Selasa, 13 Juli 2010

Panggilan Tuhan: Menjalankan Amanat Agung

Ayat bacaan: Matius 18:19-20
========================
"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

amanat agungSaya rasa kita semua setuju bahwa amanat itu sangatlah penting. Sebuah amanat merupakan instruksi, pesan atau perintah yang berasal dari atas yang statusnya lebih tinggi dari kita. Sebuah amanat biasanya akan kita usahakan untuk lakukan betapapun beratnya. Katakanlah seandainya anda mendapat amanat dari presiden sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di negara kita, tidakkah anda segera bergegas untuk melakukannya? Jika kepada presiden yang notabene manusia juga sama seperti kita nilai amanat sudah begitu penting, bagaimana dengan amanat yang berasal dari Tuhan, Sang Pencipta segalanya? Jika amanat biasa saja sudah tinggi, bagaimana dengan sebuah amanat yang dikatakan sebagai Amanat Agung?

Sebuah panggilan penting dari Tuhan hadir lewat Yesus Kristus sesaat sebelum Dia naik kembali ke tahtaNya di surga. Yesus menyampaikan sebuah tugas khusus bagi kita semua para pengikutNya, dan tugas itu berbunyi seperti ini: "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:19-20). Inilah yang kemudian kita kenal dengan Amanat Agung alias the Great Commission. Kita diselamatkan memang secara cuma-cuma karena kasih Tuhan yang begitu luar biasa besarnya. Tetapi bukan berarti kita tidak perlu melakukan apa-apa, hanya duduk diam berpangku tangan tanpa mempedulikan keselamatan orang lain. Tuhan sudah menegaskannya secara langsung. Ini bahkan merupakan pesan terakhir Yesus sebelum Dia meninggalkan permukaan bumi ini. Artinya, ini pesan yang luar biasa pentingnya. Sebuah amanat yang agung yang harus kita jalankan karena Tuhan sendiri yang memberikannya.

Mengapa harus ada amanat agung? Ini berkaitan dengan begitu besarnya kasih Allah kepada dunia ini. Lihatlah sebuah ayat sangat indah yang sudah sangat kita kenal berikut: "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16). Kedatangan Yesus adalah bentuk besarnya kasih Allah, bukan untuk menghakimi dunia melainkan untuk menyelamatkannya. (ay 17). Tuhan ingin tidak satupun dari kita yang gagal mendapatkan keselamatan. "..karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat." (2 Petrus 3:9). Begitu pentingnya agenda ini di mata Tuhan sehingga AnakNya yang tunggal pun rela Dia karuniakan kepada kita. Sebagai duta-duta Tuhan di muka bumi ini, kitapun seharusnya memiliki kerinduan yang sama. Itu sudah sepantasnya, apalagi Tuhan sendiri telah memberikan langsung sebuah amanat agung berkenaan dengan hal itu untuk kita laksanakan.

Begitu banyak alasan yang biasanya dikemukakan orang agar tidak perlu repot-repot melayani. Belum cukup umur, terlalu tua, terlalu sibuk, kurang sehat, tidak pandai bicara, tidak memiliki keahlian apa-apa, tidak berani dan sebagainya. Banyak orang mengira bahwa mewartakan kabar gembira artinya harus pandai berkotbah di depan umum. Padahal tidaklah demikian. Tidaklah kebetulan jika kita dikaruniai talenta-talenta, bakat atau keahlian tertentu. Tidak pula kebetulan jika kita ditempatkan dimana kita berada hari ini. Kita seharusnya memakai itu semua sebagai sarana dan tempat untuk menjalankan amanat agung. Menjadi terang dan garam (Matius 5:13-14), mengikuti panggilan Tuhan untuk hidup kudus dan bukan cemar. (1 Tesalonika 4:7). Apa yang bisa kita lakukan untuk menjalankan amanat agung itu sesuai dengan talenta kita? Pikirkanlah dan jika sudah menemukan panggilan itu, lakukanlah. Paulus mengambil sebuah perumpamaan yang cukup menarik dalam 1 Korintus 12. Tubuh kita, katanya, bukan terdiri hanya atas satu organ tetapi atas banyak organ. Bayangkan jika semua tubuh kita hanya tersusun atas mata, tentu aneh bahkan mengerikan bukan? Tetapi Tuhan menciptakan kita dengan sangat lengkap. Berbagai organ itu bersatu sesuai fungsi masing-masing dan membuat kita mampu melakukan banyak hal. Seperti itu pulalah kita bisa berfungsi di tempat atau posisi masing-masing. "Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya." (1 Korintus 12:18). Kita semua adalah tubuh Kristus dan masing-masing adalah anggotanya (ay 27), dan kita semua "bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah kepala." (Efesus 4:15). Dan "dari pada-Nyalah seluruh tubuh, --yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih." (Efesus 4:16). Jika satu bagian tidak bekerja, jika ada yang timpang, maka pertumbuhan itu pun tidak akan sempurna. Oleh karena itulah sebagai bagian dari tubuh Kristus sudah seharusnya kita menjalankan amanat agung ini sesuai dengan kapasitas kita masing-masing dimana kita ditempatkan.

Jika Tuhan tidak mengasihi kita, Dia tidak perlu mengaruniakan Kristus untuk mati demi menebus kita. Tuhan bisa saja menghukum dunia ini sampai hancur luluh dalam sekali tepuk seandainya Dia mau. Tapi Tuhan sangat mengasihi kita, masterpieceNya yang dibuat khusus seperti gambar dan rupaNya sendiri. Dengan tegas firman Tuhan berkata "Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya." (Matius 24:14). Injil mutlak harus diberitakan keseluruh dunia, menjangkau sebanyak mungkin jiwa-jiwa. Dan itu merupakan garis tugas kita, sesuai dengan kemampuan dan talenta yang telah diberikan Tuhan.

Tidak ada alasan bagi kita untuk menolak menjalankan sebuah amanat agung yang berasal langsung dari Tuhan. Jangan sampai perumpamaan tentang talenta yang tercatat dalam Matius 25:14-30 itu tidak kita indahkan, dan kemudian kita berakhir seperti hamba dengan satu talenta di dalam perumpamaan itu, dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap dimana hanya ada ratap tangis dan kertak gigi. Bukan hanya talenta yang telah disiapkan Tuhan, tetapi lihatlah ayat bacaan di atas. Bukankah Yesus sendiri sudah menjanjikan akan menyertai kita senantiasa dalam menjalankannya? Kalau begitu kurang apa lagi? Panggilan Tuhan lewat amanat agungnya sesungguhnya jelas, dan itu berlaku bagi kita semua anak-anakNya. Kita ada di tempat kita saat ini bukanlah kebetulan. Talenta, keistimewaan, bakat atau keahlian yang diberikan Tuhan juga bukanlah sembarangan. Jangan sia-siakan itu semua, pakailah untuk mewartakan berita keselamatan dan muliakanlah Allah dengan itu semua sebagai bagian dari menjalankan panggilanNya dan sebagai bentuk kasih kita kepadaNya.

Lakukan amanat agung sesuai dengan kapasitas yang kita miliki

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari