Selasa, 14 April 2009

The World's Greatest Dad

Ayat bacaan: Keluaran 20:12
======================
"Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu."

hormati orang tuamu, hormati ayah dan ibumu, the world's greatest dadSudah menjadi problema umum ketika anak menginjak masa-masa puber, mereka akan menjadi sedikit (atau banyak) berubah sikapnya. Mereka biasanya bersikap memberontak, atau banyak pula yang menjadi berjarak/menjauh dari orang tuanya. Seorang teman yang baru saja ketemu lagi sejak sekian lama berkata, ia sedang menikmati masa-masa dimana anaknya lucu dan dekat dengannya. "Sebentar lagi, ketika ia remaja, saya harus siap kehilangan dia." begitu katanya. Rasanya kita semua mengalami fase-fase seperti ini. Saya sendiri tidak lebih baik dari anda. Saya sempat menjadi pemberontak, melawan orang tua walaupun mungkin dalam hati saya tahu bahwa apa yang mereka putuskan itu adalah yang terbaik buat saya. Namun saya tidak tahu mengapa, di usia baru menginjak remaja itu rasanya semuanya serba salah. Sebagian orang menyebut itu akibat perubahan hormon, yang kemudian menyebabkan adanya perubahan tingkah laku. Saya tidak tahu pasti, karena saya bukan dokter. Tapi memang, di usia-usia memasuki puber, ada perubahan signifikan dari perilaku anak terhadap orang tuanya. Dan terkadang perilaku memberontak itu tinggal menetap dalam perilaku si anak hingga dewasa, bahkan hingga tua. Sebagian berdalih bahwa orang tuanya kuno, tidak tahu perkembangan jaman, atau tidak bisa melihat anaknya senang dan sebagainya. Saya tidak memungkiri bahwa ada banyak orang tua yang gagal memenuhi fungsinya sebagai orang tua yang baik bagi anaknya. Ada banyak orang tua yang terlalu sibuk sehingga tidak sempat membagi waktu ketika anaknya membutuhkan mereka. Namun apakah itu berarti kita memiliki alasan kuat untuk melawan mereka?

Ayat hari ini hadir dalam hati saya menjelang ulang tahun ayah saya. Perjalanan hubungan saya dengan ayah saya bisa dibilang tidak mulus. Ketika menginjak remaja, saya mulai membuat jarak dengannya. Padahal waktu kecil saya sangat dekat dengannya. Saya sempat tidak bicara dengannya hingga bertahun-tahun, meski saya tinggal satu rumah! Padahal secara umum, ayah saya adalah orang yang luar biasa. Dalam keadaan seperti apapun dia tetap bertanggungjawab penuh terhadap keluarga. Dia juga orang yang luar biasa sabar. Tapi begitulah yang terjadi.. saya memberontak dan menjadi keras tanpa alasan jelas. Hal itu berlanjut hingga saya dewasa. Risih rasanya untuk ngobrol dengannya. Lalu setelah saya lahir baru, ia ternyata menentang hal tersebut. Ayah saya bukanlah pengikut Kristus. Saya sempat dilarang beribadah. Tapi Tuhan memang ajaib. Menghadapi hal itu, saya justru memiliki sikap yang berubah 180 derajat. Hati saya dilembutkan secara luar biasa dan tetap mengasihi ayah saya. Sejak saya lahir baru, satu janji Tuhan digenapi, bahwa ada pemulihan hubungan keluarga. Antara saya dengan ayah saya, antara saya dengan adik saya. Sayang ibu saya sudah keburu meninggal dunia ketika pemulihan terjadi. Saya yakin ia akan sangat bahagia jika berkesempatan melihat pemulihan luar biasa ini. Secara perlahan, hubungan saya dan ayah saya semakin baik dari waktu ke waktu. Hari ini, meskipun kami tinggal di kota yang berbeda, tapi hubungan kami begitu mesra. Ada perasaan menyesal bahwa saya menyia-nyiakan waktu untuk dekat dengannya selama bertahun-tahun, tapi yang pasti saat ini saya akan terus memanfaatkan waktu yang tersisa untuk menyayanginya. He is a great dad, and I'm proud of him.

Perintah ke 5 dari 10 perintah Allah yang diturunkan pada Musa berisi pesan dari Tuhan agar kita senantiasa menghormati orang tua kita. "Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu." (Keluaran 20:12). Disana tidak ditulis: "hormatilah ayah dan ibumu jika mereka baik padamu", atau "hormatilah ayah dan ibumu jika mereka menuruti permintaanmu". Tidak. Disana dengan tegas dikatakan "Hormatilah ayahmu dan ibumu", dalam kondisi apapun. Agar apa? Lanjutannya: "supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu." Hal ini berbicara tegas mengenai betapa Tuhan menganggap penting sebuah penghormatan terhadap orang tua, dalam kondisi atau alasan apapun. Ya, terkadang ada orang tua yang gagal memberikan kasih dan perhatian, ada yang bersikap terlalu keras, kasar bahkan kejam. Namun tetap saja, seorang anak tidaklah boleh membenci orang tuanya, baik secara halus, apalagi secara kasar. Dalam kitab Keluaran, kita melihat Tuhan menuntut hukuman mati bagi orang yang memukul atau mengutuki orang tuanya. "Siapa yang memukul ayahnya atau ibunya, pastilah ia dihukum mati.....Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya, ia pasti dihukum mati." (Keluaran 21:15,17). Ini tidak main-main. Tuhan sejak lama sudah mengingatkan kita untuk tetap memberikan penghormatan yang sepantas-pantasnya bagi orang tua kita apapun alasannya. Mengasihi dan mendoakan mereka, membantu mereka, menghibur mereka. Dalam Perjanjian Baru kita masih mendapatkan pesan mengenai hal ini. "Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan." (Kolose 3:20). Memang ada pengecualian, jika para orang tua memberikan perintah yang bertentangan dengan firman Tuhan. "..Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia." (Kisah Para Rasul 5:29). Namun tetap saja kita harus menghormati mereka, tidak membenci, tidak dendam apalagi sampai mengutuk.

Ketika kita mudah mengucapkan terima kasih ketika seseorang melakukan perbuatan baik, sudahkah kita mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua kita yang telah mengorbankan begitu banyak dari mereka untuk membesarkan kita? Saya yakin, orang tua kita rindu kita datang pada mereka dan mengatakan betapa kita mencintai mereka dan sangat bersyukur memiliki orang tua yang luar biasa. Tahun lalu, saya membelikan ayah saya sebuah kaos oblong bertuliskan "The World's Greatest Dad", dan ia langsung memakainya kemana-mana dengan bangga. Saya bersyukur memiliki ayah yang luar biasa, terlepas dari masalah-masalah apapun yang pernah terjadi di masa lalu. Nobody's perfect, tapi saya tahu dia sudah berusaha sebaik mungkin menjadi ayah yang terbaik bagi saya. Katakan anda mencintai mereka sekarang juga, sebelum semuanya terlambat. Itu akan sangat berarti bagi mereka. Waktu akan terus berlalu, jangan sampai menyesal ketika waktu untuk menyatakan itu tidak lagi tersedia.


Express your love to your parents right now  when you still have the chance

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari