Minggu, 27 Juni 2010

Sentosa

Ayat bacaan: Yeremia 22:21
==========================
"Aku telah berbicara kepadamu selagi engkau sentosa, tetapi engkau berkata: "Aku tidak mau mendengarkan!" Itulah tingkah langkahmu dari sejak masa mudamu, sebab engkau tidak mau mendengarkan suara-Ku!"

sentosa, melupakan TuhanKata sentosa sudah semakin jarang kita dengar. Sentosa diartikan sebagai keadaan yang bebas dari segala kesukaran, masalah, atau bencana. Sentosa berarti suatu situasi yang aman, damai dan tenteram serta sejahtera. Inilah kondisi yang akan selalu kita idam-idamkan. Bebas dari masalah, hidup tenang tak berkekurangan. Pertanyaannya adalah, apakah ketika kita sedang berada dalam keadaan sentosa kita masih mengingat Tuhan? Kecenderungan sebagian orang adalah tidak. Terlena dalam kenyamanan pun menjadi sebuah pilihan. Gaji sudah tinggi, keluarga baik-baik saja, anak-anak sukses dalam studi, karir dan kehidupannya, semua sehat, lalu apa lagi yang harus ditakutkan? Tuhan? Nanti saja, ketika saya butuh pertolongan. Toh semua sedang berjalan dengan baik. Itu menjadi pikiran banyak orang ketika mereka sedang dalam keadaan tenang. Posisi Tuhan tidaklah lebih dari penolong, tempat meminta atau bahkan bodyguard. Tuhan hanya dicari ketika sedang berada dalam pergumulan, kesulitan, bisnis merugi, usaha bangkrut, gagal dalam studi atau karir dan hal-hal buruk lainnya. Ketika hidup menjadi baik kembali, Tuhan pun lalu dilupakan.

Ayat hari ini berbicara keras mengenai orang-orang yang terlena dalam keadaan sentosa. Kuping sering menjadi tebal, hati mengeras dan menjadi bebal, karena semuanya berjalan baik-baik saja. Ini keadaan yang berbahaya, dan inipun dialami oleh penduduk Yerusalem di masa Yeremia. Maka Yeremia pun berseru dengan keras: "Aku telah berbicara kepadamu selagi engkau sentosa, tetapi engkau berkata: "Aku tidak mau mendengarkan!" Itulah tingkah langkahmu dari sejak masa mudamu, sebab engkau tidak mau mendengarkan suara-Ku!" (Yeremia 22:21). Pesan ini masih sangat relevan hingga hari ini, karena memang sudah menjadi kebiasaan manusia untuk cenderung santai ketika hidup bak air laut yang sedang tenang. Mencari Tuhan ketika kita sedang mengalami masalah itu tidaklah salah. Tetapi apakah kita masih mau tetap dekat denganNya ketika hidup kita tengah sentosa? Apakah kita harus menunggu terlebih dahulu hingga musibah menimpa kita, ketika angin ribut atau badai mulai menimbulkan gelombang tinggi dalam lautan kehidupan kita baru kita mau datang kepada Tuhan dan kembali bersungguh-sungguh mengikutiNya?

Dalam kitab Ulangan kita bisa menemukan juga peringatan agar tidak terlena dan lupa kepada Tuhan ketika kehidupan kita sedang aman tentram. "Maka apabila TUHAN, Allahmu, telah membawa engkau masuk ke negeri yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepadamu--kota-kota yang besar dan baik, yang tidak kaudirikan; Maka apabila TUHAN, Allahmu, telah membawa engkau masuk ke negeri yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepadamu--kota-kota yang besar dan baik, yang tidak kaudirikan; maka berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan." (Ulangan 6:10-12). Sesungguhnya semua itu berasal dari Tuhan, dan karenanya kita harus tetap bersyukur dan jangan pernah melupakanNya! Kita harus selalu ingat tugas kita sebagai duta-duta Kerajaan Allah, bukankah seharusnya kita bisa menjadi saluran berkat lebih lagi ketika kita sedang dalam keadaan sentosa? Pesan yang sama kembali disampaikan dalam Ulangan pasal 8. Bacalah pasal ini dan kita akan melihat bahwa pesan ini sangat serius sebagai peringatan agar kita tidak terlena seperti kecenderungan kita sebagai manusia untuk melupakan Tuhan ketika hidup sedang makmur, aman, damai dan tentram. "Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini." (8:18). Dan pasal ini ditutup dengan peringatan apa yang bisa terjadi apabila kita melupakan Tuhan. "Tetapi jika engkau sama sekali melupakan TUHAN, Allahmu, dan mengikuti allah lain, beribadah kepadanya dan sujud menyembah kepadanya, aku memperingatkan kepadamu hari ini, bahwa kamu pasti binasa; seperti bangsa-bangsa, yang dibinasakan TUHAN di hadapanmu, kamupun akan binasa, sebab kamu tidak mau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu." (ay 19-20).

Keadaan anda sedang baik hari ini? Bersyukurlah untuk itu. Jangan berpaling dari Tuhan, jangan lupakan Dia yang telah memberikan segalanya bagi anda. Lihatlah bahwa disekeliling anda masih banyak orang yang sangat membutuhkan uluran tangan dalam banyak hal. Ada banyak orang yang masih sangat merindukan keadaan damai sukacita, ada banyak yang masih berada dalam himpitan masalah, dan anda sebagai duta-duta Kristus seharusnya mampu berbuat sesuatu bagi mereka, apapun itu. Dan yang penting lagi, janganlah mengeraskan hati dan menebalkan telinga, karena kita sendiri yang akan menyesal ketika situasi tiba-tiba berbalik pada suatu ketika. Sungguh pesan Tuhan sangat jelas lewat firmanNya. "Sebab itu Ia menetapkan pula suatu hari, yaitu "hari ini", ketika Ia setelah sekian lama berfirman dengan perantaraan Daud seperti dikatakan di atas: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!" (Ibrani 4:7). Haruskah kita menunggu esok hari untuk berubah, haruskah kita menunggu hingga masalah keburu hadir menimpa diri atau keluarga kita baru kita mau bertobat dan kembali sungguh-sungguh di dalam Tuhan? Jangan tunggu sampai Tuhan menegur kita. Jika anda saat ini sedang berada dalam keadaan baik, ingatlah selalu kepada Tuhan. Jadilah saluran berkat bagi sesama, muliakan Tuhan dalam segala yang anda lakukan dan tetaplah miliki hati yang lembut untuk mendengar suaraNya, hari ini juga. Jangan tunda lagi.

Dengarkan baik dan lakukan dengan sungguh-sungguh kehendak Tuhan selagi kita berada dalam keadaan sentosa sebelum teguran Tuhan datang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari