Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Oktober 2012 -
Baca: 2 Tawarikh 7:11-22
"dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka." 2 Tawarikh 7:14
Kalau kita baca dalam 2 Tawarikh 6:12-42, perikopnya adalah "Doa Salomo". Ini adalah doa yang disampaikan Salomo pada waktu pentahbisan Bait Suci, di mana doa Salomo ini tertulis sebanyak 30 ayat. Dikatakannya, "Maka berpalinglah kepada doa dan permohonan hamba-Mu ini, ya Tuhan Allahku, dengarkanlah seruan dan doa yang hamba-Mu panjatkan di hadapan-Mu ini! Kiranya mata-Mu terbuka terhadap rumah ini, siang dan malam, terhadap tempat yang Kaukatakan akan menjadi kediaman nama-Mu-dengarkanlah doa yang hamba-Mu panjatkan di tempat ini." (2 Tawarikh 6:19-20). Ini menunjukkan bahwa doa menjadi bagian terpenting dalam Bait Suci Salomo selain persembahan dan puji-pujian. Setelah Salomo selesai berdoa, terjadi lawatan Tuhan secara dahsyat, "...api pun turun dari langit memakan habis korban bakaran dan korban-korban sembelihan itu, dan kemuliaan Tuhan memenuhi rumah itu." (2 Tawarikh 7:1).
Bagi orang percaya doa adalah nafas hidup, maka dari itu doa adalah suatu hal yang harus dikerjakan dan harus menjadi gaya hidup kita. Sebagaimana Bait Suci Salomo menjadi rumah doa, kehidupan orang percaya pun dituntut untuk menjadi rumah doa. Ada tertulis, "Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?" (1 Korintus 3:16). Kata 'rumah atau bait Allah' di sini tidak berbicara tentang gedung atau bangunan secara fisik, tapi gambaran dari umat Tuhan itu sendiri atau keberadaan orang percaya. Dan Tuhan menghendaki agar kita menjadi 'rumah doa' (baca Lukas 19:46). Orang Kristen yang disebut sebagai rumah doa adalah orang Kristen yang kesukaannya berdoa, memuji dan menyembah Tuhan; seorang yang memiliki hubungan yang karib dengan Tuhan setiap waktu.
Punya hubungan yang karib dengan Tuhan berarti bukan hanya berbicara kepada Tuhan, tetapi kita juga harus bisa mendengar suara Tuhan.
Jika kita sudah menjadi 'rumah doa', kita pasti akan mengalami penggenapan janji-janji Tuhan sebagaimana Salomo mengalami lawatan Tuhan!
Related Posts :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar