Selasa, 30 Maret 2010

Mengetahui Apa Yang Harus Diminta (2)

Ayat bacaan: 1 Raja Raja 3:9
========================
"Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?"

tahu apa yang dimintaIf you got a chance to make one wish, what would you ask? Kemarin kita sudah melihat bagaimana Bartimeus mampu meminta hanya satu permintaan ditengah berbagai kebutuhan yang mendesak. Ia adalah seorang pengemis buta yang sehari-hari menyambung hidup dari belas kasihan orang sebagai peminta-minta. Pasti ada begitu banyak kebutuhan yang ia inginkan, tapi dalam perjumpaannya dengan Yesus, ia tidak tergoda sedikitpun untuk meminta kekayaan, pekerjaan atau lainnya selain matanya dicelikan. Dan Yesus pun memberikan tepat seperti yang ia minta. Ia tahu bahwa dengan bisa melihat maka ia akan bisa berusaha untuk mencari nafkah dan tidak lagi perlu meminta-minta. Ia tahu bahwa ia harus berusaha agar bisa berhasil, ia harus bekerja untuk hidup. Ia tidak meminta jalan pintas dari Tuhan untuk mendapatkan segalanya dengan instan, tapi ia membutuhkan mata yang mampu melihat agar ia bisa maksimal melakukan itu semua. Singkatnya, Bartimeus tahu apa yang harus ia minta, dan ia pun memperolehnya.

Pada ribuan tahun sebelumnya, kasus yang mirip pernah terjadi pada Salomo. Pada suatu malam Salomo mendapat kesempatan emas untuk meminta sesuatu dari Tuhan. "Di Gibeon itu TUHAN menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi pada waktu malam. Berfirmanlah Allah: "Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu." (1 Raja-Raja 3:5). Hal ini berkenaan dengan gaya hidup Salomo yang sama seperti ayahnya Daud, gaya hidup yang mengasihi Tuhan dan melakukan dengan taat ketetapan-ketetapan sang ayah yang semuanya telah terbukti berkesan di mata Tuhan. Kembali seperti Bartimeus, kita dikejutkan dengan jawaban yang diberikan Salomo. Ada kesempatan datang, yang mungkin sulit terulang lagi. Permintaan apapun akan dijawab saat itu juga! Apa yang akan kita jawab? Hidup seribu tahun lagi? Tidak ada penyakit? Jauh dari kemiskinan selamanya? Mendapat jodoh paling cantik/ganteng? Tidak. Apa yang dijawab Salomo cukup mengejutkan. "Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?" (1 Raja Raja 3:9). Salomo tahu apa yang paling ia butuhkan. Ia tahu bahwa usianya yang masih muda dan pada suatu ketika akan menggantikan ayahnya sebagai raja, ia membutuhkan hikmat yang mampu menuntun umat yang sangat besar lebih dari segalanya. Itulah yang paling ia butuhkan, lebih dari harta kekayaan, materi, kemakmuran, popularitas dan sebagainya, atau hal-hal yang lebih berpusat kepada pemuasan diri atau egonya sendiri. Tidak pula umur panjang, sehat 100% selama hidup, bebas dari masalah, dan berbagai permintaan lain, tapi yang ia minta hanyalah satu: Hikmat. Maka Tuhan pun senang dengan permintaannya dan langsung mengabulkannya. "Dan Allah memberikan kepada Salomo hikmat dan pengertian yang amat besar, serta akal yang luas seperti dataran pasir di tepi laut sehingga hikmat Salomo melebihi hikmat segala bani Timur dan melebihi segala hikmat orang Mesir." (1 Raja Raja 4:29-30). Tapi apa yang terjadi? Bukan saja hikmat yang ia peroleh, tetapi lewat permintaannya yang baik di mata Tuhan itu mengalir pula berkat-berkat lain ke dalam hidupnya. Firman Tuhan berkata "Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorangpun seperti engkau di antara raja-raja. Dan jika engkau hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan tetap mengikuti segala ketetapan dan perintah-Ku, sama seperti ayahmu Daud, maka Aku akan memperpanjang umurmu." (ay 13-14). Salomo mendapatkan segalanya, dan itu berawal dari permintaannya yang tidak didasari ego atau mementingkan diri sendiri. Salomo memperoleh semuanya karena ia tahu apa yang harus ia minta.

Tuhan sanggup memberikan segalanya bagi kita secara berkelimpahan. Tapi mental dan sikap kita haruslah terlebih dahulu kita benahi agar segala yang dipercayakan Tuhan kepada kita akan mampu menjangkau dan memberkati orang lain lewat diri kita dan bukan dipakai untuk menimbun diri sendiri saja. Sikap Salomo menunjukkan pribadinya yang tidak mementingkan kenyamanan dan kemakmuran diri sendiri, tetapi secara bijaksana ia meminta sesuatu agar apa yang ditugaskan Tuhan kepadanya mampu ia lakukan dengan sebaik-baiknya. Tidak heran jika Tuhan memberkati Salomo secara luar biasa. Berdasarkan pengalamannya, Salomo pun kemudian menulis dalam Amsal: "Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas. Ia lebih berharga dari pada permata; apapun yang kauinginkan, tidak dapat menyamainya. Umur panjang ada di tangan kanannya, di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan. Jalannya adalah jalan penuh bahagia, segala jalannya sejahtera semata-mata. Ia menjadi pohon kehidupan bagi orang yang memegangnya, siapa yang berpegang padanya akan disebut berbahagia." (Amsal 3:13-18). Berbahagialah Salomo karena ia tahu apa yang perlu ia minta, dan itu membawa berbagai berkat masuk ke dalam dirinya.

Salomo dan Bartimeus adalah contoh dari orang yang tahu apa yang harus ia minta. Mereka tidak tergiur dengan berbagai kenikmatan dunia, tapi mereka meminta sesuatu yang akan mampu mereka pakai untuk bisa melakukan hal terbaik untuk Tuhan dalam hidup mereka. Bagaimana dengan kita? Banyak di antara kita yang menghabiskan waktu untuk terus meminta tapi lupa bersyukur. Meminta, meminta dan meminta lagi tanpa henti, memboroskan tenaga dan membuang-buang waktu doa untuk meminta hal-hal yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Tidak heran jika akhirnya semua berjalan di tempat dan tidak mencapai kemajuan apapun. Arahkan fokus seperti pandangan mata Tuhan, yang tahu betul apa yang terbaik buat kita. Mintalah sesuatu yang benar-benar kita butuhkan dan mampu memuliakan Tuhan lebih dari sebelumnya. Kita bisa melihat bagaimana Tuhan mampu menjawab doa lebih dari yang kita minta sekalipun jika fokus dan tujuan kita meminta itu terarah dengan benar. Mari kita belajar dari Salomo dan Bartimeus dan arahkan permintaan kita kepada sesuatu yang tepat. Let's find out what we really need today, and God will answer it.

Sudahkah anda tahu apa yang benar-benar perlu anda minta?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari