesonanya, hingga tingkat kesulitan tinggi untuk mendapatkannya membuat intan berharga sangat mahal. Tapi bukan itu saja, ada satu lagi keistimewaan intan seperti yang tercatat pada ayat bacaan hari ini. Intan memiliki tingkat kekerasan yang paling tinggi yang bisa dijumpai dari alam, akibat kerapatan atomnya yang luar biasa padat. Untuk menghadapi bangsa keras kepala yang memberontak, Allah memberikan hati sekeras batu intan agar Yehezkiel sanggup melakukan tugas, walau sesulit apapun.

Betapa banyak diantara kita gagal menjadi anak Allah karena kita tidak memiliki keteguhan hati. Kita seringkali terlalu mudah terbawa arus pergaulan, ikut2an teman dan berubah menjadi "pemberontak", sesuatu yang sangat tidak Allah inginkan dari kita. Dengan begitu cepat kita terpengaruh oleh hal2 duniawi, hal2 yang mengakibatkan dosa, hanya karena hati kita begitu lemah dan tidak sanggup untuk mengatakan "tidak" kepada hal2 yang bertentangan dengan kehendak Allah. Sebentuk hati yang teguh akan selalu memotivasi kita, mengingatkan kita untuk memberikan yang terbaik dari diri kita untuk kemuliaan Tuhan. Hati yang teguh akan selalu memberi peringatan apabila berbagai bentuk dosa mulai mendekati kita.

Kita tinggal di dalam dunia yang berada dibawah kuasa si jahat (1 Yoh 5:19). Setiap saat godaan mengintai kita, maka sangat penting bagi anak2 Allah untuk memiliki hati seteguh intan. Untuk itu, kita harus menjaga dan memelihara diri kita agar tetap memiliki hubungan yang erat dengan Allah.


Hati seteguh intan akan membuat anda mampu berbuat yang terbaik bagi kemuliaan Tuhan, bahkan di tempat yang paling sulit sekalipun.

Selasa, 24 Juni 2008

Iri Hati

Ayat bacaan: Kej 4:5
=====================
"tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram."

Ketika menunggu istri saya di dokter gigi kemarin malam, saya membolak balik majalah lama dan disitu saya membaca sebuah kisah yang menarik. Ada dua anak SMU yang tadinya bersahabat erat. Ketika yang satu menyadari bahwa sahabatnya selalu lebih unggul dalam hal nilai2 di sekolah, dia merasa bahwa Tuhan itu tidak adil padanya. Hubungan persahabatan itu pun menjadi renggang, karena setiap kali dia melihat sahabatnya, yang timbul adalah rasa kebencian. Ketika membaca cerita tadi, pikiran saya langsung melayang menuju kisah Kain dan Habel. Kain membunuh Habel akibat cemburu, melihat persembahannya yang ditolak Tuhan, sedangkan persembahan adiknya diterima. Lihatlah apa yang berasal dari iri hati bisa berakibat sangat jauh.

Iri hati merupakan sebuah perasaan tidak puas yang timbul akibat keuntungan atau kesuksesan orang lain. Banyak orang menganggap sepele masalah iri hati ini karena iri hati seakan2 sudah menjadi bagian yang sangat alamiah, begitu biasa terjadi dalam kehidupan kita. Banyak orang melihat iri hati hanyalah sebagai sebuah ungkapan perasaan hasil emosi sesaat yang tidak berbahaya. Tapi pandangan ini sungguh keliru. Walaupun terlihat sepele, tapi iri hati dapat mengarah pada banyak hal yang sangat buruk. Iri hati adalah seperti racun yang dapat mengubah kasih menjadi kebencian. Awalnya mungkin sepele, tapi akibat selanjutnya bisa fatal. "Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat." Hal yang berawal cuma dari iri hati bisa berakibat kepada kebencian hingga pembunuhan sekalipun. (Yak 3:16). Kasih yang telah tercemar itu akan mengakibatkan iman anda terganggu, karena iman hanya bekerja oleh kasih (Galatia 5:6).

Alkitab lebih jauh mencatat dimana posisi iri hati ini. Iri hati termasuk salah satu dari "perbuatan daging" yang dipaparkan pada Galatia 5:19-21. Iri hati ada dalam daftar bersama dosa2 serius lain seperti percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,kedengkian, kemabukan, pesta pora dan lain2. Ketika bentuk2 dosa yang disebutkan diatas dengan susah payah kita hindarkan, iri hati seringkali terabaikan, menyelinap tanpa kita sadari.

Ketika ada tanda2 iri hati mulai muncul dalam hati anda, tolaklah segera. Daripada anda berkata, "Lihat mobil barunya! Lagi2 baru, dia tidak memerlukannya! Aku yang butuh mobil baru!". Segera gantikan dengan kuasa kasih dan sukacita yang berasal dari Tuhan, sehingga anda bisa dengan tulus hati mengatakan, "Puji Tuhan yang telah memberi berkat buat dia."

Iri hati tidak memiliki kuasa apapun bila sukacita dan kasih berlimpah dari Allah tetap mengalir dalam diri anda.

Iri Hati

Ayat bacaan: Kej 4:5
=====================
"tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram."

Ketika menunggu istri saya di dokter gigi kemarin malam, saya membolak balik majalah lama dan disitu saya membaca sebuah kisah yang menarik. Ada dua anak SMU yang tadinya bersahabat erat. Ketika yang satu menyadari bahwa sahabatnya selalu lebih unggul dalam hal nilai2 di sekolah, dia merasa bahwa Tuhan itu tidak adil padanya. Hubungan persahabatan itu pun menjadi renggang, karena setiap kali dia melihat sahabatnya, yang timbul adalah rasa kebencian. Ketika membaca cerita tadi, pikiran saya langsung melayang menuju kisah Kain dan Habel. Kain membunuh Habel akibat cemburu, melihat persembahannya yang ditolak Tuhan, sedangkan persembahan adiknya diterima. Lihatlah apa yang berasal dari iri hati bisa berakibat sangat jauh.

Iri hati merupakan sebuah perasaan tidak puas yang timbul akibat keuntungan atau kesuksesan orang lain. Banyak orang menganggap sepele masalah iri hati ini karena iri hati seakan2 sudah menjadi bagian yang sangat alamiah, begitu biasa terjadi dalam kehidupan kita. Banyak orang melihat iri hati hanyalah sebagai sebuah ungkapan perasaan hasil emosi sesaat yang tidak berbahaya. Tapi pandangan ini sungguh keliru. Walaupun terlihat sepele, tapi iri hati dapat mengarah pada banyak hal yang sangat buruk. Iri hati adalah seperti racun yang dapat mengubah kasih menjadi kebencian. Awalnya mungkin sepele, tapi akibat selanjutnya bisa fatal. "Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat." Hal yang berawal cuma dari iri hati bisa berakibat kepada kebencian hingga pembunuhan sekalipun. (Yak 3:16). Kasih yang telah tercemar itu akan mengakibatkan iman anda terganggu, karena iman hanya bekerja oleh kasih (Galatia 5:6).

Alkitab lebih jauh mencatat dimana posisi iri hati ini. Iri hati termasuk salah satu dari "perbuatan daging" yang dipaparkan pada Galatia 5:19-21. Iri hati ada dalam daftar bersama dosa2 serius lain seperti percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,kedengkian, kemabukan, pesta pora dan lain2. Ketika bentuk2 dosa yang disebutkan diatas dengan susah payah kita hindarkan, iri hati seringkali terabaikan, menyelinap tanpa kita sadari.

Ketika ada tanda2 iri hati mulai muncul dalam hati anda, tolaklah segera. Daripada anda berkata, "Lihat mobil barunya! Lagi2 baru, dia tidak memerlukannya! Aku yang butuh mobil baru!". Segera gantikan dengan kuasa kasih dan sukacita yang berasal dari Tuhan, sehingga anda bisa dengan tulus hati mengatakan, "Puji Tuhan yang telah memberi berkat buat dia."

Iri hati tidak memiliki kuasa apapun bila sukacita dan kasih berlimpah dari Allah tetap mengalir dalam diri anda.

Senin, 23 Juni 2008

Nasihat Seminggu Penuh

Ayat bacaan: Ayub 33:14-16
======================
"Karena Allah berfirman dengan satu dua cara, tetapi orang tidak memperhatikannya.Dalam mimpi, dalam penglihatan waktu malam, bila orang nyenyak tidur, bila berbaring di atas tempat tidur,maka Ia membuka telinga manusia dan mengejutkan mereka dengan teguran-teguran"

Kali ini renungan harian akan saya isi dengan sepenggal kesaksian menjelang pernikahan kami di awal bulan Februari yang lalu. Proses untuk membicarakan keinginan saya untuk menikah tidaklah gampang. Setelah sekian tahun saya belum juga mendapat "keberanian" untuk memohon persetujuan dan restu dari ayah saya. Ayah saya belum menerima Yesus dan menganut agama yang mayoritas dianut oleh penduduk di negara ini. Pada satu malam setelah memarkir mobil, saya mendengar suara dalam hati saya yang mengatakan kira2 begini:"siap2 untuk ngomong sama papa ya.. waktunya tiba." Saya pun kaget. Bagaimana mungkin? apa saya harus telepon sekarang juga? 10 menit saya masih menimbang2, tiba2 telepon saya berbunyi. Ayah saya menelepon, dan mengatakan bahwa dia akan ke Jakarta, dan meminta saya untuk menjumpainya disana. Saya pun tahu, ini saatnya untuk bicara.

Saya mengira saya bakal harus menjelaskan panjang lebar dan meminta dengan susah payah agar pernikahan saya yang sedianya akan dilangsungkan di Gereja direstui olehnya. Saya mengira bahwa ayah saya akan menolak hadir disana, kalaupun beliau setuju. Ternyata ketika saya katakan bahwa saya hendak menikah, ayah saya tersenyum dan berkata bahwa dia sudah lama menunggu berita ini dan menyerahkan segala sesuatunya pada saya dan (calon) istri saya. Haleluya. Tuhan ternyata telah sediakan semuanya terlebih dahulu. Saya hanya perlu menyampaikan tanpa harus bersitegang sama sekali.

Itu awal dari sebuah proses pra nikah dimana campur tangan Tuhan sangat nyata dalam setiap langkah. Tapi apa yang saya ceritakan diatas barulah sebuah awal. Ayat bacaan hari ini berbicara mengenai bagaimana Tuhan bisa menyampaikan keinginanNya di malam hari, bahkan ketika orang sedang nyenyak tidur. Seminggu menjelang pernikahan, setiap malam ayah saya bermimpi didatangi oleh ibu saya yang telah dipanggil Tuhan beberapa tahun yang lalu. Selama seminggu penuh, ayah bercerita bahwa ibu saya berpesan dalam mimpi2nya agar ayah bisa mewakili ketidakhadiran ibu di dunia ini, dan melancarkan segala sesuatu. Seminggu penuh ayah saya diingatkan untuk bergembira, bersukacita, dan menjaga agar seluruhnya berjalan dengan baik. "Tidak ada satu malam pun tanpa kehadiran mama dalam mimpi lengkap dengan pesan2nya.." begitu kata ayah saya. Dan puncaknya adalah malam sebelum pemberkatan. Kehadiran ibu dalam mimpi ayah saya tidak lagi memberikan pesan2, tapi hanya memberi sebuah penglihatan bahwa kami bertiga, ayah, ibu dan saya, tengah tertawa bahagia sambil berenang. Dan pada saat pemberkatan, ayah saya hadir dalam Gereja dengan wajah sangat bahagia. Tidak ada wajah keterpaksaan, tidak ada penolakan, melainkan sukacita dan air mata bahagia. "Mama ada disini, dan dia sangat senang.." begitu katanya setelah kami berdua diberkati dan sah menjadi suami istri.

Tuhan bisa berbicara pada manusia lewat berbagai cara. Inilah yang dijelaskan Elihu kepada Ayub seperti yang dapat kita baca pada pasal 33. Tuhan tidak pernah diam dalam setiap pergumulan kita, walaupun terkadang apa yang kita alami menurut kita seolah2 tidak mendapat jawaban apa2 dariNya. Kepada ayah saya, Tuhan berbicara lewat mimpi dan penglihatan pada waktu malam, persis seperti bunyi ayat bacaan hari ini. Dan saya yakin, seminggu penuh Allah mengutus malaikatNya untuk menasihati dan memberikan sukacita pada ayah saya, dan sang Malaikat tampil dalam penglihatan melalui wujud ibu saya. Satu hal lagi yang dapat diambil dari kesaksian saya adalah, bahwa apapun yang sejalan dengan keinginan Tuhan, ketika kita taat dengan sungguh2 dan percaya sepenuhnya padaNya, apapun yang menurut akal manusia mustahil, bagi Allah bukanlah perkara sulit. Percayalah, Allah peduli pada segala persoalan anda.


Tuhan bisa menyatakan isi hati dan keinginanNya lewat berbagai-bagai cara. Jika anda percayakan hidup sepenuhnya dalam tangan Allah, maka tidak ada yang mustahil

Nasihat Seminggu Penuh

Ayat bacaan: Ayub 33:14-16
======================
"Karena Allah berfirman dengan satu dua cara, tetapi orang tidak memperhatikannya.Dalam mimpi, dalam penglihatan waktu malam, bila orang nyenyak tidur, bila berbaring di atas tempat tidur,maka Ia membuka telinga manusia dan mengejutkan mereka dengan teguran-teguran"

Kali ini renungan harian akan saya isi dengan sepenggal kesaksian menjelang pernikahan kami di awal bulan Februari yang lalu. Proses untuk membicarakan keinginan saya untuk menikah tidaklah gampang. Setelah sekian tahun saya belum juga mendapat "keberanian" untuk memohon persetujuan dan restu dari ayah saya. Ayah saya belum menerima Yesus dan menganut agama yang mayoritas dianut oleh penduduk di negara ini. Pada satu malam setelah memarkir mobil, saya mendengar suara dalam hati saya yang mengatakan kira2 begini:"siap2 untuk ngomong sama papa ya.. waktunya tiba." Saya pun kaget. Bagaimana mungkin? apa saya harus telepon sekarang juga? 10 menit saya masih menimbang2, tiba2 telepon saya berbunyi. Ayah saya menelepon, dan mengatakan bahwa dia akan ke Jakarta, dan meminta saya untuk menjumpainya disana. Saya pun tahu, ini saatnya untuk bicara.

Saya mengira saya bakal harus menjelaskan panjang lebar dan meminta dengan susah payah agar pernikahan saya yang sedianya akan dilangsungkan di Gereja direstui olehnya. Saya mengira bahwa ayah saya akan menolak hadir disana, kalaupun beliau setuju. Ternyata ketika saya katakan bahwa saya hendak menikah, ayah saya tersenyum dan berkata bahwa dia sudah lama menunggu berita ini dan menyerahkan segala sesuatunya pada saya dan (calon) istri saya. Haleluya. Tuhan ternyata telah sediakan semuanya terlebih dahulu. Saya hanya perlu menyampaikan tanpa harus bersitegang sama sekali.

Itu awal dari sebuah proses pra nikah dimana campur tangan Tuhan sangat nyata dalam setiap langkah. Tapi apa yang saya ceritakan diatas barulah sebuah awal. Ayat bacaan hari ini berbicara mengenai bagaimana Tuhan bisa menyampaikan keinginanNya di malam hari, bahkan ketika orang sedang nyenyak tidur. Seminggu menjelang pernikahan, setiap malam ayah saya bermimpi didatangi oleh ibu saya yang telah dipanggil Tuhan beberapa tahun yang lalu. Selama seminggu penuh, ayah bercerita bahwa ibu saya berpesan dalam mimpi2nya agar ayah bisa mewakili ketidakhadiran ibu di dunia ini, dan melancarkan segala sesuatu. Seminggu penuh ayah saya diingatkan untuk bergembira, bersukacita, dan menjaga agar seluruhnya berjalan dengan baik. "Tidak ada satu malam pun tanpa kehadiran mama dalam mimpi lengkap dengan pesan2nya.." begitu kata ayah saya. Dan puncaknya adalah malam sebelum pemberkatan. Kehadiran ibu dalam mimpi ayah saya tidak lagi memberikan pesan2, tapi hanya memberi sebuah penglihatan bahwa kami bertiga, ayah, ibu dan saya, tengah tertawa bahagia sambil berenang. Dan pada saat pemberkatan, ayah saya hadir dalam Gereja dengan wajah sangat bahagia. Tidak ada wajah keterpaksaan, tidak ada penolakan, melainkan sukacita dan air mata bahagia. "Mama ada disini, dan dia sangat senang.." begitu katanya setelah kami berdua diberkati dan sah menjadi suami istri.

Tuhan bisa berbicara pada manusia lewat berbagai cara. Inilah yang dijelaskan Elihu kepada Ayub seperti yang dapat kita baca pada pasal 33. Tuhan tidak pernah diam dalam setiap pergumulan kita, walaupun terkadang apa yang kita alami menurut kita seolah2 tidak mendapat jawaban apa2 dariNya. Kepada ayah saya, Tuhan berbicara lewat mimpi dan penglihatan pada waktu malam, persis seperti bunyi ayat bacaan hari ini. Dan saya yakin, seminggu penuh Allah mengutus malaikatNya untuk menasihati dan memberikan sukacita pada ayah saya, dan sang Malaikat tampil dalam penglihatan melalui wujud ibu saya. Satu hal lagi yang dapat diambil dari kesaksian saya adalah, bahwa apapun yang sejalan dengan keinginan Tuhan, ketika kita taat dengan sungguh2 dan percaya sepenuhnya padaNya, apapun yang menurut akal manusia mustahil, bagi Allah bukanlah perkara sulit. Percayalah, Allah peduli pada segala persoalan anda.


Tuhan bisa menyatakan isi hati dan keinginanNya lewat berbagai-bagai cara. Jika anda percayakan hidup sepenuhnya dalam tangan Allah, maka tidak ada yang mustahil

Ojo Selingkuh...


Ojo Selingkuh … (Teks, Matius 10:26-33)

Langkah saya menuju passangers’bagage di Soekarno Hatta persis satu minggu lalu sempat terhenti. Tepat di depan saya empat wanita setengah baya dengan celana pendek ketat berpose riang layaknya ABG. Penampilan mereka cukup captive dengan setelan kaus oblong hitam. Pakian dan gaya mereka mengesankan kalau sebuah holiday baru saja dilewati. Barang bawaan lumayan banyak menumpuk di troli. Akan tetapi penampilan mereka yang riang itu tidak bisa menyembunyikan wajah yang letih, pun make up yang menempel di wajah tidak kuasa menyembunyikan usia mereka yang hampir berkepala empat.
Yang mengundang simpati saya dari penampilan empat wanita tadi adalah tulisan di kaus oblong hitam mereka: OJO SELINGKUH, trus di bawahnya ada tulisan Yogyakarta. Dua kata itu sepintas, jika disandingkan dengan gerak-gerik mereka nampak pas tapi sekaligus meninggalkan pertanyaan yang bisa jadi banyak… Apakah baju itu sengaja dipakai sebagai pernyataan bagi suami-suami (kalau punya) yang kiranya menanti di luar bandara bahwa mereka adalah pasangan setia tak siapapun tahu. Bisa jadi tulisan itu tinggal sebagai reminder bagi mereka berempat…bahwa liburan panjang tanpa suami bisa jadi selalu menggoda dan mereka berkomitmen untuk setia. Pun bisa jadi mereka membuat semacam peringatan bagi siapa pun yang membaca tulisan itu bahwa perselingkuhan seperti candu, yang mau melipur lara hanya sebentar dan setelahnya kita tidak pernah bahagia….
Dan wajah perempuan-perempuan itu masih terbayang ketika dari dalam jendela DAMRI yang membawaku ke Rawasari saya memperhatikan billboard raksasa yang menggemakan nada yang kurang lebih serupa dengan tulisan di kaos empat perempuan tadi: Gonta Ganti Pacar Belum Tentu Gonta Ganti Bini. Rupanya itu advertasi sebuah jenis rokok yang mau memastikan bahwa rokok itu bak istri pujaan yang sulit ditinggalkan walau orang boleh coba-coba cari yang lain. Perselingkuhan dalam dunia rokok ternyata ada, tapi apakah corak perselingkuhan itu sama dengan yang terjadi di dunia real tidak dijelaskan iklan itu…
Kata-kata Yesus yang disampaikan pada para murid minggu ini seperti mengangkat lagi pengalaman di bandara Seokarno Hatta itu. Ia menasehati para murid untuk tidak takut menghadapi bahaya: “Janganlah kamu takut terhadap mereka, karenat tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui”. Justru dalam bahaya, dalam situasi yang mengancam para muridnya, Yesus minta agar mereka tetap berani, tidak kompromis melainkan memperlihatkan sikap yang jelas. Dan di sini kita bersentuhan dengan soal nilai-nilai, apa yang baik dan apa yang tidak…Dan lebih lagi, kita diminta untuk mengambil sikap yang obyektif untuk menilai dan akhirnya memutuskan apa yang memang sungguh bernilai dan berharga; apa yang pantas ditolak dan dihindari.
Saya kagum pada empat perempuan tadi. Tanpa mempedulikan alas an kenapa mereka memakai baju itu, setidak-tidaknya dengan memakai itu mereka mau mengatakan sikap yang tegas dan jelas bahwa perselingkuhan tidak pantas dilakukan. Sikap ini terhitung jarang sekali apalagi dalam abad kemajuan yang selalu mengusung relativisme sebagai salah satu idola baru. Apel sama dengan mangga itulah relativisme. Mulai banyak orang percaya bahwa selingkuh itu sama dengan tak selingkuh. Mempunyai istri simpanan tetap wajar asalkan istri sah diperhatikan dengan baik entah secara finansil maupun secara afektif. Masih banyak contoh kecenderungan relativistis yang bisa dibentangkan. Korupsi yang mengemuka di negeri kita lahir dari anggapan bahwa korupsi itu hal yang lumrah.
Ingatan akan empat perempuan tadi memudahkan saya untuk mengerti kata-kata Yesus selanjutnya: “Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah dalam terang. Dan apa yang dibisikan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas atap rumah”. Apa yang benar dan baik pantas kita hidup dan kita pelihara. Dengan itu kita tetap menjadi pribadi yang otentik; bukan orang yang hanya ikut arus tanpa pernah menikmati berarti apa hidup sepenuhnya. Saya berdoa agar kita semua tetap menjadi mercu suar yang menjadi tanda penyelamat bagi yang lain…

ronald,s.x.

Berhasil dan Gagal

Rani sangat tidak puas ketika bulan ini Andi kembali menjadi juarapertama lagi. Masalahnya dulu mereka diterima bekerja di bagian penjualan bersama-sama. Mereka telah bekerja selama tujuh bulan. Tapi sejak empat bulan yang lalu prestasi Andi tiba-tiba meningkat. Kini Andi telah empat bulan berturut-turut menjadi juara karena hasil penjualannya paling tinggi.
Sungguh, Rani sangat kesal. Motivasinya menurun karena merasa tak mungkin mengalahkan Andi. Untuk apa bersusah payah menjual kalau selalu Andi yang menang? Ia kehilangan harapan. Ia merasa apapun yang dilakukannya pasti gagal.

Iman juga merasa kesal melihat Andi menang terus. Ia merasa gagal. Iman lalu mencari apa penyebab keberhasilan Andi. Ia ingin
mempelajarinya. Ternyata Andi bisa menelepon minimal dua puluh tujuh orang perhari, sedangkan Iman hanya sempat menelepon dua belas orang. Catatan data pelanggan yang dimiliki Andi sangat lengkap. Andi tahu kapan si A pulang dari luar negeri, kapan si B tiba dikantor, dan sebagainya. Andi selalu siap membantu setiap calon pelanggan meskipun mereka terkadang merepotkan. Rupanya Andi sangat serius dalam bekerja. Ia tidak pernah menyia-nyiakan waktu. Dari hasil analisanya, Iman mencoba memperbaiki dirinya dalam bekerja.


Pelan tapi pasti, prestasi Iman mulai menunjukkan peningkatan. Iman memperoleh hasil dari usahanya.

Deffi yang bekerja di perusahaan lain juga memiliki prestasi penjualan yang bagus. Ia hampir selalu mencapai hasil tertinggi
setiap bulan. Anehnya rekan-rekan kerjanya kurang menyukainya. Selidik punya selidik, rupanya mereka melihat atasannya sangat menyukai Deffi. Jelas dong, hasil penjualannya paling tinggi. Tapi semua rekan kerjanya menjadi iri hati. Ketika Deffi akan

diangkat menjadi supervisor, hampir semua orang menentang. Alasannya karena mereka tidak menyukai Deffi. Tapi untunglah atasannya cukup bijaksana, ia tetap mempromosikan Deffi, tapi ia juga menasehati Deffi untuk membagikan ilmunya pada yang lain. Deffi dengan senang hati membagikan semua yang diketahuinya.

Hasil perjuangan Setahun kemudian, Deffi dan rekan-rekannya menjadi tim penjualan yang paling berprestasi di perusahaan.

Sayangnya Rani tidak dapat memetik manfaat dari keberhasilan Andi. Ia lupa bahwa keberhasilan Andi yang gemilang dibangun dari perjuangannya tiap hari yang tidak selalu mulus. Kadang-kadang gagal, kadang-kadang berhasil, kadang-kadang kesal, kadang-kadang gembira. Bagi Andi, itulah hidup. Yang penting baginya adalah tidak pernah berhenti belajar, baik dari keberhasilan maupun dari kegagalan.

Paul Galvin, pendiri Motorola, pernah mengatakan: " Jangan takut terhadap kesalahan. Kebijaksanaan biasanya lahir dari kesalahan". Rani lupa bahwa semua manusia pasti pernah melakukan kesalahan dan mengalami kegagalan. Begitu juga Andi dan Iman. Bedanya hanyalah, Andi dan Iman memanfaatkan kesalahan dan kegagalan itu untuk belajar menjadi lebih baik, sedangkan Rani malah iri, kesal pada diri sendiri dan berhenti berusaha.

Ketika Elvis Presley mengadakan show Opry pertamanya pada 1954, Jim Denny, manajer Grand Ole Opry berkata padanya:

"Kamu takkan berhasil menjadi penyanyi...Kamu harus kembali menjadi sopir truk!" Apa yang sebenarnya terjadi pada waktu itu? Jim Denny bukan orang bodoh. Ia manajer Grand Ole Opry. Ia berpengalaman. Ia ahli di bidang musik. Tak mungkin ia salah menilai orang hingga separah itu. Kemungkinan besar yang terjadi adalah penampilan Elvis Presley memang buruk pada waktu itu. Untunglah Elvis tidak putus asa. Ia terus berusaha untuk maju. Ia mencapai sukses bukan karena kebetulan, tapi karena ia terus berusaha menjadi lebih baik.

Harris ingin menjadi pemain tenis yang hebat seperti para idolanya. Setiap kali melakukan kesalahan, ia mengatakan pada dirinya bahwa hal yang sama pasti telah dialami juga oleh para bintang pemain tenis. Tak ada manusia yang sempurna. Tidak ada

orang yang tidak pernah gagal. Dari setiap kesalahan pukulan, kesalahan langkah, dan sebagainya, lahirlah pengalaman yang sangat berharga. Mereka belajar dari kesalahan. Dari bulan ke bulan permainan Harris makin sempurna. Tak lama lagi ia akan maju ke tingkat Kabupaten.

Noni berjualan aksesoris rambut di sebuah plaza. Ketika ia mulai berjualan, ia memasang tulisan "Jepit Rambut. Rp10.000 dapat 7". Selama beberapa hari tulisan itu dipasang tapi tak ada orang yang tertarik untuk membelinya. Memasuki minggu ketiga ia mulai menganalisa apa yang harus dilakukannya. Ia kemudian mengganti tulisan itu menjadi "Jepit Rambut. Rp10.000 dapat 3". Betul! Segera ia memperoleh banyak pembeli. Rupanya orang kurang tertarik mendapat tujuh jepit rambut karena terasa terlalu banyak. Untuk apa membeli tujuh buah jepit rambut? Tapi untuk membeli tiga buah jepit rambut, rupanya banyak orang merasa masih mau. Noni belajar dari kesalahan dan kegagalannya sendiri.

Iman belajar dari kegagalannya sendiri dan keberhasilan orang lain. Keduanya memanfaatkan kesalahan dan kegagalan untuk

mencapai keberhasilan.

Never stop learning! You will succeed!

Minggu, 22 Juni 2008

Home Sweet Home

Ayat Bacaan: Lukas 2:51
====================
"Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka..."

Berapa banyak dari saudara yang merasa tumbuh di lingkungan keluarga yang kurang baik? pasti beberapa ada yang mengeluh, kenapa aku dilahirkan di keluarga miskin, kenapa aku mempunyai orang tua yang pemikirannya kolot dan keras, kenapa begini dan begitu. Dan kita tentunya berjanji pada diri kita sendiri untuk tidak menjadi seperti mereka suatu saat nanti.

Bagaimana dengan Yesus sendiri? yang merupakan teladan buat kita. Sejak dulu ia sudah membantu pekerjaan ayahnya yang seorang tukang kayu, ia juga tentunya dididik Taurat sebagai anak-anak Yahudi. Dan semua itu membentuk Yesus sebagai sosok Dia yang kita puja sekarang. Anda mungkin berpikir, Dia kan Tuhan, pastinya segala sesuatu tentang Dia sempurna. Tapi jangan salah dulu, Dia memiliki tubuh dan karakter seorang manusia, jadi siapa sosok Yesus, dipengaruhi juga oleh dimana dia bertumbuh.

Ketika Yesus berusia 12 tahun, Yesus merayakan Paskah di Yerusalem bersama kedua orang tuaNya. Yesus sempat tertinggal di Yerusalem, dan kemudian ditemukan di dalam Bait Allah setelah Maria dan Yusuf kembali lagi ke Yerusalem mencari Yesus. Ia tahu, Bait Allah adalah rumah BapaNya. Namun Ia juga sadar, bahwa Ia tercipta dalam tubuh manusianya 100% sama seperti sifat Ke-Tuhan-annya. Ia memiliki kewajiban untuk mengikut orang tuanya, maka Ia-pun pulang ke Nazaret untuk tetap hidup dalam naungan mereka.

Saudara, sifat Yesus ini perlu kita contoh. Tidak terkecuali apakah kita merasa terganggu dengan keadaan keluarga kita. Sebab diyakini atau tidak, keluargalah yang membentuk siapa kita. Kita tumbuh dan menjadi besar seperti saat ini adalah karena perawatan dari kedua orang tua kita. Kita menjadi seperti diri kita saat ini karena pengaruh keluarga. Mungkin kita merasa papa kita terlalu keras, tapi sadar tidak sadar itu membentuk kepribadian kita menjadi seorang yang lebih kuat. Belum tentu teman kita memiliki pribadi kuat seperti yang dimiliki oleh anak yang orang tuanya keras. Jika ada diantara saudara yang memilih untuk pergi dari rumah karena memiliki keluarga broken home, kembalilah kesana, dan dukung dalam doa. Sementara itu, lakukan apa yang menjadi kewajiban anda sebagai seorang anak dan tunjukkan bahwa ada kasih Tuhan mengalir bagi keluarga anda lewat diri anda sendiri.

Saudara, di keluarga seperti apapun kita bertumbuh, jadilah anak yang memiliki tanggung jawab seperti Tuhan kita, Yesus Kristus, disitu sebenarnya kita dibentuk menjadi siapa kita sekarang atau nantinya.


Anda merupakan bagian dari keluarga. Seperti apapun keadaan keluarga anda, bersyukurlah bahwa anda punya mereka.

Home Sweet Home

Ayat Bacaan: Lukas 2:51
====================
"Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka..."

Berapa banyak dari saudara yang merasa tumbuh di lingkungan keluarga yang kurang baik? pasti beberapa ada yang mengeluh, kenapa aku dilahirkan di keluarga miskin, kenapa aku mempunyai orang tua yang pemikirannya kolot dan keras, kenapa begini dan begitu. Dan kita tentunya berjanji pada diri kita sendiri untuk tidak menjadi seperti mereka suatu saat nanti.

Bagaimana dengan Yesus sendiri? yang merupakan teladan buat kita. Sejak dulu ia sudah membantu pekerjaan ayahnya yang seorang tukang kayu, ia juga tentunya dididik Taurat sebagai anak-anak Yahudi. Dan semua itu membentuk Yesus sebagai sosok Dia yang kita puja sekarang. Anda mungkin berpikir, Dia kan Tuhan, pastinya segala sesuatu tentang Dia sempurna. Tapi jangan salah dulu, Dia memiliki tubuh dan karakter seorang manusia, jadi siapa sosok Yesus, dipengaruhi juga oleh dimana dia bertumbuh.

Ketika Yesus berusia 12 tahun, Yesus merayakan Paskah di Yerusalem bersama kedua orang tuaNya. Yesus sempat tertinggal di Yerusalem, dan kemudian ditemukan di dalam Bait Allah setelah Maria dan Yusuf kembali lagi ke Yerusalem mencari Yesus. Ia tahu, Bait Allah adalah rumah BapaNya. Namun Ia juga sadar, bahwa Ia tercipta dalam tubuh manusianya 100% sama seperti sifat Ke-Tuhan-annya. Ia memiliki kewajiban untuk mengikut orang tuanya, maka Ia-pun pulang ke Nazaret untuk tetap hidup dalam naungan mereka.

Saudara, sifat Yesus ini perlu kita contoh. Tidak terkecuali apakah kita merasa terganggu dengan keadaan keluarga kita. Sebab diyakini atau tidak, keluargalah yang membentuk siapa kita. Kita tumbuh dan menjadi besar seperti saat ini adalah karena perawatan dari kedua orang tua kita. Kita menjadi seperti diri kita saat ini karena pengaruh keluarga. Mungkin kita merasa papa kita terlalu keras, tapi sadar tidak sadar itu membentuk kepribadian kita menjadi seorang yang lebih kuat. Belum tentu teman kita memiliki pribadi kuat seperti yang dimiliki oleh anak yang orang tuanya keras. Jika ada diantara saudara yang memilih untuk pergi dari rumah karena memiliki keluarga broken home, kembalilah kesana, dan dukung dalam doa. Sementara itu, lakukan apa yang menjadi kewajiban anda sebagai seorang anak dan tunjukkan bahwa ada kasih Tuhan mengalir bagi keluarga anda lewat diri anda sendiri.

Saudara, di keluarga seperti apapun kita bertumbuh, jadilah anak yang memiliki tanggung jawab seperti Tuhan kita, Yesus Kristus, disitu sebenarnya kita dibentuk menjadi siapa kita sekarang atau nantinya.


Anda merupakan bagian dari keluarga. Seperti apapun keadaan keluarga anda, bersyukurlah bahwa anda punya mereka.

Hikmah Dari Setiap Kejadian

Di sebuah hutan, tinggallah seekor serigala pincang. Hewan itu hidup bersama seekor harimau besar berbulu coklat keemasan. Luka yang diderita serigala, terjadi ketika ia berusaha menolong harimau yang dikejar pemburu. Sang serigala berusaha menyelamatkan kawannya. Namun sayang, sebuah panah yang telah terbidik mengenai kaki belakangnya. Kini, hewan bermata liar itu tak bisa lagi berburu. Ia tinggal di sebuah gua, jauh dari perkampungan penduduk.

Sang harimau pun tahu bagaimana balas budi. Setiap selesai berburu, di mulutnya selalu tersisa sepotong daging untuk dibawa pulang. Walau sedikit, sang serigala selalu dapat bagian. Sang harimau paham bahwa tanpa bantuan sang kawan, ia pasti sudah mati terpanah. Sebagai balasannya, sang serigala selalu berusaha menjaga keluarga sang harimau dari gangguan hewan-hewan lain. Walaupun sebenarnya ia tak bisa berjalan dan hanya duduk teronggok di pojok gua.

Rupanya, peristiwa itu telah sampai ke telinga seorang pertapa. Ia dan beberapa muridnya ingin melihat dan mengambil pelajaran. Di pagi hari, berangkatlah mereka. Setelah seharian berjalan, sampailah mereka di mulut gua, tempat sang harimau dan serigala itu menetap. Kebetulan, sang harimau baru saja pulang dari berburu, dan sedang memberikan sepotong daging kepada serigala. "Pelajaran apa yang dapat kalian lihat dari sana?" tanya pertapa ke murid-muridnya. Seorang murid menjawab, "Guru, aku melihat kekuasaan dan kebaikan Tuhan. Tuhan pasti akan memenuhi kebutuhan setiap hamba-Nya lewat berbagai cara."

Sang pertapa tersenyum. Sang murid melanjutkan ucapannya, "Lihatlah serigala itu. Tanpa bersusah payah, dia bisa tetap hidup, dan mendapat makanan." Ia menanti jawaban dari gurunya. "Ya, kamu tidak salah. Kamu memang memperhatikan, tapi sesungguhnya kamu buta. Walaupun mata lahirmu bisa melihat, tapi mata batinmu lumpuh. Berhentilah berharap menjadi serigala, dan mulailah berlaku seperti harimau."

Adalah benar bahwa Tuhan menciptakan ikan buat umat manusia. Adalah benar pula, Tuhan menghamparkan gandum di tanah-tanah petani. Tapi apakah Tuhan ciptakan ikan-ikan itu dalam kaleng-kaleng sardin? Atau, gandum-gandum yang hadir dalam bentuk seplastik roti manis? Saya percaya, ikan-ikan itu dihadirkan kepada kita lewat peluh dan kerja keras dari nelayan. Saya
juga pun percaya, bahwa gandum-gandum terhidang di meja makan kita, lewat usaha dari para petani, dan kepandaian mereka mengolah alat panggang roti.

Begitulah, acapkali memang dalam kehidupan kita, ada fragmen tentang serigala yang lumpuh dan harimau yang ingin membalas budi. Memang tak salah jika di sana kita akan dapat menyaksikan kebesaran dan kasih sayang Tuhan. Dari sana pula kita akan mendapatkan pelajaran tentang persahabatan dan kerjasama. Namun, ada satu hal kecil yang patut diingat bahwa: berbagi, menolong, membantu sudah selayaknya menjadi prioritas dalam kehidupan kita. Bukan karena hal itu suatu keterpaksaan, bukan pula karena didorong rasa kasihan dan ingin balas budi. Berbagi dan menolong, memang sepatutnya mengalir dalam darah kita. Di sana akan ditemukan nilai-nilai dan percikan cahaya Tuhan. Sebab di sana, akan terpantul bahwa kebesaran Tuhan hadir dalam tindak dan perilaku yang kita lakukan. Di dalam berbagi akan bersemayam keluhuran budi, keindahan hati dan keagungan kalbu.
Teman, jika kita bisa memilih, berhentilah berharap menjadi serigala lumpuh, dan mulailah meniru teladan harimau.

Sabtu, 21 Juni 2008

Menutup Pintu

Ayat bacaan: Matius 6:6
=======================
"Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Masih ingat bentuk telepon umum yang sering dipakai Superman untuk mengganti kostumnya? Mungkin sudah rada susah mencari bentuk telepon umum berbentuk kotak kaca seperti itu di jaman sekarang. Ada sebagian dari telepon umum jenis itu yang memakai sistem hemat energi. Lampu di dalam telepon umum hanya akan menyala apabila pintunya ditutup rapat. Begitu anda membuka pintunya, maka lampu akan padam.

Cerita diatas bisa menggambarkan ayat bacaan hari ini. Kita akan dapat lebih konsentrasi dalam berdoa jika tidak terganggu dengan hal2 di sekeliling kita. Selain itu, ketika kita hendak berdoa, kita harus menutup pintu duniawi kita, agar kita bisa fokus kepada Tuhan. Kehidupan duniawi ini terkadang begitu kompleks, segala kesibukan dan aktivitas, masalah2 dan lainnya dapat dengan mudah mengganggu hubungan anda dengan Tuhan. Bayangkan jika segala persoalan dunia masih ada di benak anda ketika anda memulai doa. "wah, tugas saya masih banyak yang belum dikerjakan..", "bagaimana ya kira2 presentasi saya esok hari..?" , "aduh lupa, saya belum bayar rekening2 bulanan..", "duh capainya, mana lapar lagi.." dan lain2, akan mengganggu proses doa anda, dan akibatnya doa bisa menjadi kurang efektif. Ketika kita telah menutup pintu duniawi, dan fokus pada Allah, membuka hati kita secara total, kita akan mendapatkan terang Surgawi dariNya. Tuhan Yesus sendiri melakukan hal yang sama berulang kali. Misalnya setelah melakukan mukjizat kesembuhan atas orang sakit kusta (Luk 5:12-16), ketika Yesus naik ke atas bukit sendirian meninggalkan murid2Nya, sebelum memilih dua belas rasul (Lukas 6:12-13), atau pada kisah Yesus berjalan di atas air (Mat 14:23).

Kita telah dijanjikan Tuhan, dan bisa meyakini bahwa Tuhan pasti mengabulkan doa kita, jika apa yang kita minta sesuai dengan kehendakNya seperti yang tertulis pada 1 Yoh 5:14. Tapi kita harus ingat, bahwa untuk "menghidupkan lampu" mendapatkan terang dariNya, kita terlebih dulu harus menutup pintu duniawi, dan fokus hanya pada Tuhan.


Tutup pintu dari dunia, fokuslah dalam doa, dan dapatkan terang dari Bapa

Menutup Pintu

Ayat bacaan: Matius 6:6
=======================
"Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Masih ingat bentuk telepon umum yang sering dipakai Superman untuk mengganti kostumnya? Mungkin sudah rada susah mencari bentuk telepon umum berbentuk kotak kaca seperti itu di jaman sekarang. Ada sebagian dari telepon umum jenis itu yang memakai sistem hemat energi. Lampu di dalam telepon umum hanya akan menyala apabila pintunya ditutup rapat. Begitu anda membuka pintunya, maka lampu akan padam.

Cerita diatas bisa menggambarkan ayat bacaan hari ini. Kita akan dapat lebih konsentrasi dalam berdoa jika tidak terganggu dengan hal2 di sekeliling kita. Selain itu, ketika kita hendak berdoa, kita harus menutup pintu duniawi kita, agar kita bisa fokus kepada Tuhan. Kehidupan duniawi ini terkadang begitu kompleks, segala kesibukan dan aktivitas, masalah2 dan lainnya dapat dengan mudah mengganggu hubungan anda dengan Tuhan. Bayangkan jika segala persoalan dunia masih ada di benak anda ketika anda memulai doa. "wah, tugas saya masih banyak yang belum dikerjakan..", "bagaimana ya kira2 presentasi saya esok hari..?" , "aduh lupa, saya belum bayar rekening2 bulanan..", "duh capainya, mana lapar lagi.." dan lain2, akan mengganggu proses doa anda, dan akibatnya doa bisa menjadi kurang efektif. Ketika kita telah menutup pintu duniawi, dan fokus pada Allah, membuka hati kita secara total, kita akan mendapatkan terang Surgawi dariNya. Tuhan Yesus sendiri melakukan hal yang sama berulang kali. Misalnya setelah melakukan mukjizat kesembuhan atas orang sakit kusta (Luk 5:12-16), ketika Yesus naik ke atas bukit sendirian meninggalkan murid2Nya, sebelum memilih dua belas rasul (Lukas 6:12-13), atau pada kisah Yesus berjalan di atas air (Mat 14:23).

Kita telah dijanjikan Tuhan, dan bisa meyakini bahwa Tuhan pasti mengabulkan doa kita, jika apa yang kita minta sesuai dengan kehendakNya seperti yang tertulis pada 1 Yoh 5:14. Tapi kita harus ingat, bahwa untuk "menghidupkan lampu" mendapatkan terang dariNya, kita terlebih dulu harus menutup pintu duniawi, dan fokus hanya pada Tuhan.


Tutup pintu dari dunia, fokuslah dalam doa, dan dapatkan terang dari Bapa

Jumat, 20 Juni 2008

Terperangkap Dalam Botol

Ayat bacaan: Roma 12:2
======================
"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna"

Di Afrika menangkap monyet menangkap monyet merupakan sebuah hal yang lumrah. Ada berbagai cara yang dilakukan untuk menangkap monyet. Apakah itu dengan memasang perangkap, dengan jaring dan lain2. Hari ini di radio saya mendengar salah satu cara yang terbilang unik untuk menangkap monyet dalam keadaan hidup-hidup agar bisa dijual ke kebun binatang atau sirkus-sirkus di Amerika. Metode penangkapannya adalah dengan menggunakan botol-botol berat berleher panjang yang berisikan kacang. Botol-botol itu cukup diletakkan di tanah, dan keesokan harinya ketika si pemburu kembali, ia akan mendapatkan monyet terperangkap didekat setiap botol. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Aroma kacang akan menarik minat monyet. Mereka akan mendekat, memasukkan tangannya ke dalam botol dan menggenggam kacang sebanyak - banyaknya. Karena tangan mereka telah berisi kacang, tangan itu tidak muat lagi untuk ditarik keluar dari botol. Sangat gampang sebenarnya bagi si monyet untuk lolos, yakni cukup dengan melepaskan kacang dalam genggaman dan menarik tangannya keluar. Namun yang terjadi, monyet tidak mau melepaskan kacang dan terus berusaha menarik tangannya berikut kacang-kacang yang ada.Akibatnya monyet pun terperangkap.

Kita bisa menertawakan kebodohan monyet-monyet itu, tapi sebenarnya kalau kita mau jujur, kita pun sering terperangkap dengan cara yang sama. Seringkali kita sulit melepaskan diri dari dosa-dosa kedangingan seperti harta, tahta, wanita dan lain sebagainya, meskipun kita tahu hal itu tidak berkenan di hadapan Allah bahkan bisa berujung pada hukuman kekal. Banyak juga yang sulit lepas dari belenggu masa lalu, dan terus berjalan tanpa arah dengan membawa "botol berat" itu.

Yeremia 36:26 menuliskan: "Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat." Disini kita melihat bahwa pembaharuan adalah merupakan karya Allah melalui Roh Kudus. Artinya Allah akan senantiasa siap untuk memberikan kelepasan dari belenggu apapun yang mengikat anda. Tapi ingatlah bahwa kita pun mempunyai peran dalam proses itu. Kita harus rela untuk memberikan diri kita diperbaharui oleh Tuhan. Tidak seperti hewan, kita memiliki akal budi, yang tidak lain adalah kemampuan kita untuk membedakan hal baik dan buruk, kemampuan untuk bersikap akan sebuah keadaan berdasarkan hati nurani kita. Semua itu telah dipersiapkan Tuhan kepada setiap anda dan saya.

Jika ada diantara anda masih terperangkap pada botol2 ini, sadarlah bahwa jalan keluar akan anda temukan apabila anda mau melepaskan hal2 yang membelenggu anda. Sebuah pertobatan dan pengakuan sungguh2 dihadapan Tuhan bisa menjadi langkah pembuka. Kemudian beri diri anda untuk diubahkan, diperbaharui dan dibentuk kembali oleh Roh Kudus. Ingatlah bahwa semua itu telah disediakan Allah buat kita semua tanpa terkecuali.


Sebuah pembaharuan budi melalui pertobatan akan melepaskan anda dari perangkap yang selama ini mengikat anda.

Terperangkap Dalam Botol

Ayat bacaan: Roma 12:2
======================
"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna"

Di Afrika menangkap monyet menangkap monyet merupakan sebuah hal yang lumrah. Ada berbagai cara yang dilakukan untuk menangkap monyet. Apakah itu dengan memasang perangkap, dengan jaring dan lain2. Hari ini di radio saya mendengar salah satu cara yang terbilang unik untuk menangkap monyet dalam keadaan hidup-hidup agar bisa dijual ke kebun binatang atau sirkus-sirkus di Amerika. Metode penangkapannya adalah dengan menggunakan botol-botol berat berleher panjang yang berisikan kacang. Botol-botol itu cukup diletakkan di tanah, dan keesokan harinya ketika si pemburu kembali, ia akan mendapatkan monyet terperangkap didekat setiap botol. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Aroma kacang akan menarik minat monyet. Mereka akan mendekat, memasukkan tangannya ke dalam botol dan menggenggam kacang sebanyak - banyaknya. Karena tangan mereka telah berisi kacang, tangan itu tidak muat lagi untuk ditarik keluar dari botol. Sangat gampang sebenarnya bagi si monyet untuk lolos, yakni cukup dengan melepaskan kacang dalam genggaman dan menarik tangannya keluar. Namun yang terjadi, monyet tidak mau melepaskan kacang dan terus berusaha menarik tangannya berikut kacang-kacang yang ada.Akibatnya monyet pun terperangkap.

Kita bisa menertawakan kebodohan monyet-monyet itu, tapi sebenarnya kalau kita mau jujur, kita pun sering terperangkap dengan cara yang sama. Seringkali kita sulit melepaskan diri dari dosa-dosa kedangingan seperti harta, tahta, wanita dan lain sebagainya, meskipun kita tahu hal itu tidak berkenan di hadapan Allah bahkan bisa berujung pada hukuman kekal. Banyak juga yang sulit lepas dari belenggu masa lalu, dan terus berjalan tanpa arah dengan membawa "botol berat" itu.

Yeremia 36:26 menuliskan: "Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat." Disini kita melihat bahwa pembaharuan adalah merupakan karya Allah melalui Roh Kudus. Artinya Allah akan senantiasa siap untuk memberikan kelepasan dari belenggu apapun yang mengikat anda. Tapi ingatlah bahwa kita pun mempunyai peran dalam proses itu. Kita harus rela untuk memberikan diri kita diperbaharui oleh Tuhan. Tidak seperti hewan, kita memiliki akal budi, yang tidak lain adalah kemampuan kita untuk membedakan hal baik dan buruk, kemampuan untuk bersikap akan sebuah keadaan berdasarkan hati nurani kita. Semua itu telah dipersiapkan Tuhan kepada setiap anda dan saya.

Jika ada diantara anda masih terperangkap pada botol2 ini, sadarlah bahwa jalan keluar akan anda temukan apabila anda mau melepaskan hal2 yang membelenggu anda. Sebuah pertobatan dan pengakuan sungguh2 dihadapan Tuhan bisa menjadi langkah pembuka. Kemudian beri diri anda untuk diubahkan, diperbaharui dan dibentuk kembali oleh Roh Kudus. Ingatlah bahwa semua itu telah disediakan Allah buat kita semua tanpa terkecuali.


Sebuah pembaharuan budi melalui pertobatan akan melepaskan anda dari perangkap yang selama ini mengikat anda.

What Family Is

Do you know what family is?
Do you really understand what is behind the word family?
It gives us a shock when we know the answer.

Read More......


Di balik lagu "sentuh hatiku"

Mungkin banyak yang dengar lagu sentuh hatiku, yang dinyanyikan oleh maria Shandy. Akan tetapi dibalik lagu itu ternyata ada sebuah kisah yang luar biasa.

Pencipta lagu ini adalah seorang anak Tuhan, Kisah didalam lagu itu adalah milik teman sekolahnya. Temannya itu diperkosa oleh ayahnya sendiri dan menjadi gila, sehingga harus dipasung(dirantai) dirumahnya. Ia suka datang dan mendoakan anak itu sambil sesekali menulis lirik lagu..

waktu pun berlalu...

Diapun pindah kota dan mulai sibuk dengan kegiatannya sendiri. Suatu ketika anak perempuan itu menelpon dia. Tentu saja kaget bukan main, krn anak itu kan gila. dipasung pula? kok skrg bisa lepas? telp pula?

Akhirnya anak perempuan itu cerita, suatu hari entah karena karat atau bagaimana rantainya lepas. Satu hal yang langsung dia ingat, dia mau bunuh bapaknya!

Tetapi saat dia bangun, ia melihat Tuhan Yesus dengan jubah putihnya, berkata :
"Kamu harus maafin papa kamu."

Tetapi anak itu ga bisa dan dia terus menangis, memukul, dan berteriak..

Sampai akhirnya Tuhan memeluk dia dan berkata : "Aku mengasihimu"

Walaupun bergumul akhirnya anak itupun memaafkan papanya, mereka sekeluarga menangis dan boleh kembali hidup normal.

Dari situ lah lagu sentuh hatiku ditulis,

Betapa ku mencintai, segala yang telah terjadi
tak pernah sendiri, selalu menyertai
Betapa kumenyadari, didalam hidupku ini..
kau selalu memberi, rancangan terbaik oleh karena kasih

Bapa sentuh hatiku,
ubah hidupku, menjadi yang baru
Bagai Emas yang murni
Kau membentuk bejana hatiku

Bapa Ajarku mengerti
sebuah kasih yang selalu memberi..
Bagai air mengalir
yang tiada pernah berhenti

KasihMu ya Tuhan tak pernah berhenti..

Kisah diatas sungguh2 terjadi, semoga bisa menginspirasi kita agar bisa merasakan kasih Tuhan yang luar biasa.. ^^

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari