Kamis, 18 September 2008

Service Excellence

Ayat bacaan: Kejadian 24:18-19
=========================
"Jawabnya: "Minumlah, tuan," maka segeralah diturunkannya buyungnya itu ke tangannya, serta diberinya dia minum. Setelah ia selesai memberi hamba itu minum, berkatalah ia: "Baiklah untuk unta-untamu juga kutimba air, sampai semuanya puas minum."

service excellence, excellent service, extra service
Persaingan ketat di era globalisasi membuat orang tidak bisa lagi sekadar menjual produknya dengan cara-cara standar. Banyak perusahaan mulai menerapkan prinsip service excellence, dimana mereka memberi pelayanan prima sejak kedatangan pelanggan sampai layanan purna jual. Prinsip "pelanggan adalah raja" diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Kenyataannya kecenderungan orang memilih sebuah produk berdasarkan pelayanan yang baik sejak paska hingga purna jual dari tahun ke tahun semakin meningkat. Kualitas produk mungkin sama, harga mungkin beda tipis, yang membedakan adalah berbagai extra service yang diberikan untuk memuaskan konsumen. Jika sebuah perusahaan ingin sukses dalam memenangkan kompetisi, mereka dituntut untuk memberikan berbagai pelayanan tambahan untuk kemudahan dan kenyamanan konsumen. Bisa dengan menyediakan layanan hotline 24 jam baik lewat telepon atau internet, bisa dengan menyediakan sistem delivery order yang tepat waktu, bisa lewat keramahan customer service yang punya empati terhadap konsumen dan sebagainya. Jika dulu membuat produk dengan kualitas tinggi sudah cukup, jika dulu faktor harga bersaing sudah cukup, saat ini semua itu tidak lagi cukup tanpa service excellence atau sebuah pelayanan prima.

Alkitab ternyata mencatat bahwa pelayanan prima lewat sebuah layanan ekstra telah ada sejak dulu. Kita bisa mendapat pelajaran lewat Ribka, yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan Rebekkah atau Rebecca. Suatu hari Abraham menugaskan hamba yang paling tua dalam rumahnya, Eliezer dari Damaskus, untuk mengambil seorang istri untuk anaknya. (Kejadian 24:1-10). Eliezer berhenti di kota Nahor pada sore hari, dan meminta minum pada sekelompok anak perempuan yang sedang berada disana untuk menimba air. Adalah Ribka yang memberi respon positif terhadap seorang asing yang tidak dikenalnya. Bukan hanya memberikan minum pada Eliezer, tapi juga kesepuluh unta yang dibawa Eliezer. Bukan hanya sekedar memberi sedikit air, tapi juga menyediakan minum untuk semuanya sampai puas. Ini bentuk service excellence yang luar biasa. Apa yang terjadi kemudian? Ribka diberi upah berlimpah berupa anting-anting emas setengah syikal plus gelang emas 10 syikal (Kejadian 24:22). Tapi bukan itu saja. Lebih dari itu, hidup Ribka diubahkan. Ribka dipinang menjadi istri Ishak. Dan kemudian kita melihat bahwa dari garis keturunannya lahirlah Yesus. Semua ini berawal dari sebuah sikap positif yang selalu siap untuk memberi pelayanan terbaik.

Belajar dari kisah Ribka, hendaklah kita semua fokus kepada bagaimana memberi pelayanan terbaik bagi orang-orang disekeliling kita, baik dalam pekerjaan maupun pelayanan. Lihatlah bagaimana Tuhan Yesus sendiri datang melayani dan memberikan nyawaNya untuk menebus manusia (Matius 20:28). Kita harus mampu meneladaninya. Tuhan ingin kita siap melayani sesama, bukan hanya sekedar pelayanan tapi jauh lebih banyak dari yang mereka harapkan. Seperti yang pernah saya tulis dalam renungan berjudul Mil Kedua, kita harus selalu siap untuk memberikan yang terbaik dan jangan berhenti hanya pada kata "sekedar" saja. Alami hidup yang diubahkan penuh dengan sukacita dan berkat lewat kerinduan kita untuk memberi pelayanan terbaik bagi sesama.

Tidak hanya satu, tapi berikan dua. Memberi excellent service dapat mengubah hidup anda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari