Jumat, 26 September 2008

BERSUKACITA DI TENGAH PENDERITAAN

Ada seorang ibu yang sangat takut akan Tuhan. Ibu ini sangat mengasihi Tuhan. Ibu ini mengalami banyak ujian dari Tuhan. Baru satu tahun, ibu ini ditinggal pergi oleh suami tercinta karena kanker paru. Setelah itu, anak kedua dari ibu ini divonis dokter menderita kanker darah dan membutuhkan pencangkokan sumsum tulang belakang. Masalah anaknya belum selesai datang pula masalah baru dimana sang ibu menderita kanker usus. Singkatnya, banyak masalah yang dihadapi oleh ibu ini.

Di tengah banyak permasalahan yang dihadapi sang ibu, ada satu hal yang patut dicontoh dari sang ibu ini. Ibu ini tidak pernah terlihat sedih atau menderita dan bahkan tidak pernah sekalipun menyalahkan Tuhan.


Suatu pagi, ketika sang ibu sedang berbelanja ke pasar, ada satu ibu-ibu yang heran dan memberanikan diri untuk bertanya apakah rahasianya yang membuat sang ibu tersenyum dan tidak pernah mengeluh dan selalu bersukacita.


Sang ibu menjawab katanya " Memang masalah yang saya hadapi sangat berat akan tetapi itu tidak bisa membuat saya putus asa apalagi bersedih dan menyesali permasalahan itu. Salah satu hal yang membuat saya tidak bisa bersedih pada masalah yang menimpa saya adalah saya melihat rencana Tuhan yang indah di balik permasalahan itu, saya TIDAK melihat masalah itu tapi saya melihat tangan TUHAN yang menopang saya ketika masalah itu datang sehingga saya kuat dan dapat bersukacita di tengah penderitaan.


Dalam kehidupan ini, setiap manusia yang hidup di dunia ini tidak ada satu orangpun yang tidak akan tidak menghadapi masalah, kecuali orang yang sudah meninggal. Namun, saat ini bagaimana kita dapat bersukacita di tengah penderitaan seperti dihimbau dalam surat Paulus dalam Filipi 4:4 dan I Tesalonika 5: 17?


Sebelum menjawab hal ini, saya mau memaparkan bahwa tidak mudah untuk bersukacita di tengah penderitaan. Bersukacita disini bukan berarti tertawa terbahak-bahak, tidak menangis pada waktu masalah datang. Bersukacita disini dilihat dari kata bahasa Inggrisnya adalah JOY bukan Happy. Ada perbedaan antara JOY dan Happy. JOY adalah satu keadaan dimana seseorang masih bisa berbahagia dan bersukacita dalam menghadapi masalah bukan bersukacita pada saat tidak ada masalah/ saat mendapatkan hadiah atau keberhasilan. Dalam segala keadaan sakit atau sehat, gembira atau sedih, sukses atau gagal, bisa bersukacita dalam Tuhan. Sedangkan Happy adalah satu keadaan dimana seseorang merasa bahagia dalam saat-saat bahagia tertentu misalnya saat ultah mendapat hadiah, saat berhasil, atau naik pangkat dan lainnya.


Pada waktu itu yang mendasari kondisi jemaat Filipi adalah Jemaat Filipi memiliki banyak masalah dan mengalami penganiayaan namun Paulus menghimbau supaya jemaat di Filipi bisa bangkit dari kesedihan bukan terus menerus hidup dalam kesedihan atau berlarut-larut dalam duka. Saat ini, apakah permasalahan kita? Mungkin dari antara kita ada yang mengalami masalah ekonomi, penyakit, pekerjaan, dll akan tetapi janganlah terus bersedih. Bangkitlah dan belajarlah untuk berani maju, belajarlah seperti jemaat Filipi yang bisa bersukacita senantiasa dalam Tuhan. Kita akan dapat bersukacita dalam Tuhan apabila kita memandang pada Tuhan dan menyerahkan pergumulan kita di hadapan Tuhan. Karena itu, saya dan kita semua belajarlah untuk bersukacita di tengah penderitaan. Pandang Tuhan dan bukan pandang masalah.


Biarlah artikel ini menjadi berkat bagi semua orang khususnya bagi orang yang sedang mengalami penderitaan atau kesedihan yang sangat dalam. Pandanglah Tuhan maka kita akan dapat bersukacita. Tuhan memberkati kita semua. Amin.

~ Margareth Linandi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari