Selasa, 16 November 2010

17 Nov - Why 4:1-11; Luk 19:11-28

"Setiap orang yang mempunyai kepadanya akan diberi tetapi siapa yang tidak mempunyai dari padanya akan diambil"

(Why 4:1-11; Luk 19:11-28)


"Untuk mereka yang mendengarkan Dia di situ, Yesus melanjutkan perkataan-Nya dengan suatu perumpamaan, sebab Ia sudah dekat Yerusalem dan mereka menyangka, bahwa Kerajaan Allah akan segera kelihatan……..Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya. Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku." Dan setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem."(Luk 19:11.26-28), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Elisabeth dari Hungaria, biarawati, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:


·   Perkembangan masing-masing dari kita setelah mengarungi perjalanan hidup dan tugas pengutusan sampai saat ini kiranya ada dua kemungkinan, yaitu semakin baik/suci/terampil/cerdas/rajin dst…atau semakin buruk/jahat/bodoh /malas dst.. Cukup menarik jika diperhatikan yaitu, sebagaimana disabdakan oleh Yesus hari ini, mereka yang baik/suci/terampil/cerdas/rajin dst. semakin baik/suci/terampil/cerdas/rajin, sedangkan mereka yang buruk/jahat/ bodoh/ malas dst..semakin buruk/jahat/bodoh/malas. Maka dengan ini saya mengajak kita semua untuk mawas diri: apa yang terjadi dalam diri kita masing-masing. Kami berharap, karena cara hidup dan cara bertindak, kita semua tumbuh berkembang semakin baik/suci/termpil/cerdas/rajin, dst.. Dengan kata lain kita semakin siap sewaktu-waktu dipanggil Tuhan, meninggal dunia, mendahului perjalanan untuk menghadap Bapa di sorga dan hidup selama-lamanya. Bukankah semakin tambah usia berarti juga semakin dekat kematian kita? Kami juga berharap kepada mereka yang mengalami kemandegan dalam hidup beriman untuk dengan rendah hati membuka diri, siap sedia untuk dirubah dan dikembangkan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dengan kata lain mereka yang buruk kami harapkan memperbaiki diri, yang jahat bertobat, yang malas segera berlatih bekerja keras dan yang bodoh menyadari serta menghayati kebodohannya sambil siap sedia untuk diajar atau dibina. Dalam warta gembira hari ini Yesus mengumpamakan anugerah yang telah kita terima bagaikan mata uang: uang agar dapat bertambah harus 'berjalan-jalan' alias difungsikan, tidak disimpan di bawah bantal atau di brankas. 'Jalankan' anugerah Allah yang anda terima dalam hidup sehari-hari, apapun bentuk anugerah Allah tersebut!


·   "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan" (Why 4:11). Doa ini kiranya baik sering kita doakan, renungkan dan hayati dalam hidup sehari-hari. Segala sesuatu yang ada di dunia, di bumi ini adalah ciptaan Allah, dapat tumbuh berkembang bersama Allah, tanpa Allah tidak dapat tumbuh berkembang sebagaimana diharapkan atau dicita-citakan. Sebagai ciptaan Allah kita diharapkan hidup dan bertindak dengan memuji, menghormati, memuliakan dan melayani Allah melalui ciptaan-ciptaanNya terutama melalui ciptaanNya yang terluhur di bumi ini, manusia. Dengan kata lain sebagai umat beriman kita dipanggil untuk saling memuji, menghormati, memuliakan dan melayani, saling melihat dan mengimani Allah yang hidup dan berkarya dalam diri manusia, yang diciptakan sebagai gambar atau citra Allah. Kebetulan hari ini kita merayakan St.Elisabet dari Hungaria, biarawati: salah satu cirikhas biarawati atau menggota lembaga hidup bakti adalah menjadi saksi hidup yang "sudah dikuduskan, yang harus mereka pelihara dengan doa dan tobat" (KHK kan 673). Maka kami berharap kepada para anggota lembaga hidup bakti, biarawan dan biarawati, dapat menjadi teladan dalam hal hidup yang telah dikuduskan, yang antara lain juga ditandai dengan saling memuji, menghormati, memuliakan dan melayani. Para anggota lembaga hidup bakti memiliki kebiasaan untuk mempersembahkan puji-pujian kepada Tuhan di dalam ibadat harian, semoga juga menjadi nyata dengan memberi pujian kepada sesama manusia. Semoga suatu saat ketika kita dipanggil Tuhan juga dapat menjadi pujian bagi Tuhan, artinya mereka yang melayat kita dengan rendah hati dan jujur memuji hidup kita selama ini, sehingga kita layak memasuki 'Yerusalem abadi', hidup mulia di sorga selama-lamanya.

 

"Haleluya! Pujilah Allah dalam tempat kudus-Nya! Pujilah Dia dalam cakrawala-Nya yang kuat! Pujilah Dia karena segala keperkasaan-Nya, pujilah Dia sesuai dengan kebesaran-Nya yang hebat! Pujilah Dia dengan tiupan sangkakala, pujilah Dia dengan gambus dan kecapi! Pujilah Dia dengan rebana dan tari-tarian, pujilah Dia dengan permainan kecapi dan seruling! Pujilah Dia dengan ceracap yang berdenting, pujilah Dia dengan ceracap yang berdentang! Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!"

(Mzm 150)

Jakarta, 17 November 2010

  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari