Jumat, 10 Juni 2011

Ora et Labora

Ayat bacaan: Yoel 2:17
===================
"baiklah para imam, pelayan-pelayan TUHAN, menangis di antara balai depan dan mezbah, dan berkata: "Sayangilah, ya TUHAN, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara bangsa: Di mana Allah mereka?"


ora et laboraKetika saya kecil dulu saya sering mendengar sebuah semboyan yang sesungguhnya sangat penting untuk kita perhatikan. Semboyan ini ditulis dalam bahasa Latin, berbunyi Ora Et Labora, yang dalam bahasa Indonesia artinya "berdoa dan bekerja." Seiring waktu berjalan, kelihatannya kalimat ini semakin ditinggalkan orang. Bukan saja kita semakin jarang mendengarnya, tetapi orang yang melakukannya pun semakin sedikit. Kehidupan yang semakin keras dan semakin sulit seringkali membuat orang susah membagi waktunya dengan baik. Ada yang mati-matian bekerja banting tulang siang dan malam, sehingga jangankan berdoa, untuk meluangkan waktu bersama keluarga pun sudah sangat sulit dan hampir-hampir tidak mungkin. Disisi lain, banyak pula orang Kristen yang menerjemahkan berkat-berkat yang turun dari Tuhan itu secara sepihak. Mereka kerap mengharapkan berkat turun dicurahkan dari langit lewat serangkaian mukjizat spektakuler setiap saat, dan tidak melakukan apapun untuk mendapatkan berkat itu, selain berdoa siang dan malam.

Sebuah keseimbangan itu diperlukan dalam menjalani hidup. Kita tidak bisa melakukan satu hal saja dan melupakan yang lain. Tuhan memang bisa menurunkan berkatNya dalam keadaan apapun. Benar bahwa Yesus berkata "Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya." (Matius 21:22). Kuasa doa memang luar biasa besarnya. Tetapi ingat pula bahwa Tuhan tidak menginginkan anak-anakNya menjadi orang-orang yang malas dan manja, hanya mau terus meminta tanpa mau melakukan apapun. Berkali-kali Tuhan mengungkapkan ketidaksukaanNya terhadap orang yang malas. Lihatlah bagaimana kerasnya Tuhan menghadapi orang yang malas dalam "perumpamaan tentang talenta" yang tertulis di Matius 25:14-30. Begitu keras, sehingga Alkitab berkata "Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi." (ay 30). Lihat pula teguran-teguran yang datang kepada orang malas dalam Amsal 6. Salah satunya berkata: "Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak." (ay 6). Semut adalah serangga yang lemah dan berukuran jauh lebih kecil dibanding manusia, tetapi baiklah jika orang malas belajar dari etos kerja semut. Orang malas itu tidak bijak. Dan teguran dari Paulus juga menggambarkan hal yang keras pula. "jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan." (2 Tesalonika 3:10). Berdoa memang bagus, dan itu sudah menjadi kewajiban kita. Tetapi jangan lupa pula bahwa kita harus bekerja dengan sungguh-sungguh, bahkan dikatakan seperti melakukannya untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (Kolose 3:23).

Adalah menarik jika kita melihat sebuah ayat dalam Yoel yang menyinggung atau menyiratkan mengenai keseimbangan ini ketika Yoel memberikan seruan untuk bertobat. Ayat itu berbunyi: "baiklah para imam, pelayan-pelayan TUHAN, menangis di antara balai depan dan mezbah, dan berkata: "Sayangilah, ya TUHAN, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara bangsa: Di mana Allah mereka?" (Yoel 2:17). Mengapa para imam dan hamba Tuhan harus menangis di antara balai depan dan mezbah? Tuhan secara spesifik mewahyukan hal ini. Dari ayat tersebut kita bisa melihat perlunya keseimbangan antara mezbah dan balai depan. Bukan hanya di mezbah, dan bukan hanya di balai depan. Bukan hanya berdoa, dan bukan juga hanya bekerja saja. Keduanya haruslah dilakukan secara seimbang. Dari ayat ini kita bisa menangkap sebuah pesan penting, bahwa apapun yang kita lakukan perlu disertai dengan doa. Keduanya harus berjalan beriringan, bersama-sama. kita harus bekerja, itu benar. Tuhan mengharuskan kita bekerja, dan Tuhan memberkati pekerjaan kita. Tapi bagaimana Tuhan mau memberkati pekerjaan kita jika kita tidak melibatkanNya dalam pekerjaan kita? Atau lebih luas lagi, bagaimana Tuhan mau memberkati hidup kita jika kita tidak melibatkanNya dalam kehidupan kita? Oleh sebab itu seruan pertobatan yang disampaikan Yoel menyiratkan bahwa antara berdoa dan bekerja, ora et labora, keduanya haruslah dilakukan secara seimbang, beriringan dan berkesinambungan.

Dalam Efesus 6:18 kita bisa melihat sebuah ayat yang mengingatkan kita agar tidak melupakan atau meniadakan doa dalam langkah kita. Bukan hanya sekedar berdoa sekali-kali, tetapi disana kita diingatkan untuk berdoa setiap waktu. Dalam bahasa Inggrisnya dikatakan "Pray at all times (on every occasion, in every season) in the Spirit, with all [manner of] prayer and entreaty." Pray at all times, on every occasion, in every season. Berdoalah dalam setiap waktu, dalam hal apapun, dalam situasi apapun. Doakan apapun yang kita kerjakan agar Tuhan memberkati usaha kita secara penuh, pada saat yang sama lakukanlah pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Keseimbangan seperti inilah yang akan mendatangkan keberhasilan dalam segala sesuatu yang kita lakukan.

Kita perlu melatih dan mendisplinkan diri agar bisa menyeimbangkan keduanya dan terbiasa untuk mengkombinasikan keduanya dalam hubungan yang harmonis. Itu jelas perlu proses dan butuh waktu. Bukan saja dalam pekerjaan atau profesi kita, tetapi pelayanan kita pun butuh terus didukung doa agar bisa berhasil dengan maksimal. Jika kita terus melatih diri, kita akan menemukan sebuah kesimpulan bahwa apa yang penting bukanlah maunya kita tetapi maunya Tuhan. Disanalah kita bisa melatih ketaatan kita kepada Tuhan meski kita sudah sedemikian sibuknya, dan disanalah kita bisa melihat bagaimana luar biasanya hasil luar biasa dari usaha kita yang terus didukung dalam doa. Jangan korbankan jam-jam doa karena kesibukan pekerjaan, jangan pula memakai waktu doa sebagai alasan untuk bermalas-malasan dan tidak bekerja. Keduanya harus dilakukan secara seimbang dan saling terkait satu dengan lainnya. Sudahkah anda melibatkan Tuhan dalam pekerjaan anda? Atau sudahkah anda berusaha serius seperti apa yang anda minta dalam doa anda?

Jadilah pengikut Kristus yang rajin bekerja dan tekun dalam doa

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari