Sabtu, 31 Desember 2011

1 Jan 2012

HR SP MARIA BUNDA ALLAH: Bil 6:22-27; Gal 4:4-7; Luk 2:16-21

"Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya."

Pertama-tama kami ucapkan 'SELAMAT TAHUN BARU 2012', Selamat menelusuri tahun baru dan semoga dengan semangat baru juga kita mengarungi tahun 2012 ini. Hari ini tepat delapan hari setelah kelahiran Penyelamat Dunia, dan menurut tradisi pada hari ke delapan ini Sang Bayi Penyelamat Dunia harus diberi nama, "ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya". Hari ini selain Hari raya SP Maria Bunda Allah juga merupakan Hari Perdamaian Sedunia, dan bagi anggota Serikat Yesus juga merupakan hari Pesta Nama Serikat.  Bunda Maria juga sering disebut sebagai Ratu Perdamaian, maka baiklah di awal tahun ini kami mengajak anda sekalian untuk mawas diri perihal perdamaian yang menjadi dambaan semua orang di dunia ini, dan untuk itu pertama-tama marilah kita bercermin pada Bunda Maria.

"Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya" (Luk 2:19)

Di dalam masyarakat kita masa kini dalam hidup dan kerja bersama kiranya cukup banyak perkara yang muncul, ada perkara yang ringan , sedang dan berat. Di dalam pergaulan sehari-hari kita sering menghadapi hal-hal yang tidak enak, tidak sesuai dengan selera atau keinginan pribadi, yang pada umumnya membuat kita akan marah, menggerutu atau mengeluh. Marah, menggerutu atau mengeluh hemat saya merupakan bentuk permusuhan yang lembut alias kebalikan dari damai atau perdamaian. Maka kami berharap kepada anda sekalian untuk meneladan semangat Bunda Maria, ketika menghadapi sesuatu yang kurang jelas baginya atau perkara maka ia "menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya", yang berarti mempersembahkan perkara itu kepada Tuhan untuk mohon penccrahan dan bimbingan dalam menghadapinya.

Kami percaya kita semua menghadapi banyak perkara di dalam hidup sehari-hari, entah besar atau kecil. Meneladan Bunda Maria serta menjadi saksi dan pewarta perdamaian berarti menjadi perkara tersebut bahan doa atau permenungan di hadapan Tuhan. Dalam doa atau permenungan kami yakin bahwa kita akan menerima pencerahan dari Tuhan, yaitu agar kita dengan semangat kasih pengampunan menghadapi atau menyelesaikan perkara tersebut. "There is no peace without justice, there is no justice without forgiveness" (=Tiada perdamaian tanpa keadilan, tiada keadilan tanpa pengampunan), demikian tema pesan Perdamaian Sedunia dari Paus Yohanes Paulus II memasuki Millenium ketiga ini, 1 Januari 2000. Kiranya pesan tersebut masih up to date untuk kita hayati dan sebarluaskan.  

Kami percaya para ibu memiliki pengalaman menghayati kasih pengampunan tersebut, yaitu ketika sedang merawat dan mengasuh bayinya atau anak balitanya: bukankah ketika sang bayi rewel atau mengganggu anda sebagai ibunya, anda tidak mengeluh, menggerutu atau marah, melainkan dengan kasih pengampunan menimang, memeluk dan mencium sang bayi? Hendaknya pengalaman tersebut diperdalam dan diteguhkan dalam hidup sehari-hari serta disebarluaskan kepada saudara-saudarinya dalam berbagai kesempatan dan kemungkinan. Ingat akan lagu "Kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia". Dengan kata lain kepada rekan-rekan perempuan, khususnya para ibu kami harapkan dapat menjadi teladan perdamaian yang dijiwai oleh kasih pengampunan atau kerahiman. Ingatlah bahwa anda sebagai perempuan memiliki rahim dan di dalam rahimlah tumbuh berkembang yang terkasih dalam kasih pengampunan atau kerahiman. Selanjutnya kepada kita semua kami ajak untuk merenungkan perihal pemberian nama kepada Sang Bayi Penyelamat dunia, nama Yesus, sebagaimana dikatakan oleh malaikat sebelum Ia dikandung dan dilahirkan oleh Bunda Maria.

"Ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya" (Luk 2:21)

Nama Yesus kurang lebih berarti Allah menyelamatkan, maka Sang Bayi yang baru saja lahir diberi nama Yesus karena Ia adalah Penyelamat dunia. Hari ini bagi kami, anggota Serikat Yesus, merayakan pesta nama Serikat Yesus, maka dengan ini kami mengajak rekan-rekan Yesuit untuk menghayati diri sebagai sahabat-sahabat Yesus, yang berarti berpartisipasi dalam Penyelamatan Dunia. Pada masa kini, setelah pembelajaran kurang lebih selama satu tahun, Provinsi Serkat Yesus Indonesia mencanangkan opsi pelayanan dalam tiga bidang atau masalah, yaitu : kemiskinan, lingkungan hidup dan persaudaraan sejati. Jika kita cermati kemiskinan di Indonesia masih menjadi keprihatinan, demikian juga lingkungan hidup yang terus menerus dirusak oleh orang-orang yang serakah, serta persaudaraan sejati yang dirongrong oleh sekelompok ekstrimis di Indonesia ini.

"Karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!"Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah." (Gal 4:6-7). Kutipan dari surat Paulus kepada umat di Galatia di atas ini kiranya dapat menjadi inspirasi bagi untuk berpartisipasi dalam gerakan-gerakan pemberantasan kemiskinan, pelestarian lingkungan hidup maupun pemba-ngunan dan pemantapan persaudaraan sejati. Kita semua sama-sama ahli waris, dengan kata lain kita sama-sama memiliki hak dan kewajiban yang sama, meskipun kita berbeda satu sama lain. Kita sama-sama anak, maka selayaknya kita hidup saling mengasihi, memperhatikan dan menghormati, sehingga ketika ada saudara kita yang miskin kita entaskan, ketika ada yang merusak lingkungan hidup kita tegor dan ingatkan dengan rendah hati, dan ketika ada yang merongrong persaudaraan atau persahabatan sejati kita dekat dalam dan dengan kasih serta rendah hati dan lemah lembut.

Sebagai anak atau ahli waris kita memiliki Roh yang sama, semangat yang sama, yang menjadi nyata dalam keutamaan-keutamaan seperti "kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri." (Gal 5:22-23). Dalam rangka mengatasi kemiskinan, lingkungan hidup yang semakin rusak dan persaudaraan yang dirongrong, hemat saya keutamaan 'penguasaan diri' memadai untuk kita hayati dan sebarluaskan. Karena ada orang-orang yang tidak dapat menguasai diri sehingga terjadi kemiskinan, perusakan lingkungan hidup maupun perongrongan persaudaraan sejati. Menguasai diri memang tidak mudah, tetapi siapapun yang dapat menguasai diri pada umumnya tidak serakah serta sikap hidup terhadap orang lain senantiasa melayani, menghormati dan memuliakan. Sebaliknya orang yang tak dapat menguasai diri maka sikap terhadap orang lain akan menindas atau menyengsarakan.

Buah penguasaan diri adalah lembah lembut, sabar dan rendah hati dan dari hatinya bersuara "TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau;TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia;TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera." (Bil 6:24-26). Kami berharap keutamaan penguasaan diri ini sedini mungkin dididikkan dan dibiasakan pada anak-anak di dalam keluarga dengan dan melalui teladan orangtua atau bapak-ibu.

"Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya,  supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa. Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi. Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu."

 (Mzm 67:2-3.5-6)

'SELAMAT TAHUN BARU 2012, DAN MARILAH HIDUP BARU SESUAI DENGAN KARISMA ATAU VISI-MISI KITA MASING-MASING"

Ign 1 Januari 2012


1 Jan 2012

HR SP MARIA BUNDA ALLAH: Bil 6:22-27; Gal 4:4-7; Luk 2:16-21

"Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya."

Pertama-tama kami ucapkan 'SELAMAT TAHUN BARU 2012', Selamat menelusuri tahun baru dan semoga dengan semangat baru juga kita mengarungi tahun 2012 ini. Hari ini tepat delapan hari setelah kelahiran Penyelamat Dunia, dan menurut tradisi pada hari ke delapan ini Sang Bayi Penyelamat Dunia harus diberi nama, "ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya". Hari ini selain Hari raya SP Maria Bunda Allah juga merupakan Hari Perdamaian Sedunia, dan bagi anggota Serikat Yesus juga merupakan hari Pesta Nama Serikat.  Bunda Maria juga sering disebut sebagai Ratu Perdamaian, maka baiklah di awal tahun ini kami mengajak anda sekalian untuk mawas diri perihal perdamaian yang menjadi dambaan semua orang di dunia ini, dan untuk itu pertama-tama marilah kita bercermin pada Bunda Maria.

"Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya" (Luk 2:19)

Di dalam masyarakat kita masa kini dalam hidup dan kerja bersama kiranya cukup banyak perkara yang muncul, ada perkara yang ringan , sedang dan berat. Di dalam pergaulan sehari-hari kita sering menghadapi hal-hal yang tidak enak, tidak sesuai dengan selera atau keinginan pribadi, yang pada umumnya membuat kita akan marah, menggerutu atau mengeluh. Marah, menggerutu atau mengeluh hemat saya merupakan bentuk permusuhan yang lembut alias kebalikan dari damai atau perdamaian. Maka kami berharap kepada anda sekalian untuk meneladan semangat Bunda Maria, ketika menghadapi sesuatu yang kurang jelas baginya atau perkara maka ia "menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya", yang berarti mempersembahkan perkara itu kepada Tuhan untuk mohon penccrahan dan bimbingan dalam menghadapinya.

Kami percaya kita semua menghadapi banyak perkara di dalam hidup sehari-hari, entah besar atau kecil. Meneladan Bunda Maria serta menjadi saksi dan pewarta perdamaian berarti menjadi perkara tersebut bahan doa atau permenungan di hadapan Tuhan. Dalam doa atau permenungan kami yakin bahwa kita akan menerima pencerahan dari Tuhan, yaitu agar kita dengan semangat kasih pengampunan menghadapi atau menyelesaikan perkara tersebut. "There is no peace without justice, there is no justice without forgiveness" (=Tiada perdamaian tanpa keadilan, tiada keadilan tanpa pengampunan), demikian tema pesan Perdamaian Sedunia dari Paus Yohanes Paulus II memasuki Millenium ketiga ini, 1 Januari 2000. Kiranya pesan tersebut masih up to date untuk kita hayati dan sebarluaskan.  

Kami percaya para ibu memiliki pengalaman menghayati kasih pengampunan tersebut, yaitu ketika sedang merawat dan mengasuh bayinya atau anak balitanya: bukankah ketika sang bayi rewel atau mengganggu anda sebagai ibunya, anda tidak mengeluh, menggerutu atau marah, melainkan dengan kasih pengampunan menimang, memeluk dan mencium sang bayi? Hendaknya pengalaman tersebut diperdalam dan diteguhkan dalam hidup sehari-hari serta disebarluaskan kepada saudara-saudarinya dalam berbagai kesempatan dan kemungkinan. Ingat akan lagu "Kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia". Dengan kata lain kepada rekan-rekan perempuan, khususnya para ibu kami harapkan dapat menjadi teladan perdamaian yang dijiwai oleh kasih pengampunan atau kerahiman. Ingatlah bahwa anda sebagai perempuan memiliki rahim dan di dalam rahimlah tumbuh berkembang yang terkasih dalam kasih pengampunan atau kerahiman. Selanjutnya kepada kita semua kami ajak untuk merenungkan perihal pemberian nama kepada Sang Bayi Penyelamat dunia, nama Yesus, sebagaimana dikatakan oleh malaikat sebelum Ia dikandung dan dilahirkan oleh Bunda Maria.

"Ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya" (Luk 2:21)

Nama Yesus kurang lebih berarti Allah menyelamatkan, maka Sang Bayi yang baru saja lahir diberi nama Yesus karena Ia adalah Penyelamat dunia. Hari ini bagi kami, anggota Serikat Yesus, merayakan pesta nama Serikat Yesus, maka dengan ini kami mengajak rekan-rekan Yesuit untuk menghayati diri sebagai sahabat-sahabat Yesus, yang berarti berpartisipasi dalam Penyelamatan Dunia. Pada masa kini, setelah pembelajaran kurang lebih selama satu tahun, Provinsi Serkat Yesus Indonesia mencanangkan opsi pelayanan dalam tiga bidang atau masalah, yaitu : kemiskinan, lingkungan hidup dan persaudaraan sejati. Jika kita cermati kemiskinan di Indonesia masih menjadi keprihatinan, demikian juga lingkungan hidup yang terus menerus dirusak oleh orang-orang yang serakah, serta persaudaraan sejati yang dirongrong oleh sekelompok ekstrimis di Indonesia ini.

"Karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!"Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah." (Gal 4:6-7). Kutipan dari surat Paulus kepada umat di Galatia di atas ini kiranya dapat menjadi inspirasi bagi untuk berpartisipasi dalam gerakan-gerakan pemberantasan kemiskinan, pelestarian lingkungan hidup maupun pemba-ngunan dan pemantapan persaudaraan sejati. Kita semua sama-sama ahli waris, dengan kata lain kita sama-sama memiliki hak dan kewajiban yang sama, meskipun kita berbeda satu sama lain. Kita sama-sama anak, maka selayaknya kita hidup saling mengasihi, memperhatikan dan menghormati, sehingga ketika ada saudara kita yang miskin kita entaskan, ketika ada yang merusak lingkungan hidup kita tegor dan ingatkan dengan rendah hati, dan ketika ada yang merongrong persaudaraan atau persahabatan sejati kita dekat dalam dan dengan kasih serta rendah hati dan lemah lembut.

Sebagai anak atau ahli waris kita memiliki Roh yang sama, semangat yang sama, yang menjadi nyata dalam keutamaan-keutamaan seperti "kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri." (Gal 5:22-23). Dalam rangka mengatasi kemiskinan, lingkungan hidup yang semakin rusak dan persaudaraan yang dirongrong, hemat saya keutamaan 'penguasaan diri' memadai untuk kita hayati dan sebarluaskan. Karena ada orang-orang yang tidak dapat menguasai diri sehingga terjadi kemiskinan, perusakan lingkungan hidup maupun perongrongan persaudaraan sejati. Menguasai diri memang tidak mudah, tetapi siapapun yang dapat menguasai diri pada umumnya tidak serakah serta sikap hidup terhadap orang lain senantiasa melayani, menghormati dan memuliakan. Sebaliknya orang yang tak dapat menguasai diri maka sikap terhadap orang lain akan menindas atau menyengsarakan.

Buah penguasaan diri adalah lembah lembut, sabar dan rendah hati dan dari hatinya bersuara "TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau;TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia;TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera." (Bil 6:24-26). Kami berharap keutamaan penguasaan diri ini sedini mungkin dididikkan dan dibiasakan pada anak-anak di dalam keluarga dengan dan melalui teladan orangtua atau bapak-ibu.

"Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya,  supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa. Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi. Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu."

 (Mzm 67:2-3.5-6)

'SELAMAT TAHUN BARU 2012, DAN MARILAH HIDUP BARU SESUAI DENGAN KARISMA ATAU VISI-MISI KITA MASING-MASING"

Ign 1 Januari 2012


RS: Starting New Year

Guys, it's New Year! Happy New Year to all of you, from us that was love you so much! Ada tiga hal yang ingin kami bagikan pada menit-menit pertama di tahun yang baru ini, agar kita boleh menjalani dan meraih yang terbaik di dalam setiap aspek hidup kita. SATU, awali dan masuki tahun yang baru ini bersama dengan Tuhan. Ketika kita melangkah bersama dengan Dia, maka Ia akan meluruskan jalan kita dan membawa kita di jalan kemenangan-Nya. Sebab itu, libatkan Tuhan sejak dari menit-menit pertama kita di tahun yang baru ini. Awali dan jalani hari-hari kita di sepanjang tahun ini bersama dengan Tuhan, dan lihatlah bagaimana Ia akan menyatakan penyertaan-Nya yang luar biasa atas hidup kita. DUA, awali dan masuki tahun yang baru ini dengan hati yang penuh kepercayaan di dalam Kristus Yesus. Sebab, kita tahu bahwa pengharapan kita di dalam Dia tidak pernah sia-sia, bahkan Yesus sendiri telah berkata, "Jadilah kepadamu menurut imanmu." Tak hanya itu, jika kita menjalani tahun ini dengan hati yang penuh kepercayaan, kita pun menjalaninya dengan penuh semangat hingga boleh menghasilkan kinerja dan hasil yang maksimal. Sebab itu, mari kita awali dan masuki tahun yang baru ini bukan dengan hati yang bimbang dan semangat yang loyo, karena masa depan sungguh ada, dan harapan kita tidak akan hilang di dalam Kristus Yesus. Akhirnya, kami hanya ingin berkata, bahwa tahun yang baru tidak hanya berbicara dimulainya waktu penanggalan yang baru, tetapi juga berbicara tentang kesempatan yang baru dan pengharapan yang baru. Intinya, tahun yang baru berbicara tentang peluang untuk menaikkan level setiap aspek hidup kita ke tingkat yang lebih tinggi lagi di dalam Kristus Yesus. So, don't miss it, let we hope, do and reach the best. 

Read: Ams 3:6, 2 Kor 2:14, Mat 9:29, Ams 23:18. Gbu.

Bintang sebagai Tanda Penyertaan Allah

Ayat bacaan: Yesaya 40:26
=====================
"Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah: siapa yang menciptakan semua bintang itu..."

bintang tanda penyertaan AllahBeberapa waktu lalu seorang teman datang berkunjung dan menginap di rumah. Pada malam harinya kami duduk berbincang-bincang di teras rumah, dan di langit terlihat begitu banyak bintang bertaburan. Tiba-tiba ia menunjuk ke arah sekelompok bintang dan berkata "Itu rasi orion!" Saya bukan orang yang mengerti astronomi atau ilmu perbintangan, dan saya tidak pernah tahu sebelumnya kalau teman saya itu bisa mengamati rasi bintang. Ia pun terus menunjuk kesana kemari untuk menunjukkan pola-pola bintang lainnya yang ia kenal. Selagi pandangan saya menatap bintang-bintang di langit dan mengikuti penjelasan teman saya itu, saya pun berpikir, betapa Tuhan telah menghias langit dengan begitu indahnya. Dan saya pun kemudian menyadari bahwa sesungguhnya ada pesan yang disampaikan Tuhan setiap malam lewat keberadaan bintang-bintang itu.

Seorang ahli astronomi pernah berkata bahwa apabila kita memiliki mata yang baik maka kita akan bisa melihat 5000 bintang. 5000 rasanya seperti terdengar berlebihan, tapi begitulah katanya. Ada banyak bintang yang tidak terlihat secara kasat mata, dan para ahli pun kemudian mengunakan teleskop untuk bisa menyelidiki dan mengamati lebih jauh lagi tentang bintang-bintang ini. Penelitian para ahli astronomi ini menyimpulkan bahwa ada milyaran galaksi di angkasa raya, dan setiap galaksi ini memiliki milyaran bintang pula. Bisa dibayangkan ada berapa banyak jumlah bintang sebenarnya yang ada di atas sana. Seorang ahli pernah berkata, ada lebih dari 10 bintang di alam semesta ini untuk setiap butir pasir di bumi. Itu sebuah perbandingan yang mencengangkan yang mungkin belum pernah kita dengar sebelumnya.

Abraham mungkin tidak tahu kesimpulan ahli ini. Tapi tanpa tahu pun Abraham tentu tercengang ketika mendapatkan janji Tuhan kepadanya yang dihubungkan dengan jumlah bintang. "Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." (Kejadian 15:5). Perlukah Abraham terlebih dahulu menghitung bintang? Perlukah ia berbantah-bantah dulu karena janji Tuhan itu terdengar aneh dan tidak masuk akal? Tidak. Alkitab mencatat respon Abraham, yang pada masa itu masih bernama Abram. "Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." (ay 6). Lalu  lihatlah bintang yang menuntun orang-orang Majus dari Timur untuk bertemu dan menyembah bayi Yesus. (Matius 2:1-12). Daud pun berulang kali menuliskan perenungannya sambil melihat ke arah bintang-bintang. Lihatlah salah satunya berbunyi: "Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?" (Mazmur 8:4-5). Bintang bisa membawa begitu banyak pesan Tuhan kepada kita. Bintang selalu hadir setiap malam, dan kita bisa menyaksikannya ketika langit cerah, berkilauan gemerlap di langit gelap. Di bentangan langit gelap itu Tuhan ternyata berbicara dan menyatakan kehadiranNya kepada kita.

Lihatlah apa bunyi firman Tuhan lewat Yesaya berikut ini. "Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah: siapa yang menciptakan semua bintang itu dan menyuruh segenap tentara mereka keluar, sambil memanggil nama mereka sekaliannya? Satupun tiada yang tak hadir, oleh sebab Ia maha kuasa dan maha kuat." (Yesaya 40:26). Ayat ini mengingatkan kita akan kebesaran kuasa Tuhan, yang sanggup menyuruh milyaran bintang-bintang itu keluar tanpa terkecuali. Itu menunjukkan keberadaanNya ditengah kita, itu menunjukkan penyertaanNya kepada kita. Lalu ayat selanjutnya berkata: "Mengapakah engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: "Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?" Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya. Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya." (ay 27-29). Seperti halnya Tuhan memperhatikan milyaran bintang di langit, Dia pun memperhatikan milyaran individu yang hidup di bumi. Tidak satupun yang Dia lupakan, tidak satupun yang Dia abaikan. Artinya jelas. Jika Tuhan sanggup menggerakkan segenap penghuni langit untuk keluar satu persatu, Dia pun dapat membawa kita keluar dari gelap menuju kepada terangNya.

Apabila ada di antara anda yang hari ini dicekam kekuatiran menghadapi datangnya tahun yang baru atau tengah ditimpa beban berat, arahkanlah mata ke langit dan lihatlah bahwa di balik bintang-bintang yang anda amati itu ada Tuhan yang bertahta disana. Dia sedang berbicara mengingatkan anda bahwa anda tidaklah sendirian. Dia peduli dan selalu siap untuk membawa anda keluar dari kegelapan menuju kepada terangNya yang damai dan penuh sukacita. Malam ini jika anda melihat bintang-bintang bertaburan dengan gemerlapnya yang indah, bersyukur dan bersukacitalah. Sebab itu tandanya Allah peduli dan mengasihi anda.

"Bersyukurlah kepada Tuhan segala tuhan! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya...Bulan dan bintang-bintang untuk menguasai malam! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya." (Mazmur 136:3,9)

RS: Ending This Year

Guys, ini adalah hari terakhir kita di tahun ini, dan dalam hitungan jam kita akan segera meninggalkan tahun ini, dan mulai memasuki tahun yang baru. Saya tahu, saat ini ada berbagai perasaan yang memenuhi hati kita masing-masing, dan semua itu sangat dipengaruhi oleh apa yang kita alami bersama dengan Tuhan sepanjang tahun ini. Ada yang begitu bergairah, ada yang biasa-biasa saja, ada yang lesu, bahkan ada yang sedih. Ada yang sangat optimis, ada yang pasrah, ada yang begitu pesimis, bahkan ada yang kuatir. Namun, apapun perasaan yang sedang memenuhi kita saat ini, ada dua perkara penting yang perlu kita sadari menjelang jam-jam terakhir di tahun ini. SATU, jika kita boleh sampai di akhir tahun ini dengan hati yang masih tetap percaya kepada Yesus, itu adalah anugerah yang luar biasa, dan kita patut bersyukur kepada Dia. Tidak perduli bagaimana pun keadaan kita saat ini. Sebab, selama kita MASIH MEMILIKI YESUS, dan MASIH ADA YANG DISEBUT DENGAN HARI ESOK ATAU TAHUN BARU, berarti kita masih memiliki kesempatan untuk memiliki hari depan yang penuh harapan di dalam Kristus Yesus. Yup, apalagi jika selama ini kita merasa telah mengecap begitu banyak kebaikan Allah. Karena itu, ucapkanlah syukur kepada Tuhan, dan kuatkanlah hati kita. DUA, jangan berpatokan dan terfokus dengan apa yang telah terjadi di belakang kita. Tidak perduli apa pun yang telah terjadi atau kita telah alami di masa lalu. Sebab, hari depan kita tidak ditentukan oleh apa yang telah terjadi di masa lalu, tetapi oleh APA YANG DIJANJIKAN OLEH FIRMAN TUHAN, serta KEPUTUSAN DAN TINDAKAN KITA HARI INI BERSAMA DENGAN YESUS. Karena itu, arahkanlah mata kita hanya kepada Yesus, dan melangkahlah bersama dengan Dia. Akhirnya, mari kita mengakhiri dan menutup tahun ini dengan sikap hati dan cara pandang yang benar, agar kita boleh dan siap untuk meraih masa depan yang gemilang di dalam Kristus. Ucapkanlah syukur atas segala kasih karunia yang telah Allah limpahkan sampai dengan hari ini, dan katakanlah dengan hati yang percaya, "Bersama dengan Tuhan, aku akan melakukan perkara-perkara yang besar, untuk meraih mimpi dan harapanku di tahun yang akan datang." 

Read: 1 Kor 15:10, Ibr 12:1-2, Mzm 60:14. Gbu.

Jumat, 30 Desember 2011

Bersukacita Menyambut Tahun Baru

Ayat bacaan: Mikha 7:7
======================
"Tetapi aku ini akan menunggu-nunggu TUHAN, akan mengharapkan Allah yang menyelamatkan aku; Allahku akan mendengarkan aku!"

bersukacita tahun baruApa yang anda rasakan dalam menyambut tahun baru yang akan datang lusa? Bersyukurlah jika anda merasa baik-baik saja dan tenang dalam memasuki tahun yang baru. Pada kenyataannya ada banyak yang khawatir dengan berbagai macam alasan. Ada yang mengalami banyak problema di tahun ini sehingga mereka pun merasa gamang untuk melangkah ke dalam tahun berikutnya. "Tahun ini saja sudah susah, bagaimana tahun depan? Tidak tahu deh, saya pasrah pak.." kata bapak tukang parkir yang sudah saya kenal. Ada yang ragu menatap tahun baru karena menurut pengalaman mereka dalam beberapa tahun terakhir, situasi bukannya membaik tetapi malah memburuk. Ada pula yang dicekam ketakutan karena banyaknya ramalan-ramalan yang mengatakan bahwa tahun 2012 merupakan tahun terakhir perjalanan sejarah manusia di bumi. Kondisi sulit, krisis terjadi dalam multi dimensi. Bukan saja di negara kita tapi secara global pun demikian baik dalam segi ekonomi, politik, keamanan, kesehatan, dan lain-lain. Belum lagi bencana alam dan sebagainya yang memporakporandakan banyak tempat di berbagai belahan dunia. Lantas bagaimana? Apa yang harus kita lakukan? Haruskah kita kehilangan sukacita dan masuk ke dalam tahun baru dengan sikap pesimis atau bahkan menyerah sebelum bertanding? Jangan sampai. Alangkah sayangnya apabila kita menatap tahun yang baru dengan pandangan suram atau tanpa harapan.

Mungkin baik bagi kita untuk belajar dari apa yang terjadi pada masa pelayanan Mikha. Mikha ini adalah seorang nabi dari desa terpencil yang pelayanannya ada dalam rentang masa pemerintahan raja Yotam, Ahaz dan Hizkia. Situasi dan kondisi dunia saat ini sepertinya sama seperti pada masa Mikha itu. Pasal 7 kitab Mikha menggambarkan bagaimana kebobrokan moral di zaman itu. Kelaparan, gagal panen (ay 1), kemerosotan moral, hilangnya orang saleh dan jujur, saling jebak, saling tipu, bahkan saling menghancurkan (ay 2), sudah begitu terbiasa berbuat jahat, pejabat dan hakim korupsi dan menerima suap, pemimpin memaksakan kemauannya, hukum diputar balikkan (ay 3), orang yang terbaik sekalipun di dunia diibaratkan bagai semak duri yang tidak berguna dan menusuk (ay 4), tidak ada lagi yang bisa dipercaya (ay 5), kehancuran rumah tangga, permusuhan antara anggota keluarga (ay 6). Semua ini dikatakan Mikha seperti sebuah luka yang tidak dapat sembuh dan menular. "sebab lukanya tidak dapat sembuh, sudah menjalar ke Yehuda, sudah sampai ke pintu gerbang bangsaku, ke Yerusalem!" (ay 9).

Bukankah apa yang kita hadapi hari ini kurang lebih sama dengan situasi yang Mikha hadapi pada masa itu? Karenanya kita bisa belajar lewat sikap Mikha dalam menghadapi kondisi sulit ke depan. Ayat bacaan hari ini menggambarkan penyerahan sepenuhnya pada Tuhan. "Tetapi aku ini akan menunggu-nunggu TUHAN, akan mengharapkan Allah yang menyelamatkan aku; Allahku akan mendengarkan aku!" (Mikha 7:7). Perhatikanlah, setelah kita melihat bagaimana kebobrokan moral diungkapkan begitu gamblangnya dalam kitab ini, Mikha lalu menyatakan sikapnya berada dalam kondisi seperti itu. Mikha memilih untuk berpegang kepada Tuhan dengan pengharapan penuh. Apabila Tuhan mampu menyelamatkan anak-anakNya di masa lalu, jika kita sudah berkali-kali melihat bahwa Tuhan mampu melakukan mukjizat lewat cara-cara yang ajaib, jika dulu Dia sanggup, sekarang pun Tuhan sanggup! Sebab Tuhan tidak pernah berubah, Dia selalu sama, dulu, sekarang sampai selamanya. (Ibrani 13:8) "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut;sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya. Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai. Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi. Bangsa-bangsa ribut, kerajaan-kerajaan goncang, Ia memperdengarkan suara-Nya, dan bumipun hancur. TUHAN semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub." (Mazmur 46:2-8).
 Ini janji penyertaan Tuhan yang luar biasa, dan pujilah Dia untuk itu. Tuhan sudah menjanjikan sesuatu yang seharusnya bisa melegakan dan menenangkan kita, sesuatu yang seharusnya tidak membuat kita harus kehilangan sukacita. Karenanya kita tidak perlu takut memasuki tahun baru yang secara logika manusia diprediksi bakal suram dan penuh ketidakpastian atau tanpa harapan. Penulis Ibrani selanjutnya mengatakan: "Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji: "Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga." Ungkapan "Satu kali lagi" menunjuk kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan." (Ibrani 12:26-27). Ayat selanjutnya berbicara mengenai apa yang harus kita lakukan. "Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut." (ay 28).

Lewat Mikha kita bisa belajar untuk terus dengan pengharapan penuh menanti-nantikan Tuhan. Mikha percaya kepada penyertaan Tuhan dalam situasi dan kondisi apapun, Mikha percaya penuh pada kuasa Tuhan yang akan selalu menyelamatkan dan mendengarkan doa anak-anakNya. Daud mengingatkan bahwa ada penyertaan Tuhan yang luar biasa bagi kita meski bumi hancur lebur sekalipun. Dalam Ibrani kita juga membaca bahwa ada kita harus selalu bersyukur dan beribadah pada Allah karena Dia memberi janji buat kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, meski segala yang lain tergoncangkan. Yesus sendiri berkata: "Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!" (Markus 9:23). Karena itu, memasuki tahun baru, 2012, mari kita semua tetap setia menantikan Tuhan. Teruslah mengucap syukur dan berdoa, karena Tuhan siap meluputkan permasalahan bagi setiap yang percaya kepadaNya. Hanya dua hari lagi kita sudah memasuki lembaran tahun yang baru. Bersyukurlah kita masih diberi kesempatan untuk itu. Tidak perlu ada rasa takut, khawatir dalam menatapnya, karena Tuhan ada bersama kita.

Bersukacitalah menyambut Tahun Baru dengan Tuhan berjalan bersama anda

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

Finally, Year End

Matius 19:17
Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah."

Tahun 2011 hampir berakhir. Menjelang penghujung tahun ini, hal baik apa yang perlu kita lakukan agar 365 hari yang segera berlalu akan meninggalkan kesan penuh makna dan apa saja yang perlu dipersiapkan untuk menyongsong tahun depan?

Sekarang adalah waktunya untuk mulai mendokumentasikan apa saja yang menurut Anda perlu disimpan sebagai file "bersejarah" dan berharga bagi perjalanan hidup Anda selama tahun ini. Seperti rekaman momen berkesan berupa file foto atau film, piagam penghargaan, dokumen transaksi penting dan sebagainya.

Satu hal yang terdengar klise namun sangat penting bagi perjalanan hidup kita di dunia kerja, yaitu membuat resolusi. Susunlah goals yang hendak Anda raih di tahun depan. Buatlah daftar tentang hal-hal lama yang ingin Anda tinggalkan dan hal-hal baru yang ingin Anda lakukan. Jika Anda dapat menuliskannya dengan jelas, Anda akan memiliki panduan jelas untuk melakukannya.

Jika semuanya sudah selesai, kini waktunya untuk rileks sejenak. Apapun hasil yang kita raih di tahun ini, kita perlu istirahat untuk mempersiapkan diri agar menjadi lebih baik di tahun depan. Ambillah masa tenang untuk menjernihkan pikiran, siapkan diri menyambut peluang baru yang terbentang di tahun mendatang.

Lupakan kesalahan yang telah Anda buat, tapi jangan penah melupakan pelajaran berharga yang pernah Anda peroleh.

Kamis, 29 Desember 2011

31 des


"Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan olehNya tetapi dunia tidak mengenalNya"

(1Yoh 2:18-21; Yoh 1:1-18)

"Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. " (Yoh 1:1-14), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Yesus, Penyelamat Dunia, telah mendunia, hadir di tengah-tengah kita, Allah menjadi manusia seperti kita kecuali dalam hal dosa. Namun sebagaimana diwartakan oleh penginjil Yohanes tidak semua orang mengenalNya atau bahkan juga ada yang menolakNya, karena Ia tidak sebagaimana mereka impikan atau dambakan. Kiranya cukup banyak orang yang mendambakan bahwa Ia datang dengan kebesaranNya, namun Ia datang dalam kemiskinan dan kesederhanaanNya dan dengan demikian hanya mereka yang berjiwa miskin dan sederhana mampu menerima dan mengenalNya. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan kita semua untuk hidup berjiwa miskin dan sederhana dalam hidup sehari-hari kapan pun dan dimana pun. Berjiwa miskin dan sederhana antara lain berarti senantiasa dengan rendah hati terbuka terhadap segala kemungkinan dan kesempatan. Maka kami mengajak anda sekalian marilah di tahun yang akan datang ini kita dengan rendah hati terbuka terhadap segala kemungkinan dan kesempatan, terutama terbuka terhadap Penyelenggaraan Ilahi. Dengan kata lain kami berharap semoga di tahun baru yang akan datang kita sungguh hidup baru, yang ditandai oleh "penuh kasih karunia dan kebenaran".

·   "Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita" (1Yoh 2:18-19). Kutipan ini mengingatkan kita agar dalam menempuh tahun 2012 yang akan datang kita sungguh hati-hati dan peka terhadap aneka godaan atau rayuan yang mengajak kita untuk berbuat jahat atau melakukan dosa. Cermati bahwa akan muncul orang-orang yang tak beriman yang berkehendak menggerogoti iman kita dengan dan melalui tawaran seperti uang/harta benda, kedudukan/jabatan atau kehormatan duniawi. Orang-orang yang bersikap mental materialistis pada umumnya dengan lembut dan halus merayu kita agar mengikuti cara hidup dan cara bertindaknya yang materialistis. Sekali lagi saya mengajak dan mengingatkan kita semua: marilah kita berjiwa miskin dan sederhana agar tidak mudah jatuh ke dalam dosa, mengikuti keinginan mereka yang bersikap mental materialistis. Marilah kita sadari dan hayati bahwa kita diciptakan oleh Allah untuk memuji, menghormati, melayani dan memuliakanNya demi keselamatan jiwa kita. Dengan kata lain marilah kita lebih mengutamakan keselamatan jiwa manusia daripada apa-apa yang bersifat phisik dalam cara hidup dan cara bertindak kita. Hendaknya memfungsikan apa-apa yang bersifat phisik seperti harta benda/uang, jabatan/kedudukan dan kehormatan duniawi sebagai bantuan atau wahana untuk lebih memuliakan, mengabdi, menghormati dan melayani Allah alias agar semakin suci, semakin beriman, semakin dikasihi oleh Allah dan sesama manusia.   

"Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorak, biarlah gemuruh laut serta isinya, biarlah beria-ria padang dan segala yang di atasnya, maka segala pohon di hutan bersorak-sorai di hadapan TUHAN, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya." (Mzm 96:11-13)

Ign 31 Desember 2011


31 des


"Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan olehNya tetapi dunia tidak mengenalNya"

(1Yoh 2:18-21; Yoh 1:1-18)

"Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. " (Yoh 1:1-14), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Yesus, Penyelamat Dunia, telah mendunia, hadir di tengah-tengah kita, Allah menjadi manusia seperti kita kecuali dalam hal dosa. Namun sebagaimana diwartakan oleh penginjil Yohanes tidak semua orang mengenalNya atau bahkan juga ada yang menolakNya, karena Ia tidak sebagaimana mereka impikan atau dambakan. Kiranya cukup banyak orang yang mendambakan bahwa Ia datang dengan kebesaranNya, namun Ia datang dalam kemiskinan dan kesederhanaanNya dan dengan demikian hanya mereka yang berjiwa miskin dan sederhana mampu menerima dan mengenalNya. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan kita semua untuk hidup berjiwa miskin dan sederhana dalam hidup sehari-hari kapan pun dan dimana pun. Berjiwa miskin dan sederhana antara lain berarti senantiasa dengan rendah hati terbuka terhadap segala kemungkinan dan kesempatan. Maka kami mengajak anda sekalian marilah di tahun yang akan datang ini kita dengan rendah hati terbuka terhadap segala kemungkinan dan kesempatan, terutama terbuka terhadap Penyelenggaraan Ilahi. Dengan kata lain kami berharap semoga di tahun baru yang akan datang kita sungguh hidup baru, yang ditandai oleh "penuh kasih karunia dan kebenaran".

·   "Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita" (1Yoh 2:18-19). Kutipan ini mengingatkan kita agar dalam menempuh tahun 2012 yang akan datang kita sungguh hati-hati dan peka terhadap aneka godaan atau rayuan yang mengajak kita untuk berbuat jahat atau melakukan dosa. Cermati bahwa akan muncul orang-orang yang tak beriman yang berkehendak menggerogoti iman kita dengan dan melalui tawaran seperti uang/harta benda, kedudukan/jabatan atau kehormatan duniawi. Orang-orang yang bersikap mental materialistis pada umumnya dengan lembut dan halus merayu kita agar mengikuti cara hidup dan cara bertindaknya yang materialistis. Sekali lagi saya mengajak dan mengingatkan kita semua: marilah kita berjiwa miskin dan sederhana agar tidak mudah jatuh ke dalam dosa, mengikuti keinginan mereka yang bersikap mental materialistis. Marilah kita sadari dan hayati bahwa kita diciptakan oleh Allah untuk memuji, menghormati, melayani dan memuliakanNya demi keselamatan jiwa kita. Dengan kata lain marilah kita lebih mengutamakan keselamatan jiwa manusia daripada apa-apa yang bersifat phisik dalam cara hidup dan cara bertindak kita. Hendaknya memfungsikan apa-apa yang bersifat phisik seperti harta benda/uang, jabatan/kedudukan dan kehormatan duniawi sebagai bantuan atau wahana untuk lebih memuliakan, mengabdi, menghormati dan melayani Allah alias agar semakin suci, semakin beriman, semakin dikasihi oleh Allah dan sesama manusia.   

"Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorak, biarlah gemuruh laut serta isinya, biarlah beria-ria padang dan segala yang di atasnya, maka segala pohon di hutan bersorak-sorai di hadapan TUHAN, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya." (Mzm 96:11-13)

Ign 31 Desember 2011


RS: Hukum Tabur Tuai

Guys, tak terasa, esok kita sudah tiba pada akhir dari tahun ini. Nah, sebelum kita meninggalkan tahun ini, dan memasuki tahun yang baru di depan kita; ketahuilah, bahwa masa depan seperti apakah yang akan kita tuai di dalam tahun yang baru, hal ini sangat ditentukan dengan apa yang akan kita tabur di sepanjang tahun yang baru nanti. Kita mungkin telah menyadari kebenaran ini, tetapi kita sering kurang memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan apa yang akan kita tabur di sepanjang perjalanan hidup kita. Ada tiga faktor penting yang harus kita perhatikan, sebelum kita mulai menabur. SATU, yaitu faktor JENIS benih. Kita tahu, bahwa apa yang kita tabur, itu juga yang akan kita tuai di dalam hidup kita. Ini tidak dapat kita tawar apalagi kita manipulasi. Karena itu, pastikan, bahwa kita hanya menabur benih yang sesuai dengan firman Tuhan (Gal 6:7-8). DUA, yaitu faktor KUALITAS benih. Kita tak cukup hanya menaburkan benih yang baik, tetapi kita juga harus memastikan bahwa itu adalah benih yang terbaik yang kita miliki. Ini bukan berbicara soal jenis, melainkan soal kualitas. Ketahuilah, bahwa Tuhan paling mual dengan segala sesuatu yang suam-suam atau setengah hati, hingga Ia sampai memuntahkannya. Itu kata Alkitab (Why 3:15-16). Allah tidak pernah meminta apa yang tidak ada pada kita, tetapi Ia hanya menuntut yang terbaik yang ada pada kita. Karena itu, pastikan, bahwa kita selalu melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan (Kol 3:23). TIGA, yaitu faktor SUMBER benih. Ini berbicara soal hati kita, sebab dari hati kita meluap segala sesuatu. Jika kondisi hati kita buruk, maka yang akan meluap keluar adalah hal-hal yang buruk pula, begitu pula sebaliknya (Luk 6:45). Kita mungkin ingin menaburkan benih yang baik, bahkan telah mempersiapkan benih yang terbaik, tetapi karena kondisi hati kita sedang buruk, maka yang meluap bukan lagi hal-hal yang baik, tetapi perkara-perkara yang buruk. Ini tidak mungkin dihindari. Karena itu, jagalah hati kita dengan segala kewaspadaan, dan jangan biarkan segala kekuatiran, sakit hati dan iri hati mengotorinya, karena dari situ terpancar kehidupan kita (Ams 4:23). Itulah ketiga hal yang harus kita perhatikan, saat kita hendak menabur di sepanjang tahun yang baru nanti, supaya kita boleh menuai hari depan yang maksimal di dalam Kristus Yesus. Gbu.

Dari Mulut Yang Sama

Ayat bacaan: Yakobus 3:10
================
"Dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi."

mulut yang sama"Negara ini sebenarnya berpotensi besar untuk menjadi hebat, sayangnya banyak di antara penduduknya hanya pintar komplain tapi sulit bersyukur." Itu kata seorang teman yang prihatin melihat kondisi negara yang terus carut marut. Ganti pemimpin tidak berarti segala sesuatu menjadi lebih baik. Terlepas dari tegas tidaknya pemerintah dalam memimpin, teman saya melihat rongrongan dari berbagai elemen masyarakat pun turut andil dalam memperkeruh masalah. "Bagaimana orang bisa kerja kalau digerogoti atau dikomentari terus menerus?" katanya lagi. Apa yang ia bilang memang ada benarnya. Sudah menjadi kebiasaan bagi banyak di antara kita untuk terus mengeluh, memprotes dan mengomel. Certified whiners, katanya, dan sedikit banyak itu tentu akan mempersulit sistem berjalan. Di satu sisi kritikan yang membangun itu memang perlu, dan kita memang dianjurkan untuk mau berlapang dada menerima kritik, tapi di sisi lain kritik yang terus menerus dan berlebihan tentu akan mengganggu proses apapun untuk berjalan dengan baik. Ada banyak orang yang di gereja pintar mengucap syukur, tapi di hari kerja omongannya hanya berisi keluh kesah, bersungut-sungut dan hal-hal negatif lainnya. Alkitab jelas menegur kita mengenai sikap seperti ini.

Yakobus mengingatkan hal tersebut. "Dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi." (Yakobus 3:10). Ucapan syukur dan umpatan, ucapan berkat dan kutuk, keduanya bisa keluar dari mulut yang sama, dan justru itulah yang seringkali terjadi. Firman Tuhan mengingatkan bahwa itu tidaklah boleh kita lakukan. Apa yang seharusnya keluar dari anak-anak Tuhan seharusnya hanyalah ucapan syukur. Mungkin mudah bagi kita untuk mengucap syukur ketika kita sedang diberkati, tetapi bisakah kita tetap mengeluarkan ucapan yang sama ketika kita sedang mengalami berbagai masalah, mengalami ketidakadilan, tekanan atau problema hidup? Banyak yang memilih untuk mengeluarkan kata-kata negatif, dan itu memang jauh lebih mudah ketimbang mencoba untuk mencari sesuatu yang tetap bisa disyukuri dalam keadaan yang tidak kondusif. Yang terbaik tentu adalah tetap mengucap syukur dalam situasi atau kondisi apapun. Bagaimana caranya? Firman Tuhan berkata: "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23). Lalu ayat selanjutnya berkata: "Buanglah mulut serong dari padamu dan jauhkanlah bibir yang dolak-dalik dari padamu." (ay 24).  Hati disebutkan adalah sumber kehidupan. Kalau begitu, hati yang tetap terjaga baik dan bersyukur akan membuat pikiran kita pun penuh dengan ucapan syukur. Lalu dari sana itu akan berimbas kepada kata-kata yang kita keluarkan lewat mulut kita. Dan lihatlah sebuah ayat yang tidak asing lagi bagi kita sesungguhnya sudah berkata tegas: "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." (1 Tesalonika 5:18). Perhatikanlah kata dalam segala hal, itu artinya bukan pada saat baik saja, tetapi dalam keadaan sulit atau dalam penderitaan sekalipun kita harus pula mampu memandangnya dari sisi positif, sehingga kita bisa tetap mengucap syukur. Dan dikatakan disana, itulah sesungguhnya yang dikehendaki Tuhan dalam Yesus untuk dilakukan.

Keteladanan telah diberikan Yesus sendiri pada masa kedatanganNya pertama kali ke muka bumi ini.Dalam banyak kesempatan Yesus mencontohkan sendiri bagaimana pentingnya mengucap syukur ini. Mari kita ambil contoh ketika Yesus hendak menggandakan lima roti dan dua ikan. "Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka." (Markus 6:41). Mengucap berkat, atau dikatakan "mengucap syukur kepada Allah" (BIS). Lihatlah kondisi pada saat itu. Menurut logika kita, tentu itu situasi yang rasanya tidak mungkin teratasi. Bagaimana mungkin lima roti dan dua ikan sanggup memberi makan ribuan orang, apalagi mengenyangkan semuanya? Tapi perhatikanlah bahwa Tuhan Yesus mengajarkan untuk tetap mengucap syukur terhadap apa yang masih ada, meski sedikit sekalipun. Kemudian kita bisa menyaksikan sendiri bagaimana ucapan syukur itu bisa menjadi awal dari terbukanya pintu berkat dari Tuhan buat umatNya.

Benar, memang tidaklah mudah untuk bisa tetap bersyukur ketika berada dalam situasi yang tidak baik. Tentu saja jauh lebih mudah untuk mengeluh, menyalahkan kondisi, situasi atau orang lain atas kesulitan yang kita alami. Tapi itu bukanlah gambaran dari anak-anak Tuhan yang berjalan dengan ketaatan penuh kepada kehendak Tuhan. Tuhan tidak pernah menginginkan kita menjadi certified whiners, alias pengeluh/pengomel sejati. Pertanyaannya, adakah yang masih bisa kita syukuri ketika segalanya seolah tidak memihak kita? Tentu saja ada. "Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut." (Ibrani 12:28). Dalam situasi sesulit apapun, bukankah Tuhan sudah membuka kesempatan bagi kita untuk menerima kerajaanNya yang kekal dan tidak tergoncangkan? Bukankah Tuhan sudah menganugerahkan sebuah kehidupan kekal yang tidak lagi berisi ratap tangis kesedihan atau penderitaan melainkan hanya penuh dengan sukacita kelak, dan itu akan berlaku kekal? Tidakkah itu adalah sesuatu yang seharusnya bisa kita syukuri?

Bagi saya pribadi, kesulitan adalah kesempatan untuk belajar sesuatu yang baru terlebih untuk menyaksikan sendiri bagaimana kuasa Tuhan yang ajaib terjadi secara nyata dalam hidup kita. Bentuk pemikiran seperti itu biasanya bisa membuat saya lebih tenang dan tegar dalam menghadapi persoalan. Berulang kali dalam Alkitab kita bisa melihat bahwa masalah merupakan lahan yang subur bagi Allah untuk menyatakan kuasaNya. Dan itu akan membuat kita mampu untuk terus berpengharapan kepada Tuhan dan terus bersyukur dalam situasi apapun. Saya sudah membuktikannya sendiri, dan jika itu berlaku bagi saya, saya percaya bagi anda pun demikian juga. Mumpung sebentar lagi kita memasuki tahun yang baru, ini merupakan saat yang tepat bagi kita untuk memperhatikan baik-baik apa yang keluar dari mulut kita. Apakah mulut kita sudah berisi ungkapan syukur, kata-kata yang memberkati, menyemangati dan membangun atau justru bersungut-sungut, keluh kesah, meratapi nasib bahkan makian dan kutukan kepada orang lain atau diri sendiri? Berhati-hatilah agar kita tidak jatuh ke dalam sikap bangsa Israel di jaman Musa yang terus bersungut-sungut, meski mereka berulang kali menyaksikan sendiri kebesaran Tuhan dalam perjalanan mereka. Peringatan Tuhan turun lewat Paulus berbunyi seperti ini "Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut." (1 Korintus 10:10). Sebaliknya, hendaklah kita terus mengeluarkan ucapan syukur dari mulut kita bukan hanya dalam keadaan baik atau satu dua hal melainkan dalam segala hal, karena itulah yang dikehendaki Tuhan dalam Kristus Yesus. Bersiaplah untuk Tahun baru dengan semangat baru, termasuk untuk membenahi hal ini dan mulai serius untuk memperhatikannya.

Dari hati yang terjaga baik akan keluar kata-kata yang baik pula, termasuk didalamnya ucapan syukur

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

Rabu, 28 Desember 2011

30 des


"Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat"

(Kej 15:1-6; 21:1-3; Luk 2:36-40)

" Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya,37 dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya" (Luk 2:36-40), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan Pesta Keluarga Kudus hari ini, saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Keluarga adalah dasar hidup bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan beriman serta menggereja, maka ketika keluarga sungguh kuat, dalam arti damai sejahtera dan selamat oleh ikatan kasih, hidup bermasyarakat, berbangsa, bernegara, beriman dan menggereja akan dalam keadaan damai sejahtera dan selamat juga. Kanak-kanak Yesus di dalam keluarga kudus di Nasareth karena asuhan 'orangtua'Nya telah "bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat dan kasih karunia Allah ada padaNya". Maka dengan ini kami berharap keluarga-keluarga dapat meneladan Keluarga Kudus, Yesus, Maria dan Yosef. Kami berharap anak-anak yang dianugerahkan oleh Allah kepada orangtua/ bapak-ibu dididik dan dibersarkan dalam cintakasih dan kebebasan Injili. Dalam cintakasih berarti bapak-ibu sungguh memboroskan waktu dan tenaga bagi anak-anaknya, sedangkan dalam kebebasan Injili berarti bapak-ibu berfungsi sebagai penyiram sedangkan Allah-lah yang menganugerahi pertumbuhan dan perkembangan. Dengan kata lain orangtua tidak dapat memaksa anak-anak hanya mengikuti kehendak dan keinginan orangtuanya bagi masa depan mereka, melainkan biarlah Allah sendiri yang menyentuh dan memanggilnya untuk jadi apa masa depan anak-anak. Agar anak-anak bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada mereka, hendaknya masa balita anak-anak sungguh memperoleh kasih dan perhatian orangtua yang memadai. Hendaknya tidak dengan mudah menyerahkan anak-anak balita kepada para pembantu atau kakek-neneknya, karena ada kecenderungan untuk dimanja dan dengan demikian anak-anak tidak akan tumbuh berkembang sebagaimana dikehendaki oleh Allah.

·   "TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran" (Kej 15:5-6). Abram/Abraham adalah teladan umat beriman, maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan segenap umat beriman untuk meneladan bapa Abraham, yaitu percaya kepada firmanNya. Percaya atau beriman kepada firmanNya berarti senantiasa menghayati firman-firmanNya dalam hidup sehari-hari alias membaktikan diri sepenuhnya kepada Penyelenggaraan Ilahi. Dengan kata lain hendaknya kita tidak begitu percaya diri alias sombong, melainkan rendah hati. "Rendah hati adalah sikap dan perilaku yang tidak suka menonjolkan dan menomorsatukan diri, yaitu dengan menenggang perasaan orang lain. Meskipun pada kenyataannya lebih dari orang lain, ia dapat menahan diri untuk tidak menonjolkan dirinya". (Prof Dr Edi Sedyawati/ edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 24). Tak jemu-jemunya saya mengutip makna rendah hati, karena rendah hati merupakan keutamaan yang utama dan pertama harus kita hayati dan sebarluaskan. Para orangtua hendaknya menjadi teladan rendah hati bagi anak-anaknya serta mendidik dan membesarkan anak-anak untuk hidup dan bertindak rendah hati. Kita juga dapat meneladan Yosef dan Maria yang rendah hati dalam mendampingi kanak-kanak Yesus. Ingatlah dan sadari bahwa anda yang berkeluarga dan dianugerahi anak-anak akan memiliki keturunan yang banyak, yang sulit anda bayangkan, maka semoga keturunan anda kelak juga hidup dan bertindak dengan rendah hati, karena mengenangkan anda yang rendah hati. Biarlah anda nanti dikenang oleh keturunan anda, sebagaimana orang mengenang bapa Abraham maupun Yosef dan Maria. Secara khusus kepada mereka yang mengenakan nama Yosef atau Maria untuk meneladan Keluarga Kudus.

"Serukanlah nama-Nya, perkenalkanlaRh perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa! Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib! Bermegahlah di dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari TUHAN! Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu! Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mujizat-mujizat-Nya dan penghukuman-penghukuman yang diucapkan-Nya, hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, orang-orang pilihan-Nya!" (Mzm 105:1b-6)

Ign 30 Desember 2011.


30 des


"Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat"

(Kej 15:1-6; 21:1-3; Luk 2:36-40)

" Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya,37 dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya" (Luk 2:36-40), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan Pesta Keluarga Kudus hari ini, saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Keluarga adalah dasar hidup bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan beriman serta menggereja, maka ketika keluarga sungguh kuat, dalam arti damai sejahtera dan selamat oleh ikatan kasih, hidup bermasyarakat, berbangsa, bernegara, beriman dan menggereja akan dalam keadaan damai sejahtera dan selamat juga. Kanak-kanak Yesus di dalam keluarga kudus di Nasareth karena asuhan 'orangtua'Nya telah "bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat dan kasih karunia Allah ada padaNya". Maka dengan ini kami berharap keluarga-keluarga dapat meneladan Keluarga Kudus, Yesus, Maria dan Yosef. Kami berharap anak-anak yang dianugerahkan oleh Allah kepada orangtua/ bapak-ibu dididik dan dibersarkan dalam cintakasih dan kebebasan Injili. Dalam cintakasih berarti bapak-ibu sungguh memboroskan waktu dan tenaga bagi anak-anaknya, sedangkan dalam kebebasan Injili berarti bapak-ibu berfungsi sebagai penyiram sedangkan Allah-lah yang menganugerahi pertumbuhan dan perkembangan. Dengan kata lain orangtua tidak dapat memaksa anak-anak hanya mengikuti kehendak dan keinginan orangtuanya bagi masa depan mereka, melainkan biarlah Allah sendiri yang menyentuh dan memanggilnya untuk jadi apa masa depan anak-anak. Agar anak-anak bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada mereka, hendaknya masa balita anak-anak sungguh memperoleh kasih dan perhatian orangtua yang memadai. Hendaknya tidak dengan mudah menyerahkan anak-anak balita kepada para pembantu atau kakek-neneknya, karena ada kecenderungan untuk dimanja dan dengan demikian anak-anak tidak akan tumbuh berkembang sebagaimana dikehendaki oleh Allah.

·   "TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran" (Kej 15:5-6). Abram/Abraham adalah teladan umat beriman, maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan segenap umat beriman untuk meneladan bapa Abraham, yaitu percaya kepada firmanNya. Percaya atau beriman kepada firmanNya berarti senantiasa menghayati firman-firmanNya dalam hidup sehari-hari alias membaktikan diri sepenuhnya kepada Penyelenggaraan Ilahi. Dengan kata lain hendaknya kita tidak begitu percaya diri alias sombong, melainkan rendah hati. "Rendah hati adalah sikap dan perilaku yang tidak suka menonjolkan dan menomorsatukan diri, yaitu dengan menenggang perasaan orang lain. Meskipun pada kenyataannya lebih dari orang lain, ia dapat menahan diri untuk tidak menonjolkan dirinya". (Prof Dr Edi Sedyawati/ edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 24). Tak jemu-jemunya saya mengutip makna rendah hati, karena rendah hati merupakan keutamaan yang utama dan pertama harus kita hayati dan sebarluaskan. Para orangtua hendaknya menjadi teladan rendah hati bagi anak-anaknya serta mendidik dan membesarkan anak-anak untuk hidup dan bertindak rendah hati. Kita juga dapat meneladan Yosef dan Maria yang rendah hati dalam mendampingi kanak-kanak Yesus. Ingatlah dan sadari bahwa anda yang berkeluarga dan dianugerahi anak-anak akan memiliki keturunan yang banyak, yang sulit anda bayangkan, maka semoga keturunan anda kelak juga hidup dan bertindak dengan rendah hati, karena mengenangkan anda yang rendah hati. Biarlah anda nanti dikenang oleh keturunan anda, sebagaimana orang mengenang bapa Abraham maupun Yosef dan Maria. Secara khusus kepada mereka yang mengenakan nama Yosef atau Maria untuk meneladan Keluarga Kudus.

"Serukanlah nama-Nya, perkenalkanlaRh perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa! Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib! Bermegahlah di dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari TUHAN! Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu! Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mujizat-mujizat-Nya dan penghukuman-penghukuman yang diucapkan-Nya, hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, orang-orang pilihan-Nya!" (Mzm 105:1b-6)

Ign 30 Desember 2011.


RS: Dilarang Goblok Lagi

Guys, dua hari lagi kita akan mengakhiri tahun ini, dan memasuki tahun yang baru. Ada banyak hal yang terjadi sepanjang tahun ini. Dan, jika hal ini mungkin, kita sepertinya ingin kembali lagi ke masa lalu, ya ... untuk memperbaiki semua kesalahan yang telah kita perbuat sepanjang tahun yang telah berlalu. Namun, kita tahu bahwa hal itu tidak mungkin kita lakukan, dan hal itu hanya ada dalam cerita dan film saja. Lalu, apa yang harus kita lakukan? Is just forget and let it go? Tidak begitu juga. Alkitab mengajarkan, agar kita mengevaluasi apa yang telah terjadi, memahami akar kesalahan kita, mengakui segala dosa kita, membuat komitmen baru, lalu memakai waktu yang ada di depan kita dengan tidak melakukan kesalahan yang sama lagi. Atau, dengan kata-kata yang lebih lugas lagi -dari Pastor Jeffry Rachmat [JPCC], dilarang melakukan kegoblokan yang sama lagi. Itu yang diajarkan Alkitab. Nah, setidaknya ada enam area kehidupan yang perlu kita evaluasi, agar kita boleh menjalaninya dengan lebih baik lagi di tahun yang baru. SATU, area hidup iman. Adakah kita telah memiliki persekutuan yang baik dengan Tuhan selama ini? Adakah kita telah melakukan kehendak-Nya dengan setia selama ini? DUA, area hidup nikah. Adakah kita telah berfungsi seperti yang Tuhan mau bagi pasangan kita selama ini? TIGA, area hidup keluarga. Adakah kita menjadi orang tua seperti yang Tuhan mau bagi anak-anak kita selama ini? Adakah kita menjadi anggota keluarga seperti yang Tuhan mau bagi keluarga kita selama ini? EMPAT, area hidup bisnis. Adakah kita telah berlaku seperti yang Tuhan mau di tengah-tengah dunia kerja kita selama ini? LIMA, area hidup ministri. Adakah kita telah berlaku seperti seharusnya seorang pelayan Tuhan selama ini? Adakah kita telah menunaikan tugas pelayanan kita dengan baik selama ini? ENAM, area hidup berjemaat. Adakah kita telah berlaku dan berfungsi seperti yang Tuhan mau di tengah komunitas gereja kita? Guys, apa yang tertulis di atas, hanyalah contoh kecil evaluasi yang perlu kita lakukan di dalam area-area kehidupan kita. Berdoalah, agar Roh Kudus boleh menolong kita untuk mengevaluasi area-area kehidupan kita, menyatakan apa yang harus diperbaiki, dan juga menunjukkan langkah yang harus kita ambil. 

Read: Ef 5:15-17. Gbu.

Tahun Baru, Visi Baru


Renungan Harian Kristen kali ini bertemakan Tahun Baru dengan Judul  : Tahun Baru, Visi Baru

Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. (Filipi 3:13-14)

Tahun yang baru biasanya diawali dengan sebuah resolusi. Setiap orang punya targetnya sendiri. Tentunya di tahun yang baru ada harapan yang baru untuk hidup lebih baik lagi. Ada tujuan-tujuan mulia yang ingin dicapai supaya hidup lebih bermakna. Lalu bagaimana dengan kita sebagai orang percaya? Seringkali di awal tahun kita membuat resolusi yang baru, sebuah tujuan yang baik. Namun sudahkah tujuan tersebut berpusat pada Kristus atau justru berpusat pada diri sendiri?
Dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, Paulus mengungkapkan bahwa ia berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Paulus tidak mengejar kekayaan, kehormatan, popularitas, maupun kebahagiaan yang semu. Dia mengejar panggilan Allah di dalam Kristus Yesus. Baginya, panggilan Allah bukanlah suatu beban tanggung jawab lagi yang menyusahkan, melainkan sebuah hadiah. Sebuah keistimewaan karena boleh bekerja melayani Allah yang hidup.
Setiap orang Kristen tidak hanya dipanggil untuk percaya saja, melainkan juga untuk melakukan pelayanan dalam Kerajaan Allah. Pelayanan seperti apa? Nah, itulah tugas setiap orang untuk mencari dan mempergumulkan. Apa yang sesungguhnya Tuhan inginkan dengan hidupku? Bagaimana aku menjawab panggilan Tuhan dalam melayani kepentingan Kerajaan-Nya?
Bagaimana kita bisa mengetahui dan menemukan panggilan hidup kita di dalam Kristus? Ikuti teladan Paulus:

1.    Melupakan apa yang di belakangku.
Segala kepahitan, kemarahan, sakit hati, bahkan kebanggaan di tahun 2011 harus ditinggalkan. Yang lama sudah berlalu, yang baru sudah datang. Sudah bukan saatnya lagi kita terus mengingat-ingat kesalahan orang lain, menyesali terus-menerus kesalahan yang kita perbuat, membanggakan terus-menerus prestasi tahun lalu. Jika kita terus menoleh ke belakang, sulit bagi kita untuk terus maju.

2.    Mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku.
Fokus. Apapun yang ada di hadapan Saudara, fokus selesaikan dengan maksimal dan sepenuh hati. Jangan biarkan apapun atau siapapun membuatmu menyimpang dari tujuan. Buatlah suatu strategi yang menolong Saudara untuk fokus.

3.    Berlari ke tujuan.
Orang yang berlari memberikan energi lebih banyak, berusaha lebih keras. Kalau tahun lalu Saudara berikan 2 jam per hari untuk belajar, tahun ini berikan 4 jam. Kalau tahun lalu Saudara tidur 10 jam per hari, tahun ini cukup 7 jam saja. Kalau tahun lalu Saudara berSaat Teduh 10 menit setiap pagi, tahun ini berikan 15-20 menit. Kalau tahun lalu Saudara belajar Alkitab sejam seminggu, tahun ini berikan dua jam. Berikan energi lebih banyak untuk mencapai tujuanmu, yaitu memperoleh panggilan surgawi!

Lulus kuliah penting. Meraih gelar penting. Sukses dalam pekerjaan juga penting. Punya pacar penting. Menikah penting. Punya anak penting. Apapun yang penting dalam hidupmu, tidak ada yang lebih penting daripada memperoleh panggilan surgawi di dalam Kristus Yesus. Apa panggilanmu dan bagaimana mencapainya? Pergumulkan dengan tekun di dalam doa dan persekutuan dengan saudara-saudara seiman! Pegang terus ketiga prinsip Paulus dan lakukan apa yang Firman Tuhan katakan dalam hidupmu!

Selamat Tahun Baru!
_________________________________________
dikirim oleh : 
Novi Kurniadi - novi.kurniadi.****@***mail.com

Tenggat Waktu

Ayat bacaan: Yohanes 4:34
===================
"Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya."

tenggat waktuAda kalanya ketika dikejar-kejar deadline atau batas/tenggat waktu saya berharap bisa menghentikan sejenak putaran jarum jam. Betapa enaknya apabila kita bisa menghentikan waktu sejenak agar kita bisa menyelesaikan tugas demi tugas tepat pada waktunya dan kemudian bisa memiliki lebih banyak waktu untuk beristirahat. Hari ini pinggang dan punggung saya rasanya pegal sekali. Beberapa hari terakhir sibuknya bukan main. Selain mengajar di dua tempat, ada banyak deadline yang harus dinaikkan pula di media saya. Bagai air bah semuanya datang melimpah di saat bersamaan. Esok ada setumpuk lagi yang harus segera diselesaikan tepat waktu, lusa pun demikian. Saya merasa lelah, penat, bagai mainan yang baterainya sudah mulai habis. Tapi tugas tetaplah tugas. And time definitely waits for nobody. Mau tidak mau, suka tidak suka, saya harus mengerjakan semua tanggung jawab itu sebaik-baiknya dengan sepenuh hati. Itu jika saya tidak mau melanggar batas waktu atau menghasilkan sesuatu yang acak-acakan. Jika kita bekerja, maka deadline merupakan bagian dari keseharian kita. Kita bisa menundanya, atau melanggar batas waktu, tapi pada akhirnya itu akan menambah masalah pada diri kita sendiri. Daripada mengeluh, saya memilih untuk bersyukur. Sementara menghilangkan jenuh di kepala, saya pun kemudian menulis renungan ini.

Apakah kita saja yang punya tenggat waktu ini? Ternyata tidak. Yesus sendiri pun harus memikul tugasNya dengan tenggat waktu yang ditetapkan Tuhan. Bukan cuma kita, tapi Yesus pun punya tenggat waktu. Yesus tahu sejak semula bahwa waktunya tidak banyak. Sementara yang harus dikerjakan sangatlah banyak. Dan kita bisa meneladani Yesus yang tidak membuang waktu sedikitpun secara sia-sia. Dia memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk mengajar, menegur, menasihati, menyampaikan pesan Bapa, menyembuhkan, melakukan berbagai mukjizat dan tentu saja menyelamatkan orang-orang berdosa. So many things to do, so little time. Kita sering merasa seperti itu, kecepatan waktu yang sama pun dialami oleh Yesus. Malah tugas Yesus rasanya jauh lebih banyak dari kita, dan semua itu harus Dia selesaikan dalam rentang waktu yang sangat singkat. Mengeluhkah Yesus? Tidak. Dia terus melayani dengan total, habis-habisan. Dengan mengambil rupa atau fisik secara manusia, tentu Yesus pun merasakan tenaganya terkuras. Seperti kita, Yesus pun merasakan kelelahan. Kita bahkan melihat ada saat dimana Yesus merasa lelah, seperti yang bisa kita baca dalam Alkitab ketika Yesus duduk di tepi sumur Yakub. "Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas." (Yohanes 4:6). Tapi hebatnya, meski Yesus sedang kelelahan, Dia tidak berhenti sama sekali untuk melakukan tugasNya. Disana Yesus masih sempat-sempatnya menjamah hati seorang wanita Samaria. Keselamatan bukan saja terjadi untuk wanita Samaria ini, tetapi juga kepada bangsanya. "Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi: "Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat." (ay 39)

Yesus tahu waktu untuk menunaikan tugas dari Bapa itu sangatlah sempit. Tapi Dia tahu apa yang menjadi garis tugasNya sesuai dengan kehendak Bapa di Surga.  Lihatlah apa kata Yesus berikut: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (ay 34). Tugas Yesus adalah melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan semuanya hingga tuntas tepat pada waktunya, sesuai tenggat waktu atau deadline. Untuk itu Yesus tidak memikirkan DiriNya sendiri. Dia terus fokus kepada tugasNya sepenuhnya meski untuk itu Dia harus menjalani siksaan dan penderitaan yang sangat tidak beradab sebagai konsekuensinya. Dan lihatlah apa yang Yesus katakan di atas kayu salib: "..Sudah selesai..." (Yohanes 19:30). Yesus berhasil menyelesaikan semua tugas beratNya dengan gemilang. Coba pikirkan bagaimana jadinya kita seandainya Yesus gagal untuk memenuhi tugas dari Bapa? Semua yang kita nikmati hari ini, kelayakan untuk keselamatan kekal dan pemulihan hubungan antara kita dengan Sang Pencipta, semua itu adalah hasil dari totalitas Yesus dalam mengemban tugasNya.

"Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya." (Pengkotbah 3:1). Dalam ayat ini jelas tertulis bahwa segala sesuatu di muka bumi ini ada tenggat/batas waktunya atau deadlinenya. Tidak ada tugas yang tak berakhir, tapi bagaimana akhirnya, baik atau tidak, semua itu tergantung dari kita sendiri. Jika demikian, pertanyaannya, apakah kita sudah melakukan tugas-tugas kita dengan sebaik-baiknya? Yesus berkata "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja." (Yoahnes 9:4). Selama masih ada waktu, lakukanlah tugas kita dengan sebaik-baiknya. Memberi yang terbaik dalam pekerjaan merupakan sesuatu yang mutlak untuk kita lakukan. Begitu pentingnya sehingga dikatakan "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." (Kolose 3:23). Semua pekerjaan menuntut tanggungjawab dan keseriusan, dan kita diminta untuk memberikan yang terbaik dalam pekerjaan maupun pelayanan kita. Apakah itu mengenai tugas kita sebagai orang tua, tugas sebagai anak, tugas sebagai pemimpin atau karyawan, tugas sebagai pasangan, tugas sesuai pekerjaan kita dan sebagainya, semua itu haruslah kita lakukan dengan sebaik-baiknya sebelum semuanya berakhir. Pada suatu hari nanti, tugas, tanggung jawab atau peran kita pun akan selesai. Dan ketika saat itu tiba, sangatlah penting bagi kita untuk membuktikan: sudahkah kita menyelesaikannya dengan baik dan benar? Yesus sudah menunjukkan bagaimana totalitas dalam menyelesaikan pekerjaan, hendaklah kita meneladani benar hal ini dan mengaplikasikannya dalam segala bentuk pekerjaan yang kita hadapi hari demi hari. Apa yang menjadi daftar tugas anda saat ini? Sudahkah anda memberi yang terbaik dalam menyelesaikannya?

Kita tidak bisa menghentikan waktu, tapi kita bisa memaksimalkan waktu untuk melakukan yang terbaik atas pekerjaan-pekerjaan kita

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

Tetapi Tuhan...

Kejadian 39:12
Lalu perempuan itu memegang baju Yusuf sambil berkata: "Marilah tidur dengan aku." Tetapi Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan itu dan lari ke luar.

Bagaimana jika seandainya Yusuf menyerah pada godaan istri Potifar? (Kejadian 39). Bayangkan bahwa sebenarnya ia dapat membenarkan dosanya. "Tapi Tuhan, Engkau tentu tak ingin saya tidak bahagia, dan Engkau tahu betapa kesepiannya saya di sini. Lagi pula, saya pikir saya sungguh mencintainya."

Bagaimana jika seandainya Abram tidak taat saat Allah menyuruhnya meninggalkan Ur dan pergi ke daerah yang tak dikenal? (Kejadian 12). Bagaimana jika seandainya ia berkata, "Tapi Tuhan, saya sudah mantap di sini. Saya tidak dapat mengambil risiko untuk sebuah masa depan yang tak pasti. Saya harus menjaga Sarai. Saya tidak mau pergi."

Terpujilah Allah karena Yusuf dan Abram melakukan hal yang benar. Yusuf kabur dari godaan; ia lari dari dosa. Abram meninggalkan Ur; berkelana dengan penuh ketaatan.

Dalam hidup, kita menghadapi dua macam pilihan. Kadang godaan muncul di hadapan kita. Saat itu, kita bisa lari meninggalkan godaan dan memperoleh penghargaan dari Tuhan, atau kita menyerah, dan menuai konsekuensi yang menyedihkan, lalu membuat alasan-alasan penyesalan. Kadang kita merasa Tuhan menuntun kita ke arah tertentu. Kita dapat memilih mengikuti Dia dan percaya bahwa Dia Mahatahu, atau kita dapat memberikan alasan yang mengada-ada dan hidup di dalam ketidaktaatan.

Kesalehan yang memberi hidup berkelimpahan jauh lebih baik daripada hidup yang penuh dengan alasan dan keputusasaan. Mari kita hidup dengan cara demikian sehingga kita tidak akan menyerah kepada keinginan untuk berkata, "Tetapi Tuhan..."

Allah tidak menuntut kesuksesan, hanya ketaatan.

29 des


"Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang "

(1Yoh 2:3-11; Luk 2:22-35)

"Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah", dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel." Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan -- dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri --, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang." (Luk 2:22-35), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Hari ini ditampilkan kepada kita tokoh Simeon, "seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan", maka ketika ia melihat Sang Penghibur Sejati, Sang Bayi Penyelamat Dunia, yang dipersembahkan di bait Allah, ia merasa berbahagia sekali dan siap sedia untuk dipanggil Tuhan karena telah bertatap muka dengan Penyelamat Dunia. Ia pun meramalkan bahwa Sang Bayi Penyelamat Dunia ini 'ditentukan untuk menjatuhkan dan membangkitkan banyak orang", artinya kedatanganNya akan mengajak semua orang untuk berbalik kepada Tuhan. Baiklah saya mengajak anda sekalian untuk mawas diri sebagai orang beriman: apakah cara hidup dan cara bertindak kita benar dan saleh seperti Simeon, sehingga juga dipanggil untuk mengajak semua orang berbalik kepada Tuhan alias bertobat, meninggalkan cara hidup dan cara bertindaknya yang amoral atau jahat. Orang benar dan saleh pasti tak takut dan tak gentar menghadapi aneka macam bentuk ketegangan atau perbantahan, karena ia akan mampu melihat karya Tuhan di dalamnya, sehingga mampu mengatasi ketegangan dan perbantahan, serta dengan demikian semua orang hidup dalam damai dan tenteram sehingga juga siap sedia berkata seperti Simeon "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu", siap sedia dipanggil Tuhan kapan saja dan dimana saja.

·    "Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup" (1Yoh 2:4-6). Kutipan dari surat Yohanes di atas ini menegaskan cara hidup dan cara bertindak orang benar dan saleh, yaitu "menuruti firmanNya, sempurna kasih Allah dan hidup seperti Kristus", alias menjadi 'alter Christi'. Jika kita jujur mawas diri kiranya kita akan mengakui bahwa kita masih jauh dari itu semuanya, maka marilah dengan rendah hati kita bersama-sama mengusahakannya. Dalam kebersamaan kiranya kita akan lebih mampu menuruti firman Allah, sempurna dalam kasih Allah serta hidup seperti Yesus Kristus. Semua firman atau sabdaNya kiranya dapat dipadatkan kedalam perintah untuk saling mengasihi satu sama lain sebagaimana Allah telah mengasihi kita. Pada masa kini hemat saya yang sulit adalah dikasihi bukan mengasihi. Dikasihi artinya siap sedia diberitahu, dituntun, dikritik, ditegor, dicela, dst..,pendek kata diperkembangkan dan ditumbuhkan terus-menerus agar semakin suci dan bersahabat dengan Tuhan dan sesamanya, semakin dikasihi oleh Tuhan dan sesamanya. Marilah dengan rendah hati kita tanggapi dan sikapi aneka macam sapaan, sentuhan, perlakuan, ajakan dst.. dari saudara-saudari kita sebagai perwujudan kasih Tuhan kepada kita. Tak mungkin orang mengritik, mengejek dan menegor kita dengan keras jika mereka tak mengasihi kita, maka hayatilah aneka kritik, ejekan dan tegoran keras sebagai kasih, kerena dengan demikian kita juga akan semakin benar dan saleh.

"Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, menyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi! Menyanyilah bagi TUHAN, pujilah nama-Nya, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa." (Mzm 96:1-3)

Ign 29 Desember 2011

 


Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari