Rabu, 07 Juli 2010

Penipu

Ayat bacaan: Amsal 6:12-15
========================
"Tak bergunalah dan jahatlah orang yang hidup dengan mulut serong,yang mengedipkan matanya, yang bermain kaki dan menunjuk-nunjuk dengan jari, yang hatinya mengandung tipu muslihat, yang senantiasa merencanakan kejahatan, dan yang menimbulkan pertengkaran. Itulah sebabnya ia ditimpa kebinasaan dengan tiba-tiba, sesaat saja ia diremukkan tanpa dapat dipulihkan lagi."

penipuTahukah anda kisah seorang gadis penipu yang sempat meramaikan media massa beberapa waktu yang lalu? Ia begitu lihai menipu dimana-mana, begitu banyak korbannya yang terperdaya dengan berbagai trik dan tipu muslihatnya. Ia terus berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain, bahkan ketika sudah tertangkap sekalipun ia masih juga sanggup memperdaya polisi hingga ia pun kembali bebas. Apakah itu hipnotis atau tidak, apakah karena intelegensianya tinggi sehingga ia bisa mempermainkan orang secara psikologis, entahlah. Tapi satu hal yang pasti, ia adalah seorang gadis yang begitu pintar, licin melebihi belut dan hidup dari tipu muslihat.

Hampir setiap hari kita harus berhadapan dengan penipu-penipu dalam berbagai bentuk. Pernahkah anda menerima sms atau bahkan telepon yang mengatakan anda memenangi undian ini dan itu? Pegawai yang menuliskan nilai harga yang lebih tinggi di kuitansi? Bahkan anggota keluarga sekalipun bisa berbohong untuk mendapatkan uang? Pegawai atau anak murid yang mengatakan tidak bisa masuk karena sakit? Berbagai modus operandi penipuan dalam berbagai ragam bentuk dan gaya akan terus ada dan berkembang. Jangan-jangan kita sendiri pun bukan hanya korban, tetapi termasuk pula satu dari para pelaku.

Apa kata firman Tuhan mengenai berbohong? Jelas berbohong itu dosa. Masalahnya, kita sering melegalisir kebohongan itu dengan berbagai dalil. Bohong sedikit itu tidak mengapa, bohong demi kebaikan atau dikenal juga dengan white lies dan sebagainya. Padahal kebohongan apapun bentuknya tetaplah sebuah kebohongan, yang harusnya tidak bisa dibenarkan. Amsal Salomo berpanjang lebar menjabarkan hal ini. "Tak bergunalah dan jahatlah orang yang hidup dengan mulut serong,yang mengedipkan matanya, yang bermain kaki dan menunjuk-nunjuk dengan jari, yang hatinya mengandung tipu muslihat, yang senantiasa merencanakan kejahatan, dan yang menimbulkan pertengkaran. Itulah sebabnya ia ditimpa kebinasaan dengan tiba-tiba, sesaat saja ia diremukkan tanpa dapat dipulihkan lagi." (Amsal 6:12-15). Lihatlah betapa seriusnya penipuan di mata Tuhan. Broken without remedy. Dalam rangkaian ayat selanjutnya kita juga bisa melihat bagaimana lidah dusta, hati yang membuat rencana jahat, saksi dusta yang menyemburkan kebohongan termasuk dalam tujuh perkara yang dibenci Tuhan dan dianggap sebagai kekejian bagi hati Tuhan. (ay 16-19).

Persekongkolan juga termasuk salah satu jenis tipu muslihat. Lebih lanjut kita bisa melihat dalam Amsal dikatakan "Siapa mengedipkan mata, menyebabkan kesusahan, siapa bodoh bicaranya, akan jatuh." (Amsal 10:10). Jadi jelaslah bahwa apapun bentuknya, kebohongan atau tipu muslihat merupakan sebuah kejahatan di mata Tuhan. Secara lebih tegas kita bisa melihat dalam surat Korintus yang mengatakan: "..Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah." (1 Korintus 6:9b-10).

Sebuah bentuk penipuan biasanya berasal dari hati yang jahat. Kita harus waspada menjaga hati kita karena meski kita bisa menyimpan rapi segala bentuk penipuan, sekiranya pun kita bisa menutup rapat isi hati kita, namun ingatlah bahwa tidak ada satu hal pun yang tersembunyi di hadapan Allah, "..sebab TUHAN menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita." (1 Tawarikh 28:9a). Jika tidak waspada, maka hati kita akan terus bertambah jahat sehingga berbagai bentuk penipuan akan menjadi biasa saja bagi kita untuk dilakukan. Mungkin kita memulainya dengan kebohongan kecil yang kita anggap tidak apa-apa, tetapi jika tidak hati-hati kebohongan demi kebohongan dengan eskalasi meningkat bisa terjadi, dan pada suatu ketika kita akan menjadi seorang pembohong yang tidak lagi merasa bersalah. Alangkah berbahayanya jika hal ini terjadi, karena Tuhan jelas menganggap hal itu sebagai suatu kekejian di mataNya.

Apapun alasannya, hindarilah menipu atau berbohong. Biasakan diri kita untuk bicara dan berlaku jujur sebelum kita terjebak dalam sikap hati yang jahat. Pastikan hati kita tetap dipenuhi oleh firman Tuhan agar kita bisa tetap awas terhadap berbagai jebakan yang mengarahkan kita kepada tipu muslihat dan kebohongan ini.

Tipu muslihat berasal dari hati yang jahat, itu merupakan kekejian bagi Tuhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari