Markus 10:46-52
Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan. Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!" Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!" Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau." Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!" Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.
Renungan:
Penempatan hari Minggu ke-30, pada 28 Oktober 2012, dimaksudkan oleh Liturgi, sebagai penggenapan Gereja, yakni Kerajaan Kristus. Kesempurnaan misi Gereja diharapkan tercapai pada Pesta Kristus Raja, 20 November 2012. Lewat permenungan sabda Allah, Gereja semakin tampan menjadi Tubuh Mistik Kristus.
Umat Allah hendaknya menjadi "bangsa imam, raja dan kudus." Mereka hendaknya menjadi ‘bangsa imam,' meniru Yesus Kristus Sang Imam Agung. Mereka hendaknya tampil sebagai penyandangimamat umum, yang mendahulukan Kerajaan dan kemuliaan Allah, dengan berusaha mengurbankan diri, demi penyilihan dosa agar beroleh penyelamatan abadi. Juga agar mereka menjadi ‘raja,' penyandang kemampuan perbuatan baik dan dalam cintakasih membawa kesejahteraan bagi sesama dan umat manusia.
Mereka juga hendaknya menjadi ‘bangsa yang kudus,' yang terhindar dari kenajisan, kekotoran, yakni keremangan, keharaman, korupsi, persekongkolan jahat, narkoba, mafia atau terorisme. Sesuai dengan panggilannya, sebagai ‘raja,' menjadi bagian dari ‘bangsa yang kudus,' mereka terpanggil menjadi bentara damai sejahtera, keramahan, persaudaraan sejati dan kerukunan yang hakiki.
Mulia dan terhormatlah rencana penyelamatan Allah bagi dunia. Diutusnya Putera-Nya yang tunggal, agar berdirilah KerajaanNya, yakni Gereja yang amat luhur: menjadi bangsa imami dan rajawi yangkudus. Dan saya adalah salah satu sel di dalamnya. Terbaik yang dapat saya lakukan adalah mengupayakan menjadi bentara dan pewarta dari misi Gereja di atas bumi.
(Renungan Harian Mutiara Iman 2012, Yayasan Pustaka Nusatama)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar