Minggu, 31 Maret 2013

Your Daily digest for RSS Renungan Harian

RSS Renungan Harian
Daftar Edisi RSS Renungan Harian // via fulltextrssfeed.com
Minggu, 31 Maret 2013 - KABAR BAIK (1 Korintus 15:1-19)
Mar 31st 2013, 15:49

  Tampilan cetak
Minggu, 31 Maret 2013

Bacaan   : 1 Korintus 15:1-19
Setahun : Rut 1-4
Nats       : Andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu. (1 Korintus 15:14)

"Injil" adalah kata serapan dari bahasa Arab, yang merujuk kepada kitab yang dibawa oleh Isa Almasih (Yesus) ke dunia. Dalam bahasa Yunani, bahasa yang digunakan dalam penulisan Perjanjian Baru, kata untuk "injil" adalah euangelion yang berarti kabar baik (eu- "baik", -angelion "kabar").

Apakah kabar baik itu? Kabar baik ini menyatakan bahwa Allah menjelma menjadi manusia dalam diri Yesus, berkeliling melayani, dan kemudian mati di kayu salib untuk menebus dosa umat manusia. Namun, tidak berhenti hanya sampai di situ. Jika Yesus mati dan tidak bangkit kembali, apa bedanya dengan orang lain? Nyatanya, kemudian Dia bangkit. Bukan bangkit seperti orang yang mati suri, yang nantinya toh akan mati juga. Bukan pula bangkit sebagai semacam roh yang bergentayangan. Tetapi, sungguh-sungguh bangkit dengan tubuh yang baru dan kekal, tubuh yang pada akhir zaman akan dimiliki juga oleh setiap orang yang percaya kepada-Nya.

Sebagian orang berusaha mengatakan bahwa kebangkitan Kristus itu hanya mitos. Tetapi, seperti ditegaskan Rasul Paulus, jika Yesus tidak bangkit, Injil itu tidak berkuasa. Di dalam kebangkitanlah kita mendapatkan bukti bahwa maut sungguh sudah dikalahkan. Bahwa hidup kita ini tidak harus dalam kematian. Sebaliknya, kematian hanyalah gerbang menuju kehidupan baru yang jauh lebih indah.

Dengan keyakinan ini, kita akan mampu menjalani hidup dengan lebih bersyukur dan berserah. Kita tahu, segala kesusahan dan perjuangan kita saat ini suatu saat akan berakhir dengan indah. --ALS

KEBANGKITAN KRISTUS ADALAH PUNCAK KABAR BAIK
MEWARTAKAN BAHWA ADA KEHIDUPAN BARU BAGI KITA

Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA


Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/03/31/

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

Sabtu, 30 Maret 2013

Your Daily digest for RSS Renungan Harian

RSS Renungan Harian
Daftar Edisi RSS Renungan Harian // via fulltextrssfeed.com
Sabtu, 30 Maret 2013 - KASIH DAN HORMAT (Yohanes 19:38-42)
Mar 30th 2013, 13:46

  Tampilan cetak
Sabtu, 30 Maret 2013

Bacaan   : Yohanes 19:38-42
Setahun : Hakim-hakim 20-21
Nats       : Mereka mengambil mayat Yesus, mengafani-Nya dengan kain lenan dan membubuhi-Nya dengan rempahrempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat. (Yohanes 19:40)

Tidak menguburkan orang meninggal merupakan peristiwa tragis bagi orang Yahudi, bahkan bagi penjahat sekalipun. Dalam tradisi mereka, proses penguburan juga merupakan ungkapan kasih dari mereka yang mengasihi orang mati tersebut. Sayangnya, pada zaman Yesus, biasanya penjahat yang disalib tidak layak dikuburkan. Orang pun tak akan berkabung bagi mereka.

Ketika Yesus disalibkan seperti penjahat, Yusuf dari Arimatea tahu bahwa Yesus disalibkan bukan karena kesalahan-Nya. Ia lalu meminta izin kepada Pilatus untuk menguburkan Yesus. Yusuf adalah anggota Majelis Besar yang tak setuju dengan tindakan Majelis, dan secara diam-diam telah menjadi murid Yesus. Bersama Nikodemus, ia menurunkan mayat Yesus dan menguburkan-Nya di tanah miliknya, karena ia termasuk orang kaya. Maka, genaplah nubuat Yesaya, "Kematian-Nya seperti seorang penjahat, namun Ia dikubur di dalam pekuburan orang kaya" (Yesaya 53:9, FAYH).

Begitulah. Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus mengungkapkan kasih dan penghormatan mereka kepada Yesus. Yang pertama mengurbankan tanah kuburan baru miliknya. Yang kedua membawa sekitar 37 kilogram rempah untuk mengafani Yesus. Konon, hanya mayat seorang raja yang dirempahi sebanyak itu. Dari sini kita dapat menduga seberapa Yesus berarti bagi Yusuf dan Nikodemus.

Bila kita mengakui Yesus sebagai Pribadi paling berarti bagi kita, bagaimana kita hendak mengungkapkan kasih dan penghormatan kepada-Nya? --AW

KIRANYA AKU DAPAT MENGASIHI DAN MENGHORMATI TUHANKU
DENGAN PERSEMBAHAN DIRI DAN KETAATANKU

Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA


Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/03/30/

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

Jumat, 29 Maret 2013

Your Daily digest for RSS Renungan Harian

RSS Renungan Harian
Daftar Edisi RSS Renungan Harian // via fulltextrssfeed.com
Jumat, 29 Maret 2013 - INTI IMAN KRISTEN (2 Korintus 4:7-15)
Mar 29th 2013, 13:48

  Tampilan cetak
Jumat, 29 Maret 2013

Bacaan   : 2 Korintus 4:7-15
Setahun : Hakim-hakim 18-19
Nats       : Kami senantiasa membawa kematian Kristus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. (2 Korintus 4:10)

Apakah inti iman Kristen? Kematian atau kebangkitan Yesus? Jawabannya: keduanya sekaligus. Terlalu menekankan salah satu di antaranya membuat kita timpang dalam menanggapi rahmat Allah. Inti iman Kristen, dengan demikian, adalah kasih Allah dalam kelahiran, hidup, karya, kematian, dan berpuncak pada kebangkitan Yesus Kristus. Ini memikat, namun mengandung konsekuensi langsung bagi mereka yang beriman kepada Kristus!

Bagi Paulus, penderitaan yang ia tanggung merupakan pupuk bagi kehidupan Kristus yang dinyatakan di dalam dirinya. Paulus tidak meminta agar kita berharap mengalami penderitaan. Namun, bila karena Kristus kita menderita, itu suatu tanda persekutuan yang erat antara kita dan Kristus, yang telah menderita bagi kita. Kita dan Kristus menjadi satu dalam penderitaan! Muara dari penyatuan ini bukanlah kesedihan, melainkan kejayaan bagi Allah. Sebab, kita menderita bukan karena hidup secara konyol, melainkan karena kita hendak menyatakan iman di tengah dunia yang keras dan tidak bersahabat. Itulah sebabnya Paulus menulis, "Semuanya itu... menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah".

Apakah hari ini Anda menderita karena iman Anda? Bersyukurlah bila demikian, sebab ketika Anda menderita, Kristus yang terlebih dahulu menderita bagi Anda akan menguatkan dan meneguhkan Anda di tengah panasnya gurun dunia. Salib Kristus akan mengantar Anda menuju kebangkitan-Nya. Apakah lagi hal yang lebih indah dari hal ini? --DKL

KRISTUS YANG BANGKIT, HIDUPKANLAH DIRIMU DALAM DIRIKU
KETIKA AKU MENANGGUNG SALIBKU HARI INI

Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA


Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/03/29/

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

Kamis, 28 Maret 2013

Your Daily digest for RSS Renungan Harian

RSS Renungan Harian
Daftar Edisi RSS Renungan Harian // via fulltextrssfeed.com
Kamis, 28 Maret 2013 - KENANGAN PERJAMUAN (Lukas 22:14-20)
Mar 28th 2013, 13:46

  Tampilan cetak
Kamis, 28 Maret 2013

Bacaan   : Lukas 22:14-20
Setahun : Hakim-hakim 15-17
Nats       : Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu... (Lukas 22:19)

Sahabat saya di asrama putri gemar menyeduh teh lalu menikmatinya di ruang tamu sore-sore. Ia menawari kami, temanteman sekamarnya, ikut, dan kami pun asyik menyeruput teh sambil berbagi cerita. Sekarang sahabat saya itu sudah meninggal, namun saya terus mengenang kebersamaan dengannya, khususnya setiap kali saya minum teh. Meskipun ia sudah tiada, keakraban kami dulu seakan hidup kembali, menjadi suatu kenangan yang indah.

Menjelang wafat-Nya, Yesus mengadakan perjamuan terakhir dengan para murid. Saat memecah roti dan membagikannya, Dia berkata, "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku" (ay. 19). Perjamuan malam Paskah merupakan kenangan yang sakral, dan umat kristiani meneruskan tradisi ini. Setiap kali kita merayakan perjamuan, kita diajak untuk mengingat kembali bahwa Yesus telah memberikan hidup-Nya bagi kita. Artinya, kita sudah ditebus dan dipersatukan dengan Dia. Selain itu, Dia juga mempersatukan kita dengan pengikut-Nya yang lain.

Yesus meminta kita untuk mengenang pengurbanan-Nya melalui perjamuan. Kematian-Nya ibarat benih yang ditanam di tanah. Dia wafat untuk menumbuhkan tunas yang baru. Kitalah tunas-tunas itu. Tindakan-Nya untuk memberikan diri bagi kita dapat menjadi pendorong bagi kita agar kita pun berani memberikan diri dalam melayani sesama. Yesus tentu tidak ingin perjamuan itu hanya sekadar menjadi kenangan. Perjamuan Yesus itu menjadi indah apabila kita berani hidup dengan meneladani pengurbanan-Nya. --CKW

PERJAMUAN KUDUS ADALAH KESEMPATAN UNTUK MENGENANG KEMBALI
DAN MENSYUKURI PENEBUSAN KRISTUS YANG SEMPURNA

Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA


Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/03/28/

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

Rabu, 27 Maret 2013

Your Daily digest for RSS Renungan Harian

RSS Renungan Harian
Daftar Edisi RSS Renungan Harian // via fulltextrssfeed.com
Rabu, 27 Maret 2013 - BANTUAN SANG PANGLIMA (Yohanes 13:1-15)
Mar 27th 2013, 13:43

  Tampilan cetak
Rabu, 27 Maret 2013

Bacaan   : Yohanes 13:1-15
Setahun : Hakim-hakim 12-14
Nats       : Jadi jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu. (Yohanes 13:14)

Suatu ketika beberapa tentara Amerika bersusah payah memindahkan sebatang pohon besar yang mengalangi jalan. Di dekat mereka, sang kopral hanya berdiri sambil mengomel. Seorang penunggang kuda yang lewat melihatnya. Ia bertanya, mengapa kopral itu tak membantu anak buahnya. Kopral itu menjawab, "Aku ini kopral, yang berhak memberi perintah." Tanpa berkomentar, si penunggang kuda turun dan membantu para tentara tadi sampai berhasil. Lalu, sambil naik kuda lagi, ia berkata, "Kalau anak buahmu butuh bantuan lagi, panggil saja panglima perangmu. Ia akan datang." Seketika si kopral sadar bahwa penunggang kuda tadi tidak lain George Washington, panglima perang Amerika saat itu (dan nantinya menjadi presiden negara tersebut).

Menjelang penangkapan-Nya, Yesus menyampaikan pesan yang mengusik. Dia melepaskan jubah, mengambil kain lenan, dan mengikatkannya di pinggang. Lalu, Dia berlutut dan mencuci kaki para murid. Para murid bahkan belum pernah melakukan hal itu di antara mereka sendiri. Namun, Guru, Tuhan, dan Raja mereka tidak segan-segan untuk melayani. Pesan-Nya jelas: Dia menginginkan para pengikut-Nya saling melayani.

Betapa baiknya bila kita tak membiarkan diri merasa "lebih hebat" dari orang lain. Juga lebih sedikit berharap untuk dilayani. Lalu, mulai lebih banyak berpikir bagaimana dan apa saja yang bisa kita lakukan untuk melayani sesama. Siapa pun itu. Bahkan orang-orang yang kita anggap tidak patut dilayani. Mari kita menularkan semangat untuk saling melayani ini. --AW

KETIKA YESUS MERAJA DI HATI
PASTI MELUAP HASRAT UNTUK MELAYANI

Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA


Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/03/27/

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

Selasa, 26 Maret 2013

Your Daily digest for RSS Renungan Harian

RSS Renungan Harian
Daftar Edisi RSS Renungan Harian // via fulltextrssfeed.com
Selasa, 26 Maret 2013 - SAYA BAHAGIA (Yohanes 15:9-17)
Mar 26th 2013, 11:39

  Tampilan cetak
Selasa, 26 Maret 2013

Bacaan   : Yohanes 15:9-17
Setahun : Hakim-hakim 10-11
Nats       : Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. (Yohanes 15:9)

Hari ini, komentar teman-teman, saya berbeda. Lebih banyak tersenyum, lebih ramah, dan lebih banyak menolong orang lain. Kata mereka, seperti orang yang berbunga-bunga. Bahagia terus sepanjang hari. Nah, apa sih rahasianya? Tadi pagi, orang yang saya cintai menyatakan cintanya kepada saya. Itulah sebab-musabab perubahan perilaku saya. Begitu besar kebahagiaan yang saya rasakan sehingga saya seperti sudah tidak memiliki energi untuk disalurkan sebagai emosi yang negatif. Emosi saya serbapositif. Menarik, bukan?

Perasaan memang dapat berperan dalam menentukan perilaku seseorang. Perasaan yang kuat seperti cinta dapat memadamkan amarah dan menyulut semangat hidup kita. Demikian pula, kasih Tuhan yang saya alami dan saya rasakan menggerakkan saya untuk dapat menikmati hidup. Bapa mengasihi kita sama seperti Dia mengasihi Yesus (ay. 9). Kasih yang begitu besar sehingga memampukan kita melakukan perintah-Nya (ay. 10) dan memenuhi kita dengan sukacita (ay. 11). Kasih yang mengandung daya ubah. Untuk itu, tidak cukup kita hanya mengetahui bahwa Tuhan mengasihi dengan kasih yang kekal. Yang lebih utama, apakah realitas kasih-Nya itu kita alami sampai mengubah perilaku dan hidup kita?

Hari ini kita dapat merenung kembali. Apakah saya sekadar mengetahui kasih-Nya atau sungguh-sungguh mengalaminya? Pengalaman mencintai dan dicintai yang paling ajaib tidak lain adalah pengalaman cinta bersama dengan Tuhan. Biarlah Dia menjadi pusat kehidupan Anda dan hati Anda meluap dengan cinta-Nya. --MRT

APA YANG KITA CINTAI
TAK AYAL AKAN MENJADI PUSAT KEHIDUPAN KITA

Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA


Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/03/26/

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

Senin, 25 Maret 2013

Your Daily digest for RSS Renungan Harian

RSS Renungan Harian
Daftar Edisi RSS Renungan Harian // via fulltextrssfeed.com
Senin, 25 Maret 2013 - MASIH BERGERILYA (Efesus 4:1-16)
Mar 25th 2013, 11:39

  Tampilan cetak
Senin, 25 Maret 2013

Bacaan   : Efesus 4:1-16
Setahun : Hakim-hakim 8-9
Nats       : Sebab itu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, menasihatkan kamu, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu. (Efesus 4:1)

Perang Dunia II telah usai. Namun, Letnan Dua Hiroo Onoda, prajurit Jepang yang bertugas di Pulau Lubang, Filipina, tidak percaya. Ia memilih bersembunyi di hutan. Ia menganggap selebaran, surat, foto, atau koran yang dijatuhkan sebagai tipu muslihat musuh. Selama hampir 30 tahun ia terus berjuang sebagai gerilyawan. Pada 1974, seorang mahasiswa Jepang melacak jejaknya dan menemukannya. Namun, ketika diajak pulang, Onoda menolak. Akhirnya, pemerintah Jepang mengutus mantan komandan Onada, Mayor Yoshimi Taniguchi, mendatangi dan memerintahkannya untuk meletakkan senjata. Barulah Onada menurut dan bersedia pulang ke negerinya.

Hidup Onada pun berubah. Ia tidak lagi menyerang para petani Filipina dan, di Jepang, ia menggalang dana beasiswa bagi anak-anak mereka. Pada 1996 ia berkunjung kembali ke Pulau Lubang dan menyerahkan sumbangan sebesar 10.000 dolar untuk sekolah setempat. Ia berterima kasih pada penduduk pulau itu, yang membiarkannya terus hidup selagi ia bersikeras tetap menjadi prajurit gerilya walaupun perang telah usai.

Kesadaran akan identitas diri kita tak ayal memengaruhi perilaku kita. Paulus mengingatkan jemaat di Efesus akan identitas mereka, yaitu umat yang telah dipanggil Tuhan dan dimerdekakan dari belenggu dosa. Ia lalu memberikan beberapa petunjuk tentang cara hidup yang baru, cara hidup yang selaras dengan panggilan itu. Ya, alih-alih terus berkutat dengan dosa, bukankah sepatutnya kita bersukacita merayakan kemerdekaan anugerah-Nya dengan penuh rasa syukur? --ARS

ORANG BERDOSA TAK AYAL PASTI BERBUAT DOSA;
ORANG BENAR DAPAT MEMILIH UNTUK MENJAUHI DOSA

Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA


Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/03/25/

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

Senin, 04 Maret 2013

Selasa, 5 Maret 2013 - MALAS MENCOBA (Amsal 13:1-6)

  Tampilan cetakSelasa, 5 Maret 2013

Bacaan Setahun: Ulangan 11-13Nats: Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia, sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan. (Amsal 13:4)

Bacaan: Amsal 13:1-6

Ketika berlibur ke Singapura, saya berencana melakukan beberapa hal yang belum saya selesaikan, antara lain menulis renungan harian. Ternyata, begitu sampai di Singapura, berbagai aktivitas lain segera menyita waktu saya, mulai dari bermain dengan cucu, membersihkan rumah, memasak, sampai berbelanja. Rencana menulis renungan tinggal rencana-dan dengan alasan klise: tidak punya waktu. Akhirnya saya tertegur ketika membaca nas hari ini.

Salomo mencela si pemalas. Pemalas adalah orang yang menginginkan sesuatu, namun tidak mau berlelah-lelah untuk memperolehnya. Ia memiliki impian yang indah-indah, namun enggan berjerih payah mewujudkannya. Tak heran, ia mesti gigit jari: tidak memetik hasil apa-apa. Sebaliknya, Tuhan menjanjikan kelimpahan bagi orang yang mau berusaha dengan rajin. Untuk mewujudkan suatu impian, kita bertanggung jawab untuk bekerja dengan rajin dan percaya bahwa Tuhan akan memberkati upaya kita dengan kelimpahan.

Saya tersadar. Saya ingin mengembangkan kecakapan menulis, namun saya tidak juga meluangkan waktu untuk mencoba dan berlatih. Bagaimana saya akan memetik hasilnya? Namun, ketika saya belajar menaati firman itu dengan mulai mencoba menulis, Tuhan memampukan saya. Ternyata saya berhasil menyelesaikan dua renungan, termasuk tulisan ini.

Anda mungkin juga sudah berencana mencoba suatu kecakapan yang baru, namun terus menundanya. Cobalah luangkan waktu untuk berlatih mengerjakan. Kiranya Anda bersukacita melihat hasil karya Anda! --SJ

KEMALASAN MENDATANGKAN KESIA-SIAAN,KERAJINAN MENDATANGKAN KELIMPAHAN

Anda diberkati melalui Renungan Harian?Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/03/05/

Sumber : www.sabda.org

Senin, 4 Maret 2013 - KHAWATIR KETINGGALAN KAPAL (Lukas 12:22-34)

  Tampilan cetakSenin, 4 Maret 2013

Bacaan Setahun: Ulangan 8-10Nats: Janganlah khawatir tentang hidupmu... (Lukas 12:22)

Bacaan: Lukas 12:22-34

Paijo selalu khawatir ketinggalan kapal yang akan mengantarnya ke tempat kerja. Setiap pagi saat ke penyeberangan, sekalipun ia sudah datang lebih awal, ia tetap khawatir. Suatu hari ia melihat kapal langganannya sudah berjarak satu meter dari dermaga. Ia pun berlari sekencang mungkin, lalu nekat melompat ke atasnya. Meskipun jasnya robek karena tersangkut paku, ia merasa lega. Namun, ternyata kapal itu bukannya hendak berangkat, melainkanbaru akan merapat! Konyol, bukan?

Nyatanya, banyak orang, termasuk orang Kristen, yang hidupnya dikuasai kekhawatiran. Memang tidak dapat disangkal, keadaan dunia ini semakin lama bukannya semakin baik, melainkan justru semakin rusak. Tetapi, haruskah hal itu menjadi alasan bagi kita untuk hidup dalam kecemasan dan kegelisahan? Jika demikian, apakah bedanya kehidupan kita dengan kehidupan orang yang tidak mengenal Allah? Bagi orang percaya, ada satu alasan kuat untuk tidak perlu khawatir dalam hidup ini. Alasan itu tidak lain: Bapa kita di surga berjanji akan memelihara kita.

Adakah seorang bapak yang membiarkan anaknya mati kelaparan? Bapak yang baik tidak akan tega melakukannya. Terlebih lagi Bapa kita di surga! Jika saat ini kita sedang diperhadapkan pada kebutuhan yang harus segera dipenuhi, akankah Bapa diam saja? Allah sangat tahu apa yang menjadi kebutuhan kita dan Dia tahu bagaimana memberikan yang terbaik kepada anak-Nya. Untuk apa lagi kita mengkhawatirkan kehidupan kita? Hidup kita ada di dalam pemeliharaan-Nya! --PET

JIKA BURUNG DI UDARA SAJA DIBERI MAKAN OLEH BAPA DISURGA, MASIHKAH KITA MERAGUKAN PEMELIHARAANNYA?

Anda diberkati melalui Renungan Harian?Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/03/04/

Sumber : www.sabda.org

Senin, 4 Maret 2013 - Kesadaran rohani (Matius 21:28-46)

  Tampilan cetakSenin, 4 Maret 2013

Judul: Kesadaran rohaniJohn Newton menyadari bahwa di sepanjang hidupnya ia menerima banyak anugerah Allah. Pada usia 80 tahun, John menjadi pikun. Namun ia berkata, "Tetapi ada dua hal yang saya tidak bisa lupa, bahwa saya adalah pendosa besar, dan bahwa Yesus Kristus adalah Juruselamat yang Besar."

Dari dua perumpamaan, kita akan belajar tentang dua kesadaran rohani yang harus dimiliki saat berhadapan dengan kebesaran anugerah Allah. Pertama, kesadaran bahwa kita dahulu adalah orang-orang yang pernah melawan Tuhan, tetapi kemudian sadar dan menyesali dosa-dosa kita. Sikap pemimpin Yahudi seperti anak sulung yang ketika diperintahkan oleh sang bapak bersikap seolah-olah menaati kehendak bapaknya, tetapi tidak melakukan. Meskipun anak sulung terlihat sopan dan hormat di luar, di dalam hatinya dia tidak hormat. Di sisi lain, Yesus menggambarkan sikap orang-orang berdosa sebagai anak bungsu (32). Ia terlihat kasar, tetapi dia jujur walaupun salah dan akhirnya menyesal/ bertobat. Yesus memperingatkan kita jangan sampai di luar kita terlihat taat melakukan apa yang Tuhan perintahkan, tetapi hati kita jauh dari Tuhan.

Kedua, kesadaran akan betapa berdosanya kita dan betapa tidak terpahaminya kasih Allah kepada kita manusia yang berdosa. Yesus menegur kejahatan yang dilakukan umat Israel dan para pemimpin agama dengan mengambil gambaran tentang penggarap kebun anggur. Para penggarap kebun itu menyiksa dan membunuh hamba-hamba dari pemilik kebun, gambaran dari orang-orang Yahudi yang membunuh nabi-nabi.Mereka juga membunuh anak pemilik kebun, gambaran dari orang-orang Yahudi yang membunuh Yesus (37-38).Yesus sebenarnya sedang mengungkapkan kenyataan yang sepertinya tidak masuk akal, tetapi benar. Yesus sendiri adalah Anak Allah yang dikirim ke dalam dunia yang jahat, tetapi Ia mati disalib oleh karena kejahatan mereka.

Kesadaran rohani akan betapa berdosanya kita dulu dan betapa besarnya anugerah Allah kepada kita, akan memampukan kita hidup di dalam kerendahan hati dan ucapan syukur.

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/03/04/

Sumber : www.sabda.org

KITA ADALAH SAUDARA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Maret 2013 -

Baca:  Roma 15:1-13

"Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah."  Roma 15:7

Dalam renungan tanggal 2 Januari 2013 lalu dijelaskan bahwa kerukunan antar jemaat mendatangkan berkat dari Tuhan.  Dimana ada kerukunan,  "... ke sanalah Tuhan memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya."  (Mazmur 133:3b).

     Sebagai anggota jemaat Tuhan, kita harus berusaha untuk menciptakan kerukunan satu sama lain, supaya gereja tetap kuat dah kokoh.  Meski memiliki latar belakang yang berbeda-beda  (status, suku, pendidikan dan sebagainya)  kita adalah satu, "...sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh,"  (1 Korintus 12:12).  Jadi kita harus menerima dan memperlakukan orang lain sebagai saudara, sebagaimana Kristus telah menerima dan melayani jiwa-jiwa tanpa pandang bulu,  "supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan. Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita."  (1 Korintus 12:25-26).  Keadaan ini tidak akan menjadi kenyataan bila kita tidak menjadikan Kristus sebagai satu-satunya teladan dalam hidup ini.  Kita tidak mungkin dapat memiliki hubungan yang baik dengan orang lain apabila hubungan kita dengan Tuhan juga tidak baik.

     Ketahuilah bahwa Tuhan mengutus gerejaNya menjadi berkat di tengah-tengah dunia yang dipenuhi pertikaian dan permusuhan ini.  Namun bagaimana kita bisa menjadi kesaksian dan memenangkan jiwa bagi Kerajaan Allah apabila di antara umat Tuhan terjadi iri hati, perselisihan, kebencian, keributan dan saling mempertahankan ego masing-masing?  Bukankah ini akan menjadi batu sandungan bagi orang di luar Tuhan?  Bukankah tujuan kerukunan orang percaya di dalam gereja adalah supaya nama Tuhan dipermuliakan?  Kekristenan adalah kasih,  "Karena itu tunjukkanlah kepada mereka di hadapan jemaat-jemaat bukti kasihmu..."  (2 Korintus 8:24),  "...bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran."  (1 Yohanes 3:18).

Jemaat gereja mula-mula rukun dan bersatu, karena itu  "...tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan."  Kisah 2:47

Sumber : airhidupblog.blogspot.com

KITA ADALAH SAUDARA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Maret 2013 -

Baca:  Roma 15:1-13

"Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah."  Roma 15:7

Dalam renungan tanggal 2 Januari 2013 lalu dijelaskan bahwa kerukunan antar jemaat mendatangkan berkat dari Tuhan.  Dimana ada kerukunan,  "... ke sanalah Tuhan memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya."  (Mazmur 133:3b).

     Sebagai anggota jemaat Tuhan, kita harus berusaha untuk menciptakan kerukunan satu sama lain, supaya gereja tetap kuat dah kokoh.  Meski memiliki latar belakang yang berbeda-beda  (status, suku, pendidikan dan sebagainya)  kita adalah satu, "...sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh,"  (1 Korintus 12:12).  Jadi kita harus menerima dan memperlakukan orang lain sebagai saudara, sebagaimana Kristus telah menerima dan melayani jiwa-jiwa tanpa pandang bulu,  "supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan. Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita."  (1 Korintus 12:25-26).  Keadaan ini tidak akan menjadi kenyataan bila kita tidak menjadikan Kristus sebagai satu-satunya teladan dalam hidup ini.  Kita tidak mungkin dapat memiliki hubungan yang baik dengan orang lain apabila hubungan kita dengan Tuhan juga tidak baik.

     Ketahuilah bahwa Tuhan mengutus gerejaNya menjadi berkat di tengah-tengah dunia yang dipenuhi pertikaian dan permusuhan ini.  Namun bagaimana kita bisa menjadi kesaksian dan memenangkan jiwa bagi Kerajaan Allah apabila di antara umat Tuhan terjadi iri hati, perselisihan, kebencian, keributan dan saling mempertahankan ego masing-masing?  Bukankah ini akan menjadi batu sandungan bagi orang di luar Tuhan?  Bukankah tujuan kerukunan orang percaya di dalam gereja adalah supaya nama Tuhan dipermuliakan?  Kekristenan adalah kasih,  "Karena itu tunjukkanlah kepada mereka di hadapan jemaat-jemaat bukti kasihmu..."  (2 Korintus 8:24),  "...bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran."  (1 Yohanes 3:18).

Jemaat gereja mula-mula rukun dan bersatu, karena itu  "...tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan."  Kisah 2:47

Sumber : airhidupblog.blogspot.com

Minggu, 03 Maret 2013

Senin, 4 Maret 2013 - KHAWATIR KETINGGALAN KAPAL (Lukas 12:22-34)

  Tampilan cetakSenin, 4 Maret 2013

Bacaan Setahun: Ulangan 8-10Nats: Janganlah khawatir tentang hidupmu... (Lukas 12:22)

Bacaan: Lukas 12:22-34

Paijo selalu khawatir ketinggalan kapal yang akan mengantarnya ke tempat kerja. Setiap pagi saat ke penyeberangan, sekalipun ia sudah datang lebih awal, ia tetap khawatir. Suatu hari ia melihat kapal langganannya sudah berjarak satu meter dari dermaga. Ia pun berlari sekencang mungkin, lalu nekat melompat ke atasnya. Meskipun jasnya robek karena tersangkut paku, ia merasa lega. Namun, ternyata kapal itu bukannya hendak berangkat, melainkanbaru akan merapat! Konyol, bukan?

Nyatanya, banyak orang, termasuk orang Kristen, yang hidupnya dikuasai kekhawatiran. Memang tidak dapat disangkal, keadaan dunia ini semakin lama bukannya semakin baik, melainkan justru semakin rusak. Tetapi, haruskah hal itu menjadi alasan bagi kita untuk hidup dalam kecemasan dan kegelisahan? Jika demikian, apakah bedanya kehidupan kita dengan kehidupan orang yang tidak mengenal Allah? Bagi orang percaya, ada satu alasan kuat untuk tidak perlu khawatir dalam hidup ini. Alasan itu tidak lain: Bapa kita di surga berjanji akan memelihara kita.

Adakah seorang bapak yang membiarkan anaknya mati kelaparan? Bapak yang baik tidak akan tega melakukannya. Terlebih lagi Bapa kita di surga! Jika saat ini kita sedang diperhadapkan pada kebutuhan yang harus segera dipenuhi, akankah Bapa diam saja? Allah sangat tahu apa yang menjadi kebutuhan kita dan Dia tahu bagaimana memberikan yang terbaik kepada anak-Nya. Untuk apa lagi kita mengkhawatirkan kehidupan kita? Hidup kita ada di dalam pemeliharaan-Nya! --PET

JIKA BURUNG DI UDARA SAJA DIBERI MAKAN OLEH BAPA DISURGA, MASIHKAH KITA MERAGUKAN PEMELIHARAANNYA?

Anda diberkati melalui Renungan Harian?Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/03/04/

Sumber : www.sabda.org

Senin, 4 Maret 2013 - Kesadaran rohani (Matius 21:28-46)

  Tampilan cetakSenin, 4 Maret 2013

Judul: Kesadaran rohaniJohn Newton menyadari bahwa di sepanjang hidupnya ia menerima banyak anugerah Allah. Pada usia 80 tahun, John menjadi pikun. Namun ia berkata, "Tetapi ada dua hal yang saya tidak bisa lupa, bahwa saya adalah pendosa besar, dan bahwa Yesus Kristus adalah Juruselamat yang Besar."

Dari dua perumpamaan, kita akan belajar tentang dua kesadaran rohani yang harus dimiliki saat berhadapan dengan kebesaran anugerah Allah. Pertama, kesadaran bahwa kita dahulu adalah orang-orang yang pernah melawan Tuhan, tetapi kemudian sadar dan menyesali dosa-dosa kita. Sikap pemimpin Yahudi seperti anak sulung yang ketika diperintahkan oleh sang bapak bersikap seolah-olah menaati kehendak bapaknya, tetapi tidak melakukan. Meskipun anak sulung terlihat sopan dan hormat di luar, di dalam hatinya dia tidak hormat. Di sisi lain, Yesus menggambarkan sikap orang-orang berdosa sebagai anak bungsu (32). Ia terlihat kasar, tetapi dia jujur walaupun salah dan akhirnya menyesal/ bertobat. Yesus memperingatkan kita jangan sampai di luar kita terlihat taat melakukan apa yang Tuhan perintahkan, tetapi hati kita jauh dari Tuhan.

Kedua, kesadaran akan betapa berdosanya kita dan betapa tidak terpahaminya kasih Allah kepada kita manusia yang berdosa. Yesus menegur kejahatan yang dilakukan umat Israel dan para pemimpin agama dengan mengambil gambaran tentang penggarap kebun anggur. Para penggarap kebun itu menyiksa dan membunuh hamba-hamba dari pemilik kebun, gambaran dari orang-orang Yahudi yang membunuh nabi-nabi.Mereka juga membunuh anak pemilik kebun, gambaran dari orang-orang Yahudi yang membunuh Yesus (37-38).Yesus sebenarnya sedang mengungkapkan kenyataan yang sepertinya tidak masuk akal, tetapi benar. Yesus sendiri adalah Anak Allah yang dikirim ke dalam dunia yang jahat, tetapi Ia mati disalib oleh karena kejahatan mereka.

Kesadaran rohani akan betapa berdosanya kita dulu dan betapa besarnya anugerah Allah kepada kita, akan memampukan kita hidup di dalam kerendahan hati dan ucapan syukur.

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/03/04/

Sumber : www.sabda.org

Alberthiene Endah luncurkan bbiografi/b Eloy Zalukhu - Antaranews.com

Penulis Alberthiene Endah saat peluncuran buku "Eloy". (ANTARA News/Nanien Yuniar)

Berita Terkait

Galeri Terkait

Buku Biografi JK
Biografi Sutiyoso

Jakarta (ANTARA News) - Penulis Alberthiene Endah menceritakan kehidupan motivator Eloy Zalukhu dalam karya ke-28 berjudul "Eloy".

AE, nama panggilan Alberthiene, sudah menulis beragam biografi tokoh ternama, mulai dari Chrisye, Titiek Puspa, Krisdayanti, Ani Bambang Yudhoyono, hingga Jokowi.

AE mengatakan bukan hanya tokoh terkenal saja yang bisa dijadikan biografi. Orang biasa pun punya banyak cerita yang luar biasa, lanjutnya.

"Kita harus gali cerita tentang orang yang nggak dikenal publik, tapi punya kisah yang lebih luar biasa dari orang terkenal. Eloy salah satunya," kata AE di peluncuran buku "Eloy", Jumat.

"Eloy" bercerita tentang perjuangan anak pedalaman Nias yang menempuh beragam jalan berliku hingga kini menjadi business trainer ternama.

Eloy semasa kecil hidup tanpa listrik dan baru melihat mobil pada umur sepuluh tahun. Bermimpi meneruskan sekolah hingga tingkat atas pun tidak terbayang karena lokasi yang tidak terjangkau.

Ternyata Eloy bisa menikmati bangku sekolah di Jakarta hingga Melbourne berkat kebaikan hati pria Amerika yang peduli pada nasib anak pedalaman.

Namun, di tengah jalan Eloy sempat terjerumus ke dalam arus Narkoba hingga mencoba bunuh diri.

"Itu jadi turning point saya," ujar Eloy lalu mengatakan bahwa saat itu awal dia mulai membenahi hidup.

Eloy kini menjadi theocentric motivator, business trainer, dan executive coach. Dia juga memiliki yayasan yang memberikan beasiswa untuk seribu anak Indonesia hingga tingkat sarjana.

AE meracik kisah "Eloy" dalam bentuk penulisan novel berbasis kisah nyata untuk membuat alur yang lebih dapat dinikmati pembaca. Gaya AE menulis kisah nyata dipuji oleh Eloy.

"AE itu hebat, bahkan saya masih bisa nangis kalau baca buku ini. Dia bisa memilih rangkaian kata yang membuat pembaca tersentuh," puji pria yang sudah menerbitkan buku "Life Success Triangle" itu.

(nan)

Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2013

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

Sumber : www.antaranews.com

Alberthiene Endah luncurkan bbiografi/b Eloy Zalukhu - Antaranews.com

Penulis Alberthiene Endah saat peluncuran buku "Eloy". (ANTARA News/Nanien Yuniar)

Berita Terkait

Galeri Terkait

Buku Biografi JK
Biografi Sutiyoso

Jakarta (ANTARA News) - Penulis Alberthiene Endah menceritakan kehidupan motivator Eloy Zalukhu dalam karya ke-28 berjudul "Eloy".

AE, nama panggilan Alberthiene, sudah menulis beragam biografi tokoh ternama, mulai dari Chrisye, Titiek Puspa, Krisdayanti, Ani Bambang Yudhoyono, hingga Jokowi.

AE mengatakan bukan hanya tokoh terkenal saja yang bisa dijadikan biografi. Orang biasa pun punya banyak cerita yang luar biasa, lanjutnya.

"Kita harus gali cerita tentang orang yang nggak dikenal publik, tapi punya kisah yang lebih luar biasa dari orang terkenal. Eloy salah satunya," kata AE di peluncuran buku "Eloy", Jumat.

"Eloy" bercerita tentang perjuangan anak pedalaman Nias yang menempuh beragam jalan berliku hingga kini menjadi business trainer ternama.

Eloy semasa kecil hidup tanpa listrik dan baru melihat mobil pada umur sepuluh tahun. Bermimpi meneruskan sekolah hingga tingkat atas pun tidak terbayang karena lokasi yang tidak terjangkau.

Ternyata Eloy bisa menikmati bangku sekolah di Jakarta hingga Melbourne berkat kebaikan hati pria Amerika yang peduli pada nasib anak pedalaman.

Namun, di tengah jalan Eloy sempat terjerumus ke dalam arus Narkoba hingga mencoba bunuh diri.

"Itu jadi turning point saya," ujar Eloy lalu mengatakan bahwa saat itu awal dia mulai membenahi hidup.

Eloy kini menjadi theocentric motivator, business trainer, dan executive coach. Dia juga memiliki yayasan yang memberikan beasiswa untuk seribu anak Indonesia hingga tingkat sarjana.

AE meracik kisah "Eloy" dalam bentuk penulisan novel berbasis kisah nyata untuk membuat alur yang lebih dapat dinikmati pembaca. Gaya AE menulis kisah nyata dipuji oleh Eloy.

"AE itu hebat, bahkan saya masih bisa nangis kalau baca buku ini. Dia bisa memilih rangkaian kata yang membuat pembaca tersentuh," puji pria yang sudah menerbitkan buku "Life Success Triangle" itu.

(nan)

Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2013

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

Sumber : www.antaranews.com

Senin, 4 Maret 2013 - KHAWATIR KETINGGALAN KAPAL (Lukas 12:22-34)

  Tampilan cetakSenin, 4 Maret 2013

Bacaan Setahun: Ulangan 8-10Nats: Janganlah khawatir tentang hidupmu... (Lukas 12:22)

Bacaan: Lukas 12:22-34

Paijo selalu khawatir ketinggalan kapal yang akan mengantarnya ke tempat kerja. Setiap pagi saat ke penyeberangan, sekalipun ia sudah datang lebih awal, ia tetap khawatir. Suatu hari ia melihat kapal langganannya sudah berjarak satu meter dari dermaga. Ia pun berlari sekencang mungkin, lalu nekat melompat ke atasnya. Meskipun jasnya robek karena tersangkut paku, ia merasa lega. Namun, ternyata kapal itu bukannya hendak berangkat, melainkanbaru akan merapat! Konyol, bukan?

Nyatanya, banyak orang, termasuk orang Kristen, yang hidupnya dikuasai kekhawatiran. Memang tidak dapat disangkal, keadaan dunia ini semakin lama bukannya semakin baik, melainkan justru semakin rusak. Tetapi, haruskah hal itu menjadi alasan bagi kita untuk hidup dalam kecemasan dan kegelisahan? Jika demikian, apakah bedanya kehidupan kita dengan kehidupan orang yang tidak mengenal Allah? Bagi orang percaya, ada satu alasan kuat untuk tidak perlu khawatir dalam hidup ini. Alasan itu tidak lain: Bapa kita di surga berjanji akan memelihara kita.

Adakah seorang bapak yang membiarkan anaknya mati kelaparan? Bapak yang baik tidak akan tega melakukannya. Terlebih lagi Bapa kita di surga! Jika saat ini kita sedang diperhadapkan pada kebutuhan yang harus segera dipenuhi, akankah Bapa diam saja? Allah sangat tahu apa yang menjadi kebutuhan kita dan Dia tahu bagaimana memberikan yang terbaik kepada anak-Nya. Untuk apa lagi kita mengkhawatirkan kehidupan kita? Hidup kita ada di dalam pemeliharaan-Nya! --PET

JIKA BURUNG DI UDARA SAJA DIBERI MAKAN OLEH BAPA DISURGA, MASIHKAH KITA MERAGUKAN PEMELIHARAANNYA?

Anda diberkati melalui Renungan Harian?Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/03/04/

Sumber : www.sabda.org

KITA ADALAH SAUDARA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Maret 2013 -

Baca:  Roma 15:1-13

"Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah."  Roma 15:7

Dalam renungan tanggal 2 Januari 2013 lalu dijelaskan bahwa kerukunan antar jemaat mendatangkan berkat dari Tuhan.  Dimana ada kerukunan,  "... ke sanalah Tuhan memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya."  (Mazmur 133:3b).

     Sebagai anggota jemaat Tuhan, kita harus berusaha untuk menciptakan kerukunan satu sama lain, supaya gereja tetap kuat dah kokoh.  Meski memiliki latar belakang yang berbeda-beda  (status, suku, pendidikan dan sebagainya)  kita adalah satu, "...sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh,"  (1 Korintus 12:12).  Jadi kita harus menerima dan memperlakukan orang lain sebagai saudara, sebagaimana Kristus telah menerima dan melayani jiwa-jiwa tanpa pandang bulu,  "supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan. Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita."  (1 Korintus 12:25-26).  Keadaan ini tidak akan menjadi kenyataan bila kita tidak menjadikan Kristus sebagai satu-satunya teladan dalam hidup ini.  Kita tidak mungkin dapat memiliki hubungan yang baik dengan orang lain apabila hubungan kita dengan Tuhan juga tidak baik.

     Ketahuilah bahwa Tuhan mengutus gerejaNya menjadi berkat di tengah-tengah dunia yang dipenuhi pertikaian dan permusuhan ini.  Namun bagaimana kita bisa menjadi kesaksian dan memenangkan jiwa bagi Kerajaan Allah apabila di antara umat Tuhan terjadi iri hati, perselisihan, kebencian, keributan dan saling mempertahankan ego masing-masing?  Bukankah ini akan menjadi batu sandungan bagi orang di luar Tuhan?  Bukankah tujuan kerukunan orang percaya di dalam gereja adalah supaya nama Tuhan dipermuliakan?  Kekristenan adalah kasih,  "Karena itu tunjukkanlah kepada mereka di hadapan jemaat-jemaat bukti kasihmu..."  (2 Korintus 8:24),  "...bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran."  (1 Yohanes 3:18).

Jemaat gereja mula-mula rukun dan bersatu, karena itu  "...tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan."  Kisah 2:47

Sumber : airhidupblog.blogspot.com

Senin, 4 Maret 2013 - Kesadaran rohani (Matius 21:28-46)

  Tampilan cetakSenin, 4 Maret 2013

Judul: Kesadaran rohaniJohn Newton menyadari bahwa di sepanjang hidupnya ia menerima banyak anugerah Allah. Pada usia 80 tahun, John menjadi pikun. Namun ia berkata, "Tetapi ada dua hal yang saya tidak bisa lupa, bahwa saya adalah pendosa besar, dan bahwa Yesus Kristus adalah Juruselamat yang Besar."

Dari dua perumpamaan, kita akan belajar tentang dua kesadaran rohani yang harus dimiliki saat berhadapan dengan kebesaran anugerah Allah. Pertama, kesadaran bahwa kita dahulu adalah orang-orang yang pernah melawan Tuhan, tetapi kemudian sadar dan menyesali dosa-dosa kita. Sikap pemimpin Yahudi seperti anak sulung yang ketika diperintahkan oleh sang bapak bersikap seolah-olah menaati kehendak bapaknya, tetapi tidak melakukan. Meskipun anak sulung terlihat sopan dan hormat di luar, di dalam hatinya dia tidak hormat. Di sisi lain, Yesus menggambarkan sikap orang-orang berdosa sebagai anak bungsu (32). Ia terlihat kasar, tetapi dia jujur walaupun salah dan akhirnya menyesal/ bertobat. Yesus memperingatkan kita jangan sampai di luar kita terlihat taat melakukan apa yang Tuhan perintahkan, tetapi hati kita jauh dari Tuhan.

Kedua, kesadaran akan betapa berdosanya kita dan betapa tidak terpahaminya kasih Allah kepada kita manusia yang berdosa. Yesus menegur kejahatan yang dilakukan umat Israel dan para pemimpin agama dengan mengambil gambaran tentang penggarap kebun anggur. Para penggarap kebun itu menyiksa dan membunuh hamba-hamba dari pemilik kebun, gambaran dari orang-orang Yahudi yang membunuh nabi-nabi.Mereka juga membunuh anak pemilik kebun, gambaran dari orang-orang Yahudi yang membunuh Yesus (37-38).Yesus sebenarnya sedang mengungkapkan kenyataan yang sepertinya tidak masuk akal, tetapi benar. Yesus sendiri adalah Anak Allah yang dikirim ke dalam dunia yang jahat, tetapi Ia mati disalib oleh karena kejahatan mereka.

Kesadaran rohani akan betapa berdosanya kita dulu dan betapa besarnya anugerah Allah kepada kita, akan memampukan kita hidup di dalam kerendahan hati dan ucapan syukur.

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/03/04/

Sumber : www.sabda.org

Sabtu, 02 Maret 2013

Minggu, 3 Maret 2013 - Kepastian dan pengharapan! (Mazmur 98)

  Tampilan cetakMinggu, 3 Maret 2013

Judul: Kepastian dan pengharapan!Semua orang Kristen memiliki pengharapan bahwa Yesus akan datang kembali untuk menghakimi dunia ini dan memberikan keselamatan bagi umat-Nya. Pengharapan ini lahir dari kenyataan sejarah bahwa Dia sudah datang pada masa lampau dan mengalahkan dosa dan maut. Masa di antara kedatangan-Nya yang pertama dan kedua menjadi penting untuk melayani Dia dengan memberitakan Injil agar banyak jiwa dimenangkan kepada-Nya.

Mazmur 98 adalah pujian yang lahir dari kepastian (1-3) dan pengharapan (4-9). Ada kepastian bahwa Tuhan telah berkarya untuk keselamatan umat-Nya. Allah Israel adalah Allah yang berjaya memelihara umat-Nya dengan kasih setia dan keadilan. Oleh karena kasih setia-Nya, walau Israel sering tidak setia dan berontak, Dia tetap memelihara mereka bahkan menjadikan mereka saksi-saksi-Nya. Namun, karena keadilan-Nya, Ia juga harus menghukum mereka. Berbagai hukuman, mulai dari gagal panen sampai kalah perang dan dijajah musuh telah mereka alami. Keadilan Allah menjamin bahwa kalau Israel bertobat, pengampunan akan diberikan.

Ada pengharapan bagi bangsa-bangsa, bahwa keselamatan dan keadilan-Nya juga untuk mereka (9). Setiap bangsa dan umat manusia di seluruh bumi (4) dipanggil untuk memuji dan menyembah Allah. Hanya dengan hidup percaya dan mengandalkan Allah Israel, semua bangsa di bumi akan menikmati kebaikan Allah seperti yang dialami Israel. Itu berarti bagi bangsa-bangsa keadilan-Nya juga ditegakkan. Ia akan menghajar dan menghukum mereka dalam kasih, seperti kepada umat-Nya.

Kita yang percaya Yesus memiliki kepastian keselamatan.Kita hidup dalam kebenaran dan keadilan. Hidup seperti itu adalah kesaksian bagi mereka yang belum menjadi umat-Nya.melalui kesaksian kita, tentu oleh anugerah keselamatan-Nya, mereka juga beroleh keselamatan.

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/03/03/

Sumber : www.sabda.org

PENTINGKAN FIRMAN TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Maret 2013 -

Baca:  2 Timotius 3:10-17

"Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus."  2 Timotius 3:15

Apakah Saudara membaca Alkitab setiap hari?  Mungkin ada yang berkata tidak sempat.  Kita seringkali sulit menyediakan waktu membaca Alkitab dan berdoa.  Tapi untuk hal-hal lain?  Masih banyak orang Kristen yang walaupun sudah mengikut Tuhan selama bertahun-tahun belum juga membaca Alkitab secara keseluruhan mulai dari kitab Kejadian sampai Wahyu.

     Memang kita akui tidak mudah mendisiplinkan diri membaca Alkitab secara rutin.  Bahkan tidak sedikit orang Kristen yang hanya membuka Alkitabnya saat ibadah di gereja, padahl  "... Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya...Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman,"  (Roma 1:16-17).  Jangan sekali-kali meremehkan Injil, karena di dalamnya terkandung isi hati, kehendak, rencana, jalan dan janji-janji Tuhan.  Itulah sebabnya Tuhan memerintahkan kepada Yosua demikian,  "Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung."  (Yosua 1:8).

     Alkitab berisikan ajaran dan petunjuk Tuhan yang bertujuan  "...mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran."  (2 Timotius 3:16).  Dengan membaca Alkitab langkah hidup kita diarahkan kepada jalan kebenaran Tuhan;  kita juga diingatkan kembali tentang kuasa, kasih, kebaikan, kemurahan, perlindungan dan kepedulianNya kepada kita.  Selain itu kita dapat meneladani kehidupan orang-orang pilihanNya, bagaimana mereka melewati setiap proses dan betapa Tuhan menyatakan kuasaNya atas mereka.  "Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci."  (Roma 15:4).

Alkitab memberikan kekuatan dan pengharapan yang pasti bagi orang percaya, karena tidak ada janji-janji Tuhan yang tidak ditepatiNya!

Sumber : airhidupblog.blogspot.com

Minggu, 3 Maret 2013 - Kepastian dan pengharapan! (Mazmur 98)

  Tampilan cetakMinggu, 3 Maret 2013

Judul: Kepastian dan pengharapan!Semua orang Kristen memiliki pengharapan bahwa Yesus akan datang kembali untuk menghakimi dunia ini dan memberikan keselamatan bagi umat-Nya. Pengharapan ini lahir dari kenyataan sejarah bahwa Dia sudah datang pada masa lampau dan mengalahkan dosa dan maut. Masa di antara kedatangan-Nya yang pertama dan kedua menjadi penting untuk melayani Dia dengan memberitakan Injil agar banyak jiwa dimenangkan kepada-Nya.

Mazmur 98 adalah pujian yang lahir dari kepastian (1-3) dan pengharapan (4-9). Ada kepastian bahwa Tuhan telah berkarya untuk keselamatan umat-Nya. Allah Israel adalah Allah yang berjaya memelihara umat-Nya dengan kasih setia dan keadilan. Oleh karena kasih setia-Nya, walau Israel sering tidak setia dan berontak, Dia tetap memelihara mereka bahkan menjadikan mereka saksi-saksi-Nya. Namun, karena keadilan-Nya, Ia juga harus menghukum mereka. Berbagai hukuman, mulai dari gagal panen sampai kalah perang dan dijajah musuh telah mereka alami. Keadilan Allah menjamin bahwa kalau Israel bertobat, pengampunan akan diberikan.

Ada pengharapan bagi bangsa-bangsa, bahwa keselamatan dan keadilan-Nya juga untuk mereka (9). Setiap bangsa dan umat manusia di seluruh bumi (4) dipanggil untuk memuji dan menyembah Allah. Hanya dengan hidup percaya dan mengandalkan Allah Israel, semua bangsa di bumi akan menikmati kebaikan Allah seperti yang dialami Israel. Itu berarti bagi bangsa-bangsa keadilan-Nya juga ditegakkan. Ia akan menghajar dan menghukum mereka dalam kasih, seperti kepada umat-Nya.

Kita yang percaya Yesus memiliki kepastian keselamatan.Kita hidup dalam kebenaran dan keadilan. Hidup seperti itu adalah kesaksian bagi mereka yang belum menjadi umat-Nya.melalui kesaksian kita, tentu oleh anugerah keselamatan-Nya, mereka juga beroleh keselamatan.

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/03/03/

Sumber : www.sabda.org

Minggu, 3 Maret 2013 - SENGAT YESUS (Lukas 7:36-50)

  Tampilan cetakMinggu, 3 Maret 2013

Bacaan Setahun: Ulangan 5-7Nats: Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. (Lukas 7:44)

Bacaan: Lukas 7:36-50

Pernah kena sengat lebah? Rasanya sakit luar biasa. Tetapi, ada sengat lain. Namanya sengat Yesus. Mau tahu? Namanya Simon, ia bukan orang sembarangan. Pertama, ia seorang Farisi. Kedua, ia mengundang Yesus makan di rumahnya. Artinya, ia terbuka terhadap Yesus dan berani menentang arus kelompoknya. Namun, Simon terkena "sengat" Yesus ketika ia diam-diam mempertanyakan kenabian Yesus, yang membiarkan seorang perempuan berdosa mengurapi kaki-Nya dengan minyak wangi. Yesus justru memuji perempuan berdosa itu dan menyatakan bahwa dosanya sudah diampuni. "Dosanya yang banyak itu sudah diampuni sebab ia banyak berbuat kasih... dan orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih, " kata Yesus.

Yesus tidak bermaksud mengatakan bahwa supaya diampuni, orang harus berbuat banyak kasih atau beramal. Sebaliknya, berbuat kasih baru mungkin ketika orang menyadari bahwa dosanya yang banyak itu telah dihapuskan. Seperti orang yang haus, semakin haus ia, semakin ia mampu menikmati kesegaran air minumnya. Yesus "menyengat" Simon, yang tidak mampu melihat bahwa orang berdosa yang sadar diri bisa amat sangat mencintai Tuhan! Keberdosaan bukan alangan bagi cintanya kepada Tuhan, dan juga bukan alangan bagi rahmat Tuhan untuk merengkuhnya.

Apakah kita tidak seperti Simon? Bila kita memonopoli kasih Tuhan, bila kita mengotak-ngotakkan secara beku orang yang bersalah dan menganggapnya aneh bila ia mendekat kepada Tuhan, maka kitalah si Simon itu. Dan, Simon disengat oleh Yesus! --DKL

TUHAN SENGATLAH JIWAKU YANG BEKU,AGAR CAIR DAN LEMBUT OLEH KASIH-MU

Anda diberkati melalui Renungan Harian?Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/03/03/

Sumber : www.sabda.org

INTIMACY (KEINTIMAN): Kunci Mengerjakan Misi

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Maret 2013 -

Baca:  Yesaya 42:1-9

"Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya,..."  Yesaya 42:1

Sebelum melangkah ke luar mengerjakan misi Tuhan, kita harus mempersiapkan diri terlebih dahulu sebab panggilan melayani berkenaan dengan hati yang rela menyerahkan diri kepada Tuhan, seperti Yesaya:  "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"  (Yesaya 6:8).

     Panggilan adalah dasar pelayanan kita.  Jadi keterlibatan kita dalam melayani Tuhan bukan karena adanya keterpaksaan, ikut-ikutan, ajang pamer, apalagi disertai dengan motivasi yang tidak benar  (terselubung).  Bagaimana supaya hati kita benar-benar siap dan layak untuk melayani Dia?  Kita harus memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan.  Semakin kita karib dengan Tuhan semakin Ia membentuk dan memproses kita sesuai dengan rencanaNya.  Alkitab mencatat,  "Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman Tuhan dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?"  (Yeremia 23:9).  Dengan firmannya, Tuhan membersihkan dan menghancurkan hal-hal yang tidak berkenan yang masih ada di dalam kita.  Tertulis:  "...setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah."  (Yohanes 15:2).

     Kekariban seseorang dengan Tuhan akan membawa dampak di setiap pelayanan, sebab Tuhan berkata,  "Kepada orang yang karib kepada-Ku Kunyatakan kekudusan-Ku,"  (Imamat 10:3).  Karena karib dengan Tuhan karakter Musa berubah dari keras menjadi lemah lembut, bahkan kelembutannya  "...lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi."  (Bilangan 12:3).  Karena itu, Musa dipercaya Tuhan untuk memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir menuju Tanah Perjanjian Daud, hidupnya dipakai Tuhan secara luar biasa sebagai upah dari keintimannya dengan Tuhan.  Daud berkata,  "...lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain;"  (Mazmur 84:11), karena itu  "Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari."  (Mazmur 119:97).  Perhatikan pula yang dilakukan Daniel,  "Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya."  (Daniel 6:11).

Tuhan memakai orang-orang yang hatinya senantiasa melekat kepadaNya!

Sumber : airhidupblog.blogspot.com

Sabtu, 2 Maret 2013 - Jangan Mengabaikan kebenaran (Matius 21:23-27)

  Tampilan cetakSabtu, 2 Maret 2013

Judul: Jangan Mengabaikan kebenaranDi dalam pengadilan, terdakwa atau saksi disumpah untuk mengucapkan kebenaran dan tak ada yang lain kecuali kebenaran. Saat mereka mengabaikan kebenaran, hal itu berdampak buruk kepada diri sendiri juga orang lain. Para imam dan tua-tua Yahudi dalam bacaan hari ini telah mengabaikan kebenaran.Apa yang terjadi ketika kita mengabaikan kebenaran?

Pertama, kita menjadi tidak fokus terhadap hal yang esensial. Para pemuka Yahudi ini mendatangi Yesus saat Ia mengajar. Mereka mempertanyakan sumber kuasa Yesus di dalam menyembuhkan orang sakit (14), menyucikan Bait Allah (12-13), dan mengajar (23). Pertanyaan mereka menunjukkan bahwa mereka tidak memedulikan kebenaran.Mereka berkeras hati menolak kebenaran yang sudah nyata. Yesus mengajak mereka kembali membicarakan kebenaran. Ia tidak menjawab pertanyaan mereka secara langsung. Ia menjawab dengan memberikan pertanyaan tentang Yohanes Pembaptis karena Yohanes Pembaptis mengakui Yesus sebagai Anak Allah. Kalau mereka mengakui bahwa Yohanes Pembaptis dari Allah, mereka harus mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah, sehingga memiliki kuasa untuk melakukan apa yang Ia lakukan.

Kedua, kita bisa jatuh di dalam pragmatisme. Para pemuka Yahudi ini telah jatuh ke dalam pragmatisme, yang hanya mementingkan hasil akhir tanpa memedulikan benar tidaknya cara yang ditempuh. Tujuan mereka bukan mencari kebenaran, tetapi apa yang menguntungkan mereka. Orang yang lebih mementingkan keuntungan diri sendiri daripada prinsip, biasanya tidak akan menanyakan apakah sesuatu itu benar, tetapi hanya apa yang aman untuk dikatakan. Pragmatisme juga telah membuat mereka tidak takut kepada Allah, sehingga mereka berani berdusta (27), sekalipun mereka sebenarnya tahu apa yang benar yang harus dikatakan.

Marilah kita mengarahkan hidup kita pada kebenaran firman Tuhan dan menjauhkan diri kita dari pragmatisme, melihat setiap aspek kehidupan kita dari sudut pandang kebenaran firman Tuhan.

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/03/02/

Sumber : www.sabda.org

Alberthiene Endah luncurkan bbiografi/b Eloy Zalukhu - Antaranews.com

Penulis Alberthiene Endah saat peluncuran buku "Eloy". (ANTARA News/Nanien Yuniar)

Berita Terkait

Galeri Terkait

Buku Biografi JK
Biografi Sutiyoso

Jakarta (ANTARA News) - Penulis Alberthiene Endah menceritakan kehidupan motivator Eloy Zalukhu dalam karya ke-28 berjudul "Eloy".

AE, nama panggilan Alberthiene, sudah menulis beragam biografi tokoh ternama, mulai dari Chrisye, Titiek Puspa, Krisdayanti, Ani Bambang Yudhoyono, hingga Jokowi.

AE mengatakan bukan hanya tokoh terkenal saja yang bisa dijadikan biografi. Orang biasa pun punya banyak cerita yang luar biasa, lanjutnya.

"Kita harus gali cerita tentang orang yang nggak dikenal publik, tapi punya kisah yang lebih luar biasa dari orang terkenal. Eloy salah satunya," kata AE di peluncuran buku "Eloy", Jumat.

"Eloy" bercerita tentang perjuangan anak pedalaman Nias yang menempuh beragam jalan berliku hingga kini menjadi business trainer ternama.

Eloy semasa kecil hidup tanpa listrik dan baru melihat mobil pada umur sepuluh tahun. Bermimpi meneruskan sekolah hingga tingkat atas pun tidak terbayang karena lokasi yang tidak terjangkau.

Ternyata Eloy bisa menikmati bangku sekolah di Jakarta hingga Melbourne berkat kebaikan hati pria Amerika yang peduli pada nasib anak pedalaman.

Namun, di tengah jalan Eloy sempat terjerumus ke dalam arus Narkoba hingga mencoba bunuh diri.

"Itu jadi turning point saya," ujar Eloy lalu mengatakan bahwa saat itu awal dia mulai membenahi hidup.

Eloy kini menjadi theocentric motivator, business trainer, dan executive coach. Dia juga memiliki yayasan yang memberikan beasiswa untuk seribu anak Indonesia hingga tingkat sarjana.

AE meracik kisah "Eloy" dalam bentuk penulisan novel berbasis kisah nyata untuk membuat alur yang lebih dapat dinikmati pembaca. Gaya AE menulis kisah nyata dipuji oleh Eloy.

"AE itu hebat, bahkan saya masih bisa nangis kalau baca buku ini. Dia bisa memilih rangkaian kata yang membuat pembaca tersentuh," puji pria yang sudah menerbitkan buku "Life Success Triangle" itu.

(nan)

Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2013

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

Sumber : www.antaranews.com

Alberthiene Endah luncurkan bbiografi/b Eloy Zalukhu - Antaranews.com

Penulis Alberthiene Endah saat peluncuran buku "Eloy". (ANTARA News/Nanien Yuniar)

Berita Terkait

Galeri Terkait

Buku Biografi JK
Biografi Sutiyoso

Jakarta (ANTARA News) - Penulis Alberthiene Endah menceritakan kehidupan motivator Eloy Zalukhu dalam karya ke-28 berjudul "Eloy".

AE, nama panggilan Alberthiene, sudah menulis beragam biografi tokoh ternama, mulai dari Chrisye, Titiek Puspa, Krisdayanti, Ani Bambang Yudhoyono, hingga Jokowi.

AE mengatakan bukan hanya tokoh terkenal saja yang bisa dijadikan biografi. Orang biasa pun punya banyak cerita yang luar biasa, lanjutnya.

"Kita harus gali cerita tentang orang yang nggak dikenal publik, tapi punya kisah yang lebih luar biasa dari orang terkenal. Eloy salah satunya," kata AE di peluncuran buku "Eloy", Jumat.

"Eloy" bercerita tentang perjuangan anak pedalaman Nias yang menempuh beragam jalan berliku hingga kini menjadi business trainer ternama.

Eloy semasa kecil hidup tanpa listrik dan baru melihat mobil pada umur sepuluh tahun. Bermimpi meneruskan sekolah hingga tingkat atas pun tidak terbayang karena lokasi yang tidak terjangkau.

Ternyata Eloy bisa menikmati bangku sekolah di Jakarta hingga Melbourne berkat kebaikan hati pria Amerika yang peduli pada nasib anak pedalaman.

Namun, di tengah jalan Eloy sempat terjerumus ke dalam arus Narkoba hingga mencoba bunuh diri.

"Itu jadi turning point saya," ujar Eloy lalu mengatakan bahwa saat itu awal dia mulai membenahi hidup.

Eloy kini menjadi theocentric motivator, business trainer, dan executive coach. Dia juga memiliki yayasan yang memberikan beasiswa untuk seribu anak Indonesia hingga tingkat sarjana.

AE meracik kisah "Eloy" dalam bentuk penulisan novel berbasis kisah nyata untuk membuat alur yang lebih dapat dinikmati pembaca. Gaya AE menulis kisah nyata dipuji oleh Eloy.

"AE itu hebat, bahkan saya masih bisa nangis kalau baca buku ini. Dia bisa memilih rangkaian kata yang membuat pembaca tersentuh," puji pria yang sudah menerbitkan buku "Life Success Triangle" itu.

(nan)

Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2013

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

Sumber : www.antaranews.com

Jumat, 01 Maret 2013

Sabtu, 2 Maret 2013 - MENANGIS (Yohanes 11:33-44)

  Tampilan cetakSabtu, 2 Maret 2013

Bacaan Setahun: Ulangan 3-4Nats: Lalu menangislah Yesus. (Yohanes 11:35)

Bacaan: Yohanes 11:33-44

Dalam banyak kebudayaan, menangis adalah tanda kelemahan. Karena itu, orang cenderung diajar untuk menahan diri dari menangis. Pemahaman ini biasanya berlaku terutama bagi kaum laki-laki. Di dalam masyarakat, sejak kecil anak laki-laki sudah diajar untuk tidak menangis dengan alasan karena "laki-laki tidak seharusnya menangis".

Pemahaman seperti ini jelas kurang tepat. Yesus pun pernah menangis. Dia bahkan melakukannya di depan banyak orang, seperti yang tercatat dalam perikop hari ini. Saat itu Lazarus, salah satu sahabat Yesus, meninggal dunia. Maria dan orang-orang lain yang ada di sana datang menjemput-Nya dengan berlinang air mata. Situasi ini membuat Yesus terharu dan kemudian menangis. Dia tidak menahan diri-Nya. Tangisan Yesus ini juga tidak dinilai negatif oleh orang-orang yang melihatnya. Justru mereka melihat betapa Yesus mengasihi Lazarus melalu tangisan tersebut (ay. 36).

Menangis adalah suatu mekanisme alami yang Tuhan ciptakan untuk menjadi penyaluran perasaan kita, terutama ketika perasaan itu meluap tak terkendali. Perasaan ini bisa berupa kesedihan, kesakitan, kemarahan, bisa juga kegembiraan. Ketika seseorang tidak mampu menyalurkan perasaan yang meluap ini, tidak jarang hal itu menjadi sumber masalah dalam hidupnya. Ketika kita menangis, perasaan tersebut akan tersalurkan sehingga kita merasa lega dan dapat mengendalikan diri lagi. Karena itu, kalau memang Anda merasa perlu menangis untuk menyalurkan perasaan Anda, menangislah. --ALS

MENANGIS BUKANLAH TANDA KELEMAHANMALAH DAPAT MENJADI SUMBER KELEGAAN

Anda diberkati melalui Renungan Harian?Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/03/02/

Sumber : www.sabda.org

Sabtu, 2 Maret 2013 - Jangan Mengabaikan kebenaran (Matius 21:23-27)

  Tampilan cetakSabtu, 2 Maret 2013

Judul: Jangan Mengabaikan kebenaranDi dalam pengadilan, terdakwa atau saksi disumpah untuk mengucapkan kebenaran dan tak ada yang lain kecuali kebenaran. Saat mereka mengabaikan kebenaran, hal itu berdampak buruk kepada diri sendiri juga orang lain. Para imam dan tua-tua Yahudi dalam bacaan hari ini telah mengabaikan kebenaran.Apa yang terjadi ketika kita mengabaikan kebenaran?

Pertama, kita menjadi tidak fokus terhadap hal yang esensial. Para pemuka Yahudi ini mendatangi Yesus saat Ia mengajar. Mereka mempertanyakan sumber kuasa Yesus di dalam menyembuhkan orang sakit (14), menyucikan Bait Allah (12-13), dan mengajar (23). Pertanyaan mereka menunjukkan bahwa mereka tidak memedulikan kebenaran.Mereka berkeras hati menolak kebenaran yang sudah nyata. Yesus mengajak mereka kembali membicarakan kebenaran. Ia tidak menjawab pertanyaan mereka secara langsung. Ia menjawab dengan memberikan pertanyaan tentang Yohanes Pembaptis karena Yohanes Pembaptis mengakui Yesus sebagai Anak Allah. Kalau mereka mengakui bahwa Yohanes Pembaptis dari Allah, mereka harus mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah, sehingga memiliki kuasa untuk melakukan apa yang Ia lakukan.

Kedua, kita bisa jatuh di dalam pragmatisme. Para pemuka Yahudi ini telah jatuh ke dalam pragmatisme, yang hanya mementingkan hasil akhir tanpa memedulikan benar tidaknya cara yang ditempuh. Tujuan mereka bukan mencari kebenaran, tetapi apa yang menguntungkan mereka. Orang yang lebih mementingkan keuntungan diri sendiri daripada prinsip, biasanya tidak akan menanyakan apakah sesuatu itu benar, tetapi hanya apa yang aman untuk dikatakan. Pragmatisme juga telah membuat mereka tidak takut kepada Allah, sehingga mereka berani berdusta (27), sekalipun mereka sebenarnya tahu apa yang benar yang harus dikatakan.

Marilah kita mengarahkan hidup kita pada kebenaran firman Tuhan dan menjauhkan diri kita dari pragmatisme, melihat setiap aspek kehidupan kita dari sudut pandang kebenaran firman Tuhan.

Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/03/02/

Sumber : www.sabda.org

INTIMACY (KEINTIMAN): Kunci Mengerjakan Misi

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Maret 2013 -

Baca:  Yesaya 42:1-9

"Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya,..."  Yesaya 42:1

Sebelum melangkah ke luar mengerjakan misi Tuhan, kita harus mempersiapkan diri terlebih dahulu sebab panggilan melayani berkenaan dengan hati yang rela menyerahkan diri kepada Tuhan, seperti Yesaya:  "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"  (Yesaya 6:8).

     Panggilan adalah dasar pelayanan kita.  Jadi keterlibatan kita dalam melayani Tuhan bukan karena adanya keterpaksaan, ikut-ikutan, ajang pamer, apalagi disertai dengan motivasi yang tidak benar  (terselubung).  Bagaimana supaya hati kita benar-benar siap dan layak untuk melayani Dia?  Kita harus memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan.  Semakin kita karib dengan Tuhan semakin Ia membentuk dan memproses kita sesuai dengan rencanaNya.  Alkitab mencatat,  "Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman Tuhan dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?"  (Yeremia 23:9).  Dengan firmannya, Tuhan membersihkan dan menghancurkan hal-hal yang tidak berkenan yang masih ada di dalam kita.  Tertulis:  "...setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah."  (Yohanes 15:2).

     Kekariban seseorang dengan Tuhan akan membawa dampak di setiap pelayanan, sebab Tuhan berkata,  "Kepada orang yang karib kepada-Ku Kunyatakan kekudusan-Ku,"  (Imamat 10:3).  Karena karib dengan Tuhan karakter Musa berubah dari keras menjadi lemah lembut, bahkan kelembutannya  "...lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi."  (Bilangan 12:3).  Karena itu, Musa dipercaya Tuhan untuk memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir menuju Tanah Perjanjian Daud, hidupnya dipakai Tuhan secara luar biasa sebagai upah dari keintimannya dengan Tuhan.  Daud berkata,  "...lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain;"  (Mazmur 84:11), karena itu  "Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari."  (Mazmur 119:97).  Perhatikan pula yang dilakukan Daniel,  "Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya."  (Daniel 6:11).

Tuhan memakai orang-orang yang hatinya senantiasa melekat kepadaNya!

Sumber : airhidupblog.blogspot.com

Alberthiene Endah luncurkan bbiografi/b Eloy Zalukhu - Antaranews.com

Penulis Alberthiene Endah saat peluncuran buku "Eloy". (ANTARA News/Nanien Yuniar)

Berita Terkait

Galeri Terkait

Buku Biografi JK
Biografi Sutiyoso

Jakarta (ANTARA News) - Penulis Alberthiene Endah menceritakan kehidupan motivator Eloy Zalukhu dalam karya ke-28 berjudul "Eloy".

AE, nama panggilan Alberthiene, sudah menulis beragam biografi tokoh ternama, mulai dari Chrisye, Titiek Puspa, Krisdayanti, Ani Bambang Yudhoyono, hingga Jokowi.

AE mengatakan bukan hanya tokoh terkenal saja yang bisa dijadikan biografi. Orang biasa pun punya banyak cerita yang luar biasa, lanjutnya.

"Kita harus gali cerita tentang orang yang nggak dikenal publik, tapi punya kisah yang lebih luar biasa dari orang terkenal. Eloy salah satunya," kata AE di peluncuran buku "Eloy", Jumat.

"Eloy" bercerita tentang perjuangan anak pedalaman Nias yang menempuh beragam jalan berliku hingga kini menjadi business trainer ternama.

Eloy semasa kecil hidup tanpa listrik dan baru melihat mobil pada umur sepuluh tahun. Bermimpi meneruskan sekolah hingga tingkat atas pun tidak terbayang karena lokasi yang tidak terjangkau.

Ternyata Eloy bisa menikmati bangku sekolah di Jakarta hingga Melbourne berkat kebaikan hati pria Amerika yang peduli pada nasib anak pedalaman.

Namun, di tengah jalan Eloy sempat terjerumus ke dalam arus Narkoba hingga mencoba bunuh diri.

"Itu jadi turning point saya," ujar Eloy lalu mengatakan bahwa saat itu awal dia mulai membenahi hidup.

Eloy kini menjadi theocentric motivator, business trainer, dan executive coach. Dia juga memiliki yayasan yang memberikan beasiswa untuk seribu anak Indonesia hingga tingkat sarjana.

AE meracik kisah "Eloy" dalam bentuk penulisan novel berbasis kisah nyata untuk membuat alur yang lebih dapat dinikmati pembaca. Gaya AE menulis kisah nyata dipuji oleh Eloy.

"AE itu hebat, bahkan saya masih bisa nangis kalau baca buku ini. Dia bisa memilih rangkaian kata yang membuat pembaca tersentuh," puji pria yang sudah menerbitkan buku "Life Success Triangle" itu.

(nan)

Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2013

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

Sumber : www.antaranews.com

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari