Kamis, 10 Januari 2013

Taat, Kunci dari Pemulihan

Ayat bacaan: Lukas 5:5
==================
"Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."

Saya memiliki empat ekor anjing berukuran mini yang semuanya sudah kami ajar sejak kecil agar patuh dan disiplin. Tidak buang air sembarangan, tidak pergi terlalu jauh ketika dilepas di depan rumah, dan sebagainya. Ada kalanya kucing lewat di depan rumah, dan kucing-kucing ini justru sering memancing reaksi anjing lewat sikapnya yang sepertinya provokatif. Saya yakin anjing manapun akan terpancing untuk mengejar kucing apabila dihadapkan dalam situasi seperti itu. Tetapi hebatnya ketaatan anjing-anjing ini sungguh luar biasa. Meski mereka akan menoleh dengan telinga berdiri dan posisi badan 'siap', tetapi mereka tidak mengejar, bahkan tidak maju bergerak sedikitpun. Ketika saya panggil, mereka semua akan patuh masuk ke dalam rumah kendati kucing itu masih ada dalam jarak yang relatif dekat dengan mereka.

Saya berpikir bahwa kita mungkin harus banyak belajar dari mereka mengenai patuh atau taat. Mungkin mudah bagi kita untuk taat ketika kita sedang baik-baik saja, tetapi lihatlah betapa mudahnya kita menyimpang ketika sedang berhadapan dengan situasi yang pelik. Ada banyak orang yang tergiur untuk mengambil jalan pintas ketika berada dalam keadaan tertekan meski mereka tahu bahwa alternatif-alternatif tersebut mengarah pada kejahatan di mata Tuhan.Dalam kehidupan kita tidak akan pernah selamanya berada dalam keadaan tenang. Ada waktu dimana kita mengalami kesulitan, dan disanalah sebenarnya iman kita akan diuji. Mampukah kita terus taat, tetap bersabar dan mempercayakan sepenuhnya kepada Tuhan, atau kita justru semakin tersesat akibat ketidaksabaran kita dalam menghadapi masalah? Kita sering melihat orang-orang yang terdesak secara ekonomi akhirnya mencuri atau korupsi, atau orang yang dengan santai pergi menemui dukun atau paranormal ketika kehilangan sesuatu. Pada suatu kali ketika motor teman saya hilang, sahabat dekatnya berkata "Sudahlah, pergi saja ke paranormal, tanyakan siapa yang mencuri, kalau perlu santet saja sekalian orangnya." Dan yang parah, orang yang mengatakan itu bukanlah orang yang tidak percaya, setidaknya menurut KTPnya. Semua ini masih menjadi gambaran yang mudah dijumpai ditengah orang percaya hari ini,  dan ini saatnya kita belajar untuk tetap taat kepada Tuhan dalam situasi apapun, dan patuh terhadap apapun yang Dia minta untuk kita lakukan, meski mungkin terasa aneh bagi kita. Untuk itu mari kita lihat sepenggal kisah yang dialami Simon Petrus ketika masih berprofesi sebagai seorang nelayan.

Simon jelas adalah nelayan ulung, yang sudah hidup dengan menangkap ikan sejak lama. Tetapi pada suatu hari Simon ternyata sedang mengalami kesulitan. Sepanjang malam ia berusaha membentangkan jalanya di laut tapi anehnya ia tidak mendapatkan apa-apa. Sebagai nelayan ulung tentu ia tahu persis kapan waktu yang terbaik untuk menangkap ikan, yaitu di malam hari. Aneh rasanya jika ada nelayan yang pergi melaut di pagi atau siang hari. Di pagi itu para nelayan baru saja turun dari perahu mereka dan sedang mencuci jala mereka dengan tangkapan nihil. Simon pun mengeluh kepada Yesus mengenai hal ini. Lalu dengarlah apa kata Yesus berikut. "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." (Lukas 5:4). Apa yang dikatakan Yesus tentu aneh bagi seorang nelayan yang tahu persis bahwa pagi hari itu bukanlah waktu yang ideal untuk menjala ikan. Tapi sungguh menarik melihat apa jawaban Simon. "Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." (ay 5). Dalam bahasa sehari-hari kita, Simon kira-kira menjawab begini: "malam saja kami mencoba dengan keras kami tidak menangkap apapun, apalagi pagi.. tapi jika Engkau yang menyuruhnya, aku akan menurut." Dan itulah yang dilakukan Simon. Ia memilih untuk taat sepenuhnya, tanpa banyak tanya, tanpa berbantah-bantah dan bertolak kembali ke tengah dan menebarkan jalanya. Kita tahu apa yang terjadi kemudian. "Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak." (ay 6). Begitu banyak yang ia dapatkan sehingga ia masih bisa membagi-bagikan hasil tangkapannya kepada teman-temannya. Akankah Petrus bisa memperoleh ikan sebegitu banyak hingga jalanya terkoyak jika ia tidak taat? Tentu ia tidak akan mendapatkan apa-apa. Tapi pilihan yang dia ambil adalah untuk percaya dan taat sepenuhnya tanpa banyak tanya sehingga ia pun menuai berkat Tuhan.

Dari kisah ini kita melihat bahwa ketaatan akan mendatangkan mukjizat. Ketaatan merupakan sebuah kunci dari terjadinya pemulihan. Yesus tentu bisa memberikan langsung ikan langsung pada saat itu juga, tapi ternyata Yesus ingin melihat terlebih dahulu sampai sejauh mana ketaatan dari seorang nelayan kawakan bernama Simon Petrus. Dan ketaatannya itulah yang akhirnya mendatangkan mukjizat baginya. Contoh sebaliknya, jika menilik perjalanan bangsa Israel pada Perjanjian Lama, maka kita akan melihat bahwa ketidaktaatan bangsa ini kemudian justru membuat mereka harus mengalami banyak kesulitan. Mereka harus mengalami masa penjajahan tidak kurang dari 430 tahun, dan harus pula melewati masa padang gurun selama 40 tahun lamanya. Ini semua harus mereka alami akibat ketidaktaatan mereka. Sedikit saja mengalami kendala, mereka akan segera bersungut-sungut, mengeluarkan sindiran dan ejekan, mengeluh, mengomel bahkan sempat berkata ingin kembali lagi ke Mesir. "dan mereka berkata kepada Musa: "Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir?Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini." (Keluaran 14:11-12). Inilah bentuk ketidaktaatan dari bangsa Israel yang masih sering pula kita lakukan hingga saat ini.

Ketaatan sungguh penting dan merupakan kunci penting untuk terjadinya pemulihan dalam hidup kita. Dalam keadaan seperti apapun kita tetap dituntut untuk taat dan setia sepenuhnya kepaa Tuhan. Dia mampu melepaskan kita pada waktunya dan selalu sanggup melakukan hal-hal yang mustahil sekalipun, seperti halnya yang terjadi pada Petrus. Tetapi ingatlah bahwa dari sisi kita dituntut sebuah bentuk ketaatan yang sepenuhnya. Ketaatan dianggap Tuhan sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah. "Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah." (Efesus 5:2).

Bentuk ketaatan penuh bisa kita teladani dari sosok Yesus sendiri. "Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." (Filipi 2:8). Inilah bentuk keteladanan dari Yesus yang hendaknya bisa kita jadikan sebuah cerminan seperti apa sebenarnya bentuk ketaatan kepada Tuhan yang tanpa syarat itu. Ketaatan Yesus kepada kehendak Tuhan hingga akhir membuat kita semua diselamatkan. Dan karenanya sudah sepantasnya jika kita pun harus taat penuh kepadaNya agar kita semua dilayakkan untuk memperoleh keselamatan kekal tepat seperti yang dijanjikan Tuhan. "Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya." (Ibrani 5:9-10). Ada waktu-waktu dimana kita diijinkan Tuhan untuk mengalami ujian. Janganlah itu membuat kita patah semangat. Jangan menyerah, jangan putus pengharapan, tapi jadikanlah itu sebagai sebuah momentum untuk membuktikan iman kita. Tetaplah taat, percayalah sepenuhnya, maka pada saatnya apapun yang kita alami saat ini akan dipulihkan Tuhan dengan luar biasa.

Jadikan ketaatan sebagai kunci dari proses pemulihan

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari