Senin, 27 Juni 2011

Tertawalah

Ayat bacaan: Amsal 17:22
===================
"Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang."

Semakin lama orang semakin sulit untuk tertawa. "Mau bagaimana bisa tertawa, kalau hidup sulitnya minta ampun begini?" keluh tetangga saya pada suatu kali sambil menarik nafas. "Jangankan tertawa, bernafas saja sudah berat.." lanjutnya lagi. Tertawa bisa keluar jika kita gembira. Tidak ada orang yang tertawa riand dikala bersedih atau murung bukan? Berbagai penelitian medis sejak lama menyatakan bahwa tertawa itu sehat. Tertawa bisa menjadi obat mujarab untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Sebaliknya orang sehat pun lama-lama bisa jatuh sakit jika tidak lagi ada kebahagiaan dan kegembiraan dalam hidupnya. Ada pula penelitian yang menyimpulkan bahwa tertawa bisa memperpanjang usia. Tidak satupun penelitian yang menyimpulkan sebaliknya bahwa tertawa itu berbahaya bagi kesehatan. Kita paham itu, akan tetapi kita seringkali tidak mampu untuk mengatasi berbagai perasaan negatif yang bercokol di dalam kita. It seems impossible for us to overcome it. Ketakutan, kekhawatiran, kekecewaan, kesedihan, penderitaan dan sebagainya, itu akan setiap saat sanggup merampas sukacita dari hidup kita dan dengan sendirinya menahan senyum atau tawa untuk terlukis di wajah kita. Ujung-ujung bibir kita bagaikan digantung benda berat sehingga melengkung ke bawah, tidak bisa lagi ditarik ke atas untuk memunculkan senyum.

Jauh sebelum penelitian-penelitian medis itu dibuat, Alkitab sudah menyatakannya dengan sangat jelas. Dalam Amsal kita bisa menemukan itu yang berasal dari orang yang paling berhikmat di dunia, yaitu Salomo. "Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang." (Amsal 17:22). Hati yang gembira itu obat yang manjur, mujarab. Happy heart is a good medicine, and a cheerful mind works healing. Itu yang tertulis dalam versi bahasa Inggrisnya dengan lebih rinci. Sebaliknya orang yang hatinya murung dikatakan akan mengeringkan tulang, atau mematahkan semangat. Ini sebuah ayat yang mungkin tidak lagi asing bagi kebanyakan dari kita, tetapi sudah sejauh mana kita menjalankannya dalam hidup kita? Atau pertanyaan berikutnya, sudah tahukah kita bagaimana agar hati kita tetap berada dalam kondisi sejuk dan riang?

Kita seringkali keliru menggantungkan letak kegembiraan kita. Kita cenderung menganggap bahwa gembira tidaknya kita tergantung dari situasi, kondisi atau keadaan yang tengah kita alami hari per hari. Hati kita pun akan terus berada dalam situasi tidak menentu dan tidak stabil. Sebentar bisa gembira, sebentar bisa sedih, sebentar bisa penuh dengan amarah dan lain-lain. Tidakkah kita sering bertemu dengan orang yang mood nya benar-benar tidak stabil? Baru saja tertawa ia bisa marah-marah, lalu menangis dan kemudian tertawa lagi. Mungkin kita sendiri pun demikian. Kita menyetir sambil tertawa riang, tiba-tiba ada pengemudi lain yang menyalip dan seketika itu pula kita terpancing emosi. Mendasarkan kepada situasi akan membuat hati kita terus berada dalam kondisi tidak stabil, dan itu tidak akan baik buat hati dan hidup kita. Di sisi lain, kemurungan dan perasaan susah tidak akan membantu atau memberikan apa-apa selain menambah masalah saja. Firman Tuhan sudah mengingatkannya sejak lama: "Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?" (Matius 6:27). Kuatir, sedih, murung atau perasaan-perasaan negatif lainnya tidak akan pernah memberi manfaat apapun. Dan apabila kita terus murung, tidaklah heran jika hari-hari yang kita lalui pun terasa buruk semuanya. Lihatlah apa yang ditulis dalam Amsal berikut: "Hari orang berkesusahan buruk semuanya, tetapi orang yang gembira hatinya selalu berpesta." (Amsal 15:15).

Alkitab pun sudah menyatakan sejak awal bahwa sebuah kebahagiaan sejati seyogyanya tidak tergantung dari situasi dan lingkungan sekitar, melainkan sesungguhnya berasal dari Tuhan. Ada banyak sekali ayat yang sebetulnya menyatakan hal itu untuk kita camkan sungguh-sungguh. Salah satunya berbunyi: "Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya." (Mazmur 33:21). Sukacita atau kegembiraan yang berasal dari Tuhan pun ternyata mampu menular mempengaruhi orang lain. "Karena TUHAN jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita." (34:3). Kemana dan dimana kita menggantungkan kebahagiaan hati kita akan sangat menentukan seperti apa kita hari ini. Apakah kebahagiaan, keceriaan, keriangan yang terpancar dari dalam diri kita dan tercermin lewat senyum atau tawa lebar yang bisa membawa suasana senang bagi orang-orang disekitar kita, atau justru kehadiran kita membawa kemuraman dan suasana yang sama sekali tidak enak bagi mereka.

Apa yang anda inginkan untuk terlukis di wajah anda hari ini? The face of rage, anger, sadness, or the smiling face full of joy, happiness and laughter? Ketahuilah bahwa itu tidak tergantung dari kondisi yang tengah dialami, melainkan seberapa besar anda mengizinkan Tuhan berperan dalam hidup anda. Kita bisa memilihnya, bukan hanya diam pasrah membiarkan kondisi hati tidak menentu terombang-ambing dalam berbagai perasaan. Kegembiraan sejati ada di dalam hubungan erat kita dengan Tuhan, dan itu akan bisa membuat kita tetap ceria dan tertawa meski situasinya sedang tidak kondusif. Saya akan menutup renungan hari ini dengan sebuah ayat yang mudah-mudahan semakin menguatkan anda: "Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram." (Mazmur 16:8-9). Jika demikian, tersenyum dan tertawalah sekarang juga, dan nikmati hidup yang dipenuhi kebahagiaan sejati yang berasal dari Tuhan.

Sulit atau mudahnya tertawa bukan tergantung dari situasi tetapi dari seberapa dekatnya kita dengan Tuhan

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari