Selasa, 31 Maret 2009

Learn To Fly

Ayat bacaan: Ulangan 32:11
======================
"Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya, demikianlah TUHAN sendiri menuntun dia, dan tidak ada allah asing menyertai dia."


rajawali belajar terbang, bayi rajawali, induk, belum dewasa secara imanMalam ini saya kembali melihat seekor burung elang melintas rendah tepat di depan mata saya. Saya tahu saya harus kembali menulis mengenai burung elang alias burung rajawali lagi. Saat ini sebenarnya saya sedang siap-siap untuk tidur, hari sudah sangat larut dan menjelang subuh, tapi ayat yang saya jadikan ayat bacaan hari ini tiba-tiba terlintas di pikiran saya dan itu artinya saya harus menuliskan sesuatu malam ini juga sebelum keburu lupa.

Seperti apa burung rajawali mengajarkan anaknya untuk terbang? Dalam sebuah film dokumenter yang pernah saya tonton, jalannya adalah sebagai berikut. Seperti yang saya tuliskan kemarin, burung rajawali biasanya membuat sarang jauh tinggi di atas gunung. Di sanalah biasanya burung rajawali menetaskan telurnya. Pada awal kelahiran, seperti halnya bayi manusia, bayi-bayi burung rajawali akan menghabiskan waktunya dengan makan dan tidur dengan penuh kenyamanan dalam sarangnya. Sang induk pun akan mengurus mereka dengan penuh kasih sayang, mencari makanan dan menyuapi mereka satu persatu. Tapi pada suatu hari, sang induk akan terbang mengitari sarangnya sambil memperhatikan anak-anaknya dengan seksama. Pada suatu saat, sang induk rajawali akan meluncur cepat menuju sarangnya, menabrak sarangnya dan menggoncang dan menggoyang sarang itu. Lalu anaknya akan di ajarkan terbang. Si anak akan berkali-kali jatuh, namun induknya akan dengan cepat meraih anaknya kembali, mengangkat anaknya naik ke atas, dan melepaskannya kembali hingga anaknya terlatih dan siap untuk terbang.

Ada banyak di antara kita yang percaya pada Yesus tapi terus berlaku selayaknya bayi burung rajawali. Kita hanya mau berada di sarang yang nyaman, disuapi terus, diurusi terus tanpa mau melangkah, mau masuk lebih dalam atau mau belajar untuk terbang naik lebih tinggi lagi. Kita takut menghadapi perubahan. Kita hanya mau mendengar firman yang berisi berkat-berkat yang nyaman bagi telinga, dan melupakan ayat-ayat yang mengajarkan untuk bertekun dalam penderitaan. Menganggap Allah penuh kasih ketika senang, tapi ketika masalah datang, Tuhan dalam seketika akan berubah menjadi sosok bengis yang kejam. Apa yang kita baca pada ayat bacaan hari ini sesungguhnya sangat indah. "Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya, demikianlah TUHAN sendiri menuntun dia, dan tidak ada allah asing menyertai dia." (Ulangan 32:11). God Himself wants to teach us how to fly. Ada masa dimana kita harus disuapi dan diberi susu, tapi ada saat dimana kita cukup "dewasa" dan akan dipersiapkan Tuhan untuk berdiri, berjalan dan berlari. Mulai mengepakkan sayap dan terus berusaha untuk naik ke atas. Mulai bertolak dari pinggiran pantai dan masuk ke laut yang lebih dalam. Dalam proses itu, Tuhan sendirilah yang akan menuntun kita. Dia akan menuntun kita hingga kita siap untuk terbang.

Dalam suatu kali Paulus mengingatkan demikian. "Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus. Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya. Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?" (1 Korintus 3:1-3). Berbagai perselisihan dan saling menjatuhkan di antara sesama anak-anak Tuhan yang banyak terjadi menunjukkan sebuah proses iman yang masih jauh dari dewasa. Mari kita lihat dalam kitab lain. "Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat." (Ibrani 5:12-14). Lihatlah masih banyak orang-orang yang seharusnya sudah siap menjadi pelayan Tuhan, namun perilaku, sikap, tindakan dan perbuatannya masih seperti bayi kecil. Bagaimana Tuhan bisa mengajarkan kita untuk naik ke atas, dan menerima begitu banyak janji Tuhan di atas sana, terbang lebih tinggi dari segala permasalahan dan goncangan-goncangan kehidupan, jika kita masih terus saja berlaku seperti bayi?

In times, He wants you to fly. He will personally teach and guide you for that. Kembali pada Ulangan 32, kisah rajawali menggoyang sarang ini didahului oleh ayat berikut: "Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya." (Ulangan 32:10). Dan kemudian setelah ayat bacaan hari ini kita dapati ayat demikian: "Dibuat-Nya dia berkendaraan mengatasi bukit-bukit di bumi, dan memakan hasil dari ladang; dibuat-Nya dia mengisap madu dari bukit batu, dan minyak dari gunung batu yang keras" (ay 14). Lihatlah di padang gurun, ditengah ketandusan dan auman padang belantara, Tuhan ada bersama kita. Dia melatih kita untuk menjadi kuat, untuk mampu terbang tinggi, sehingga kita sanggup melintasi semua ketandusan, kegersangan dan ganasnya kehidupan dan mendapatkan berkat melimpah dari bukit batu dan gunung batu yang keras sekalipun! Itu yang Tuhan sediakan bagi kita. Tapi itu tidaklah bisa kita peroleh jika kita terus menerus berlaku seperti layaknya bayi rajawali. Let's spread our wings and fly!


To be able to fly high first we must learn how to fly

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari