Minggu, 22 April 2012

Berat Masalah

Ayat bacaan: Yunus 1:3
==================
"Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN."

lari dari masalahTadi pagi saya pergi ke kantor pos untuk mengetahui berapa ongkos pengiriman cd dari tempat saya ke luar negeri sesuai dengan pesanan pelanggan yang hendak membeli beberapa cd di toko saya. Menambahkan 1 cd saja harganya ternyata bisa melompat jauh, meski berat 1 cd tergolong ringan. Semakin banyak cd yang ditambahkan ke timbangan, maka semakin mahal pula ongkos kirimnya. Ketika sedang menimbang, saya pun berpikir. Seandainya masalah dalam hidup kita ini bisa ditimbang beratnya, maka berapa gram atau bahkan kilogram berat masalah yang masing-masing kita sedang hadapi saat ini? Ada orang yang berpikir bahwa dengan lari dari masalah, atau menyembunyikannya, itu bisa memperingan beratnya. Tapi seperti cd yang diletakkan satu persatu di atas timbangan, biar bagaimana anda menyembunyikannya, beratnya tentu akan bertambah. Lari dari masalah cenderung dilakukan banyak orang. Mereka mengira bahwa itu bisa menjadi solusi cepat dan mudah, akan tetapi sebenarnya itu hanyalah akan menambah beratnya dan akan menjadi semakin "mahal" untuk diselesaikan.

Masalah dalam hidup kita datang dan pergi, bahkan beberapa diantaranya terkadang bisa datang serentak di saat yang sama. Begitu banyak dan saling berkait, sehingga kita bingung harus mulai dari mana untuk menyelesaikannya. Semakin lama anda biarkan, maka masalah akan semakin bertambah besar beratnya, semakin berbelit dan rumit dan akan semakin sulit untuk diselesaikan. Saya dahulu termasuk orang yang punya sifat selalu lari dari masalah dan suka menunda-nunda penyelesaiannya. Saya selalu berpikir, mudah-mudahan masalah itu akan berlalu dengan sendirinya. Setiap kali saya berpikir seperti itu, saya pun mendapati bahwa itu adalah sebuah harapan yang sia-sia. Tidak ada masalah yang bisa selesai dengan sendirinya. Lari dari masalah malah membuat masalah makin bertambah. Akibatnya masalah-masalah itu tidak pernah selesai dan selalu saja semakin mempersulit saya kemudian. Masalah memang memusingkan, dan seringkali membuat kita menderita, apalagi kalau sudah berbelit dan sangat berat ketika ditimbang. Kita harus berani menghadapi setiap masalah dengan jantan, menguraikan dan menyelesaikannya satu persatu secepat mungkin sebelum kita malah semakin menambah beban dan mempersulit diri sendiri.

Jika Yunus masih hidup saat ini, tanyakanlah kepadanya apa yang ia peroleh dengan lari dari masalah. Yunus pasti akan punya banyak cerita akan hal itu sesuai pengalamannya sendiri. Yunus mendapat amanat langsung dari Tuhan untuk pergi ke Niniwe guna menyampaikan pesan dari Tuhan kepada mereka. "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku." (Yunus 1:2). Itu adalah tugas yang mulia, tapi jelas bukanlah perkara gampang dan menyenangkan. Yunus ternyata lebih menganggapnya sebagai masalah ketimbang sebuah kehormatan. Ia menganggapnya sebagai sebuah masalah dan kemudian memutuskan untuk kabur. "Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN." (ay 3). Lari dari masalah, lari dari panggilan. Itulah yang dilakukan Yunus. Kitapun kemudian tahu apa akibatnya. Bukannya lepas, tapi Yunus malah terbenam makin jauh dalam masalah yang lebih besar dan banyak. Pertama, Yunus dilempar ke luar dari kapal, dicampakkan ke laut selanjutnya ditelan oleh ikan besar. Salah satu hal yang bisa kita pelajari dari kisah Yunus adalah, bahwa lari dari masalah ternyata bukanlah solusi yang tepat. Lari dari masalah tidak akan menyelesaikan masalah, malah akan menambah masalah lebih banyak lagi.

Para tokoh Alkitab tanpa terkecuali punya problema sendiri-sendiri. Tidak ada satupun tokoh Alkitab yang digambarkan hidup tanpa masalah. Dan memang, kekristenan tidak pernah mengajarkan sebuah jaminan untuk 100% tanpa masalah. Dari Perjanjian Lama: Abraham, Daud, Musa, Ayub dan lain sebagainya, hingga Perjanjian Baru seperti Petrus, Paulus dan lain-lain, semua punya pergumulan mereka sendiri. Tapi kita bisa melihat satu hal yang pasti, bahwa justru lewat masalah mereka-lah kemudian Tuhan menyatakan diriNya, dan ketaatan mereka membuat mereka mampu menyelesaikan masalah. Mereka sukses melewati uji kemurnian iman. Mereka semua adalah tokoh-tokoh nyata dimana kita bisa belajar dari pengalaman hidup mereka.

Jangan pernah lari dari masalah. Be a man, stand up and face your problem! Saya sendiri sudah membuktikan sendiri bahwa adalah jauh lebih baik untuk menjadikan masalah sebagai sebuah kesempatan untuk belajar dan bertumbuh ketimbang menghindarinya. Lagipula berbagai masalah yang mungkin bagi kita sudah tidak mungkin bisa selesai sangat potensial untuk menjadi lahan subur bagi Tuhan untuk membuat keajaiban yang akan bisa kita saksikan secara nyata. Lewat adanya masalah, jika disikapi secara benar, itu bisa membuat iman kita bertumbuh, melatih diri kita untuk mengandalkan Tuhan dan membuat kita justru semakin dekat padaNya.

Yang penting adalah keberanian kita untuk menghadapi masalah. Hadapi masalah itu bersama Tuhan,  dan jangan pernah berjalan sendirian. Dalam Amsal tertulis demikian: "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." (Amsal 3:5-6). Dia akan selalu ada bersama kita yang percaya dan selalu siap membantu. Lalu dalam Yosua kita membaca: "Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung." (Yosua 1:6). Inilah yang kita perlukan. Selalu taat pada Tuhan, mau menyerahkan hidup kita sepenuhnya pada Dia, melakukan apapun dalam hidup kita dalam namaNya, maka anda tidak lagi perlu lari dari masalah. Selain Tuhan jelas jauh lebih besar dari masalah yang paling besar sekalipun, kita pun mendapat kesempatan untuk bertumbuh dan belajar mengenai hal-hal baru, termasuk di dalamnya melatih ketahanan mental kita, tentu jika kita menyikapinya dengan benar.

Beranikan diri untuk menghadapi masalah dan selesaikanlah secepatnya sebelum malah menambah masalah baru

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari