Selasa, 25 September 2012

Ketulusan dalam mewartakan Injil

Lukas 9:1–6

Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk me­nguasai setan-setan dan untuk menyem­buh­kan penyakit-penyakit. Dan Ia mengutus mereka untuk mem­berita­kan Kerajaan Allah dan untuk menyembuh­kan orang, kata-Nya kepada mereka: ”Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju. Dan apabila kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari situ. Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kamu, keluarlah dari kota mereka dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka.” Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat.

Renungan :
Injil Tuhan begitu sering diwartakan dengan banyak motif selain pewartaan itu sendiri. Ada di antara pengikut Kristus awal yang mewartakan Injil seperti beberapa Rabi dengan bermotif mencari uang (bdk. Luk. 16:14). Rasul Paulus juga mengingatkan orang-orang Kristen awal untuk berhati-hati terhadap pewarta yang hanya menyenangkan orang daripada mewartakan Injil. Dia sendiri malah tidak menggunakan haknya sebagai rasul supaya didukung secara finansial oleh komunitas Kristen perdana, agar tidak ada orang yang mempertanyakan motifnya dan menghalangi pewartaan kabar baik (bdk. 1Kor. 9:12–14). Ajaran para Rasul yang tertuang dalam Didache juga mengingatkan orang untuk menyambut para pewarta kabar gembira, namun hati-hati dengan tingkah laku mereka. Injil adalah kabar gembira keselamatan, sehingga perlu dihormati dengan semestinya, baik oleh pewarta maupun oleh pendengar. Umat diingatkan untuk menerima Injil dengan hati terbuka (ayat 5) sedang para pewarta dituntut untuk memberikan kesaksian akan kebenaran pesan Injil lewat kesahajaan gaya hidup mereka dan sikap ketergantungan mereka pada kemurahan hati Allah.

Doa : 
Tuhan Allahku, ajarilah aku ketulusan dalam mewartakan Injil-Mu sehingga aku sungguh-sungguh menemukan sukacita di dalamnya. Amin.

(Sumber : Renungan Ziarah Batin 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari