Ayat bacaan: Hosea 4:6a
===================
"Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah"
Jalan makin semrawut, selain karena jumlah kendaraan bertambah banyak, tapi salah satu penyebab utamanya adalah ketidak-patuhan pengendara terhadap peraturan berlalu lintas. Perhatikanlah, semakin banyak orang yang 'nyelonong' seenaknya tanpa peduli peraturan dan etika mengemudi. Bikin SIM sistim tembak lewat calo, tidak mau repot, akhirnya semakin banyak orang yang tidak paham betul mengenai peraturan atau rambu-rambu. Masih mending jika hanya bikin macet dan semrawut. Bagaimana jika itu mendatangkan bahaya baik kepada diri sendiri atau juga membahayakan nyawa orang lain? Sekedar bisa mengemudi saja tidaklah cukup. Pengetahuan umum mengenai rambu dan tata cara berkendara lainnya pun wajib kita ketahui jika kita mau selamat di jalan. Pengenalan yang benar selain bisa menjaga ketertiban dan kelancaran di jalan tapi juga mampu menghindarkan kita dari kecelakaan dan berbagai musibah lainnya.
Dalam hal kerohanian hal ini pun berlaku. Alangkah bahayanya jika kita mengaku percaya Tuhan, tapi sesungguhnya tidak cukup mengenalNya, atau malah tidak mengenalNya sama sekali. Mungkin kita berkata, kita kan sudah ke gereja, atau kita sudah berdoa? Tapi kenyataannya ada banyak orang yang melakukan itu semua bukanlah atas dasar yang benar melainkan sekadar menjalankan rutinitas, karena disuruh orang tua, karena kebiasaan, tradisi dan alasan-alasan lainnya selain ingin mengenal Tuhan secara lebih dalam lagi. Hal-hal seperti ini jika tidak dicermati akan membuat kita tidak kunjung mengenal Allah, dan ketidaktahuan itu bisa mengarahkan kita kepada kebinasaan.
Dalam kitab Hosea kita bisa melihat mengapa Israel akhirnya binasa. Kelakuan mereka yang buruk berlarut-larut kemudian mendatangkan murka Tuhan. Alasannya jelas dikemukakan Tuhan secara singkat dan jelas. "Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah" (Hosea 4:6a). Tidak mengenal bagaimana? Hosea pasal 4 berjudul "Menentang imam dan bangsa yang tidak setia". Tidak setia, itu salah satu tanda bahwa kita tidak mengenal Tuhan, Kita tidak tahu bagaimana kesetiaan itu menjadi sebuah dasar utama untuk menerima anugerahNya dan tidak tahu pula bahwa pembangkangan akan menjauhkan kita dari itu semua bahkan menjadi sumber kehancuran bagi kita sendiri. Pasal ini dimulai dengan: "Dengarlah firman TUHAN, hai orang Israel, sebab TUHAN mempunyai perkara dengan penduduk negeri ini, sebab tidak ada kesetiaan dan tidak ada kasih, dan tidak ada pengenalan akan Allah di negeri ini." (ay 1). Tiga alasan penting yang saling berhubungan dan membuat Tuhan marah disebutkan dengan jelas, yaitu:
- Tidak setia
- Tidak memiliki kasih- Tidak mengenal Allah.
Apa yang dilakukan orang Israel pada masa itu sungguh keterlaluan. Mereka "hanya mengutuk, berbohong, membunuh, mencuri, berzinah, melakukan kekerasan dan penumpahan darah menyusul penumpahan darah." (ay 2). Dalam ayat 6 disebutkan pula bahwa para imam yang seharusnya jadi tulang punggung justru melupakan ajaran Tuhan. Kegagalan para imam tidak hanya berbicara mengenai para pendeta, pelayan Tuhan, tapi lebih luas lagi berbicara mengenai semua anak-anak Tuhan, kita semua yang menjabat status sebagai "imamat yang rajani" (1 Petrus 2:9) atau seperti yang disebutkan dalam kitab Wahyu: "Dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya--dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, --bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin." (Wahyu 1:5-6). Semua pembangkangan ini membuat Israel akhirnya harus menanggung konsekuensinya.
Berkaca dari apa yang dialami bangsa Israel yang tegar tengkuk, kita bisa melihat bahwa menolak pengenalan akan Tuhan bisa mendatangkan bahaya besar. Ada banyak orang yang hanya mengandalkan pendeta atau pelayan Tuhan saja tanpa keinginan untuk mengenal Allah lebih jauh dalam hidupnya. Ada banyak yang menunda-nunda karena masih mau "menikmati" hidup, ada yang menganggap bahwa urusan kerohanian hanya urusan orang yang tua saja. Padahal Tuhan telah memperlihatkan bahwa tanpa keinginan untuk mengenal Dia akan membuat kita menuai bencana.
(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar