Ayat bacaan: Yohanes 13:23
=====================
"Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya."
Kita semua tentu tahu bahwa Yesus mengasihi kita. Akan tetapi jika ditanya sampai sejauh mana kita percaya bahwa Yesus mengasihi kita, maka jawaban bisa beragam. Saya bertemu dengan banyak orang yang percaya bahwa Yesus mengasihi mereka, namun mereka tidak yakin bahwa kasih Yesus kepada mereka sama seperti Yesus mengasihi hamba-hamba Tuhan yang besar, para gembala atau pengerja. "Yesus mengasihi saya, tapi dia pasti lebih, doanya pasti lebih didengar ketimbang saya yang doa.." kata salah seorang jemaat pada suatu kali. Pola pikir seperti ini sangat banyak terdapat di antara para jemaat yang merasa bahwa mereka biasa-biasa saja. Makanya tidak banyak orang yang berani mendoakan orang sakit, karena mereka tidak percaya bahwa kasih karunia Tuhan kepada mereka itu sebenarnya tidak berbeda dengan yang diberikan kepada hamba-hamba Tuhan lainnya. Ada banyak 'tapi' lainnya yang bisa kita jadikan alasan untuk menghindari panggilan melayani bahkan untuk berdoa bagi hidupnya sendiri.
Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai sebesar apa kasih Kristus kepada kita menurut pemikiran kita sendiri, mari kita lihat sejenak apa yang ditulis Yohanes mengenai "murid yang dikasihi Yesus." Kalimat ini ia sebutkan tidak kurang dari 5 kali dalam Injil tulisannya alias Injil Yohanes. Salah satunya bisa kita lihat ketika Perjamuan Malam Terakhir tepat sebelum Yesus mengungkapkan penghianatan yang akan dilakukan Yudas. "Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya." (Yohanes 13:23). Kita bisa menemukan kata-kata yang sama dalam beberapa ayat lainnya seperti 19:26, 20:2, 21:7 dan 21:20. Siapa sebenarnya sosok istimewa yang disebut sebagai "murid yang dikasihi Yesus" itu? Kebanyakan orang yang mendalami alkitab akan mengacu kepada pribadi Yohanes sendiri. Jika kita membaca Yohanes 21:20-23 (terutama di ayat 23), kita bisa sampai pula kepada kesimpulan tersebut. Disisi lain, kata 'murid yang dikasihi' ini cuma Yohanes yang menyebutkannya. Karena itulah sebagian lainnya punya anggapan berbeda. Saya bukan mau mempersoalkan hal itu, tapi saya ingin melihatnya dari sudut pandang lain. Anggaplah bahwa memang benar sosok murid yang dikasihi Yesus itu mengacu kepada Yohanes. Apakah Yohanes ge-er, narsis atau merasa paling spesial di banding yang lainnya? Atau apakah ia merendahkan sosok murid-murid Yesus lainnya dan bermaksud mengatakan bahwa dirinya yang paling istimewa? Saya yakin tidak. Kalaupun benar bahwa orang yang ia katakan sebagai murid yang dikasihi Yesus itu adalah dirinya sendiri, saya percaya itu karena ia benar-benar menyadari dan merasakan kasih karunia Allah mengalir di dalam dirinya, seperti halnya kepada murid-murid lainnya (seperti yang ia katakan dalam Yohanes 20:2), termasuk pula kepada kita masing-masing. Para murid lainnya tentu boleh menulis seperti itu, tetapi hanya Yohanes yang begitu dalam menyadari hal tersebut sampai ia berani menuliskannya berulang kali di dalam Alkitab.
Jika kasih Kristus itu dirasakan oleh Yohanes begitu besar kepada dirinya, kepada kita pun itu berlaku. Bukankah dikatakan kasih Allah itu begitu besar sehingga Dia merelakan AnakNya yang tunggal untuk menggantikan kita semua di atas kayu salib, menebus kita dengan lunas dan dengan demikian kita tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal seperti yang tertulis dalam sebuah ayat emas yang sudah sangat kita kenal, dalam Yohanes 3:16? Mari kita lihat pula apa deskripsi kasih yang besar itu menurut Yesus. "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." (Yohanes 15:13). Yesus telah memberikan nyawaNya untuk kita semua tanpa terkecuali. Karena itu jelaslah bahwa kasihNya kepada kita adalah yang terbesar pula. Jika demikian, mengapa kita masih harus ragu akan besarnya kasih Yesus kepada diri kita?
Sebuah kasih karunia, itulah yang melayakkan kita menjadi orang-orang yang dikasihi. Kasih karunia dari Allah itu jelas diberikan kepada semua orang tanpa terkecuali. "Kasih karunia menyertai semua orang, yang mengasihi Tuhan kita Yesus Kristus dengan kasih yang tidak binasa." (Efesus 6:24). Baca pula ayat-ayat berikut ini: "Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata." (Titus 2:11) dan "Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia." (Ibrani 2:9). Kita bisa menarik sebuah kesimpulan penting, bahwa kasih karunia diberikan Tuhan kepada semua orang, tetapi yang membedakan adalah apakah kita mau menerima dan percaya sepenuhnya dengan iman atau tidak.
Kembali kepada sosok "murid yang dikasihi Yesus", mengapa kita tidak berani mengarahkan sosok itu kepada diri kita sendiri? Tuhan menganugerahkan kasih karuniaNya kepada semua orang tanpa terkecuali, tetapi "kantong" iman kita akan memberi perbedaan sejauh mana kita sanggup menerimanya. Kita percaya bahwa Tuhan Yesus mengasihi kita, tetapi mengapa kita sulit percaya bahwa sebagaimana Yesus menganugerahkan kasih karuniaNya kepada Yohanes atau siapapun sosok yang ia sebutkan dalam Injil itu, seperti itu pula Dia memberikan ukuran yang tepat sama kepada kita? Mengapa sulit bagi kita untuk percaya bahwa kuasa besar yang dilakukan para rasul seperti yang disebutkan dalam Kisah Para Rasul 4:33 yang berasal dari "kasih karunia yang melimpah-limpah" bisa pula hadir lewat kita? Beranikah kita berkata bahwa "murid yang dikasihi Yesus" itu adalah kita sendiri? Bagaimana luar biasanya kasih karunia Allah menghasilkan kuasa besar dalam diri setiap orang yang percaya sudah dialami oleh para rasul pada masanya, dan itupun bisa terjadi kepada kita. Iman. Itulah yang membuat perbedaan sampai sejauh mana kita bisa berbuat, sampai sejauh mana kita sanggup menampung kasih karunia Allah itu dicurahkan pada kita. Iman lah yang menentukan sebesar apa kepercayaan kita akan kasih Yesus pada diri kita. Jika saya ditanya, siapa "murid yang dikasihi Yesus" itu, saya akan menjawab itu adalah anda dan saya. Mari hilangkan keraguan hari ini juga, dan sadarilah bahwa kita semua adalah para muridNya yang sangat Dia kasihi.
Jesus loves me and this I know
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2012
(2175)
-
▼
Oktober
(161)
- What Do You See? (1)
- renungan harian online: What Do You See? (1)
- Sabda bahagia
- Renungan Harian Air Hidup: FIRMAN TUHAN: Makanan R...
- 1 Nov - HARI RAYA SEMUA ORANG KUDUS:
- 31Okt
- Serius Dalam Mengemban Tanggung Jawab
- renungan harian online: Serius Dalam Mengemban Tan...
- Renungan Harian Air Hidup: MASIHKAH ADA BERHALA DI...
- Yesus "pintu" masuk Kerajaan Allah
- Panjangnya Kesabaran Tuhan
- renungan harian online: Panjangnya Kesabaran Tuhan
- Renungan Harian Air Hidup: MENJADI KEPALA DAN BUKA...
- Menjadi berguna bagi sesama
- 30 Okt
- Mencegah Pertengkaran
- renungan harian online: Mencegah Pertengkaran
- Renungan Harian Air Hidup: MENJADI KEPALA DAN BUKA...
- Membuka diri bagi rahmat dan sentuhan Tuhan
- 29 Okt
- Keras Hati
- renungan harian online: Keras Hati
- Renungan Harian Air Hidup: JANJI TUHAN PASTI DIGEN...
- Minggu Biasa XXX
- Menjadi bangsa yang meneladan Yesus Kristus Sang I...
- Memperhatikan Pergaulan
- renungan harian online: Memperhatikan Pergaulan
- 27Okt
- Renungan Harian Air Hidup: JANJI TUHAN PASTI DIGEN...
- Menjadi pribadi yang semakin baik untuk Tuhan dan ...
- 26 Okt
- 25 Okt
- Pertumbuhan Iman
- renungan harian online: Pertumbuhan Iman
- Renungan Harian Air Hidup: LUNTURNYA 'HATI HAMBA' (2)
- Kejernihan dan Kepekaan membaca tanda-tanda zaman
- Confirm your unsubscription from 'Renungan Harian ...
- Confirm your unsubscription from 'renungan harian ...
- Confirm your unsubscription from 'Renungan Harian ...
- Phototaxis
- renungan harian online: Phototaxis
- Renungan Harian Air Hidup: LUNTURNYA 'HATI HAMBA' (1)
- Kehadiran Yesus menjadi api yang membarui cara hid...
- Renungan Harian Air Hidup: BERTOBAT: Ada Pertolong...
- Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakuk...
- renungan harian online: Tumpukan Batu dan Dosa
- Tumpukan Batu dan Dosa
- 24 Okt
- Renungan Harian Air Hidup: HIDUP DALAM PIMPINAN RO...
- Pro aktif membaharui diri
- renungan harian online: The God of Second Chance (2)
- The God of Second Chance (2)
- Kisah Bunga Putih
- Bibir Seorang Kristen
- Kisah Burung Rajawali
- 23 Okt
- renungan harian online: Kemana Mata Memandang
- Kemana Mata Memandang
- 22 Okt
- Renungan Harian Air Hidup: TUHAN TIDAK PERNAH MELU...
- Sikap yang benar terhadap harta benda
- Yang ingin menjadi besar harus menjadi pelayan
- Renungan Harian Air Hidup: HORMATILAH PEMIMPIN ROH...
- renungan harian online: Jangan Lupa Mengucap Syukur
- Jangan Lupa Mengucap Syukur
- Minggu Biasa XXIX
- 20Okt
- Renungan Harian Air Hidup: JANGAN TAMAK TERHADAP K...
- Mengakui Tuhan di hadapan sesama
- Menyampaikan Lewat Roh Kudus (2)
- renungan harian online: Menyampaikan Lewat Roh Kud...
- Renungan Harian Air Hidup: JANGAN TAMAK TERHADAP K...
- 19 Okt
- Takut akan Tuhan
- renungan harian online: Menyampaikan Lewat Roh Kud...
- Menyampaikan Lewat Roh Kudus (1)
- Renungan Harian Air Hidup: TUHAN ADALAH BENTENG BA...
- 18 Okt
- Terlibat dalam misa karya keselamatan Allah
- renungan harian online: Roh Kudus
- Roh Kudus
- Renungan Harian Air Hidup: MATA ROHANI YANG TERBUKA
- Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa
- renungan harian online: Periksa Diri Sendiri
- Periksa Diri Sendiri
- 17 Okt
- 16 Okt
- Renungan Harian Air Hidup: KUNCI MENGALAMI KETENAN...
- Keseimbangan dan keselarasan dalam hidup
- renungan harian online: Hikmat
- Hikmat
- 15 Okt
- Renungan Harian Air Hidup: MILIKILAH HATI YANG TAA...
- Syarat Menerima Kerajaan Allah adalah percaya dan ...
- renungan harian online: Petani
- Petani
- Renungan Harian Air Hidup: MILIKILAH HATI YANG TAA...
- Minggu Biasa XXVIII
- Apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup ya...
- renungan harian online: Berlatih
-
▼
Oktober
(161)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar