Senin, 15 Maret 2010

Seperti Singa

Ayat bacaan: Amsal 30:30
======================
"singa, yang terkuat di antara binatang, yang tidak mundur terhadap apapun."

seperti singaSinga dijuluki raja rimba bukanlah tanpa alasan. Seekor singa memiliki kemampuan bertarung yang lengkap. Kuat, ganas, berani, bahkan mampu memanjat pohon. Kemampuan memanjat ini membuat singa lebih dibandingkan harimau yang tidak bisa memanjat pohon. Posturnya kekar dan gagah, dengan bulu-bulu tebal mengelilingi wajahnya. Gaya singa menerkam tengkuk lawannya begitu terkenal, dan dipercaya akan segera mengatasi perlawanan musuhnya dalam waktu singkat. Ukuran seekor singa pun terbilang besar dan lebih berat jika dibanding hewan sekelasnya seperti harimau, macan tutul dan sebagainya. Beratnya bisa mencapai 200 an kg dengan kemampuan berkelahi yang luar biasa. Dengan segudang kehebatannya, tidak mengherankan jika singa dinobatkan sebagai raja rimba.

Ada satu lagi kehebatan seekor singa yang tidak boleh kita kesampingkan. Dan hal ini dicatat dalam alkitab. Singa dikatakan kuat, bahkan terkuat di antara binatang karena singa tidak pernah mundur terhadap apapun. Singa tidak menyerah. "Singa, yang terkuat di antara binatang, yang tidak mundur terhadap apapun." (Amsal 30:30). Apa yang disorot ternyata bukanlah kemampuan berkelahinya, bukan ketajaman gigi dan kuku, tapi diukur dari kemampuan mentalnya menghadapi tantangan. Singa dipandang menjadi yang terkuat karena daya tahannya yang luar biasa dalam menghadapi serangan. Seperti singa, inilah seharusnya yang menjadi gambaran tentang kita, anak-anak Tuhan yang percaya. Tapi kenyataannya, ada banyak anak-anak Tuhan yang mudah menyerah. Daya tahannya lemah, gampang patah semangat, bahkan tidak jarang yang menyerah sebelum bertanding. Kapasitas atau ukuran dirinya dianggap terlalu kecil untuk melakukan sesuatu. Padahal siapapun kita, kita sudah diperlengkapi Tuhan dengan berbagai macam talenta. Tidak itu saja, Roh Tuhan sendiri dikatakan berdiam di dalam hati kita. (Galatia 4:6). Dengan semua ini, tidak seharusnya kita menjadi pribadi-pribadi yang mudah menyerah. Tuhan menciptakan kita untuk menjadi seekor singa bukan seekor kucing. Kita diciptakan sebagai pemenang, bahkan lebih dari pemenang (Roma 8:37) dan bukan sebagai loser atau pecundang.

Lihatlah bagaimana sikap Daud menghadapi tantangan dari raksasa Goliat. Saat itu Daud masih sangat belia, dan tugasnya sehari-hari hanyalah sebagai gembala domba, tidak seperti kakak-kakaknya yang biasa maju di medan perang. Menghadapi raksasa dengan persenjataan lengkap seperti Goliat, para tentara ternyata takut. Tapi tidak demikian dengan Daud. Dia menyadari siapa dirinya, seperti apa jati dirinya diciptakan Tuhan. Demikian tanggapan Daud mendengar tantangan yang dilemparkan Goliat. "Apakah yang akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan orang Filistin itu dan yang menghindarkan cemooh dari Israel? Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?" (1 Samuel 17:26). Daud tahu dimana Allah berdiri, dan jika Allah berdiri pada barisan dimana ia berada, mengapa ia harus takut? Dan kenyataannya, Daud mampu mengalahkan Goliat yang berbaju perang dan senjata lengkap hanya dengan senjata tradisional sederhana, sebuah umban (ketapel) dan batu. Itulah sikap Daud yang menggambarkan sikap seekor singa yang tidak menyerah dalam menghadapi tantangan apapun. Dalam Wahyu, Yesus pun dikatakan sebagai singa dari Yehuda yang berasal dari garis keturunan Daud. "Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya." (Wahyu 5:5). Yesus sebagai singa dari Yehuda telah membuktikan kekuatan sejatinya sebagai raja di atas segala raja dengan tidak mundur dari rangkaian tugasNya ke dunia seperti yang digariskan Tuhan sedikitpun. Yesus tidak mundur hingga semua Dia tuntaskan di atas kayu salib. Yesus terus bertarung mempertahankan kita semua, anda dan saya agar bisa selamat dan beroleh hidup yang kekal.

Seberapa beranikah kita hari ini menghadapi tantangan? Sudahkah kita memiliki keberanian seekor singa dalam menghadapi tekanan, atau kita masih termasuk golongan yang mudah menyerah, sedikit saja goyah sudah langsung ambruk? Sekali lagi, kita diciptakan Tuhan untuk menjadi seperti singa, menjadi seperti singa Yehuda yang sejati. Kita diciptakan bukan untuk menjadi pecundang melainkan sebagai sosok yang lebih dari orang menang. Kita diciptakan sebagai anak-anak sulungNya. Kita semua telah dibekali berbagai keahlian dan kelebihan untuk bisa tampil dengan sosok seperti singa. Dan bukan itu saja, karena ada Tuhan bersama kita yang akan selalu siap untuk membawa kita ke setiap tingkatan keberhasilan, tidak peduli sesulit apapun situasi yang kita hadapi saat ini. "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." (Roma 8:28). Jika situasinya demikian, mengapa kita harus takut menghadapi apapun? Milikilah karakter sejati seperti yang digariskan Tuhan untuk kita. Tunjukkan bahwa bersama Tuhan kita akan mampu melewati tantangan apapun dan keluar sebagai juara. "Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?" (Roma 8:31). Selalu ada rintangan yang harus kita hadapi dalam kehidupan ini, tetapi bersama Tuhan kita akan mampu mengatasinya dengan gemilang. Jangan mundur, jangan menyerah, tetaplah berjuang. Jangan mundur di tengah jalan, teruslah maju dan raihlah apa yang dirancangkan Tuhan dalam hidup anda. Jadilah seperti seekor singa dengan mental juara, yang tidak mundur terhadap apapun.

Jadilah pribadi seperti seekor singa yang tidak akan mundur terhadap apapun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari