Sabtu, 27 Desember 2008

Belajar Dari Empat Binatang Kecil (2) : Pelanduk

Ayat bacaan: Amsal 30:26
===================
"pelanduk, bangsa yang lemah, tetapi yang membuat rumahnya di bukit batu"

pelanduk, gunung batu, bukit batuPelanduk adalah sejenis hewan menyusui yang berukuran kecil. Masih tergolong keluarga rusa, tapi ukuran pelanduk dewasa kira-kira sama dengan kelinci. Hewan ini kecil dan lemah. Bayangkan jika hewan berukuran kecil ini berkeliaran bebas di hutan belantara. Pelanduk akan dengan mudah menjadi santapan hewan-hewan lain yang lebih besar darinya. Burung elang misalnya, akan dengan mudah menyambar pelanduk dan memangsanya. Begitu pula ular, dan hewan-hewan buas lainnya. Bagaimana pelanduk mampu melindungi dirinya? Ternyata pelanduk cukup bijaksana untuk membuat rumahnya di bukit batu. Pelanduk melindungi dirinya dari keganasan rimba dengan cara berlindung di balik bebatuan. Jika tidak demikian, rasanya mustahil bagi pelanduk untuk dapat bertahan hidup. Alkitab Perjanjian Lama pun menyebutkan bahwa gunung tinggi dan bukit batu adalah tempat perlindungan bagi pelanduk. (Mazmur 104:18).

Salah satu hikmat mengenai empat hewan kecil yang berasal dari Agur adalah mengenai pelanduk. Ayat ini sungguh menarik, karena menggambarkan bagaimana sebuah spesies lemah mampu bertahan hidup dengan cara membangun rumahnya di bukit batu. Tidak jauh berbeda dengan pelanduk, kita manusia pun sangat lemah. Terjangan masalah, badai problema hidup, kegoncangan dan pergumulan yang kita hadapi sehari-hari cepat atau lambat akan membuat kita menjadi lemah dan tidak berdaya. Ketika hal seperti itu terjadi, celah untuk masuknya dosa pun akan terbuka. Betapa rentan nya manusia, seperti halnya pelanduk.

Kalau begitu, kita bisa belajar dari pelanduk. Ketika pelanduk membangun rumah di bukit batu, kita pun juga sebaiknya demikian. Mari kita lihat apa yang diajarkan Yesus. "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu." (Matius 7:24-25). Itu buat orang yang mendengar dan melakukan firman Tuhan. Jika sebaliknya? Ini yang terjadi: "Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya." (ay 26-27). Ketika kita menyadari bahwa sekuat-kuatnya kita manusia, kita tetaplah manusia yang lemah, hendaknya kita mau membangun hidup kita di atas "batu". Rumah yang dibangun dengan pondasi kuat tentu tidak rubuh meski digoncang angin badai sekalipun. Sekarang mari kita fokus pada kata "batu". Dalam Perjanjian Lama dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan bukit/gunung batu itu tidak lain adalah Tuhan sendiri. "Sebab siapakah Allah selain dari TUHAN, dan siapakah gunung batu kecuali Allah kita?" (Mazmur 18:31). Atau lihat ayat ini: " TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!" (Mazmur 18:2). Daud begitu menyadari bahwa gunung batu tempat perlindungan yang kuat dan teguh ada pada Tuhan sendiri. Lalu dalam Perjanjian Baru kita melihat bahwa yang dimaksud dengan batu itu adalah Kristus. "dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus." (1 Korintus 10:4).

Ingatlah bahwa sehebat-hebatnya kita, kita tetaplah manusia yang lemah dan mudah hancur. Kekuatan dan perlindungan ada pada Kristus, gunung batu kita. Mari kita semua mulai membangun hidup kita, keluarga kita, pekerjaan dan pelayanan kita di atas Gunung Batu, biarlah Kristus bertahta di atas segala sendi kehidupan kita, sehingga kita mampu tegar menghadapi persoalan apapun yang menimpa kita. Bersama Kristus, kita yang lemah akan dikuatkan. Haleluya!

Belajarlah dari pelanduk yang tahu bahwa perlindungan ada pada bukit batu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari