Rabu, 07 November 2012

Dipilih Tuhan

Ayat bacaan: Matius 4:19
======================
"Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."

Setelah lulus SMA, para siswa biasanya akan berusaha untuk masuk ke Perguruan Tinggi favorit mereka, mengambil jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat masing-masing. Mereka akan mengikuti ujian masuk, dan setelah itu tinggal berharap-harap cemas atau ada juga yang terus berdoa agar mereka bisa diterima masuk. Bagi yang tidak, mereka pun kemudian akan mencari Perguruan Tinggi lainnya untuk bisa melanjutkan pendidikan agar kelak tampil menjadi sarjana-sarjana yang berhasil dan mampu memberi sumbangsih nyata bagi bangsa dan negara.

Saya pernah membaca bagaimana kehidupan anak-anak Yahudi di jaman Perjanjian Baru. Sejak kecil biasanya mereka biasanya sering mengikuti sekolah-sekolah yang diadakan para rabi hingga usia mereka mencapai sekitar 13 tahun. Hanya yang terbaik dan dianggap cemerlanglah yang kemudian akan menjadi orang-orang yang terpilih. Mereka selanjutnya akan menjadi 'pengikut' rabi di tempat mereka masing-masing. Para anak muda terpilih ini akan mengikuti sang rabi mereka kemanapun ia pergi, bahkan makan apapun yang dimakan oleh sang rabi. Mereka hidup dengan meneladani rabi secara total. Bagaimana dengan yang tidak terpilih? Mereka akan membuka usaha-usaha perdagangan, bekerja sebagai tukang kayu, peternak, nelayan dan sebagainya. Itu adalah pilihan terakhir apabila mereka tidak berhasil menjadi anak-anak pilihan yang dianggap pintar dan cemerlang.

Saya tertarik untuk mengajak teman-teman melihat kisah ketika Simon Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes dipanggil langsung oleh Yesus untuk mengikutiNya seperti yang tercatat dalam Injil Matius 4:18-22.  Saat itu Yesus tengah berjalan menyusuri pantai danau Galilea lalu melihat dua orang bersaudara, Petrus dan Andreas yang tengah bekerja sebagai nelayan. Waktu itu mereka sedang sibuk menebarkan jala untuk menangkap ikan sesuai profestinya. "Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." (ay 19). Mereka tidak menunggu lama dan langsung merespon panggilan Tuhan tanpa banyak tanya. Dari sana, Yesus kemudian bertemu dengan dua bersaudara lainnya, yaitu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus. Hal yang sama terjadi. Yesus memanggil mereka dan merekapun langsung pergi meninggalkan pekerjaan mereka dan mengikuti Yesus.

Jika kita hubungkan dengan bagaimana kehidupan anak-anak laki-laki Yahudi pada masa itu seperti yang saya bagikan di atas, orang-orang seperti Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes jelas bukan merupakan murid-murid pilihan. Karena itulah mereka kemudian berprofesi sebagai nelayan melanjutkan usaha keluarga. Tapi menariknya, lihatlah Yesus bukan mencari anak-anak terpilih yang sedang mengikuti rabi mereka, tetapi justru mencari dan memilih mereka yang ternyata telah ditolak oleh rabi setempat. Yesus tidak memilih mereka yang dianggap dunia sebagai yang terbaik dan paling cemerlang, tapi justru menawarkan undanganNya dengan kata yang sederhana, "Mari, ikutlah Aku" kepada para nelayan biasa yang tidak dipandang istimewa bagi dunia. Lebih dari itu, Yesus mengatakan bahwa mereka akan Dia pakai untuk menjadi "penjala manusia", sebagai orang-orang yang akan menjala dan menarik manusia berdosa untuk keluar dari perangkap dan pusaran kegelapan. Itu jelas sebuah kehormatan yang luar biasa. Mereka tidak mengikuti rabi setempat, tapi justru kemudian menjadi pengikut Rabi yang terbaik, Raja diatas segala raja.

Yesus memberikan kehormatan yang sama bagi kita semua, termasuk anda dan saya. Bukan karena kita paling hebat, yang terbaik, terkuat, terpintar atau paling cemerlang, tetapi karena Tuhan memerlukan orang-orang biasa seperti kita untuk meneladaniNya dan menjangkau orang lain di sekeliling kita untuk menyatakan kasih Kristus, demi namaNya. Apa yang Tuhan lihat bukanlah apa yang dilihat dunia, melainkan hati. Dan Tuhan sudah menyatakan itu sejak lama seperti yang Dia firmankan langsung kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (1 Samuel 16:7). Sebuah hati yang tulus, taat dan mengasihi Tuhan, sebuah hati yang akan tergerak ketika melihat kebutuhan atau juga penderitaan orang-orang lain di sekitar kita. Tuhan bahkan menegaskan pula lewat Paulus bahwa "apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti" (1 Korintus 1:28). Ini tentu bukan berarti bahwa kita yang memang diberi kepintaran dan keahlian atau bakat-bakat khusus tidak akan pernah terpilih, tetapi Tuhan ingin menyatakan bahwa siapapun, termasuk orang yang bagi dunia dianggap tidak ada apa-apanya atau terbuang sekalipun sama berharganya di mata Tuhan dan punya kesempatan yang sama untuk mendapatkan kehormatan daripadaNya untuk menjadi pengikutNya. Justru kita harus mempergunakan segala yang Tuhan telah bekali bagi kita untuk memuliakanNya lewat apapun yang kita perbuat.

Hari ini Tuhan memanggil kita dengan cara yang sama, sesuai dengan profesi kita masing-masing. Misalnya, bagi yang berprofesi di dunia kesehatan, Tuhan berkata: "Mari, ikutlah Aku, kamu akan kujadikan penyembuh luka batin orang lain." Kepada para insinyur Tuhan berkata: "Mari, ikutlah Aku, kamu akan kujadikan pembangun orang-orang yang sudah sempat hancur akibat banyak hal di masa lalu mereka." Dan sebagainya, sesuai dengan panggilan kita masing-masing. Lalu selain itu, kita pun hendaknya meneladani respon dari Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes dalam menyikapi panggilan Tuhan. Jangan tunda, jangan ragu, jangan menolak, tetapi segeralah patuh dan ikuti Dia. Disanalah Tuhan bisa menyatakan kuasaNya dalam merubah kita, orang-orang yang biasa untuk menjadi luar biasa. Ikutlah Yesus sekarang juga, dan ijinkan Dia membentuk hidup anda.

Orang biasa atau yang terbuang sekalipun bisa menerima kehormatan yang sama untuk menjadi murid Yesus

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari