Jumat, 28 Agustus 2009

Jangan Lupakan Kuasa Tuhan

Ayat bacaan: Ayub 38:4
===================
"Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian!"

jangan lupa kuasa Tuhan, Tuhan mengingatkanBerada dalam situasi sulit, penuh penderitaan, kesengsaraan, tentu tidak enak. Tidak ada seorang pun manusia yang ingin hidupnya dipenuhi masalah. Tapi namanya hidup, ada saat-saat dimana kita tidak bisa menghindari hadirnya problema dalam kehidupan. Terkadang masalah yang datang tidak hanya satu, tapi beruntun atau bertumpuk-tumpuk, sehingga kita menderita karenanya. Ada kalanya jalan keluar tidak kunjung kelihatan, bagaikan berjalan dalam sebuah lorong gelap dimana tidak terlihat setitik cahaya pun di ujung sana. Disaat tekanan begitu besar menerpa kita, manusia yang terbatas ini, ada saat-saat kita menjadi lemah dan tenggelam dalam penderitaan. Kita bisa lupa kepada keagungan Tuhan, kuasa dan kemampuanNya yang tidak terbatas, dan tentu saja kebaikan serta kasih setiaNya. Himpitan masalah penuh penderitaan berkepanjangan akan mulai mengaburkan pandangan kita tentang kebaikan Tuhan, dan mulai menganggap bahwa Tuhan mungkin sudah tidak lagi peduli dengan hidup kita, atau bahkan mulai mempertanyakan keberadaanNya. Di saat-saat seperti itu kita perlu diingatkan kembali akan keajaiban kuasa Tuhan yang tidak terbatas. Seperti apa yang terjadi pada Ayub.

Ayub mengalami serangkaian pengalaman tragis dalam hidupnya. Membaca kisah Ayub berarti membaca bagaimana kehidupan seseorang bisa berbalik drastis dalam waktu singkat, seperti pesawat yang menukik tajam dan langsung hancur berkeping-keping menghantam bumi. Begitu beratnya apa yang dialami Ayub, sehingga biasanya ketika kita berbicara mengenai penderitaan dan rasa sakit yang luar biasa, kita akan segera mengacu pada Ayub. Ayub pada mulanya dikenal saleh, jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. (Ayub 1:1). Ia juga orang yang terkaya di sebelah timur (ay 3). Hidupnya sempurna. Namun kemudian semuanya musnah. Ribuan ternaknya musnah (ay 16-17), anak-anaknya tewas (ay 19). Hartanya habis ludes dalam waktu singkat, dan kemudian disusul dengan penyakit kulit mengerikan menimpa sekujur tubuhnya. (2:7). Selesai sampai disana? Tidak, ternyata istrinya sendiri mengutuki dia, dan teman-temannya mengolok-olok apa yang terjadi atas dirinya. Berat, sungguh berat. Ayub tidak siap menghadapi semua ini secara mendadak. Ia pun kemudian terperangkap oleh pikirannya sendiri bahwa Tuhan bertindak tidak adil. Ayub yang sedang sengsara dalam kesakitan luar biasa baik secara fisik maupun mental lupa siapa sejatinya Tuhan. Dan yang terjadi kemudian adalah, Tuhan mengingatkan Ayub mengenai kuasanya. Apa yang diingatkan Tuhan kepada Ayub? Mari kita lihat beberapa diantaranya.
  • Tuhan meletakkan dasar bumi. "Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian!" (38:4)
  • Tuhan menetapkan batas samudera. "Siapa telah membendung laut dengan pintu, ketika membual ke luar dari dalam rahim?" (ay 8)
  • Tuhan menerbitkan matahari pagi. "Pernahkah dalam hidupmu engkau menyuruh datang dinihari atau fajar kautunjukkan tempatnya" (ay 12).
  • Tuhan berkuasa atas hidup dan mati. "Apakah pintu gerbang maut tersingkap bagimu, atau pernahkah engkau melihat pintu gerbang kelam pekat?" (ay 17)
  • Tuhan mendatangkan salju (ay 22), hujan (26), bahkan membekukan air (30).
  • Tuhan membuat rumput-rumput bertunas lewat hujan (26-27)
  • Tuhan memberi hikmat dan kebijaksanaan (ay 36)
  • Tuhan menetapkan masa mengandung dan melahirkan bagi hewan (39:4)
dan seterusnya. Semua ini diingatkan Tuhan kepada Ayub, agar Ayub tidak lupa kepada kuasa Tuhan meski ia tengah berada pada titik terendah dalam kehidupannya di dunia.

Seperti kepada Ayub, pesan ini pun berlaku kepada kita semua. Ada saat-saat dimana Tuhan mengijinkan hidup kita dimasuki berbagai masalah dan kesulitan, namun itu bukan berarti bahwa Dia sedang mengabaikan dan tidak peduli dengan apa yang kita hadapi. Dikala lemah, segala yang diingatkan Tuhan ini menjadi pesan penting agar kita tidak melupakan kebaikan Tuhan dan mengabaikan untuk mengucap syukur kepadaNya. Tuhan Yesus mengingatkan kita bahwa kita berharga dimata Bapa dan akan terus berada dalam penyertaanNya, dalam kondisi dan situasi apapun. "Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya.Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit." (Matius 10:29-31). Dalam kejadian lain, Daud pun mengakui penyertaan Tuhan itu ada dalam segala hal yang terjadi dalam hidup kita. "Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku. Jika aku berkata: "Biarlah kegelapan saja melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam," maka kegelapanpun tidak menggelapkan bagi-Mu, dan malam menjadi terang seperti siang; kegelapan sama seperti terang." (Mazmur 139:8-12). Lihatlah bahwa sesungguhnya dalam keadaan apapun, seberat dan sepahit apapun yang terjadi dalam hidup kita pada saat-saat tertentu, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita sendirian. Dia tetap ada bersama anak-anakNya, ciptaanNya yang berharga yang begitu Dia kasihi. Mungkin hari ini ada diantara teman-teman yang tengah mengalami permasalahan hidup, ingatlah pesan Tuhan ini. Jangan lupakan kuasaNya yang mampu membuat segala sesuatu yang mustahil menjadi mungkin, jauh melampaui kemampuan daya pikir dan akal budi kita. Tuhan tidak akan meninggalkan anak-anakNya yang selalu taat kepadaNya. Mari kita pakai sebagian dari waktu-waktu kita untuk memuji dan menyembahNya walau kita sedang dalam keadaan sulit sekalipun.

Jangan lupakan dahsyatnya kuasa dan keagungan Tuhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Kumpulan Khotbah Stephen Tong

Khotbah Kristen Pendeta Bigman Sirait

Ayat Alkitab Setiap Hari