Senin, 15 Oktober 2012

Hikmat

Ayat bacaan: Amsal 3:13-14
=====================
"Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas."

Ada banyak orang yang sepanjang hidupnya terus mengejar kesempatan untuk menimbun kekayaan. Mereka berpikir bahwa harta kekayaan itu bisa menjamin kebahagiaan dan kemakmuran. Emas dan perak tentu termasuk di dalamnya, bersama-sama dengan berbagai bentuk lainnya seperti uang dan lain-lain. Memang tidak salah jika kita mencari nafkah, bahkan menyimpannya dalam bentuk emas. Hanya saja kita perlu memperhatikan cara dan porsinya, serta untuk apa kita memilikinya. Jangan sampai harta malah membuat kita jauh dari Tuhan dan segala ketetapanNya, lalu membuat kita menghamba pada uang. Dan itu sudah diingatkan dalam Matius 6:24 "Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." Lalu ingat pula ayat ini: "Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibrani 13:5). Jangan sampai kita menjadi orang yang tidak ada habisnya mati-matian menumpuk harta dengan berbagai cara, baik lewat bekerja nonstop atau menghalalkan berbagai kecurangan seperti korupsi, mencuri dan sebagainya, selanjutnya menomorduakan pentingnya membagi waktu bersama istri dan anak-anak karena berpikir bahwa uang adalah segalanya

Dunia boleh saja mengagungkan harta dan mencoba terus mempengaruhi kita dengan itu, tapi penulis Amsal justru mengajarkan hal yang berbeda. Demikian bunyi ayatnya: "Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas." (Amsal 3:13-14).Bukan harta, bukan emas dan perak, melainkan hikmat. Hikmat ini dikatakan jauh lebih bernilai dibandingkan harta, karenanya inilah yang harus kita prioritaskan lebih dari sekedar menimbun harta duniawi. Kita bisa melihat langsung contoh mengenai itu dari Salomo sendiri. Perhatikan bahwa ia memulai segala sesuatu lewat hikmat. Ia diberikan hikmat yang melebihi siapapun yang pernah, masih dan akan hidup di dunia ini. Alkitab belakangan mencatat bahwa Salomo merupakan orang terkaya yang pernah ada. Salomo memulainya bukan dari menimbun harta tapi dari anugerah hikmat yang ia terima dari Tuhan, dan kekayaan dengan sendirinya hadir mengikuti. Hikmat itu sangatlah penting. Dengan hikmat kita pun nantinya akan bijaksana dalam mengelola dan mempergunakan setiap berkat yang Tuhan titipkan kepada kita.

Tentu saja benar bahwa mencari nafkah hidup tentu penting. Tuhan sendiri tidak pernah menyuruh kita untuk berleha-leha, bermalas-malasan, tetapi kita memang diharuskan untuk bekerja. "jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan." (2 Tesalonika 3:10). Namun kita harus ingat bahwa harta bukanlah segalanya, dan itu semua bukan hanya untuk ditimbun melainkan juga untuk dipakai memberkati sesama. Perhatikan ayat berikut ini: "...hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat..." (1 Petrus 3:9). Kita tidak boleh menomorduakan Tuhan, karena selain semuanya pada akhirnya akan sia-sia, kita pun akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh hikmat.

Salomo menguraikan manfaat-manfaat yang bisa kita peroleh dari  hikmat dalam Amsal 2, yaitu:
- kita akan memperoleh pengertian yang benar tentang takut akan Tuhan.
- kita bisa lebih mengenal Allah.
Ayat: "maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah." (5)
- hikmat menjadikan kita orang jujur, tidak bercela, adil dan setia, sehingga
- dengan demikian kita mendapatkan pertolongan, perlindungan dan pemeliharaan Tuhan.
Ayat: "Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya, sambil menjaga jalan keadilan, dan memelihara jalan orang-orang-Nya yang setia." (7-8)
- memampukan kita untuk mengerti tentang apa yang adil, jujur, baik dan benar.
Ayat: "Maka engkau akan mengerti tentang kebenaran, keadilan, dan kejujuran, bahkan setiap jalan yang baik." (9)
- hikmat mendatangkan kebijaksanaan dan pengetahuan.
Ayat: "kebijaksanaan akan memelihara engkau, kepandaian akan menjaga engkau" (11)
- kita bisa membedakan mana yang baik dan mana yang jahat sehingga bisa lepas dari segala yang jahat itu. (12)
Ayat: "supaya engkau terlepas dari jalan yang jahat, dari orang yang mengucapkan tipu muslihat, dari mereka yang meninggalkan jalan yang lurus dan menempuh jalan yang gelap" (12-13)
- menguatkan kita agar tidak gampang terjebak nafsu kedagingan
Ayat: "supaya engkau terlepas dari perempuan jalang, dari perempuan yang asing, yang licin perkataannya" (16)

Dan sebagainya. Bacalah secara lengkap Amsal 2:1-22, maka anda akan melihat betapa besar faedahnya memiliki hikmat dalam hidup ini.

Bagaimana kita bisa memperoleh hikmat? Lihat apa yang dikatakan Salomo dalam pasal 2 ini. "jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah. Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian." (ay 4-6). Kita bisa mengetahui bahwa hikmat bukanlah seperti durian runtuh yang jatuh dari langit begitu saja, bukan pula pembawaan lahir, tapi semua itu berasal dari Tuhan dan untuk mendapatkannya dibutuhkan usaha sungguh-sungguh serta keseriusan kita. Jelaslah bahwa ada hubungan antara anugerah dari Tuhan dan upaya dari kita sendiri untuk memperoleh hikmat. Lalu dalam Mazmur pun disebutkan bahwa: "Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik. Puji-pujian kepada-Nya tetap untuk selamanya." (Mazmur 111:10).

Jika kita lihat dalam Perjanjian Baru, disana kembali ditegaskan bahwa hikmat adalah sesuatu yang berasal dari Tuhan. "sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan" (Kolose 2:3) Untuk memperolehnya dibutuhkan upaya kita yang serius. Yakobus mengatakannya demikian: "Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya." (Yakobus 1:5). Lalu Yakobus pun memberikan tips lebih lanjut untuk bisa memperoleh hikmat, yaitu dengan memintanya dalam iman dan percaya. (ay 6). Ini artinya, tanpa iman dan keyakinan teguh, niscaya hikmat tidak akan bisa kita peroleh.

Tuhan siap menganugerahkan hikmat kepada anak-anakNya. Dia sangat rindu untuk melengkapi anak-anakNya dengan bekal yang cukup untuk melewati hari demi hari yang penuh tantangan dan kesulitan, sehingga semua anakNya akan mampu mencapai garis akhir dengan baik, menjadi pemenang dengan gemilang dan memperoleh mahkota kehidupan seperti yang Dia janjikan. Tanpa hikmat kita akan kesulitan untuk hidup lurus dan pada suatu ketika akan menyerah di tengah jalan karena menjalani hidup tanpa kebijaksanaan. Betapa pentingnya hikmat bagi kehidupan kita. Oleh karena itu kejarlah hikmat dan terimalah semua berkat dan janji Tuhan.

Tuhan memberkati dan melindungi setiap orang yang mengerti akan pentingnya hikmat

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari