Sabtu, 30 Juni 2012

Minggu Biasa XIII


Mg Biasa XIII: Keb 1:13-15; 2:23-24; 2Kor 8:7.9.13-15; Mrk 5:21-43

"Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!"

Jika ada orang meninggal dunia pada umumnya keluarga yang bersangkutan maupun tetangga-tetangganya sibuk, bahkan ada yang ribut dan menangis. Memang secara manusia ketika ada salah satu saudara atau saudari kita meninggal dunia pada umumnya kita juga langsung sedih dan menangis, namun demikian hendaknya secara imani kita tidak perlu sedih dan menangis, bukankah mati berarti 'dipanggil Tuhan'? Artinya yang bersangkutan hidup mulia kembali di sorga bersama dengan Tuhan, dan dengan demikian kita memiliki saudara atau saudari di sorga, yang senantiasa mendoakan kita selama masih harus hidup dan berjuang di dunia ini dengan penuh tantangan, hambatan dan masalah. Maka marilah kita renungkan sabda Yesus hari ini.

"Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!" (Mrk 5:39)

Hidup atau mati adalah milik Tuhan, maka mati dan hidup kita sungguh tergantung dari Tuhan. Tuhanlah yang menciptakan kita serta menganugerahi aneka macam kebutuhan untuk hidup kita, dan Tuhan juga yang berkuasa untuk memanggil kita alias menentukan kematian kita. Maka sebenarnya jika selama hidup di dunia ini kita senantiasa hidup bersama dan bersatu dengan Tuhan, baik kita sendiri ketika akan dipanggil Tuhan maupun saudara-saudari kita dipanggil Tuhan kita tidak perlu sedih dan menangis. Sebagaimana selama hidup di dunia senantiasa mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan, maka ketika dipanggil Tuhan juga akan bersatu dan bersama dengan Tuhan secara personal tanpa dihambat oleh keingingan atau nafsu-nafsu manusiawi sedikitpun.

Baiklah kata 'tertidur' dalam sabda Yesus di atas juga kita fahami dan hayati sebagai lesu, lemah dan tak berdaya alias tak bergairah untuk hidup. Sebagai orang beriman kepada Yesus Kristus, marilah kita bangkitkan mereka yang lesu, lemah dan tak bergairah untuk hidup. Mereka yang merasa lesu, lemah dan tak bergairah untuk hidup pada umumnya terlalu berpikir negatif, baik terhadap dirinya sendiri maupun saudara-saudarinya, maka salah satu cara membangkitkannya tidak lain adalah dengan mengangkat hal-hal positif yang ada dalam diri orang yang bersangkutan maupun dalam diri saudara-saudarinya. Kami percaya dalam diri kita masing-masing akan lebih banyak apa yang positif daripada apa yang negatif.

Kita juga dapat meneladan Yairus yang dengan rendah hati dan penuh iman mohon kepada Yesus untuk membangkitkan anak perempuannya yang telah meninggal dunia. Tentu seja sekali lagi mati kita hayati sebagai putus asa atau marah, dimana secara manusiawi tak mungkin kita ajak untuk bertobat atau memperbaharui diri, maka baiklah dengan rendah hati dan penyerahan diri kita menghadap Tuhan mendoakan orang yang bersangkutan. Doa-berdoa merupakan salah satu cirikhas orang hidup beriman atau beragama, dan tentu saja kita sungguh berdoa dan tidak hanya formal belaka, artinya seraya mendoakannya hendaknya kita senantiasa berpikiran positif terhadap yang bersangkutan dan tidak pernah melecehkan atau merendahkannya.

Mungkin baik juga saya angkat hal 'ribut-ribut'. Ribut-ribut pada umumnya membuat lingkungan hidup kacau atau amburadul, karena ada kemungkinan banyak orang juga ikut rebut-ribut. Orang yang mudah ribut-ribut biasanya yang bersangkutan merasa terancam atau kurang diperhatikan  dan melakukan keributan untuk menutupi ketakutannya atau minta diperhatikan, maka baiklah kita perhatikan secara konkret, antara lain ditemani dalam dan dengan kasih maupun kerendahan hati alias mau boros waktu dan tenaga bagi mereka dengan duduk bersama-sama. Coba perihal rebut-ribut direfleksikan juga dengan 'angin ribut' yang memang sungguh memporak-porandakan lingkungan hidup, maka orang rebut-ribut memang merusak kehidupan bersama. Baiklah sabda Yesus yang mempertanyakan mengapa ribut dan menangis kita tanggapi secara jujur.

"Sebab kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan. Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan. Seperti ada tertulis: "Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan." (2Kor 8:13-15)

"Supaya ada keseimbangan" inilah ajakan Paulus kepada umat di Korintus yang sebaiknya kita renungkan atau refleksikan. Ajakan itu dapat digabungkan dengan kutipan yang diangkat oleh Paulus bahwa "Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan". Kutipan yang diangkat Paulus ini hemat saya sungguh merupakan kebenaran konkret: perhatikan saja apa yang terjadi yaitu orang-orang yang kaya raya semakin kaya karena keserakahannya dan meskipun demikian juga merasa kurang terus, sedangkan orang miskin menerima apa adanya.

Kita semua diingatkan untuk menjaga keseimbangan dalam berbagai hal, artinya tidak terlalu banyak perbedaan antar kita, sehingga dapat menimbulkan kecurigaan, irihati atau kesalah-fahaman yang dapat membawa ke aneka macam keributan. Selama masih ada jurang yang dalam dan lebar antara yang kaya dan yang miskin, yang pandai/cerdas dan yang bodoh, dst.. memang kehidupan bersama dapat terganggu. Jurang dalam dan lebar dapat disebabkan oleh keserakahan dari mereka yang berkelebihan atau sebaliknya oleh kemalasan dari mereka yang berkekurangan. Mengingat dan memperhatikan kehidupan bersama yang damai, tentram dan sejahtera menjadi idaman atau dambaan kita semu, maka marilah kita saling membuka diri untuk bergotong-royong atau bekerjasama dalam aneka hal kebutuhan hidup bersama. Marilah kita sadari dan hayati bahwa masing-masing dari kita adalah buah atau korban kerjasama, dapat hidup dan tumbuh berkembang sebagaimana adanya pada saat ini hanya karena dan oleh kerjasama.

Kita semua diharapkan hidup dan bertindak sederhana, tidak berfoya-foya atau memboroskan harta benda dan uang seenaknya. Dalam kesederhanaan kita dapat bergembira dan kiranya juga dijauhka dari aneka perilaku yang dengan cepat dapat mematikan kita. Maka selanjutnya marilah kita renungkan apa yang dikatakan oleh Kitab Kebijaksanaan ini.   

"Memang maut tidak dibuat oleh Allah, dan Iapun tak bergembira karena yang hidup musnah lenyap. Sebaliknya Ia menciptakan segala-galanya supaya ada, dan supaya makhluk-makhluk jagat menyelamatkan. Di antaranyapun tidak ada racun yang membinasakan, dan dunia orang mati tidak merajai bumi. Maka kesucian mesti baka." (Keb 1:13-15). Maut disini baiklah kita hayati sebagai yang loyo atau putus asa, yang pada umumnya karena keterbatasan manusia. Allah menghendaki kita semua agar tetap gembira dan bergairah, maka marilah kita yang beriman kepada Allah senantiasa mengusahakan untuk tetap gembira dan bergairah. Allah hidup dan bekarya terus-menerus siang malam tanpa kenal waktu dan tempat, maka dalam kondisi dan situasi apapun marilah kita imani karya dan pendampingan Allah yang tak pernah melupakan kita sedikitpun  

"Aku akan memuji Engkau, ya TUHAN, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak memberi musuh-musuhku bersukacita atas aku. TUHAN, Allahku, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah menyembuhkan aku. TUHAN, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan aku di antara mereka yang turun ke liang kubur. Nyanyikanlah mazmur bagi TUHAN, hai orang-orang yang dikasihi-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus! Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai "

(Mzm 30:2-6).

Ign 1 Juli 2012

 

 

 


Renungan Harian Air Hidup: PERLINDUNGAN TUHAN ITU SEMPURNA (1)

Renungan Harian Air Hidup
Saduran dari buku Renungan Harian Air Hidup // via fulltextrssfeed.com
PERLINDUNGAN TUHAN ITU SEMPURNA (1)
Jun 30th 2012, 18:00

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Juli 2012 -

Baca:  Mazmur 91:1-6

"Sebab Tuhan ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu,"  Mazmur 91:9

Mazmur 91 ini adalah satu mazmur yang berisikan tentang janji perlindungan Tuhan bagi orang percaya.  Keamanan, ketenangan dan kedamaian adalah dambaan semua insan di dunia ini.  Namun, adakah tempat di mana seseorang dapat terlindungi dengan aman?  Tidak ada tempat di belahan bumi mana pun yang dapat menjamin seseorang merasa aman dan terlindungi.  Seorang presiden, pejabat tinggi Negara atau artis bisa saja punya pengawal bersenjata yang menyertainya ke mana saja mereka pergi bertugas; orang kaya boleh saja memiliki satpam yang berjaga-jaga selama 24 jam di rumahnya, namun tidak bisa menjamin keamanan mereka 100% karena bagaimanapun juga para pengawal adalah manusia biasa yang terbatas kekuatan dan kemampuannya.

     Pemazmur berkata,  "Jikalau bukan Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga."  (Mazmur 127:1b).  Satu-satunya Pribadi yang dapat memberikan perlindungan yang sempurna, sehingga kita akan merasa aman, tenang dan damai adalah Tuhan.  Tidak ada yang lain!  Memang, Tuhan tidak pernah berjanji perjalanan hidup kita tidak akan terlepas dari masalah, tantangan dan pergumulan, tapi Ia berjanji akan senantiasa menyertai kita, menopang, menguatkan, melindungi dan memberi pertolongan saat kita diperhadapkan dengan semuanya itu.

     Jadi perlindungan yang sempurna akan dialami oleh orang-orang yang senantiasa mengandalkan Tuhan dalam hidupnya.  Perlindungan adalah satu bagian berkat yang Tuhan sediakan.  "Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!"  (Yeremia 17:7), sebaliknya, "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan!"  (Yeremia 17:5), dan "Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari Tuhan."  (Yesaya 31:1).

Jaminan perlindungan kita adalah Tuhan!

Related Posts :

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

RSS Santapan Harian: Minggu, 1 Juli 2012 - Syukur untuk segala berkat (Mazmur 67)

RSS Santapan Harian
Daftar Edisi RSS Santapan Harian // via fulltextrssfeed.com
Minggu, 1 Juli 2012 - Syukur untuk segala berkat (Mazmur 67)
Jun 30th 2012, 17:06

Judul: Syukur untuk segala berkat Berkat apa yang biasanya membuat Anda bersyukur dengan mudah? Apakah hal-hal konkret seperti lulus ujian sarjana, meraih keuntungan besar dalam investasi, menang undian berhadiah mobil atau hal-hal yang lebih prinsip seperti keadilan yang ditegakkan, korupsi yang dibongkar dan pelakunya dipenjarakan?

Mazmur 67 adalah ungkapan syukur umat Israel karena panen mereka berhasil (7). Akan tetapi, yang disyukuri bukan melulu kelimpahan pangan. Pemazmur melihat berkat Tuhan yang jauh lebih luas dan prinsip, yaitu mereka memiliki Allah yang memerintah dengan adil dan berdaulat atas umat-Nya, juga atas seluruh bumi (5).

Mazmur ini dibuka dengan menggemakan berkat yang biasa diucapkan seorang imam kepada umat (2; Bil. 6:24-26) lalu direspons secara bertanggapan. Ayat 2-3, 5, 7-8 diucapkan oleh seorang imam yang memimpin ibadah. Ayat 4 dan 6 adalah sambutan umat yang menggemakan bahwa berkat untuk Israel adalah juga untuk bangsa-bangsa di dunia. Maka sepantasnyalah gema mazmur ini dikumandangkan juga oleh semua bangsa sehingga bersama umat Allah, mereka menaikkan syukur kepada Allah yang telah menyatakan keselamatan-Nya.

Dari ungkapan syukur ini terungkap kembali panggilan lama umat Allah. Berkat dari para imam kepada Israel (2) adalah dasar bagi umat Allah untuk menjadi saksi keselamatan Allah kepada bangsa-bangsa (3).

Dari mazmur ini kita belajar untuk tidak menjadi umat yang berpusat pada diri sendiri, yang hanya melihat berkat Allah seputar kebutuhan hidup sehari-hari atau jaminan masa depan pribadi. Ingatlah bahwa berkat Allah dihadirkan kepada Anda dan melalui Anda untuk orang lain. Berkat Allah lebih luas dari panen melimpah. Berkat Allah nyata juga saat orang-orang di ujung bumi mengenal Juruselamat mereka dan saat mereka menerima perlakuan adil dari sesama.

Diskusi renungan ini di Facebook: http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/07/01/

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

renungan harian online: Membangun Parit sebagai Langkah Iman (2)

renungan harian online
renungan harian online bagi yang haus akan Tuhan
Membangun Parit sebagai Langkah Iman (2)
Jun 30th 2012, 15:00

(sambungan)

Kemudian hal yang kedua, seringkali diperlukan sebuah langkah iman terlebih dahulu untuk memperoleh janji Tuhan. Do our part first, and God will do His part.Kita seringkali berharap hanya pada hasil instan ketimbang berusaha taat terlebih dahulu. Kita hanya ingin Tuhan segera melakukan sesuatu tanpa kita perlu melakukan apa-apa terlebih dahulu. This is not the way God works. Petrus harus terlebih dahulu kembali ke tengah laut untuk memperoleh ikan berlimpah seperti yang diperintahkan Yesus (Lukas 5:1-11), atau lihatlah apa yang dijanjikan Tuhan kepada Yosua berikut ini: "Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa." (Yosua 1:3). Setiap tempat yang diinjak oleh telapak kakimu, kata Tuhan, itu menunjukkan bahwa kita harus bergerak melangkah dalam iman. Tidak hanya berhenti di tempat, tidak menyingkir ke tepi, tidak diam saja, tetapi bergerak melangkah lebih dalam lagi ke dalam hubungan yang semakin erat dengan Tuhan, dan melibatkanNya dalam segala sesuatu yang kita jalani dalam hidup ini. Keputusan yang kita ambil akan membuat perbedaan nyata.

Selanjutnya hal yang ketiga, kita bisa melihat bagaimana besarnya kuasa dibalik pujian dan penyembahan. Bagaimana Elisa bisa mendapat pewahyuan dari Tuhan dalam menyikapi situasi yang begitu berat? Dia memanggil pemain musik dan melakukan pujian dan penyembahan. (2 Raja Raja 3:15). Dari sanalah kemudian Elisa dipenuhi Roh Tuhan dan kemudian mendapatkan jawaban. Dalam Yosua 6 kita bisa melihat bagaimana tembok sekokoh Yerikho bisa tumbang lewat puji-pujian. Singkatnya, ada kuasa besar di balik puji-pujian. Mengapa? Lewat Daud kita bisa memperoleh jawabannya. "...Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel." (Mazmur 22:4). Ya, Tuhan sendirilah yang bertahta di atas puji-pujian kita. Tidaklah heran apabila pujian dan penyembahan punya kuasa yang sangat besar.

Keempat, lewat kisah ini kita tahu bahwa Tuhan tidak pernah lupa atau lalai dalam menepati janji. Keterbatasan kemampuan kita untuk mengetahui apa yang dirancang Tuhan bagi kita membuat kita seringkali sulit mengerti mengapa waktu Tuhan sering tidak sejalan dengan waktu kita dalam mengulurkan bala bantuan. Firman Tuhan sudah mengingatkan: "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir." (Pengkotbah 3:11).Petrus juga mengingatkan hal yang sama.  "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat." (2 Petrus 3:9). Tuhan sesungguhnya tidak lalai dan tidak akan pernah lalai. Dia tidak pernah lupa untuk menepati janjiNya. Meski jalannya aneh, meski tidak masuk akal, atau meski terkadang terasa lambat, namun Tuhan pada saatnya akan selalu menggenapi janjiNya kepada orang-orang yang terus taat tanpa banyak tanya.

Hal terakhir, percaya, percaya dan percaya. Ketidakpercayaan, keraguan, kebimbangan, ketidakyakinan sering menjadi batu sandungan terbesar bagi kita untuk bisa menerima mukjizatNya. Padahal Firman Tuhan jelas berkata "Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." (Yesaya 30:15). Jika masih juga sulit untuk percaya, lihatlah bagaimana Yesus membandingkan kita dengan burung pipit yang sangat murah harganya. "Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekorpun dari padanya yang dilupakan Allah, bahkan rambut kepalamupun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit." (Lukas 12:6-7). Jika burung pipit yang murah saja Tuhan perhatikan, jika jumlah rambut di kepala kita pun dianggap penting oleh Tuhan sampai Dia merasa perlu untuk menghitung hingga tahu jumlahnya, mengapa kita harus takut dan menyerah dalam situasi sulit? Dan sebuah ayat yang sangat singkat ini menggambarkan seruan penting yang berasal dari Yesus sendiri. "Jangan takut, percaya saja!" (Markus 5:36).

Tuhan lebih dari sanggup melakukan hal-hal ajaib yang tidak terduga, terpikirkan atau terjangkau oleh kita. Logika kita yang terbatas bisa membuat kita berpikir bahwa akan ada kesukaran yang tidak akan teratasi oleh kita, tetapi Tuhan mengatakan bahwa Dia peduli dan bisa melakukan apapun tanpa terbatas oleh logika dan keterbatasan kita. Percaya dengan melakukan langkah iman akan membuat kita mampu menuai keajaiban pertolongan Tuhan. Berbagai keraguan kita sesungguhnya menjadi salah satu penghalang terbesar turunnya mukjizat Tuhan. Itu bagaikan menyumbat parit-parit sehingga limpahan air tidak dapat mengalir seperti kisah 2 Raja Raja 3 yang sudah kita baca kemarin. Jangan lupa ada kuasa besar di balik puji-pujian, dimana Tuhan sendiri bersemayam di atasnya. Apakah ada diantara teman-teman yang tengah berhadapan dengan keadaan yang sepertinya tidak mungkin teratasi? Apakah itu soal sakit penyakit, masalah ekonomi, rumah tangga yang berantakan, masa depan yang sepertinya tanpa arah atau suram atau lain-lain? Hari ini Tuhan mengatakan bahwa tidak ada satupun yang mustahil bagiNya. Berkat dan pertolongan Tuhan bisa selalu datang secara ajaib. Tuhan sanggup mencurahkan segalanya dan memenuhi parit-parit dengan air yang berlimpah dan membawa anda masuk ke dalam kemenangan demi kemenangan jika anda mau mendengarNya dan taat sepenuhnya. Percayalah.

Ketaatan sepenuhnya adalah kunci untuk menerima berkat dan pertolongan Tuhan

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

Membangun Parit sebagai Langkah Iman (2)

(sambungan)

Kemudian hal yang kedua, seringkali diperlukan sebuah langkah iman terlebih dahulu untuk memperoleh janji Tuhan. Do our part first, and God will do His part.Kita seringkali berharap hanya pada hasil instan ketimbang berusaha taat terlebih dahulu. Kita hanya ingin Tuhan segera melakukan sesuatu tanpa kita perlu melakukan apa-apa terlebih dahulu. This is not the way God works. Petrus harus terlebih dahulu kembali ke tengah laut untuk memperoleh ikan berlimpah seperti yang diperintahkan Yesus (Lukas 5:1-11), atau lihatlah apa yang dijanjikan Tuhan kepada Yosua berikut ini: "Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa." (Yosua 1:3). Setiap tempat yang diinjak oleh telapak kakimu, kata Tuhan, itu menunjukkan bahwa kita harus bergerak melangkah dalam iman. Tidak hanya berhenti di tempat, tidak menyingkir ke tepi, tidak diam saja, tetapi bergerak melangkah lebih dalam lagi ke dalam hubungan yang semakin erat dengan Tuhan, dan melibatkanNya dalam segala sesuatu yang kita jalani dalam hidup ini. Keputusan yang kita ambil akan membuat perbedaan nyata.

Selanjutnya hal yang ketiga, kita bisa melihat bagaimana besarnya kuasa dibalik pujian dan penyembahan. Bagaimana Elisa bisa mendapat pewahyuan dari Tuhan dalam menyikapi situasi yang begitu berat? Dia memanggil pemain musik dan melakukan pujian dan penyembahan. (2 Raja Raja 3:15). Dari sanalah kemudian Elisa dipenuhi Roh Tuhan dan kemudian mendapatkan jawaban. Dalam Yosua 6 kita bisa melihat bagaimana tembok sekokoh Yerikho bisa tumbang lewat puji-pujian. Singkatnya, ada kuasa besar di balik puji-pujian. Mengapa? Lewat Daud kita bisa memperoleh jawabannya. "...Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel." (Mazmur 22:4). Ya, Tuhan sendirilah yang bertahta di atas puji-pujian kita. Tidaklah heran apabila pujian dan penyembahan punya kuasa yang sangat besar.

Keempat, lewat kisah ini kita tahu bahwa Tuhan tidak pernah lupa atau lalai dalam menepati janji. Keterbatasan kemampuan kita untuk mengetahui apa yang dirancang Tuhan bagi kita membuat kita seringkali sulit mengerti mengapa waktu Tuhan sering tidak sejalan dengan waktu kita dalam mengulurkan bala bantuan. Firman Tuhan sudah mengingatkan: "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir." (Pengkotbah 3:11).Petrus juga mengingatkan hal yang sama.  "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat." (2 Petrus 3:9). Tuhan sesungguhnya tidak lalai dan tidak akan pernah lalai. Dia tidak pernah lupa untuk menepati janjiNya. Meski jalannya aneh, meski tidak masuk akal, atau meski terkadang terasa lambat, namun Tuhan pada saatnya akan selalu menggenapi janjiNya kepada orang-orang yang terus taat tanpa banyak tanya.

Hal terakhir, percaya, percaya dan percaya. Ketidakpercayaan, keraguan, kebimbangan, ketidakyakinan sering menjadi batu sandungan terbesar bagi kita untuk bisa menerima mukjizatNya. Padahal Firman Tuhan jelas berkata "Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." (Yesaya 30:15). Jika masih juga sulit untuk percaya, lihatlah bagaimana Yesus membandingkan kita dengan burung pipit yang sangat murah harganya. "Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekorpun dari padanya yang dilupakan Allah, bahkan rambut kepalamupun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit." (Lukas 12:6-7). Jika burung pipit yang murah saja Tuhan perhatikan, jika jumlah rambut di kepala kita pun dianggap penting oleh Tuhan sampai Dia merasa perlu untuk menghitung hingga tahu jumlahnya, mengapa kita harus takut dan menyerah dalam situasi sulit? Dan sebuah ayat yang sangat singkat ini menggambarkan seruan penting yang berasal dari Yesus sendiri. "Jangan takut, percaya saja!" (Markus 5:36).

Tuhan lebih dari sanggup melakukan hal-hal ajaib yang tidak terduga, terpikirkan atau terjangkau oleh kita. Logika kita yang terbatas bisa membuat kita berpikir bahwa akan ada kesukaran yang tidak akan teratasi oleh kita, tetapi Tuhan mengatakan bahwa Dia peduli dan bisa melakukan apapun tanpa terbatas oleh logika dan keterbatasan kita. Percaya dengan melakukan langkah iman akan membuat kita mampu menuai keajaiban pertolongan Tuhan. Berbagai keraguan kita sesungguhnya menjadi salah satu penghalang terbesar turunnya mukjizat Tuhan. Itu bagaikan menyumbat parit-parit sehingga limpahan air tidak dapat mengalir seperti kisah 2 Raja Raja 3 yang sudah kita baca kemarin. Jangan lupa ada kuasa besar di balik puji-pujian, dimana Tuhan sendiri bersemayam di atasnya. Apakah ada diantara teman-teman yang tengah berhadapan dengan keadaan yang sepertinya tidak mungkin teratasi? Apakah itu soal sakit penyakit, masalah ekonomi, rumah tangga yang berantakan, masa depan yang sepertinya tanpa arah atau suram atau lain-lain? Hari ini Tuhan mengatakan bahwa tidak ada satupun yang mustahil bagiNya. Berkat dan pertolongan Tuhan bisa selalu datang secara ajaib. Tuhan sanggup mencurahkan segalanya dan memenuhi parit-parit dengan air yang berlimpah dan membawa anda masuk ke dalam kemenangan demi kemenangan jika anda mau mendengarNya dan taat sepenuhnya. Percayalah.

Ketaatan sepenuhnya adalah kunci untuk menerima berkat dan pertolongan Tuhan

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

Jumat, 29 Juni 2012

Renungan Harian Air Hidup: HIDUP YANG BERHASIL ADALAH RENCANA TUHAN

Renungan Harian Air Hidup
Saduran dari buku Renungan Harian Air Hidup // via fulltextrssfeed.com
HIDUP YANG BERHASIL ADALAH RENCANA TUHAN
Jun 29th 2012, 18:00

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Juni 2012 -

Baca:  Ayub 42:1-6

"Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal."  Ayub 42:2

Tak seorang pun dari kita ingin menjadi orang gagal dan terpuruk, melainkan menjadi orang berhasil dan sukses dalam segala hal.  Mungkinkah?  Sangat mungkin!  Karena hidup yang berhasil dan diberkati adalah rancangan Tuhan bagi anak-anakNya.  Memang untuk berhasil tidak semudah membalikkan telapk tangan.  Terkadang kita harus menghadapi banyak sekali ujian, tantangan dan harga yang harus dibayar.  Banyak contoh tokoh besar dalam Alkitab yang sebelum mengalami penggenapan janji Tuhan dan diberkati harus mengalami proses demi proses lebih dahulu.

     Ayub adalah seorang yang berhasil.  Sebagai orang yang berhasil bukan berarti Ayub tidak pernah gagal dalam hidupnya.  Ayub pun harus mengalami kegagalan demi kegagalan, penderitaan dan keterpurukan.  Namun Ayub tidak pernah menyerah dan putus asa di tengah jalan.  Ia tetap bangkit dan mengarahkan pandangannya kepada Tuhan.  Ayub tetap bersyukur kepada Tuhan.  Di tengah keterpurukannya Ayub masih bisa berkata,  "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!"  (Ayub 1:21) dan "Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk? Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya."  (Ayub 2:10b).

     Gagal bukan akhir segalanya.  Tetaplah mengucap syukur seperti Ayub, karena kegagalan bukan rencana Tuhan walau terkadang Tuhan ijinkan kegagalan itu terjadi supaya kita belajar tidak sombong, dan belajar bergantung sepenuhnya kepada Tuhan.  Kegagalan mengingatkan kita untuk introspeksi diri, mungkin selama ini kita mengandalkan kekuatan sendiri dan tidak melibatkan Tuhan dalam setiap rencana kita.  Kadang kita diijinkan gagal supaya kita tidak sombong dan mengajar kita untuk berharap dan bergantung kepada Tuhan dalam segala hal.

Di tengah proses yang ada Ayub tidak keluar dari jalan Tuhan dan tetap melekat kepadaNya;  dan janji Tuhan itu ya dan amin, Tuhan memberkati Ayub  "...dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu."  Ayub 42:10

Related Posts :

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

RSS Santapan Harian: Sabtu, 30 Juni 2012 - Kasih dan pertolongan Allah (Kejadian 28:10-22)

RSS Santapan Harian
Daftar Edisi RSS Santapan Harian // via fulltextrssfeed.com
Sabtu, 30 Juni 2012 - Kasih dan pertolongan Allah (Kejadian 28:10-22)
Jun 29th 2012, 17:03

Judul: Kasih dan pertolongan Allah Yakub adalah anak kesayangan ibunya. Ia seorang anak yang tenang dan senang tinggal di kemah (Kej. 25:27-28). Hari ini kita membaca bahwa untuk pertama kalinya Yakub harus keluar seorang diri dari zona nyamannya dan menempuh perjalanan jauh yang berat dan melelahkan. Semua itu harus ia tanggung sebagai akibat kesalahannya kepada Esau sehubungan berkat kesulungan yang sudah ia peroleh. Ia juga harus menanggung persoalan kedua orang tuanya bahkan termasuk juga alasan untuk pergi mencari istri yang berasal dari kaum keluarganya.

Bukan hal yang mudah bagi Yakub untuk menanggung semua itu. Suatu situasi yang bertolak belakang dari keadaannya semula. Sudah tentu kumpulan perasaan berkecamuk dalam dirinya mengiringi langkah-langkahnya. Darimana ia mendapat kasih dan pertolongan di tengah-tengah perjalanannya? Inilah awal karya Allah atas hidup Yakub secara pribadi. Suatu penjanjian yang pernah Allah sampaikan kepada Abraham, neneknya, yang diwariskan kepada Ishak, ayahnya, lalu kepada dirinya kembali dinyatakan (13-14). Sebelum Yakub mengenal Tuhan lebih dalam, Tuhan memperkenalkan diri-Nya dan memberikan janji-Nya untuk menyertai, melindungi, dan akan membawa ia kembali ke negerinya. Tuhan tidak akan meninggalkannya serta tetap melakukan apa yang dijanjikan-Nya (15).

Secara fisik Yakub kelelahan tetapi secara rohani ia mendapat kasih dan pertolongan Tuhan. Rasa takut Yakub berganti menjadi rasa takut (hormat) akan kehadiran Allah. Tanda hormat akan Tuhan dinyatakan Yakub dengan mendirikan tugu, menuang minyak, dan bernazar.

Kehadiran Tuhan akan membawa kita lebih menghargai dan menghormati Dia. Ini bisa terjadi karena adanya momentum pertemuan kita secara pribadi dengan Tuhan. Mungkin perjalanan hidup kita saat ini berat dan melelahkan, tetapi sebagai orang percaya kita mendapat kesempatan bertemu Tuhan melalui firman-Nya setiap hari yang melaluinya, kita mendapat kesegaran dan kekuatan.

Diskusi renungan ini di Facebook: http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/06/30/

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

Membangun Parit sebagai Langkah Iman (1)

Ayat bacaan: 2 Raja Raja 3:16
========================
"Kemudian berkatalah ia: "Beginilah firman TUHAN: Biarlah di lembah ini dibuat parit-parit"

membangun parit, langkah imanKita semua tentu tahu bahwa bagi Tuhan tidak ada satupun hal yang mustahil. Kita mengimani hal tersebut yang tertulis dalam Lukas 1:37, "Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Tapi sejauh mana kita percaya akan hal tersebut, mengaplikasikannya secara nyata? Seberapa jauh ketaatan kita dalam mematuhi apa yang Tuhan suruh untuk kerjakan, terlebih ketika kita harus melakukan sesuatu yang rasanya tidak masuk akal atau sama sekali tidak berhubungan? Ada banyak orang percaya yang begitu mudahnya putus asa ketika berhadapan dengan kesulitan, apalagi jika logika mengatakan sesuatu itu tidak lagi mungkin. Vonis dokter akan sakit penyakit yang serius, usaha yang merosot drastis sehingga kebangkrutan terlihat nyata di depan mata, keluarga yang berantakan dan lain-lain, selalu saja ada banyak situasi yang kita alami setiap harinya yang bisa setiap saat membuat kita kehilangan gairah hidup, asa ataupun arah tujuan. Belum lagi jika kita merasa tidak yakin terhadap apa yang kita kerjakan, meski kita tahu bahwa itu sesuai dengan petunjuk dari Tuhan sendiri. Dalam keadaan demikian seringkali kita melupakan Tuhan dengan kuasaNya yang tidak terbatas. Kita pun kemudian menjadi ragu dan sulit percaya karena tidak cukup sabar dalam "menanam". Ada banyak orang yang tidak lagi mau bangkit karena merasa tidak akan ada jalannya bagi mereka untuk bangkit. Padahal jika mau meluangkan waktu sedikit saja untuk membaca dan merenungkan Alkitab setiap hari, disana berulang kali sudah diingatkan agar kita jangan pernah kehilangan harapan dan putus asa. Kita pun bisa menelaah contoh-contoh nyata dari orang-orang yang nyata pula.  Ada begitu banyak kejadian yang mencatat bagaimana Tuhan melakukan berbagai mukjizat yang bagi logika manusia tidak masuk akal atau tidak sesuai dengan kemampuan berpikir kita. Bahkan hingga hari ini, masih ada begitu banyak orang yang mengalami langsung jamahan Tuhan dan menerima mukjizat-mukjizatNya yang bagi kita sangatlah terasa mustahil. Saya sudah sering mengalaminya dan melihat langsung pula mukjizat-mukjizat Tuhan mengatasi kemustahilan menurut batas kemampuan berpikir kita. Yang pasti Tuhan bisa melakukan apapun, yang paling mustahil sekalipun, lewat banyak cara yang ajaib, dan satu lagi kesimpulan saya, cepat atau lambat, kita akan memperoleh apa yang dijanjikan jika kita terus taat dan patuh terhadap apapun yang Dia kehendaki untuk kita lakukan.

Saya akan mengambil sebuah contoh yang tertulis dalam kitab 2 Raja Raja pasal 3. Pasal ini menceritakan pengalaman bangsa Israel dalam menghadapi peperangan terhadap Moab dengan bergabung bersama bangsa Yehuda dan Edom. Di sana dikisahkan bahwa mereka masuk melalui padang gurun Edom dan kemudian menghadapi masalah pelik, yaitu tidak mendapatkan air setelah berjalan selama seminggu penuh. "Maka berjalanlah raja Israel dan raja Yehuda dan raja Edom. Tetapi sesudah mereka berkeliling tujuh hari perjalanan jauhnya, maka tidak terdapat air untuk tentara dan untuk hewan yang mengikuti mereka." (2 Raja Raja 3:9). Seminggu penuh tanpa air! Bagaimana mungkin bisa berperang jika tentara dan kuda-kuda mengalami dahaga tingkat berat? Jangankan berperang, untuk sekedar bertahan hidup saja sepertinya tidak mungkin. Secara logika, itu pasti akhir hidup mereka, mati kehausan di padang gurun. Tetapi raja Yosafat menyadari bahwa lebih dari apapun, mereka butuh petunjuk Tuhan. Lalu nabi Elisa pun kemudian memanggil seorang pemain kecapi untuk menyembah Tuhan, lalu Elisa pun dipenuhi oleh Roh Tuhan lewat pujian dan penyembahan sang pemain kecapi. Alkitab mencatatnya demikian: "Sekarang bawalah ke mari seorang pemain kecapi." Sementara orang itu memainkan kecapinya, Elisa dikuasai oleh Roh TUHAN," (ay 15:BIS). Lalu Elisa berkata: "Beginilah firman TUHAN: Biarlah di lembah ini dibuat parit-parit." (ay 16). Seandainya anda yang mendengar langsung pada waktu itu, bagaimana reaksi anda? Membuat parit-parit di gurun yang tandus dan gersang? Untuk apa membuat parit jika tidak ada air? Sudah haus, seminggu tanpa air, masih juga harus membangun parit? Bukankah ini sebuah perintah yang sama sekali tidak masuk akal? Maukah anda patuh untuk membangun parit ketika anda tengah lesu kehausan dibawah terik matahari di padang gurun? Kita mungkin akan tertawa atau malah marah karena merasa diolok-olok. Tapi kemudian Elisa kemudian melanjutkan: "sebab beginilah firman TUHAN: Kamu tidak akan mendapat angin dan hujan, namun lembah ini akan penuh dengan air, sehingga kamu serta ternak sembelihan dan hewan pengangkut dapat minum. Dan itupun adalah perkara ringan di mata TUHAN; juga orang Moab akan diserahkan-Nya ke dalam tanganmu." (ay 17-18). Tidak ada angin, tidak ada hujan, tanda-tanda alam seperti mendung pun tidak terlihat sama sekali, tapi jika Tuhan berjanji seperti itu, Tuhan pasti menepatinya, meski mungkin terdengar aneh bagi manusia biasa. Untuk memperoleh itu diperlukan sebuah langkah iman terlebih dahulu. Dalam kisah ini langkah iman itu adalah membuat parit. Tuhan mengatakan langsung bahwa Dia siap memberi berkat ganda. Bukan saja air yang akan melimpah bagi mereka tetapi juga kemenangan atas bangsa Moab. Mereka memilih untuk patuh, lalu apa yang terjadi pun tepat seperti janji Tuhan. Bayangkan seandainya mereka tidak menuruti perintah Tuhan dan menganggap membuat parit sebagai hal bodoh. Tidak akan ada kemenangan dalam peperangan, mereka bahkan akan benar-benar mati kehausan terpanggang diatas pasir panas di gurun yang gersang.

Dari kisah ini kita bisa melihat bahwa tidak ada satupun yang mustahil bagi Tuhan. Tuhan bisa melakukan apapun mengatasi keterbatasan logika dan kemampuan berpikir kita. Jika kita tanyakan pada diri kita sekarang, kepada siapa kita bersandar dalam keadaan terdesak? Siapa yang kita cari ketika kita tengah berada di tengah "padang gurun"? Dari kisah di atas kita bisa melihat bahwa ketaatan penuh kepada Tuhan tanpa ragu atau banyak tanya membawa hasil yang sangat luar biasa bahkan bisa melebihi apa yang kita inginkan.

(bersambung)

renungan harian online: Membangun Parit sebagai Langkah Iman (1)

renungan harian online
renungan harian online bagi yang haus akan Tuhan
Membangun Parit sebagai Langkah Iman (1)
Jun 29th 2012, 15:00

Ayat bacaan: 2 Raja Raja 3:16
========================
"Kemudian berkatalah ia: "Beginilah firman TUHAN: Biarlah di lembah ini dibuat parit-parit"

membangun parit, langkah imanKita semua tentu tahu bahwa bagi Tuhan tidak ada satupun hal yang mustahil. Kita mengimani hal tersebut yang tertulis dalam Lukas 1:37, "Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Tapi sejauh mana kita percaya akan hal tersebut, mengaplikasikannya secara nyata? Seberapa jauh ketaatan kita dalam mematuhi apa yang Tuhan suruh untuk kerjakan, terlebih ketika kita harus melakukan sesuatu yang rasanya tidak masuk akal atau sama sekali tidak berhubungan? Ada banyak orang percaya yang begitu mudahnya putus asa ketika berhadapan dengan kesulitan, apalagi jika logika mengatakan sesuatu itu tidak lagi mungkin. Vonis dokter akan sakit penyakit yang serius, usaha yang merosot drastis sehingga kebangkrutan terlihat nyata di depan mata, keluarga yang berantakan dan lain-lain, selalu saja ada banyak situasi yang kita alami setiap harinya yang bisa setiap saat membuat kita kehilangan gairah hidup, asa ataupun arah tujuan. Belum lagi jika kita merasa tidak yakin terhadap apa yang kita kerjakan, meski kita tahu bahwa itu sesuai dengan petunjuk dari Tuhan sendiri. Dalam keadaan demikian seringkali kita melupakan Tuhan dengan kuasaNya yang tidak terbatas. Kita pun kemudian menjadi ragu dan sulit percaya karena tidak cukup sabar dalam "menanam". Ada banyak orang yang tidak lagi mau bangkit karena merasa tidak akan ada jalannya bagi mereka untuk bangkit. Padahal jika mau meluangkan waktu sedikit saja untuk membaca dan merenungkan Alkitab setiap hari, disana berulang kali sudah diingatkan agar kita jangan pernah kehilangan harapan dan putus asa. Kita pun bisa menelaah contoh-contoh nyata dari orang-orang yang nyata pula.  Ada begitu banyak kejadian yang mencatat bagaimana Tuhan melakukan berbagai mukjizat yang bagi logika manusia tidak masuk akal atau tidak sesuai dengan kemampuan berpikir kita. Bahkan hingga hari ini, masih ada begitu banyak orang yang mengalami langsung jamahan Tuhan dan menerima mukjizat-mukjizatNya yang bagi kita sangatlah terasa mustahil. Saya sudah sering mengalaminya dan melihat langsung pula mukjizat-mukjizat Tuhan mengatasi kemustahilan menurut batas kemampuan berpikir kita. Yang pasti Tuhan bisa melakukan apapun, yang paling mustahil sekalipun, lewat banyak cara yang ajaib, dan satu lagi kesimpulan saya, cepat atau lambat, kita akan memperoleh apa yang dijanjikan jika kita terus taat dan patuh terhadap apapun yang Dia kehendaki untuk kita lakukan.

Saya akan mengambil sebuah contoh yang tertulis dalam kitab 2 Raja Raja pasal 3. Pasal ini menceritakan pengalaman bangsa Israel dalam menghadapi peperangan terhadap Moab dengan bergabung bersama bangsa Yehuda dan Edom. Di sana dikisahkan bahwa mereka masuk melalui padang gurun Edom dan kemudian menghadapi masalah pelik, yaitu tidak mendapatkan air setelah berjalan selama seminggu penuh. "Maka berjalanlah raja Israel dan raja Yehuda dan raja Edom. Tetapi sesudah mereka berkeliling tujuh hari perjalanan jauhnya, maka tidak terdapat air untuk tentara dan untuk hewan yang mengikuti mereka." (2 Raja Raja 3:9). Seminggu penuh tanpa air! Bagaimana mungkin bisa berperang jika tentara dan kuda-kuda mengalami dahaga tingkat berat? Jangankan berperang, untuk sekedar bertahan hidup saja sepertinya tidak mungkin. Secara logika, itu pasti akhir hidup mereka, mati kehausan di padang gurun. Tetapi raja Yosafat menyadari bahwa lebih dari apapun, mereka butuh petunjuk Tuhan. Lalu nabi Elisa pun kemudian memanggil seorang pemain kecapi untuk menyembah Tuhan, lalu Elisa pun dipenuhi oleh Roh Tuhan lewat pujian dan penyembahan sang pemain kecapi. Alkitab mencatatnya demikian: "Sekarang bawalah ke mari seorang pemain kecapi." Sementara orang itu memainkan kecapinya, Elisa dikuasai oleh Roh TUHAN," (ay 15:BIS). Lalu Elisa berkata: "Beginilah firman TUHAN: Biarlah di lembah ini dibuat parit-parit." (ay 16). Seandainya anda yang mendengar langsung pada waktu itu, bagaimana reaksi anda? Membuat parit-parit di gurun yang tandus dan gersang? Untuk apa membuat parit jika tidak ada air? Sudah haus, seminggu tanpa air, masih juga harus membangun parit? Bukankah ini sebuah perintah yang sama sekali tidak masuk akal? Maukah anda patuh untuk membangun parit ketika anda tengah lesu kehausan dibawah terik matahari di padang gurun? Kita mungkin akan tertawa atau malah marah karena merasa diolok-olok. Tapi kemudian Elisa kemudian melanjutkan: "sebab beginilah firman TUHAN: Kamu tidak akan mendapat angin dan hujan, namun lembah ini akan penuh dengan air, sehingga kamu serta ternak sembelihan dan hewan pengangkut dapat minum. Dan itupun adalah perkara ringan di mata TUHAN; juga orang Moab akan diserahkan-Nya ke dalam tanganmu." (ay 17-18). Tidak ada angin, tidak ada hujan, tanda-tanda alam seperti mendung pun tidak terlihat sama sekali, tapi jika Tuhan berjanji seperti itu, Tuhan pasti menepatinya, meski mungkin terdengar aneh bagi manusia biasa. Untuk memperoleh itu diperlukan sebuah langkah iman terlebih dahulu. Dalam kisah ini langkah iman itu adalah membuat parit. Tuhan mengatakan langsung bahwa Dia siap memberi berkat ganda. Bukan saja air yang akan melimpah bagi mereka tetapi juga kemenangan atas bangsa Moab. Mereka memilih untuk patuh, lalu apa yang terjadi pun tepat seperti janji Tuhan. Bayangkan seandainya mereka tidak menuruti perintah Tuhan dan menganggap membuat parit sebagai hal bodoh. Tidak akan ada kemenangan dalam peperangan, mereka bahkan akan benar-benar mati kehausan terpanggang diatas pasir panas di gurun yang gersang.

Dari kisah ini kita bisa melihat bahwa tidak ada satupun yang mustahil bagi Tuhan. Tuhan bisa melakukan apapun mengatasi keterbatasan logika dan kemampuan berpikir kita. Jika kita tanyakan pada diri kita sekarang, kepada siapa kita bersandar dalam keadaan terdesak? Siapa yang kita cari ketika kita tengah berada di tengah "padang gurun"? Dari kisah di atas kita bisa melihat bahwa ketaatan penuh kepada Tuhan tanpa ragu atau banyak tanya membawa hasil yang sangat luar biasa bahkan bisa melebihi apa yang kita inginkan.

(bersambung)

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

30 Juni


"Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita."

(Rat 2:2.10-14.18-19; Mat 8:5-17)

" Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita." Yesus berkata kepadanya: "Aku akan datang menyembuhkannya." Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi." Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: "Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya." Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya. Setibanya di rumah Petrus, Yesus pun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam. Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Ia pun bangunlah dan melayani Dia. Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita." (Mat 5:8-17), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Yesus adalah Penyelamat Dunia, Ia datang ke dunia untuk menyelamakan seluruh dunia seisinya, tentu saja terutama manusia. Maka mereka yang sakit disembuhkan, yang berdosa diampuni, yang kesepian diperhatikan, yang lapar dan haus diberi makan dan minum dst.. Dalam kisah Warta Gembira hari ini dikisahkan Yesus menyembuhkan orang-orang sakit serta mengusir setan. "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita", demikian firman yang disampaikan nabi Yesaya perihal Penyelamat Dunia. Maka baiklah kita semua yang beriman kepadaNya hidup dan bertindak meneladanNya: hendaknya kita senantiasa siap sedia memikul kelemahan dan menanggung penyakit orang lain. Yang lemah kita kuatkan dan yang sakit kita sembuhkan, tentu saja tidak hanya secara fisik saja, melainkan juga secara spiritual, yaitu mereka yang sakit hati, sakit jiwa atau sakit akal budi. Pertama-tama dan terutama marilah kita perhatikan mereka yang sakit hati dan sakit jiwa, dimana pada umumnya mereka mudah ngambeg atau marah-marah. Tentu saja menghadapi mereka yang mudah ngambeg dan marah-marah dibutuhkan kerendahan hati serta kasih pengampunan. Mereka yang mudah ngambeg atau marah-marah pada umumnya mengalami krisis afeksi, merasa kurang dikasihi dan terancam terus-menerus, maka hendaknya jangan dilecehkan atau direndahkan lagi, entah dengan kata-kata maupun tindakan. Angkatlah apa yang baik dan mengesan di hati mereka agar mereka sembuh dari sakit hati atau sakit jiwanya. Jika kita tak mampu membantu menyembuhkan, baiklah meneladan perwira sebagaimana dikisahkan hari ini, marilah kita datang menghadap Tuhan artinya mendoakannya.

·   "Berteriaklah kepada Tuhan dengan nyaring, hai, puteri Sion, cucurkanlah air mata bagaikan sungai siang dan malam; janganlah kauberikan dirimu istirahat, janganlah matamu tenang! Bangunlah, mengeranglah pada malam hari, pada permulaan giliran jaga malam; curahkanlah isi hatimu bagaikan air di hadapan Tuhan, angkatlah tanganmu kepada-Nya demi hidup anak-anakmu, yang jatuh pingsan karena lapar di ujung-ujung jalan!" (Rat 2:18-19). Kutipan ini mengajak dan mengingatkan kita semua agar siang malam, kapan pun dan dimana pun tidak melupakan doa. Doa yang benar dan baik hemat saya bukan panjangnya kata-kata atau gerak-gerik anggota tubuh, melainkan hati yang terarah kepada Yang Ilahi, sehingga cara hidup dan cara bertindak senantiasa sesuai dengan kehendak Yang Ilahi. Maka baiklah kita senantiasa membuka hati, jiwa dan akal budi kita akan aneka masukan kehendak baik saudara-saudari kita sebagai kepanjangan kehendak Yang Ilahi. Tentu saja secara konkret kita juga harus membuka diri terhadap mereka yang sungguh membutuhkan perhatian dan sapaan kita, yaitu mereka yang miskin dan berkekurangan dalam aneka hal kebutuhan hidup sehari-hari yang layak. Kami ingatkan juga bahwa meskipun kita dalam keadaan sendirian di jalanan atau di rumah untuk tidak melakukan hal-hal yang jahat atau tak bermoral, ingatlah dan sadari mungkin tidak ada orang lain yang tahu, tetapi Tuhan mengetahui semuanya.

"Mengapa, ya Allah, Kaubuang kami untuk seterusnya? Mengapa menyala murka-Mu terhadap kambing domba gembalaan-Mu? Ingatlah akan umat-Mu yang telah Kauperoleh pada zaman purbakala, yang Kautebus menjadi bangsa milik-Mu sendiri! Ingatlah akan gunung Sion yang Engkau diami. Ringankanlah langkah-Mu ke tempat yang rusak terus-menerus; segala-galanya telah dimusnahkan musuh di tempat kudus." (Mzm 74:1-3)

Ign 30 Juni 2012


Kamis, 28 Juni 2012

HARI RAYA ST PETRUS DAN ST. PAULUS Rasul

HARI RAYA  ST PETRUS DAN ST. PAULUS


Kis 12:1-11; 2Tim 4:6-8.17-18; Mat 16:13-19


Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga Di dalam Gereja Katolik ada jabatan Paus, Uskup yang dibantu oleh para pastor paroki alias Hirarki dan Lembaga Hidup Bakti (biarawan dan biarawati). Hirarki merupakan kepanjangan peran Petrus sebagai wakil Yesus Kristus alias Pemimpin Gereja Katolik, sedangkan Lembaga Hidup Bakti merupakan kepanjangan dari peran Paulus sebagai Rasul Agung, yang dalam penghayatan panggilannya senantiasa bepergian ˜keliling dunia. Dua tokoh Gereja ini memiliki sifat dan kepribadian yang berbeda dirayakan bersama-sama sebagai wujud penghayatan iman bahwa kerjasama dalam pelayanan pastoral, mewartakan Kabar Baik harus bekerjasama satu sama lain, di antara kita yang sungguh saling berbeda ini. Kerjasama hemat saya merupakan cirikhas pribadi kita masing-masing, karena masing-masing dari kita adalah buah atau korban kerjasama cintakasih antara orangtua atau bapak-ibu kita masing-masing. Maka baiklah dalam rangka mengenangkan pesta St.Petrus dan St.Paulus hari ini marilah kita mawas diri perihal kerjama, dan tentu saja pertama-tama juga harus mawas diri perihal anugerah, keterampilan dan kecakapan pribadi kita masing-masing (untuk itu dua santo ini dapat menjadi bahan mawas diri). Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. (Mat 16:19)


Ada kata yang sering diucapkan, yaitu Roma berkata, habis perkara. Kata-kata ini merupakan pengakuan iman bahwa Paus, Pemimpin Gereja Katolik, yang tinggal di Roma memiliki kuasa mengajar yang harus ditaati oleh semua anggota Gereja Katolik. Paus merupakan penerus Petrus, yang menerima tugas dari Yesus Kristus, sebagaimana disabdakan dalam kutipan di atas ini. Cukup banyak ajaran-ajaran yang disampaikan oleh Pemimpin Gereja Katolik beserta Staf Kepausan: ada yang bersifat yuridis, dekrit, pastoral, anjuran, himbauan dst..


Maka baiklah kami mengajak anda sekalian untuk membaca dan mempelajari aneka okumen kepausan tersebut, dan kebetulan tahun yang akan datang dimaklumkan sebagai Tahun Iman, suatu ajakan untuk mengadakan gerakan pendalaman dokumen-dokumen kepausan.


Pelaksanaan ˜kuasa mengajar Paus didelegasikan juga dalam hal-hal tertentu kepada para Uskup dan para Uskup kemudian juga mendelegasikan beberapa hal kepada para pastor, entah yang berkarya di paroki/territorial, sosial, pendidikan dst.. Hemat saya para pastor setiap minggu atau setiap hari dalam Perayaan Ekaristi senantiasa menyampaikan ajaran-ajaran yang bersumber pada Injil/Kitab Suci, aneka dokumen kepausan atau keuskupan maupun aneka refleksi iman sebagaimana tertulis dalam buku-buku. Maka kami berharap kepada segenap umat ketika berpartisipai dalam ibadat maupun kegiatan pendalaman iman untuk dengan sungguh-sungguh mendengarkan dan meresapkan atau mencccap dalam-dalam aneka masukan, informasi, nasihat dst.. yang disampaikan oleh pengkotbah maupun surat-surat edaran pastoral.


Setiap tahun paling tidak dua kali, yaitu selama masa Prapaskah atau masa Adven kita diajak untuk berpartisipasi ke dalam aneka kegiatan pendalaman iman, yang dikemas sesuai dengan tema-tema terpilih sesuai dengan situasi masyarakat, dengan harapan umat dapat dengan semangat iman hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maka kami berharap kesempatan pendalaman iman selama masa Prapaskah maupun masa Adven sungguh diperhatikan; seluruh umat kami harapkan dapat berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, dan sekiranya tak mungkin dilakukan di lingkungan tempat tinggal, baiklah dilakukan di tempat kerja. Sabda Yesus kepada Petrus di atas kiranya juga perlu kita renungkan atau refleksikan terkait dengan ikatan-ikatan atau janji-janji yang telah kita ikrarkan. Kami percaya ketika kita sedang berjanji, yaitu janji nikah, kaul, janji imamat, janji pegawai, janji pelajar dst .. kiranya kita menghayatinya sebagai rahmat atau anugerah Tuhan, dengan kata lain memang Tuhan lah yang mengikat janji-janji tersebut. Karena yang mengikat adalah Tuhan, maka hendaknya kita jangan seenaknya saja memutuskan atau membuat ikatan menjadi kendor atau pudar. Bersama dan bersatu dengan Tuhan kiranya ikatan semakin kuat dan erat, tak terpisahkan. Selanjutnya marilah kita refleksikan apa yang terkait dengan pengalaman iman St Paulus sebagai rasul agung.


Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.(2Tim 4:6-8)

Paulus memang dikenal sebagai pekerja keras dalam melaksanakan tugas pengutusan atau menghayati panggilannya dan seorang rasul ia juga tidak mau menjadi beban bagi umat, melainkan ia mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri dengan membuat kemah untuk dijual. Darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat, demikian sharing iman Paulus, yang kiranya layak untuk kita renungkan atau refleksikan. Fungsi darah dalam tubuh kita tidak lain adalah menghidupkan seluruh anggota tubuh sehingga semua anggota tubuh fungsional semuanya sesuai dengan fungsi masing-masing dan dengan demikian tubuh sehat walafiat, segar bugar. Maka dari itu anda semua untuk mengusahakan dan merawat tubuh tetap segar bukan, dan untuk itu hendaknya senantiasa menikmati makanan yang bergizi sesuai dengan pedoman empat sehata lima sempurna disertai olahraga yang memadai. Hendaknya dijauhkan aneka jenis makanan dalam kemasan atau instant. St Paulus kiranya dapat menjadi teladan bagi rekan-rekan anggota Lembaga Hidup Bakti yang bersifat mondial, yang senantiasa siap sedia untuk diutus kemana pun. Namun demikian hemat saya juga dapat menjadi teladan bagi siapapun yang tugas pekerjaannya senantiasa bepergian, tidak menetap di kantor terus-menerus. Hendaknya dimana pun berada atau kemana pun pergi senantiasa menjadi pewarta kabar baik, artinya jati dirinya senantiasa baik sehingga kehadirannya tanpa melakukan sesuatu pun membuat lingkungan hidupnya semakin baik, apalagi ketika melakukan sesuatu akan menggembirakan dan membahagiakan orang lain tanpa pandang bulu.


Semua orang kiranya mendambakan hidup bahagia dan damai sejahtera, maka meskipun kita berbeda satu sama lain, seperti Petrus dan Paulus, hendaknya kita bekerjasama dalam pelayanan dan hidup bersama. Secara konkret kami harapkan para pelayan territorial bekerjasama dengan mereka yang bekerja di fungsional: Lembaga Hidup Bakti kehadirannya di suatu wilayah keuskupan hendaknya bekerja sama dalam pelayanan, Hirarki bekerjasama dengan Kharisma. Memang secara konkret akhirnya kami harapkan para biarawan-biarawati di wilayah paroki tertentu bekerja sama dengan pastor paroki setempat, dan tentu saja pastor paroki setempat juga harus memperhatikan kehidupan rohani para anggota lembaga hidup bakti di wilayahnya.


Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku.Karena TUHAN jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita. Muliakanlah TUHAN bersama-sama dengan aku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan TUHAN mendengar; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya. Malaikat TUHAN berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya! (Mzm 34:2-9)

Ign 29 Juni 2012

Renungan Harian Air Hidup: SAMGAR: Dari Zero Menjadi Hero

Renungan Harian Air Hidup
Saduran dari buku Renungan Harian Air Hidup // via fulltextrssfeed.com
SAMGAR: Dari Zero Menjadi Hero
Jun 28th 2012, 18:00

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Juni 2012 -

Baca:  Hakim-Hakim 3:31

"Sesudah dia, bangkitlah Samgar bin Anat; ia menewaskan orang Filistin dengan tongkat penghalau lembu, enam ratus orang banyaknya. Demikianlah ia juga menyelamatkan orang Israel."  Hakim-Hakim 3:31

Kitab Hakim-Hakim adalah kitab yang mencatat tentang penderitaan dan kesesakan yang dialami oleh bangsa Israel dan karena ketidaktaatan mereka kepada Tuhan, sehingga mereka secara silih bergani dikuasai oleh bangsa lain (musuh).  Meski demikian Tuhan tidak tinggal diam membiarkan bangsa Israel hidup menderita.  Untuk membela umatNya, Tuhan membangkikan hakim-hakim.

     Salah satu orang yang dipilih Tuhan untuk menjadi hakim atas Israel adalah Samgar.  Arti nama Samgar adalah pedang.  Ia dipilih Tuhan untuk menyelamatkan bangsa Israel dari tangan orang-orang Filistin.  Dilihat dari latar belakangnya, Samgar bukanlah tentara atau orang yang ahli dalam berperang.  Ia berasal dari kalangan orang biasa, seorang petani.  Kalau Samgar seorang tentara atau prajurit tentunya senjata yang ia pegang adalah pedang, tetapi Alkitab jelas menyatakan bahwa senjata yang ia bawa adalah tongkat penghalau lembu yang terbuat dari kayu, yang biasa digunakan petani untuk menusuk lembu agar bergerak maju.  Tetapi di tangan Tuhan yang Mahakuasa, Samgar diangkatNya dan beroleh peninggian, ia menjadi pahlawan bagi bangsanya.  Sungguh benar apa yang dikatakan Pemazmur bahwa  "...bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu, tetapi Allah adalah Hakim: direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain."  (Mazmur 75:7-8).  Sesuai dengan namanya yang berarti 'pedang', Tuhan memakai tongkat penghalau lembu yang Ia ubah menjadi seperti mata pedang sehingga 600 tentara Filistin terbunuh di medan perang.  Samgar tampil sebagai pahlawan dan penyelamat bangsanya.

     Mungkin kita berkata,  "Tidak ada yang bisa saya banggakan."  Jangan pernah menyerah!  Ia mampu mengubah yang biasa menjadi luar biasa.  Yang tidak diperhitungan dan tidak punya arti di hadapan manusia dapat dipilih Tuhan menjadi alat kemuliaanNya.  Apakah kita sedang menghadapi masalah dan pergumulan berat?

Ingat, kita punya Yesus yang kuasa dan kekuatanNya sangat tak terbatas, Dia pasti sanggup menolong kita.

Related Posts :

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

RSS Santapan Harian: Jumat, 29 Juni 2012 - Orang tua dan keretakan dalam keluarga (Kejadian 27:41-28:9)

RSS Santapan Harian
Daftar Edisi RSS Santapan Harian // via fulltextrssfeed.com
Jumat, 29 Juni 2012 - Orang tua dan keretakan dalam keluarga (Kejadian 27:41-28:9)
Jun 28th 2012, 17:08

Judul: Orang tua dan keretakan dalam keluarga Orang tua yang tidak bijaksana dapat menimbulkan banyak masalah dalam keluarga. Ishak dan Ribka secara membabi buta membela anak kesayangan masing-masing. Tindakan yang mereka lakukan berakibat buruk dalam relasi antara Esau dan Yakub dan memecah belah keluarga tersebut.

Perpecahan timbul akibat orang tua pilih kasih terhadap anak-anak mereka. Tak heran bila ada rasa dendam di kemudian hari. Namun yang diperbuat Ribka ialah kembali memisahkan kedua anaknya jauh-jauh agar tidak saling bertemu. Dengan alasan supaya Yakub mendapatkan seorang istri dari sanak keluarganya, maka Ribka mengirim Yakub ke rumah Laban disertai berkat Ishak, ayahnya. Karena Ribka merasa gusar dengan istri-istri Esau yaitu perempuan Het (26:35, 27:37, 28:8). Sayang sekali Ribka, sebagai ibu, menjadi inisiator perpecahan di antara anak-anaknya dengan dasar kasih mereka yang egois dan persoalan mereka sendiri tanpa menyelesaikan persoalan yang sebenarnya terjadi. Di kemudian hari perpecahan ini berlanjut di antara keturunan Esau dan Yakub, yaitu Israel dan Kanaan. Sungguh tragis.

Inilah akibat dari dosa orang tua yang tidak taat kepada Allah. Ishak bersikeras memberkati Esau walau sudah tahu bahwa hal itu tidak sesuai kehendak Allah, sementara Ribka memakai penipuan untuk memaksakan penggenapan nubuat Tuhan atas Yakub tentang berkat anak sulung. Kepergian Yakub menunjukkan betapa keluarga yang semula tinggal bersama kemudian terpencar karena pertikaian saudara. Ribka sendiri menanggung akibat yang berat dari penipuannya karena setelah Yakub pergi, ia tidak pernah lagi berjumpa dengan Yakub. Ribka meninggal sebelum Yakub kembali pada keluarganya.

Peranan orang tua sangat penting dalam perjalanan rumah tangga dan keharmonisan keluarga. Karena itu sebagai orang tua, marilah kita belajar untuk selalu taat pada kehendak Tuhan atas keluarga kita. Kita juga harus senantiasa memohon hikmat dari Tuhan supaya kita mampu membimbing anggota keluarga kita untuk senantiasa taat pada-Nya.

Diskusi renungan ini di Facebook: http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/06/29/

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

renungan harian online: Banyak Rumah di Surga

renungan harian online
renungan harian online bagi yang haus akan Tuhan
Banyak Rumah di Surga
Jun 28th 2012, 15:00

Ayat bacaan: Yohanes 14:2
=========================
"Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu."

banyak rumah di surgaIndonesia termasuk negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Kepadatan penduduk ini bisa kita rasakan dengan mudah lewat kemacetan di jalan raya, yang jelas menunjukkan jumlah ruas jalan yang tidak sebanding dengan jumlah kendaraan termasuk juga pemiliknya. Di sisi lain, semakin sulit pula untuk membangun jalan baru karena tidak banyak lagi area yang tersisa. Membangun jalan layang bisa menjadi alternatif selanjutnya, tapi itupun memerlukan biaya yang tidak sedikit. Jika di jalan raya saja kita sudah merasakan kepadatan ini, di kota-kota besar harga sebidang tanah melonjak dengan sangat cepat. Di daerah pinggiran di kota saya saja harga properti bisa meningkat sekitar 50 juta setiap tahunnya. Ada banyak teman yang kesulitan untuk mencari rumah terutama yang tidak terlalu jauh dari pusat kota. Kalaupun ada harganya sudah sangat mahal sehingga sulit dijangkau oleh penduduk karena pendapatan dan harga begitu jauh selisihnya. Anda ingin menabung untuk membeli rumah? Begitu uang terkumpul, harganya ternyata sudah meningkat jauh diatas harga sebelumnya. Maka semakin lama semakin sulitlah bagi kita untuk mencari rumah. Seorang teman saya yang hanya bekerja sebagai pegawai biasa bercerita tentang kesulitannya. Tidak lama setelah menikah ia langsung dikaruniai anak, sehingga uangnya tidak pernah bisa terkumpul untuk bisa membeli rumah. Akibatnya ia hanya mengontrak sebuah kamar dan membayar perbulan. Itupun harganya terus naik sehingga ia merasa cemas memikirkan tempat tinggal yang jelas merupakan salah satu kebutuhan primer bagi kita.

Hidup memang tidak mudah. Tapi biar bagaimanapun kita harus ingat bahwa segala kesulitan yang kita alami di dunia ini hanyalah sementara saja. Petrus mengingatkan bahwa di dunia ini kita hanyalah pendatang atau perantau. Dan ia pun mengingatkan apa yang harus kita lakukan sesuai dengan stauts kita sebagai pendatang atau perantau ini. "Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa." (1 Petrus 2:11). Kita harus menjauhkan diri dari keinginan daging, itu kalau kita mau selamat pulang ke tempat dimana kita seharusnya kembali. Dimana kewargaan kita yang sesungguhnya? Bagi orang percaya yang menerima Yesus sebagai juru selamat, kita adalah warga dari Kerajaan Surga, dan itu tertulis dalam Alkitab. "Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat" (Filipi 3:20).

Selanjutnya kita bisa mengetahui bahwa di surga tidak ada pembatasan. Bagi setiap kita yang memegang perintah Kristus dan melakukannya, maka mereka akan dikasihi Tuhan dan juga oleh Kristus sendiri. "Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." (Yohanes 14:21). Untuk kita pun dikatakan telah disediakan cukup tempat di surga, dan itu dikatakan oleh Yesus langsung. "Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ." (ay 2-4). Dari kata-kata Yesus ini kita bisa melihat dengan jelas bahwa bahwa di rumah Bapa ada banyak tempat tinggal yang sudah disediakan bagi orang percaya. Sebuah tempat indah dimana tidak lagi ada air mata. Sebuah tempat penuh damai sukacita. Sebuah tempat nyata dimana Yesus kini berada. "Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga" (Ibrani 8:1). Disana Yesus telah menyediakan tempat bagi siapapun yang percaya padaNya, yang memegang teguh dan melakukan semua yang Dia firmankan. Tidak ada kuota maksimum, tidak ada pembatasan jumlah, tidak ada biaya selangit yang terus meningkat. Siapapun diundang untuk masuk ke dalam rumah Bapa. Bahkan Yesus pun terus mengetuk pintu hati manusia untuk diselamatkan, agar manusia pun bisa diselamatkan dan masuk ke dalam tempat yang telah Dia sediakan. Bukankah hal ini sangat indah?

Jika saat ini pergumulan, permasalahan dan kesulitan masih mengelilingi kita, janganlah gelisah. Betapa indahnya ketika Yesus memulai firmanNya tentang Rumah Bapa dengan perkataan: "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku." (Yohanes 14:1). Di dalam "tempat perantauan" kita ini kita telah dijanjikan penyertaan Tuhan, dan ada tempat sebenarnya bagi kita yang telah disediakan Kristus sendiri. Surga, Rumah Bapa, adalah sebuah tempat yang nyata, bukan halusinasi atau fatamorgana, yang akan menjadi tempat kekal bagi setiap orang percaya yang hidup sungguh-sungguh menjaga kehidupannya sesuai firman Tuhan. Mari kita terus bertekun agar tempat yang Dia sediakan itu juga tersedia bagi kita.


Di Rumah Bapa ada banyak tempat tinggal, itu cukup bagi semua manusia yang bertobat dan menerima Yesus sebagai Juru Selamat

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

Banyak Rumah di Surga

Ayat bacaan: Yohanes 14:2
=========================
"Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu."

banyak rumah di surgaIndonesia termasuk negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Kepadatan penduduk ini bisa kita rasakan dengan mudah lewat kemacetan di jalan raya, yang jelas menunjukkan jumlah ruas jalan yang tidak sebanding dengan jumlah kendaraan termasuk juga pemiliknya. Di sisi lain, semakin sulit pula untuk membangun jalan baru karena tidak banyak lagi area yang tersisa. Membangun jalan layang bisa menjadi alternatif selanjutnya, tapi itupun memerlukan biaya yang tidak sedikit. Jika di jalan raya saja kita sudah merasakan kepadatan ini, di kota-kota besar harga sebidang tanah melonjak dengan sangat cepat. Di daerah pinggiran di kota saya saja harga properti bisa meningkat sekitar 50 juta setiap tahunnya. Ada banyak teman yang kesulitan untuk mencari rumah terutama yang tidak terlalu jauh dari pusat kota. Kalaupun ada harganya sudah sangat mahal sehingga sulit dijangkau oleh penduduk karena pendapatan dan harga begitu jauh selisihnya. Anda ingin menabung untuk membeli rumah? Begitu uang terkumpul, harganya ternyata sudah meningkat jauh diatas harga sebelumnya. Maka semakin lama semakin sulitlah bagi kita untuk mencari rumah. Seorang teman saya yang hanya bekerja sebagai pegawai biasa bercerita tentang kesulitannya. Tidak lama setelah menikah ia langsung dikaruniai anak, sehingga uangnya tidak pernah bisa terkumpul untuk bisa membeli rumah. Akibatnya ia hanya mengontrak sebuah kamar dan membayar perbulan. Itupun harganya terus naik sehingga ia merasa cemas memikirkan tempat tinggal yang jelas merupakan salah satu kebutuhan primer bagi kita.

Hidup memang tidak mudah. Tapi biar bagaimanapun kita harus ingat bahwa segala kesulitan yang kita alami di dunia ini hanyalah sementara saja. Petrus mengingatkan bahwa di dunia ini kita hanyalah pendatang atau perantau. Dan ia pun mengingatkan apa yang harus kita lakukan sesuai dengan stauts kita sebagai pendatang atau perantau ini. "Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa." (1 Petrus 2:11). Kita harus menjauhkan diri dari keinginan daging, itu kalau kita mau selamat pulang ke tempat dimana kita seharusnya kembali. Dimana kewargaan kita yang sesungguhnya? Bagi orang percaya yang menerima Yesus sebagai juru selamat, kita adalah warga dari Kerajaan Surga, dan itu tertulis dalam Alkitab. "Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat" (Filipi 3:20).

Selanjutnya kita bisa mengetahui bahwa di surga tidak ada pembatasan. Bagi setiap kita yang memegang perintah Kristus dan melakukannya, maka mereka akan dikasihi Tuhan dan juga oleh Kristus sendiri. "Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." (Yohanes 14:21). Untuk kita pun dikatakan telah disediakan cukup tempat di surga, dan itu dikatakan oleh Yesus langsung. "Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ." (ay 2-4). Dari kata-kata Yesus ini kita bisa melihat dengan jelas bahwa bahwa di rumah Bapa ada banyak tempat tinggal yang sudah disediakan bagi orang percaya. Sebuah tempat indah dimana tidak lagi ada air mata. Sebuah tempat penuh damai sukacita. Sebuah tempat nyata dimana Yesus kini berada. "Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga" (Ibrani 8:1). Disana Yesus telah menyediakan tempat bagi siapapun yang percaya padaNya, yang memegang teguh dan melakukan semua yang Dia firmankan. Tidak ada kuota maksimum, tidak ada pembatasan jumlah, tidak ada biaya selangit yang terus meningkat. Siapapun diundang untuk masuk ke dalam rumah Bapa. Bahkan Yesus pun terus mengetuk pintu hati manusia untuk diselamatkan, agar manusia pun bisa diselamatkan dan masuk ke dalam tempat yang telah Dia sediakan. Bukankah hal ini sangat indah?

Jika saat ini pergumulan, permasalahan dan kesulitan masih mengelilingi kita, janganlah gelisah. Betapa indahnya ketika Yesus memulai firmanNya tentang Rumah Bapa dengan perkataan: "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku." (Yohanes 14:1). Di dalam "tempat perantauan" kita ini kita telah dijanjikan penyertaan Tuhan, dan ada tempat sebenarnya bagi kita yang telah disediakan Kristus sendiri. Surga, Rumah Bapa, adalah sebuah tempat yang nyata, bukan halusinasi atau fatamorgana, yang akan menjadi tempat kekal bagi setiap orang percaya yang hidup sungguh-sungguh menjaga kehidupannya sesuai firman Tuhan. Mari kita terus bertekun agar tempat yang Dia sediakan itu juga tersedia bagi kita.


Di Rumah Bapa ada banyak tempat tinggal, itu cukup bagi semua manusia yang bertobat dan menerima Yesus sebagai Juru Selamat

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari