Selasa, 27 November 2012

Hidup iman mengalami saat-saat hangat dan saat-saat lesu

Lukas 21:12-19

Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku. Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh. dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi tidak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang. Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu."

Renungan:

Bacaan-bacaan hari ini mengingatkan saya akan seorang Suster. Suster ini berasal dari keluarga dan lingkungan bukan Katolik. Semakin ia berusaha mencari informasi menjadi Suster, semakin hatinya tergoda untuk menjadi biarawati. Tetapi orangtua pasti menentangnya; sanak-saudara dan lingkup keluarganya pun demikian. Ia mencari akal. Kepada keluarganya ia berkata: "Saya mau sekolah. Tempatnya jauh. Kalian tak perlu mencemaskan saya." Masa kritis tiba, tatkala orangtua curiga: sekolah terlalu lama; masa libur juga sangat singkat. Pihak keluarga ingin mengetahui apa yang terjadi. Sang Suster berdoa agar panggilan jangan putus. Perlahan-lahan dan dengan segala cara, Suster memberitahukan panggilannya kepada keluarga. Yakin akan rahmat Allah, ia memasrahkan segalanya kepada Tuhan, dalam membimbing panggilannya dan didukung oleh keluarganya.

Menurut Rasul Paulus, hidup iman kita mirip dengan gelanggang pertandingan, dan "setiap orang turut berlari, untuk memperoleh medali".Sebenarnya, hidup iman bukanlah melulu militansi, melainkan seperti dikatakan oleh Santa Theresiadari Lisieux: hidup iman mengalami saat-saat hangat dan saat-saat lesu. Menyiasati hidup yang demikian, seturut nasehatnya, ada tiga diskresi: Pertama tahu bersyukur atas dorongan kehangataniman yang dari Tuhan. Kedua bersabar dalam masa suram. Ketiga usaha untuk bangun kembali. Jangan terlalu lama biarkan diri terhanyut dalam kelelapan iman.

(Renungan Harian Mutiara Iman 2012, Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari