Rabu, 14 Juli 2010

Panggilan Tuhan: Menjadi Serupa dengan Kristus

Ayat bacaan: Roma 8:29
======================
"Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara."

menjadi serupa dengan KristusSeorang bapak yang tinggal di dekat rumah saya sudah bekerja sebagai supir pada sebuah gereja selama lebih kurang 20 tahun. Pada suatu kali ia pun bersaksi bahwa apa yang ia lihat dan rasakan selama bekerja memberi kesan mendalam baginya. Menurut bapak itu, orang Kristen memang terbukti selalu mau menolong orang yang kesusahan tanpa memandang latar belakangnya. "Meski berbeda keyakinan, tapi saya tahu bagaimana hati mereka ketika menolong orang." katanya. Puji Tuhan jika ini dampak yang dirasakan oleh lingkungan sekitar terhadap kita orang-orang yang percaya kepada Kristus. Menjadi terang dan garam merupakan suatu panggilan Tuhan bagi kita semua yang harus tercermin dalam kehidupan kita secara nyata. Tetapi di sisi lain masih banyak pula diantara kita yang menunjukkan perilaku yang jelek, sehingga bukannya tertarik tetapi orang malah anti pati atau alergi ketika berada di dekat kita. Bukannya menjadi berkat, tetapi malah sebaliknya menjadi batu sandungan bagi banyak orang. Berhati-hatilah agar jangan terjatuh ke dalam bentuk seperti ini, karena itu semua kelak harus kita pertanggungjawabkan. Mengabaikan atau melanggar panggilan Tuhan akan berbuah penyesalan yang pada saatnya nanti sudah terlambat untuk diperbaiki.

Beberapa hari kemarin kita sudah melihat beberapa panggilan Tuhan kepada kita. Sebuah panggilan, atau bahkan amanat dari Tuhan adalah sesuatu yang harus kita lakukan. Ada sebuah panggilan yang lebih spesifik bagi kita semua orang percaya, yaitu untuk menjadi serupa dengan Kristus. Ini merupakan sebuah panggilan yang khusus ditujukan bagi kita. Ketika kita lahir baru dan menerima keselamatan, perhatikanlah hidup kita dari hari ke hari. Arah yang kita tuju seharusnya adalah semakin serupa dengan Kristus, meneladaniNya dalam segala aspek kehidupan kita dan bukan sebaliknya semakin bertolak belakang.

Tidak mudah memang untuk melakukannya. Tetapi ingatlah telah dikatakan bahwa di dalam Kristus kita telah diubahkan menjadi ciptaan baru. (2 Korintus 5:17). Sebagai ciptaan baru, seharusnya kita sudah meninggalkan perilaku dan kebiasaan buruk kita di masa lalu, dan sudah semestinya kita maju menapak hari depan dengan sebuah nafas baru bersama Kristus. Roh Kudus telah dianugerahkan untuk berdiam di dalam diri kita, membantu kita, menegur, mengingatkan dan membimbing kita untuk mengetahui apa yang baik dan tidak. Dengan ini semua sudah selayaknya kita terus berproses untuk semakin mendekati pribadi Kristus. Mencerminkan Kristus yang penuh kasih dalam hidup kita dan memancarkannya kepada orang-orang disekitar kita. Mari kita baca ayat berikut: "Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara." (Roma 8:29). Untuk apa Tuhan memilih kita? Ayat hari ini memberi jawabannya, yaitu untuk menjadi serupa dengan Kristus dan menjadi saudara-saudaraNya. Ini sebuah panggilan yang sangat spesifik untuk kita ketahui.

Kita bisa belajar dari keteladanan Kristus akan banyak hal. Kita tahu bagaimana ketaatanNya, penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, kesabaran yang luar biasa, hal mengampuni dan tentu saja bagaimana besarnya kasih Kristus kepada manusia. Sebagai manusia kita akan sulit untuk berlaku seperti halnya Kristus apabila mengandalkan diri sendiri, tetapi sebagai ciptaan baru yang telah diubahkan dan telah menerima Roh Kudus untuk tinggal di dalam kita, seharusnya kita bisa terus berlatih dan bertumbuh untuk semakin lama semakin mendekati gambaran Kristus yang sesungguhnya. Yesus tidak melawan ketika dihina, disiksa bahkan hingga mati di atas kayu salib. Dia terus taat terhadap kehendak Bapa sambil terus memanjatkan pengampunan kepada mereka yang jahat. Lihatlah ketika Yesus masih sanggup berdoa bagi para penyiksanya. "Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah  mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Lukas 23:34). Lalu lihat bagaimana pesan Yesus mengenai kedalaman arti sebuah persahabatan. "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." (Yohanes 15:13). Kata-kata ini tidak hanya sekedar pesan, tetapi Yesus sendiri telah membuktikannya secara langsung. Perhatikan bagaimana hati Kristus tetap tergerak oleh rasa belas kasihan kemanapun Dia pergi. Semua ini merupakan cerminan pribadi Kristus yang harus kita tuju. Kita harus terus berusaha untuk bisa mencapai tingkatan seperti itu. Menjadi serupa dengan Kristus, itulah yang diinginkan Tuhan bagi kita.

Firman Tuhan hadir lewat Yohanes yang bunyinya demikian: "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (1 Yohanes 2:6). Tidak ada gunanya kita mengaku sebagai orang Kristen apabila kita tidak mencerminkan pribadi Kristus dalam kehidupan kita. Menjadi serupa dengan Kristus akan mampu mengarahkan kita untuk masuk ke dalam Kerajaan dan kemuliaan Tuhan. Dengan menerima Kristus kita "telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya." (Kolose 3:9-10). Artinya, dari hari ke hari seharusnya kita terus mengalami pembaharuan dan semakin mendapatkan gambaran yang benar akan Kristus. Dengan demikian kita terus berproses untuk semakin menyerupaiNya.

Sejak awal Tuhan menciptakan kita dengan tujuan mulia. Kita diciptakan sesuai gambar dan rupaNya, dan hanya kitalah yang dirancangNya seperti demikian. Dan kini setelah diselamatkan, kita dipanggil untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya, Yesus Kristus, menjadikan Yesus sebagai yang sulung, dan kita meneladani Dia dengan serius dan sungguh-sungguh. Itu panggilan spesifik yang diberikan Tuhan kepada setiap orang percaya. Mungkin berat, karena dikatakan bahwa untuk mengikuti Yesus kita harus siap "menyangkal diri dan memikul salib" (Matius 16:24), tetapi jika itu panggilan Tuhan, mengapa tidak?Mungkin tidak semudah membalik telapak tangan, tetapi proses berkesinambungan ke arah itu harus kita mulai sejak awal. Teladani Yesus dalam segala yang kita perbuat atau kerjakan, dalam segenap aspek kehidupan kita, dan teruslah lebih baik lagi hingga kita semakin lama semakin mendekati gambaranNya.

Menjadi serupa dengan Kristus adalah panggilan yang secara khusus ditujukan kepada kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari