Kamis, 09 September 2010

Dari Mata Turun ke Hati

Ayat bacaan: Matius 5:29
==================== 
"Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka."

dari mata turun ke hatiDari mata turun ke hati, seperti itulah ketertarikan kita terhadap seseorang biasanya digambarkan. Mata memang sering berfungsi sebagai sebuah kamera untuk menangkap segala sesuatu secara visual untuk kemudian diolah dalam hati menjadi sebuah bentuk perasaan. Sebagian besar orang akan tertarik kepada lawan jenisnya dimulai dari pandangan mata. Ketertarikan akan manisnya seseorang, jalannya yang gemulai, bahasa tubuhnya, senyum atau caranya tertawa, semua itu bisa menjadi titik awal bagi kita untuk mulai memperhatikan mereka secara lebih dalam. Mata secara bebas bergerak leluasa untuk menangkap gambar demi gambar dari apa yang berada disekitar kita. Demikian pentingnya fungsi sebuah mata bagi kita sehingga sulit rasanya membayangkan apa jadinya jika kita tidak memiliki mata. Ada banyak hal bermanfaat yang bisa kita peroleh dari mata, tetapi di sisi lain ada banyak pula hal yang bisa menyesatkan berawal dari apa yang kita lihat. Menonton televisi saja misalnya, ada begitu banyak hal yang bisa membuat kita ketakutan, cemas atau dalam hal lain mungkin saja mata kita akan berfungsi sebagai jendela dosa dengan melihat pornografi dan sebagainya.

Ingatkah anda dengan ungkapan "See no evil, hear no evil, speak no evil" yang berasal dari Jepang? Seringkali ungkapan ini digambarkan lewat tiga ekor monyet yang menutup beberapa dari indera penting kita seperti mata, telinga dan mulut. Ketiga indra ini memang sering menjadi awal dari masuknya dosa apabila tidak kita awasi dengan benar. Ada kalanya monyet keempat muncul, dan monyet ini akan menutup area (maaf) genitalnya dengan tangan menyilang. Celah-celah yang bisa menjadi pintu masuk dosa memang harus kita awasi agar kita tidak terjebak ke dalam hal-hal yang bisa merintangi hubungan kita dengan Tuhan sekaligus menjadi awal dari serangkaian limbah dosa yang lebih besar lagi.

Yesus mengingatkan akan hal ini dengan bahasa yang cukup keras. "Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka." (Matius 5:29). Ayat ini mengikuti sebuah pesan penting bahwa dengan memandang seorang wanita dan menginginkannya meski dalam hati saja, itu sama saja dengan berzinah. (ay 28). Demikian pula halnya dengan tangan. "Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka." (ay 30). Kedua anggota tubuh ini menjadi contoh mewakili anggota-anggota tubuh lainnya yang harus kita jaga dengan serius. Serius? Ya serius, karena Alkitab sudah mengatakan bahwa "roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Markus 14:38). Ada banyak diantara kita yang memasang pagar batas Firman Tuhan dengan terlalu fleksibel tergantung dari kemauan kita sendiri. Berbagai kenikmatan kedagingan akan dengan mudah mempengaruhi kita sehingga kitapun akan terpengaruh untuk memberi toleransi kepada banyak hal yang bisa menjadi awal mula masuknya berbagai jebakan iblis ke dalam hidup kita.

Firman Tuhan turun lewat Yohanes berbunyi: "Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya." (1 Yohanes 2:17). Dunia sedang lenyap dengan kenginannya. Bukankah hal itu semakin jelas terlihat hari-hari belakangan ini? Ketika kita memilih untuk bergabung dengan segala kenikmatan yang ditawarkan dunia maka kita pun sesungguhnya sedang lenyap dengan keinginan-keinginan daging kita. Hanya orang yang melakukan kehendak Allah-lah yang akan tetap hidup selama-lamanya alias kekal. Agar bisa melakukan kehendak Allah ini kita harus mampu menyalibkan semua keinginan-keinginan daging kita dan hidup seturut kehendak Allah dengan taat. Paulus menyampaikan "Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya." (Galatia 5:24).

Kembali kepada ayat bacaan di atas, apakah Yesus bermaksud kejam untuk menyuruh kita mencungkil mata atau memotong tangan sendiri secara harafiah? Tentu tidak. Apa yang menjadi pesan Kristus adalah bahwa kita harus benar-benar memperhatikan secara seksama, menjaga benar-benar anggota tubuh kita agar tetap kudus. Lebih baik mencungkil mata atau memenggal tangan ketimbang membiarkannya lalu tubuh kita secara utuh disiksa di neraka. Kalau kita mau berusaha untuk menjaga dengan sungguh-sungguh, maka tentu saja kita tidak perlu harus melakukan hal mengerikan seperti itu. Yesus tidak menginginkan satupun dari kita untuk binasa dengan cara demikian, Dia bahkan rela menyerahkan diriNya sendiri menggantikan kita di atas kayu salib agar kita terlepas dari ancaman seperti itu. Oleh karena itulah Yesus mengingatkan dengan tegas akan pentingnya menjaga anggota-anggota tubuh kita agar tetap kudus, tidak terjebak pada keinginan-keinginan daging yang mampu membuat kita kehilangan seluruh janji Allah. Mata merupakan salah satu dari anggota tubuh kita yang sangat berpotensi menjadi pintu masuk berbagai dosa, oleh karena itu jagalah dengan baik dan pergunakanlah untuk memuliakan Allah.

Jagalah agar segala yang dibawa mata untuk masuk ke hati adalah segala sesuatu yang baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari