Sabtu, 24 Desember 2011

Menolong Orang Miskin

Ayat bacaan: Galatia 2:10
===================
"hanya kami harus tetap mengingat orang-orang miskin dan memang itulah yang sungguh-sungguh kuusahakan melakukannya."

menolong orang miskinDi masa-masa sulit seperti sekarang ini, hal tersulit yang harus dihadapi mungkin adalah kehilangan pekerjaan. Bekerja saja bagi banyak orang tidaklah mampu menjamin kelangsungan hidup sekeluarga, apalagi jika disaat seperti itu malah kehilangan pekerjaan. Seorang teman baru saja mengalami pemutusan hubungan kerja karena perusahaan tempatnya bekerja harus mengalami perampingan agar bisa terus berjalan. Apa hendak dikata, ia termasuk yang tidak dipertahankan. "Mau mencari kerja kemana lagi.." katanya murung. Kita tentu tahu bagaimana sulitnya mencari pekerjaan apalagi jika ilmunya pas-pasan. Puji Tuhan, seorang teman satu gerejanya kemudian memberinya pekerjaan sehingga ia tidak harus pusing berlama-lama. Ketika bertemu lagi dengannya ia pun berkata, "Tuhan sungguh baik, Dia menjawab doaku lewat bapak itu." Ya, Tuhan senang memakai orang lain untuk menjadi saluran berkatNya. Tapi itu tidak bisa terlaksana apabila kita tumbuh menjadi manusia-manusia yang hanya mementingkan diri sendiri tanpa peduli kepada orang lain yang sedang menderita dan membutuhkan pertolongan.

Sebagai orang Kristen, kita seharusnya terpanggil untuk menolong orang-orang yang membutuhkan bantuan, terlebih ketika jaman tengah dilanda resesi atau krisis. Sayangnya tidaklah banyak di antara mereka yang mengaku sebagai pengikut Kristus untuk mau menjalani panggilannya dalam wadah kasih, yang menjadi inti dasar kekristenan. Orang lebih suka berhitung untung rugi menurut timbangannya sendiri tanpa mau peduli kepada penderitaan orang lain. Itu bukanlah gambaran yang tepat dari umat Allah. Kita selalu diingatkan untuk membantu orang lain di saat sukar, dan itu sudah dinyatakan berulang kali baik di Perjanjian Lama apalagi di Perjanjian Baru. Penulis Amsal menggambarkan kecenderungan manusia yang tidak baik ini. "Juga oleh temannya orang miskin itu dibenci, tetapi sahabat orang kaya itu banyak." (Amsal 14:21). "The poor is hated even by his own neighbor, but the rich has many friends." Itu versi bahasa Inggrisnya. Lalu ayat selanjutnya mengingatkan bahwa itu merupakan hal yang buruk, bahkan dikatakan sebagai dosa. "Siapa menghina sesamanya berbuat dosa, tetapi berbahagialah orang yang menaruh belas kasihan kepada orang yang menderita." (ay 21). Sementara orang yang menghina atau membenci saudaranya yang miskin berarti berbuat dosa, orang yang menaruh belas kasihan kepada mereka disebutkan sebagai orang yang berbahagia, blessed and fortunate.

Dalam Galatia 2 kita bisa melihat bagaimana Paulus dan Barnabas menyadari bahwa di balik kasih karunia yang telah diberikan kepada mereka dan rekan-rekan sekerja yang lain, ada panggilan penting bagi mereka untuk mengingat atau memberi perhatian kepada orang yang miskin. "Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat; hanya kami harus tetap mengingat orang-orang miskin dan memang itulah yang sungguh-sungguh kuusahakan melakukannya." (Galatia 2:9-10). Lihatlah bahwa meski mereka menyadari sebuah kasih karunia istimewa yang diberikan kepada para rasul, mereka harus pula mengingat orang-orang miskin yang membutuhkan bantuan. Kita memang wajib mendoakan siapa saja, tapi itu tidak akan berarti apa-apa jika kita tidak mengulurkan bantuan secara nyata pula di dunia. Seringkali orang memilih melakukan yang paling mudah agar mereka tidak harus rugi. Berdoa itu gratis, sementara memberi itu artinya membuat milik kita berkurang. Seperti itulah isi pikiran banyak orang. Jadi mereka memilih hanya untuk berdoa agar mereka tidak harus "membuang" sedikit dari timbunan harta mereka. Paulus dan Barnabas serta para rasul lainnya untungnya tidak terjebak pada pemikiran seperti itu. Kita bisa melihat bagaimana mereka melakukan tepat seperti itu; memberitakan Injil sekaligus mengumpulkan bantuan keuangan bagi mereka yang membutuhkan. "Lalu murid-murid memutuskan untuk mengumpulkan suatu sumbangan, sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing dan mengirimkannya kepada saudara-saudara yang diam di Yudea. Hal itu mereka lakukan juga dan mereka mengirimkannya kepada penatua-penatua dengan perantaraan Barnabas dan Saulus." (Kisah Para Rasul 11:29-30). Atau dalam surat 1 Korintus: "Tentang pengumpulan uang bagi orang-orang kudus, hendaklah kamu berbuat sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang kuberikan kepada Jemaat-jemaat di Galatia.  Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu masing-masing--sesuai dengan apa yang kamu peroleh--menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan, kalau aku datang. Sesudah aku tiba, aku akan mengutus orang-orang, yang kamu anggap layak, dengan surat ke Yerusalem untuk menyampaikan pemberianmu." (1 Korintus 16:1-3).

Sebuah seruan penting disampaikan oleh Paulus. "Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya." (1 Timotius 6:17-19). Kita diberkati sesungguhnya bukan untuk dipakai berfoya-foya dan menimbun sendiri melainkan untuk disalurkan kepada orang lain lewat berbuat baik dan beramal. Singkatnya, kita diberkati untuk memberkati. "...hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat..." (1 Petrus 3:9). Lalu lihat pula ayat berikut ini:  "Allah berkuasa memberi kepada kalian berkat yang melimpah ruah, supaya kalian selalu mempunyai apa yang kalian butuhkan; bahkan kalian akan berkelebihan untuk berbuat baik dan beramal." (2 Korintus 9:8 BIS). Di tengah kondisi sulit seperti sekarang ini, marilah kita menjadi pelaku-pelaku firman yang siap menolong orang lain yang membutuhkan baik secara rohani maupun materi. Uang yang kita keluarkan mungkin tidak berpengaruh besar kepada kita, tapi itu bisa memberi kelegaan dan sukacita bagi mereka yang tengah terdesak. Sikap murah hati atas dasar kasih terhadap Tuhan dan sesama, itulah yang diperlukan, terlebih dalam masa-masa seperti sekarang ini.

"Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."
(Kisah Para Rasul 20:35)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari