Selasa, 13 Desember 2011

Kasih Karunia (2)

(sambungan)

Kasih karunia sesungguhnya memberikan begitu banyak hal dalam pertumbuhan kehidupan kita. Selain memberikan kuasa besar untuk melakukan banyak hal besar (Kisah Para Rasul 4:33), kekuatan (2 Timotius 2:1) dan keselamatan oleh iman (Efesus 2:8), kita jangan lupa pula bahwa dalam kasih karunia ada pemulihan kepercayaan. Simaklah apa yang dikatakan Penulis Ibrani: "Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya." (Ibrani 4:16). Kita seharusnya bisa menggantikan ketakutan atau kecemasan kita dengan sebentuk keberanian yang penuh untuk menghampiri tahta kasih karunia. Keberanian untuk menghampiri tahta kasih karunia akan mampu menjawab begitu banyak persoalan kita dan memberi solusi menurut Kerajaan Allah akan segala sesuatu. Apakah kita perlu pertolongan? pemulihan? pengampunan? jamahan? kebebasan? kesembuhan? kelepasan? kemenangan? berkat? hikmat? Semua itu bisa kita peroleh seperti kata alkitab dalam "tahta kasih karunia", yang dalam bahasa Inggrisnya disebut the throne of grace, the throne of God's unmerited favor to us sinners.
Pemulihan kepercayaan dan peneguhan iman, itu tersedia di tahta kasih karunia. Sebagai anak-anak Tuhan kita berhak untuk datang ke dalam tahta kasih karunia ini dan menikmatinya. Apabila kita terus merasa tidak layak atau tidak pantas, maka dengan sendirinya kitapun kehilangan kesempatan untuk memperoleh anugerah Tuhan yang luar biasa ini untuk turun atas kita. Hanya orang yang memiliki keberanian saja yang bisa mendapatkan lebih banyak kasih karunia. Semakin kita berani mendekat maka semakin banyak pula anugerah Allah yang mengalir ke dalam diri kita. Hanya saja kita harus ingat, bahwa tahta Allah yang kudus tidak bisa didekati apabila kita masih memupuk dosa dan melakukan banyak kejahatan dalam hidup kita. Ketidak-kudusan itu bisa menghambat turunnya kasih karunia bagi kita dan membuat kita menjauh dan gagal meraih itu. "Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu." (Yesaya 59:1-2). Artinya, kita harus terlebih dahulu melakukan pertobatan menyeluruh dan tidak mengulanginya lagi, lalu selanjutnya kita tidak perlu takut mendekati tahta kasih karunia.

Lebih lanjut lagi, Penulis Ibrani juga mencatat mengenai apa yang akan terjadi jika kita menolak kasih karunia. "Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang." (Ibrani 12:15) Menjauhkan diri atau menolak kasih karunia Tuhan bisa menimbulkan akar pahit. Gampang emosi, gampang sakit hati, menyendiri dan sebagainya bisa timbul akibat perasaan tidak layak yang memenuhi diri kita. Akibatnya bukan hanya kepada diri kita saja, tetapi bisa pula menimbulkan ekses negatif dimana-mana dan menjadi batu sandungan bahkan racun bagi banyak orang. Menjaga diri agar senantiasa berada dekat dengan kasih karunia akan memampukan kita terhindar dari tuduhan-tuduhan yang terus dilancarkan iblis. Kasih karunia akan membuat kita tahu betapa besar kasih Allah kepada kita.

Sebuah kasih karunia bukanlah kasih karunia apabila diberikan sebagai balas jasa. Kasih karunia disebut kasih karunia karena diberikan kepada kita yang sebenarnya tidak layak untuk menerimanya. Keselamatan diberikan atas dasar kasih karunia Allah yang begitu besar kepada kita. Begitu besar hingga Allah bahkan meningkatkan intensitasnya di mana dosa justru bertambah banyak. (Roma 5:20). Menjelang perayaan Natal tahun ini, marilah kita sama-sama renungkan, apakah kita sudah menyadari betul bahwa kasih karunia Allah sudah dicurahkan atas diri kita? Apakah kita sudah cukup memiliki "jendela" iman untuk menerima kucuran kasih karunia Allah bagaikan sinar matahari untuk menerangi hidup kita? Apakah kita masih merasa tertuduh dan tidak yakin akan jaminan keselamatan yang telah dianugerahkan lewat Kristus? Sadarilah bahwa tanpa kasih karunia hidup ini akan sangat pahit dan penuh ketidakpastian. Ada pemulihan di dalam kasih karunia, dan itu berlaku bagi semua orang, termasuk anda dan saya. Jangan biarkan iblis terus menuduh anda. Miliki dan rasakanlah kemerdekaan sejati sekarang juga.

Hidup tidak akan tenang tanpa kasih karunia

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari