Sabtu, 16 April 2011

Berulang-ulang

Ayat bacaan: Ulangan 6:7
==================
"haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun."

berulang-ulangSaya baru saja membaca sebuah majalah yang menceritakan apa yang suka dilakukan para ibu yang sedang hamil di Jepang. Mereka senang mengajak bayinya bicara sejak dalam kandungan. Tidak hanya berbicara, tetapi mereka ternyata rajin mengajarkan penjumlahan. 1+1=2, 2+2=4 dan sebagainya. Sepintas mungkin terlihat lucu bagi kita, untuk apa mengajarkan penjumlahan kepada bayi yang masih dalam kandungan? Tetapi faktanya ternyata sungguh menakjubkan. Dikatakan disana anak-anak yang ibunya sering mengajarkan penjumlahan dan rajin mengajak berbicara ternyata jauh lebih cepat berhitung dan menangkap berbagai pelajaran sejak usia 3 tahun dibanding anak-anak lainnya. Hasil penelitian di Jepang menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap pengajaran berulang-ulang sejak bayi masih berada di dalam perut ibunya. Jika dilakukan sekali saja tentu tidak akan membawa hasil apa-apa. Agar metode ini bisa berhasil, si ibu harus terus menerus mengajarkan kepada bayinya. Dengan kata lain, pengulangan dalam mengajar akan membuahkan hasil yang signifikan.

Manusia akan lebih mudah mengingat sesuatu yang didengar berulang-ulang atau sesuatu yang sering dilakukan. Pola-pola perulangan baik yang positif maupun negatif pun mampu mengubah pola pikir seseorang. Coba ingat-ingat, adakah sesuatu yang diajarkan oleh orang tua anda secara berulang-ulang ketika anda kecil dan masih berbekas dalam ingatan anda hari ini? Rasanya semua orang pasti memiliki memori tersendiri akan itu. Kepribadian atau watak kita pun akan terbentuk menurut seperti apa pengajaran yang kita terima sejak kecil secara berulang-ulang. Pola perulangan akan membuat kita mampu mengingat sesuatu dalam waktu yang lama, bahkan sampai mati sekalipun. Sejauh mana kita menganggap penting untuk mengajarkan anak-anak kita sejak bayi? Jika metode pengajaran penjumlahan seperti yang dilakukan ibu-ibu di Jepang mampu membawa hasil yang hebat terhadap kepintaran anak-anak mereka kelak, bukankah sebuah metode pengajaran yang berulang-ulang sejak usia dini akan membawa manfaat yang baik sebagai bekal bagi masa depan mereka kelak?

Tuhan tahu betul akan hal ini. Lihatlah pesan Tuhan yang diberikan kepada bangsa Israel lewat Musa. Salah satu pesannya mengingatkan kita akan pentingnya memperhatikan segala perintah yang diberikan Tuhan kepada mereka (Ulangan 6:6). Dan bukan itu saja, selanjutnya dikatakan: "haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun." (ay 7). Ayat ini menggambarkan betapa pentingnya bagi kita untuk mengajarkan anak-anak kita mengenai ketetapan-ketetapan Tuhan secara berulang-ulang, kapan saja, dimana saja. Lewat dongeng sebelum tidur, ketika sedang bermain, ketika sedang dalam perjalanan dan sebagainya. Pola pengajaran berulang akan mampu menanamkan benih Firman Tuhan di dalam hati mereka sehingga mereka bisa terbentuk  sebagai pribadi yang takut akan Tuhan sejak kecil. Itu akan sangat bermanfaat bagi masa depan mereka. Pada suatu ketika nanti, anda akan tersenyum bangga melihat mereka tumbuh menjadi orang-orang sukses yang mampu menjadi teladan bagi banyak orang. 

Akan tetapi penting pula bagi kita untuk ingat bahwa mengajarkan secara lisan saja tidak akan bisa  berpengaruh jauh terhadap keimanan mereka. Lebih dari sekedar lewat kata-kata, kita pun harus menunjukkan keteladanan dengan kesesuaian antara apa yang kita katakan dengan apa yang kita perbuat. Anak-anak tidak akan mau menanggapi serius nasihat orang tuanya apabila orang tuanya malah melanggar sendiri segala sesuatu yang mereka ajarkan. Ayat selanjutnya mengatakan hal itu dengan jelas: "Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu." (ay 8-9). Tidak bisa tidak, apabila kita mengharapkan anak-anak kita tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang berbuah lebat dalam segala hal ketika mereka dewasa, kita harus rajin mengajarkan dan memberi teladan secara berulang-ulang sedini mungkin.

Kita harus ingat bahwa anak-anak kita merupakan anugerah yang sangat indah dari Tuhan. Dalam Mazmur kita bisa membaca perenungan Penulisnya akan hal ini: "Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah." (Mazmur 127:3). Selayaknya kita menerima titipan Tuhan sebagai anugerahNya, adalah penting bagi kita untuk bersyukur dan menghargai betul pemberian itu. Dan Alkitab mengatakan hal tersebut dengan kiasan yang bagi saya terdengar sangat indah. "Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda." (ay 4). Bukan hanya anak-anak kita yang akan merasakan manfaatnya kelak setelah mereka bertumbuh dewasa, tetapi bagi kita sebagai orang tuanya pun akan memetik hasilnya nanti. "Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang." (ay 5).

Bukan hanya anak-anak, tetapi bagi orang dewasa pun sebuah proses belajar atau latihan yang dilakukan secara kontinu akan mampu membuat diri kita terbiasa dalam melakukan hal-hal yang baik terutama dalam hal beribadah. Firman Tuhan mengatakan bahwa keseriusan dalam beribadah merupakan sebuah proses yang harus dilakukan secara teratur dan kontinu, bukan sesuatu yang instan. "Latihlah dirimu beribadah." (1 Timotius 4:7). Practice makes perfect, itu kata pepatah, dan latihan memerlukan proses berkesinambungan. Jika melatih diri untuk menyadari pentingnya berolah raga bagi kesehatan atau kebugaran tubuh kita, melatih diri untuk rajin beribadah akan membawa faedah yang jauh lebih penting lagi, karena "Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang." (ay 8).

Lewat penelitian mendalam perulangan dalam pengajaran dan keteladanan dipercaya mampu memberikan dampak positif yang mampu bertahan hingga waktu yang panjang. Dan Alkitab pun mengatakan hal yang sama tentang itu. Kita harus menanamkan pengenalan akan Tuhan dan Firman-FirmanNya sedini mungkin kepada anak-anak kita lewat metode pengajaran yang berulang-ulang. Anda bisa memakai metode-metode yang menyenangkan bagi anak seperti lewat dongeng sebelum tidur, lewat hal-hal yang mereka lihat dalam kehidupan sehari-hari, lewat perumpamaan dan sebagainya. Jangan lupa pula bahwa ketika kita mengajarkan mereka, kita pun harus pula memperhatikan kesesuaian antara sikap dan perbuatan kita dengan apa yang kita ajarkan. Itu akan mampu membawa manfaat besar bagi anak-anak kita hingga akhir hayat mereka, dan itu pun akan membawa kebahagiaan bagi kita. Siapa yang tidak bahagia jika melihat anak-anaknya tumbuh menjadi orang-orang sukses yang membawa pengaruh positif bagi sesamanya? Disamping itu kita pun harus terus menanamkan nilai-nilai kebenaran kepada diri kita sendiri lewat latihan rohani yang dilakukan secara berulang-ulang, secara kontinu dan teratur serta tanamkan pengenalan akan Tuhan bagi anak-anak kita sedini mungkin, sehingga kelak kita dan anak-anak kita akan berbahagia memetik buahnya. Jika belajar penjumlahan kepada janin saja sudah mampu memberikan kebaikan yang bermanfaat bagi perkembangan kepintaran dan kemampuan anak-anak, apalagi pengenalan akan Firman Tuhan yang bukan saja berguna dalam hidup di dunia ini tetapi juga akan sangat bermanfaat bagi hidup yang akan datang.

Jangan hanya sekali-kali tetapi ajarkanlah kebenaran Firman Tuhan secara berulang-ulang

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari