Ayat bacaan: Ibrani 12:15
==================
"Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang."
Alangkah baiknya apabila kita menyadari dosa-dosa kita dan kemudian bertobat. Itu idealnya, dan itulah yang selalu diinginkan Tuhan. Tapi ada banyak orang yang merasa peluang mereka untuk itu sudah tertutup karena dosa-dosa yang pernah diperbuat mereka anggap sudah terlalu besar.Sulit bagi mereka untuk berpikir bahwa Tuhan masih tetap mau memberi pengampunan secara total atas diri mereka. Saya sudah pernah bertemu dengan beberapa orang yang berpikir seperti ini. Mereka terus bergumul dan sulit percaya mengenai pengampunan dan keselamatan ini, karena merasa bahwa masa lalu mereka sangatlah buruk. Mereka tidak yakin nama mereka tercatat dalam kitab kehidupan meski sudah bertobat. Rasa bersalah terus menghakimi mereka. Sikap seperti ini seringkali menghambat pertumbuhan iman. Lebih parah lagi, iblis akan dengan senang hati memanfaatkan itu untuk terus membuat kita menjadi tertuduh. Itu seharusnya tidak boleh kita biarkan, karena Tuhan jelas berulang-ulang menyatakan bahwa Dia melimpahkan kasih karuniaNya kepada kita semua. Dan itu dia berikan justru ketika kita masih dalam keadaan berdosa. Itulah sebuah kasih karunia yang luar biasa yang diberikan Tuhan kepada kita, itulah hasil dari kasih Tuhan yang begitu besar pada kita.
Saya ingin menyambung renungan kemarin mengenai kasih karunia. Kasih karunia merupakan kasih yang dicurahkan Tuhan kepada kita yang seharusnya tidak layak untuk menerimanya. Kasih karunia ini dianugerahkan Tuhan kepada semua orang tanpa terkecuali tanpa memandang berat ringannya dosa di masa lalu. Secara indah Firman Tuhan berkata "..dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah." (Roma 5:20). Ini artinya Tuhan justru membuka curahan kasih karunia lebih lagi di tempat atau saat mana dosa semakin meningkat. Mengapa Tuhan melakukan hal itu? "supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita." (ay 21). Itulah bentuk kepedulian dan besarnya kasih Allah kepada manusia. Dia tidak menginginkan satupun dari manusia untuk binasa. Lewat Yesus Kristus AnakNya yang tunggal, Tuhan menganugerahkan keselamatan kepada kita, sekali untuk selamanya.
Jika kita terus merasa tidak layak atau tidak pantas menerima keselamatan, itu sama artinya kita menolak kasih karunia. Ambil sebuah contoh mengenai Petrus yang telah menyangkal Yesus tiga kali. Dalam Alkitab kita bisa membaca bahwa Petrus bukan hanya menyangkal, tetapi ia pun mengutuk dan menyumpah. (Matius 26:74). Kesalahan yang dilakukan Petrus sangat besar. Ia menghianati Sosok yang telah mengangkatnya untuk masuk ke dalam terang, lebih dari itu ia telah menistakan Tuhan. Seharusnya tidak ada ganjaran yang lebih tepat lagi selain binasa bukan? Tapi lihatlah bagaimana kasih karunia Tuhan yang penuh dengan pengampunan itu bekerja. Setelah Yesus bangkit dan melakukan penampakan di depan banyak orang, Dia pun kemudian menghampiri Petrus. Kita pun tahu kemudian Yesus menanyakan apakah Petrus mengasihiNya berulang-ulang sebanyak tiga kali. Setiap kali Petrus menjawab bahwa ia mengasihi Yesus maka Yesus pun memintanya untuk menggembalakan domba-dombaNya. (Yohanes 21:15-19). Petrus sudah berbuat dosa besar, tetapi pengampunan tetap diberikan, bahkan tugas mulia pun masih dipercayakan kepadanya. Di akhir dialog antara Yesus yang sudah bangkit dengan Petrus kita bisa melihat pemulihan indah ini. "Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku." (ay 19b).
Selain memberikan kuasa besar untuk melakukan banyak hal besar (Kisah Para Rasul 4:33), kekuatan (2 Timotius 2:1) dan keselamatan oleh iman (Efesus 2:8), jangan lupa bahwa dalam kasih karunia ada pemulihan kepercayaan. Perhatikan apa yang dikatakan Penulis Ibrani berikut: "Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya." (Ibrani 4:16). Kita seharusnya bisa menggantikan ketakutan atau kecemasan kita dengan sebentuk keberanian yang penuh untuk menghampiri tahta kasih karunia. Keberanian untuk menghampiri tahta kasih karunia akan mampu menjawab begitu banyak persoalan kita. Apakah kita perlu pertolongan? jamahan? pemulihan? kebebasan? kesembuhan? kemenangan? berkat? hikmat? atau lain-lain? Semua itu bisa kita peroleh seperti kata alkitab dalam "tahta kasih karunia". Pemulihan kepercayaan dan peneguhan iman, itu tersedia di tahta kasih karunia. Sebagai anak-anak Tuhan kita berhak untuk datang ke dalam tahta kasih karunia ini dan menikmatinya. Apabila kita terus merasa tidak layak atau tidak pantas, maka dengan sendirinya kitapun kehilangan kesempatan untuk memperoleh anugerah Tuhan yang luar biasa ini untuk turun atas kita. Hanya orang yang memiliki keberanian saja yang bisa mendapatkan lebih banyak kasih karunia. Semakin kita berani mendekat maka semakin banyak pula anugerah Allah yang mengalir ke dalam diri kita.
Disamping itu, Penulis Ibrani juga mencatat mengenai apa yang akan terjadi jika kita menolak kasih karunia. "Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang." (Ibrani 12:15) Menjauhkan diri atau menolak kasih karunia Allah akan menimbulkan akar pahit. Gampang emosi, gampang sakit hati, menyendiri, kehilangan harga diri, sulit maju dan berbagai perasaan dan efek negatif lainnya bisa timbul akibat perasaan tidak layak yang memenuhi diri kita. Saya sudah menyaksikan begitu banyak orang yang menderita akibat hal ini, sehingga saya berharap jangan satupun dari kita terjatuh dalam kekeliruan berpikir yang sama. Akibatnya bukan hanya kepada diri kita saja, tetapi bisa pula menimbulkan ekses negatif dimana-mana dan menjadi racun bagi banyak orang.
Mari kita sama-sama memeriksa diri kita hari ini, apakah kita sudah menyadari betul bahwa kasih karunia Allah sudah dicurahkan atas diri kita? Apakah kita sudah cukup memiliki "jendela" iman untuk menerima kucuran kasih karunia Allah bagaikan sinar matahari untuk menerangi hidup kita? Apakah kita masih merasa tertuduh dan tidak yakin akan jaminan keselamatan yang telah dianugerahkan lewat Kristus? Sadarilah bahwa tanpa kasih karunia hidup ini akan sangat penuh akar pahit yang bukan saja menyiksa diri kita, tapi akan mencemarkan banyak orang pula. Ada pemulihan di dalam kasih karunia, dan itu berlaku bagi semua orang. Jangan biarkan iblis terus menuduh anda, alamilah kemerdekaan sejati hari ini juga.
Hidup tidak akan pernah damai tanpa kasih karunia
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2012
(2175)
-
▼
Oktober
(161)
- What Do You See? (1)
- renungan harian online: What Do You See? (1)
- Sabda bahagia
- Renungan Harian Air Hidup: FIRMAN TUHAN: Makanan R...
- 1 Nov - HARI RAYA SEMUA ORANG KUDUS:
- 31Okt
- Serius Dalam Mengemban Tanggung Jawab
- renungan harian online: Serius Dalam Mengemban Tan...
- Renungan Harian Air Hidup: MASIHKAH ADA BERHALA DI...
- Yesus "pintu" masuk Kerajaan Allah
- Panjangnya Kesabaran Tuhan
- renungan harian online: Panjangnya Kesabaran Tuhan
- Renungan Harian Air Hidup: MENJADI KEPALA DAN BUKA...
- Menjadi berguna bagi sesama
- 30 Okt
- Mencegah Pertengkaran
- renungan harian online: Mencegah Pertengkaran
- Renungan Harian Air Hidup: MENJADI KEPALA DAN BUKA...
- Membuka diri bagi rahmat dan sentuhan Tuhan
- 29 Okt
- Keras Hati
- renungan harian online: Keras Hati
- Renungan Harian Air Hidup: JANJI TUHAN PASTI DIGEN...
- Minggu Biasa XXX
- Menjadi bangsa yang meneladan Yesus Kristus Sang I...
- Memperhatikan Pergaulan
- renungan harian online: Memperhatikan Pergaulan
- 27Okt
- Renungan Harian Air Hidup: JANJI TUHAN PASTI DIGEN...
- Menjadi pribadi yang semakin baik untuk Tuhan dan ...
- 26 Okt
- 25 Okt
- Pertumbuhan Iman
- renungan harian online: Pertumbuhan Iman
- Renungan Harian Air Hidup: LUNTURNYA 'HATI HAMBA' (2)
- Kejernihan dan Kepekaan membaca tanda-tanda zaman
- Confirm your unsubscription from 'Renungan Harian ...
- Confirm your unsubscription from 'renungan harian ...
- Confirm your unsubscription from 'Renungan Harian ...
- Phototaxis
- renungan harian online: Phototaxis
- Renungan Harian Air Hidup: LUNTURNYA 'HATI HAMBA' (1)
- Kehadiran Yesus menjadi api yang membarui cara hid...
- Renungan Harian Air Hidup: BERTOBAT: Ada Pertolong...
- Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakuk...
- renungan harian online: Tumpukan Batu dan Dosa
- Tumpukan Batu dan Dosa
- 24 Okt
- Renungan Harian Air Hidup: HIDUP DALAM PIMPINAN RO...
- Pro aktif membaharui diri
- renungan harian online: The God of Second Chance (2)
- The God of Second Chance (2)
- Kisah Bunga Putih
- Bibir Seorang Kristen
- Kisah Burung Rajawali
- 23 Okt
- renungan harian online: Kemana Mata Memandang
- Kemana Mata Memandang
- 22 Okt
- Renungan Harian Air Hidup: TUHAN TIDAK PERNAH MELU...
- Sikap yang benar terhadap harta benda
- Yang ingin menjadi besar harus menjadi pelayan
- Renungan Harian Air Hidup: HORMATILAH PEMIMPIN ROH...
- renungan harian online: Jangan Lupa Mengucap Syukur
- Jangan Lupa Mengucap Syukur
- Minggu Biasa XXIX
- 20Okt
- Renungan Harian Air Hidup: JANGAN TAMAK TERHADAP K...
- Mengakui Tuhan di hadapan sesama
- Menyampaikan Lewat Roh Kudus (2)
- renungan harian online: Menyampaikan Lewat Roh Kud...
- Renungan Harian Air Hidup: JANGAN TAMAK TERHADAP K...
- 19 Okt
- Takut akan Tuhan
- renungan harian online: Menyampaikan Lewat Roh Kud...
- Menyampaikan Lewat Roh Kudus (1)
- Renungan Harian Air Hidup: TUHAN ADALAH BENTENG BA...
- 18 Okt
- Terlibat dalam misa karya keselamatan Allah
- renungan harian online: Roh Kudus
- Roh Kudus
- Renungan Harian Air Hidup: MATA ROHANI YANG TERBUKA
- Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa
- renungan harian online: Periksa Diri Sendiri
- Periksa Diri Sendiri
- 17 Okt
- 16 Okt
- Renungan Harian Air Hidup: KUNCI MENGALAMI KETENAN...
- Keseimbangan dan keselarasan dalam hidup
- renungan harian online: Hikmat
- Hikmat
- 15 Okt
- Renungan Harian Air Hidup: MILIKILAH HATI YANG TAA...
- Syarat Menerima Kerajaan Allah adalah percaya dan ...
- renungan harian online: Petani
- Petani
- Renungan Harian Air Hidup: MILIKILAH HATI YANG TAA...
- Minggu Biasa XXVIII
- Apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup ya...
- renungan harian online: Berlatih
-
▼
Oktober
(161)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar