Selasa, 23 Desember 2014

Damai Yang Abadi

Info

Rabu, 24 Desember 2014


Damai Yang Abadi



2:13 Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.


2:14 Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,


2:15 sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,


2:16 dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.


2:17 Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat",


2:18 karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.


2:19 Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,



Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah. —Efesus 2:14


Damai Yang Abadi


Pada malam Natal tahun 1914, di masa Perang Dunia I, tidak terdengar suara desing tembakan di Front Barat yang berjarak sepanjang 48 km. Dari parit-parit pertahanan, para prajurit mengintip dengan penuh kewaspadaan, sementara beberapa prajurit lainnya memperbaiki posisi mereka dan menguburkan rekan-rekan mereka yang telah gugur. Seiring datangnya kegelapan malam, sejumlah prajurit Jerman menyalakan lentera dan menyanyikan lagu-lagu Natal. Para serdadu di pihak Inggris pun bertepuk tangan, lalu meneriakkan salam.


Hari berikutnya, para prajurit Jerman, Prancis, dan Inggris bertemu di Daerah Tak Bertuan untuk saling berjabat tangan, berbagi makanan, dan bertukar kado. Itulah jeda yang singkat dari perang yang segera berakhir ketika artileri dan senapan mesin meraung kembali. Namun tak seorang pun yang mengalami peristiwa yang kemudian dikenal sebagai “Gencatan Senjata Natal” itu dapat melupakan perasaan yang mereka alami dan bagaimana peristiwa malam Natal tersebut membangkitkan kerinduan mereka akan damai yang abadi.


Dalam nubuat Nabi Yesaya mengenai Mesias yang akan datang, kita membaca, “Namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai” (Yes. 9:5). Dengan kematian-Nya di kayu salib, Yesus meniadakan “daerah tak bertuan” di antara kita dan Allah. “Karena Dialah damai sejahtera kita” (Ef. 2:14).


Di dalam Yesus, kita dapat menemukan kedamaian abadi dengan Allah dan keselarasan hidup dengan sesama. Itulah pesan Natal yang sanggup mengubahkan hidup! —DCM


Gita sorga bergema,

“Lahir Raja Mulia!

Damai dan sejahtera

Turun dalam dunia.” —Wesley

(Kidung Jemaat No. 99)


Hanya di dalam Kristus ada kedamaian sejati.


facebook google_plus


Artikel ini termasuk dalam kategori Santapan Rohani, SaTe Kamu







from WarungSaTeKaMu.org

via IFTTT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari