Minggu, 17 Oktober 2010

Mencari Kebahagiaan Sejati

Ayat bacaan: Yesaya 48:18
======================
"Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti."

mencari kebahagiaan sejatiPernahkah anda merasa sangat kosong dalam diri anda sehingga anda tidak merasa bahagia meski secara umum anda sedang tidak menderita apa-apa? Seorang teman saya sedang mengalaminya. Lewat email ia bercerita bahwa meski ia sedang tidak mengalami masalah dalam kehidupannya, ia sedang merasakan kekosongan dalam dirinya yang membuatnya merasa tidak bahagia. Ia memiliki pekerjaan, penghasilannya cukup, punya mobil, punya tabungan, tetapi ternyata semua itu pada suatu ketika tidak sanggup membuatnya hidup bahagia. "Mungkin aku sedang jenuh, mungkin aku merasa kesepian, tetapi yang pasti aku tidak merasa bahagia." katanya. Banyak orang mungkin akan tertawa ketika mendengar hal itu, dan mungkin akan segera menganggap teman saya itu sebagai orang yang tidak bersyukur. Bukankah ia sudah memiliki banyak hal seperti pekerjaan, kehidupan, harta dan sebagainya, yang bagi sebagian orang masih merupakan impian untuk diraih? Tetapi apa yang ia alami bukanlah hal baru. Mungkin kita pun pernah mengalaminya.


Pola kehidupan dunia akan mengarahkan kita untuk mencari kebahagiaan lewat banyak hal. Secara fisik kebahagiaan dianggap mampu hadir dalam hidup kita apabila kita mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Semakin banyak semakin baik dan semakin puas. Bisa beli rumah, mobil mewah, buka usaha dimana-mana, punya modal untuk mempercantik diri, mampu membeli berbagai aksesoris dan mengikuti trend dunia, bisa membeli baju dan perlengkapan bermerek terkenal, memiliki gadget yang paling up to date, bisa liburan ke luar negeri kapan saja, dan sebagainya. Banyak orang yang percaya bahwa semua ini bisa mendatangkan kebahagiaan. Ada yang mengacu kepada sisi emosional untuk mencari kebahagiaan, dan mereka akan terus mencari pengakuan, pujian, penghargaan dan popularitas atau ketenaran. Mereka akan bersikap selalu ingin dihormati, ingin disanjung tinggi, dipuja dan dipuji. Berbagai hal yang dianggap mampu memberikan kebahagiaan atau sebentuk damai sejahtera di atas seringkali tidak mampu untuk menjawab kebutuhan kita akan sebuah kebahagiaan atau damai sejahtera. Mungkin untuk jangka waktu tertentu yang singkat hal-hal tersebut di atas bisa memberikan rasa puas dan senang, tapi tidak dalam waktu yang lama. Pada akhirnya kita akan sampai kepada kesimpulan bahwa semua itu tidak akan pernah cukup untuk membeli sebuah rasa yang selalu kita rindukan bernama kebahagiaan.

Saya teringat kepada sebuah kesimpulan dari seorang ahli matematika dan fisika ternama yang juga terkenal sebagai filsuf, Blaise Pascal. Kita mengetahui bahwa ada begitu banyak teorinya yang hingga hari ini masih menjadi dasar ilmu pengetahuan. Tapi justru dari Pascal keluar sebuah pernyataan yang sangat esensial mengenai kehidupan. Begini katanya: "There is a God shaped vacuum in the heart of every man which cannot be filled by any created thing, but only by God, the Creator, made known through Jesus." Ada sebuah rongga yang tidak akan pernah bisa diisi oleh siapapun atau apapun, kecuali oleh Tuhan, melalui Yesus. Saya percaya bahwa kesimpulan ini ia katakan lewat pengalamannya sebagai seorang ahli dalam ilmu pengetahuan. Setinggi-tingginya kita menguasai ilmu, sehebat-hebatnya kita sebagai manusia, sekaya-kayanya diri kita, sebuah rongga atau "God shaped vacuum" akan selalu ada di dalam diri kita yang tidak akan mampu dipenuhi oleh hal apapun selain oleh Tuhan sendiri.

Maka itu artinya kebahagiaan sejati hanyalah bisa kita peroleh secara rohani lewat hubungan kita dengan Tuhan. Ketaatan dan kedekatan terhadap Tuhan merupakan kunci penting disini. Dalam kitab Yesaya kita bisa membaca sebuah ayat yang secara jelas mengatakannya. "Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti." (Yesaya 48:18). Kebahagiaan bisa kita peroleh secara melimpah bagai gelombang laut yang tidak pernah berhenti apabila kita memperhatikan perintah-perintah Tuhan secara serius dan sungguh-sungguh. Ketaatan kita akan membuat Tuhan berada dekat dengan kita, di dalam diri kita, dan dengan demikian rongga kosong dalam hati kita itu pun akan terisi oleh satu-satunya Pribadi yang sanggup untuk itu. Mungkin kita bertanya, bagaimana bisa demikian? Jawabannya adalah, sebab Tuhan sendirilah yang merupakan sumber damai sejahtera. (Roma 15:33, 16:20).

Keinginan daging secara sekilas akan seolah mampu memberikan jawaban untuk pencarian kebahagiaan. Banyak orang akan begitu kerasnya berusaha untuk memuaskan keinginan dagingnya dan untuk mencapai itu bahkan rela mengorbankan hubungan dengan Tuhan. Mereka mencoba terus lebih dekat lagi kepada hal-hal duniawi yang dianggap mampu menjawab kebutuhan akan kebahagiaan itu, tetapi sesungguhnya lewat Roh-lah kita akan mampu memperolehnya. Bagi dunia keinginan daging dianggap mampu menjadi solusi, padahal Firman Tuhan berkata "Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera." (Roma 8:6). Dalam Galatia 5:22-23 pun kita bisa melihat bahwa damai sejahtera dan sukacita merupakan dua dari beberapa buah Roh. Rongga kosong dalam hati kita akan tetap ada selama kita mencoba mencari solusi yang tidak tepat, semua itu tidak akan mampu mengisi kekosongan kecuali Tuhan sendiri.

Yesus sudah mengingatkan bahwa "..Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus." (Roma 14:17). Bukan hanya fisik kita saja yang butuh diberi makan dan minum, tetapi jiwa dan roh kita pun butuh. Disitulah letaknya jawaban akan kebutuhan kita akan kebahagiaan ini, yang akan mampu memenuhi rongga kosong dalam hati kita dalam kepenuhan untuk mencapai kebahagiaan yang penuh dengan sukacita, dan akan mampu bertahan untuk waktu lama. Kebahagiaan sejati hanya bisa disediakan oleh Tuhan, dan itu hanya akan bisa terjadi jika Kerajaan Allah hadir dalam kehidupan kita. Harta benda, kekayaan, jabatan, pujian dan penghargaan tidak akan pernah mampu menjawab kebutuhan kita akan kebahagiaan ini.

Tuhanlah satu-satunya yang mampu mengisi sebentuk rongga kosong dalam hati kita ini hingga kita bisa merasakan sebuah kebahagiaan sejati yang tidak akan terguncang lewat berbagai kesusahan di dunia ini. Semakin meninggalkan atau menjauh dari Tuhan dan terus mengejar hal-hal dunia yang nikmat bagi daging kita justru akan membuat rongga kosong ini terus melebar, menenggelamkan setiap sukacita yang seharusnya menjadi bagian dari kita lewat Kristus. Apakah anda tengah merasakan hal yang sama seperti teman saya tadi? Itu artinya anda harus mulai berpikir bukannya semakin menjauh dari Tuhan, tetapi seharusnya malah semakin dekat. "Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu." (Yakobus 4:8). Jika anda merasa hari ini kebahagiaan masih bukan menjadi milik anda, temukanlah rongga kosong itu dan biarkan Tuhan mengisinya. Mendekatlah kepada Tuhan dan dengarkan perintah-perintahNya. Itu akan mengundang Tuhan untuk segera menambal kekosongan itu dengan kebahagiaan sejati yang hanya berasal daripadaNya.

Undang Tuhan untuk masuk hari ini juga dan temukanlah kepenuhan hati dalam kebahagiaan yang sejati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari