Jumat, 25 Desember 2009

Natal sebagai Wujud Besarnya Kasih Allah

Ayat bacaan: Yohanes 3:16
=====================
"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."

natal, wujud kasih AllahAndaikan saat ini anda tengah dililit permasalahan yang sangat berat, begitu beratnya sehingga anda tidak lagi merasa punya kekuatan untuk mengatasinya. Tidak ada jalan keluar, tidak ada solusi, tidak ada harapan. Zero chance. Di saat anda mulai menyerah pada keadaan, datanglah seseorang memberikan bantuan sepenuhnya, bukan dengan pamrih melainkan tanpa meminta imbalan apapun dari anda. Seketika itu juga anda lepas dari masalah, apa yang tidak mungkin kemudian menjadi kenyataan, belenggu dipatahkan dan anda berubah menjadi orang yang merdeka. Tidak saja merdeka, namun diberikan kelimpahan dan janji akan keselamatan untuk selamanya. Bagaimana rasanya? Tentu perasaan bahagia dan sukacita yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata akan anda rasakan bukan? Dunia saat ini mengenal pemberian dengan agenda tertentu. Orang memberi bukan lagi karena mengasihi, tapi lebih kepada mengharapkan sesuatu yang akan kembali kepadanya sebagai imbalan. Mengirim parcel atau hadiah dengan harapan agar hubungan relasi bisnis tetap lancar, memberi karena mengharapkan sesuatu, mengharapkan orang akan terikat hutang budi dan pada saatnya nanti mereka akan diuntungkan. Itu pemberian yang pamrih, dan itu menjadi pemandangan umum di jaman ini. Kenyataannya di antara saudara atau hubungan orang tua dan anak sekalipun memberi atau menolong dengan kondisi yang harus menghasilkan sesuatu sebagai balas jasa sudah menjadi hal yang wajar. Betapa istimewanya jika ada orang yang memberikan sesuatu kepada kita bukan karena perbuatan baik kita, bukan karena kita layak, bukan karena mengharapkan imbalan apapun, melainkan murni karena kasih, tanpa meminta apapun sebagai balasan. Mungkin sulit mengharapkan hal seperti itu dari manusia saat ini, tapi Tuhan telah melakukannya.

Sebuah ayat emas yang sangat besar maknanya saya angkat hari ini sebagai ayat bacaan untuk memperingati sebuah peringatan yang istimewa. Ini ayat yang tidak ada habis-habisnya untuk direnungkan, apalagi dalam memperingati kelahiran Kristus ke dunia. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16). Ketika mengharapkan manusia untuk menolong dan memberi tanpa mengharapkan imbalan sangat langka, Tuhan Sang Pencipta kita ternyata rela memberikan itu. Dan itu disebut sebagai anugerah, kasih karunia. Sebuah anugerah bukan lagi anugerah ketika diberikan dengan mengharapkan imbalan. Bukan kasih karunia namanya jika pemberian didasarkan atas jerih payah atau hasil usaha kita. Manusia yang terus berbuat dosa dari masa ke masa sesungguhnya tidak layak untuk memperoleh keselamatan. Tapi ternyata di mata Tuhan manusia begitu berharga. Seperti yang sering saya sebutkan, we are His masterpiece. Kita diciptakan menurut gambar dan rupaNya sendiri (Kejadian 1:26) dan tetap berada di ruang mataNya (Yesaya 49:16). Begitu besarnya kasih Allah kepada kita semua, hingga AnakNya yang tunggal pun Dia berikan sebagai kasih karunia, semata-mata agar tidak satupun diantara kita yang binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Anugerah yang diberikan ini bukan hanya untuk sekelompok orang tertentu saja, tapi berlaku untuk semua orang, seluruh bangsa tanpa terkecuali. Tuhan mengasihi semua manusia ciptaanNya tanpa memandang latar belakang atau keadaan kita. Dia mengasihi dan memberikan kasih karuniaNya bukan karena cantik, gagahnya kita, bukan karena status kita, kekayaan kita, kehebatan kita bahkan bukan pula karena perbuatan-perbuatan baik atau usaha kita. Sebuah kasih karunia bukanlah berbentuk imbalan atau balas jasa. Firman Tuhan berkata: "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri." (Efesus 2:8-9). Keselamatan itu kita peroleh semata-mata karena anugerah Tuhan, bukan karena jasa atau usaha manusia. Tuhan rela memberikan diriNya sendiri demi keselamatan kita. Maka Yesus pun turun ke dunia, Yesus "yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia." (Filipi 2:6-7). Dan semua itu adalah anugerah sehingga hari ini kita bisa mendapat jaminan keselamatan. Jika hari ini kepastian itu hadir bagi kita, semua itu ada karena Yesus sudah lahir ke dunia untuk melakukan semua kehendak Allah atas dasar kasihNya yang begitu besar, dan itulah yang kita peringati hari ini.

Tuhan mengasihi kita dengan sebentuk kasih yang tidak terukur, jauh mengatasi langit dan itu berlaku selamanya. Kasih Allah tidak terbatas oleh apapun. Semua itu terbukti jelas lewat kedatangan Yesus ke dunia dan mengambil rupa seperti kita. Tidak dalam bentuk kemewahan. Dia lahir di kandang domba, bahkan dikatakan lewat nubuatan Yesaya demikian: "Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya." (Yesaya 53:2). Bukan kemegahan atau gemerlap manusia yang menjadi tujuan kedatangan Kristus, bukan karena menginginkan bentuk tersempurna dalam atribut-atribut yang penting menurut penilaian manusia, tapi hanya demi tujuan untuk menyelamatkan kita. Dia terjun langsung dan merasakan sendiri bagaimana penderitaan manusia. He knows how we struggle and strive in our lives. He knows how we feel. Dan lewat kehadiranNya, Dia memberikan jaminan keselamatan, menggantikan kita semua, menebus semua dosa mematahkan semua belenggu yang menghalangi kita dari tahta kasih Bapa di surga. Dia memberikan petunjuk-petunjuk dan tidak hanya berhenti sampai disitu, Dia pun memberikan keteladanan secara langsung. Kepada semua orang diberikan jalan keselamatan dalam bentuk kasih karunia. Apa yang diberikan Tuhan jauh lebih besar dari hal-hal duniawi. Dunia ini fana sifatnya, namun anugerah Tuhan itu kekal. Cahaya surgawi terbit atas kita, menerangi kita sehingga kita tidak lagi berada di dalam kegelapan dan kematian. "Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya." (Yohanes 1:5) Dan Yesus berkata "Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan." (Yohanes 12:46). Ini semua jelas merupakan kesukaan besar. It's a great joy.

Kelahiran Kristus ke dunia yang kita peringati lewat Natal adalah wujud besarnya kasih Allah bagi kita semua. "Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya." (1 Yohanes 4:9) dan kemudian dikatakan "Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita." (ay 10). Allah telah terlebih dahulu mengasihi kita dengan mengutus Yesus untuk menebus semua dosa-dosa kita. Itu adalah pernyataan kasih Allah kepada kita sebagai bentuk kasih karunia atau anugerahNya. Hari ini jika anda masih merasa dosa masih membelenggu anda, ingatlah bahwa Yesus telah menuntaskan itu semua. Jika hari ini anda masih merasa gelap, ketahuilah bahwa terang sudah dianugerahkan lewat kedatangan Kristus, Sang Terang Dunia. Jika anda sudah merasakan itu, jangan lupa pula untuk mewartakannya kepada sesama kita, karena sesungguhnya anugerah Tuhan ini bukan hanya untuk kita saja, melainkan berlaku untuk semua manusia, semua bangsa tanpa terkecuali. Kelahiran Yesus adalah pernyataan besarnya kasih Allah kepada dunia, yang sudah seharusnya merupakan "berita kesukaan besar untuk seluruh bangsa" (Lukas 2:10). Tanpa kelahiran Yesus niscaya kita semua masih terikat dalam gelap dan terbelenggu berbagai hal yang akan menyeret kita menuju kebinasaan. Tapi puji Tuhan, atas kasihNya kita semua telah dibebaskan menjadi orang-orang merdeka dengan jaminan keselamatan terbentang di hadapan kita. Tapi ingatlah bahwa meski itu merupakan anugerah, jika kita tidak percaya dan menerimanya maka sia-sialah semua itu. Karena itu bagi semua yang sudah menerima keselamatan dalam Kristus bisa bersukacita dengan sukacita sejati, yang harus mampu mengalahkan segala problema hidup maupun penderitaan. Tuhan sudah memberikan kasih karuniaNya, apakah kita sudah memutuskan untuk menerimanya? Malam ini mari kita semua sama-sama merenungkan betapa besar kasih Allah kepada kita dan bersyukur serta memuliakanNya. Selamat hari Natal, Tuhan Yesus memberkati.

Natal sebagai wujud besarnya kasih Allah kepada kita yang dianugerahkan lewat Kristus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari