Selasa, 17 Maret 2015

Jalan Pintas yang Berbahaya


Baru-baru ini diadakan pemilihan umum di negara saya. Kenalan saya, seorang ibu, tengah mengalami kesulitan hidup sehingga ia rela menukarkan hak suaranya demi mendapat sekantong popok bayi. Kami sudah pernah membicarakan keunggulan dari setiap calon, sehingga pilihan ibu itu mengecewakan saya. Saya bertanya, “Lalu bagaimana dengan keyakinanmu?” Ia diam saja. Enam bulan setelah calon yang dipilihnya itu menang, pajak pun dinaikkan. Sekarang harga barang-barang menjadi lebih mahal daripada sebelumnya, termasuk popok bayi!


Di banyak negara, praktik korupsi dalam dunia politik bukanlah hal yang asing. Demikian juga halnya dengan korupsi rohani. Iblis berusaha memikat Yesus agar mau “menjual” keyakinan-Nya (Mat. 4:1-10). Si pencoba datang kepada Yesus ketika Dia sedang letih dan lapar. Iblis menawarkan kepada Yesus kepuasaan sesaat, roti segar yang bisa diciptakan dalam hitungan detik, kelepasan yang ajaib, dan seluruh kerajaan dunia beserta kemegahannya.


Namun Yesus lebih tahu. Dia tahu bahwa jalan pintas adalah musuh yang berbahaya. Jalan pintas mungkin menawarkan suatu pilihan tanpa penderitaan, tetapi pada akhirnya jalan itu mendatangkan penderitaan yang jauh lebih dalam dari yang pernah kita bayangkan. Sepanjang pencobaan-Nya, tiga kali Yesus mengatakan, “Ada tertulis” (ay. 4,7,10). Yesus teguh berpegang pada keyakinan akan kebenaran Allah dan firman-Nya.


Allah juga dapat menolong kita yang sedang dicobai. Kita dapat bergantung kepada-Nya dan pada kebenaran firman-Nya untuk menolong kita menghindari jalan pintas yang berbahaya.



Jalan pintas apakah yang cenderung menggodaku untuk memperoleh kepuasan? Apakah yang dapat kulakukan untuk menjaga diri?


Jalan Allah memang tidak mudah, tetapi akan membawa kita pada kepuasan kekal.






from Santapan Rohani http://ift.tt/1FwrVN2

via IFTTT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari