Ayat bacaan: Lukas 15:32
====================
"Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."
Sebuah band rohani pernah bercerita mengenai sebuah komposisinya kepada saya. Komposisi itu terinspirasi dari orang-orang yang sibuk mudik menjelang hari raya keagamaan. Itu mengilhami sebuah perenungan bahwa manusia pada hakekatnya tengah menjalani sebuah 'journey' dalam kehidupan ini. "Kita bisa berjalan begitu jauh, tapi pada suatu saat kita tahu bahwa kita akan kembali ke tempat dari mana kita berasal." katanya. Ia pun melanjutkan bahwa dalam rangkaian perjalanan kehidupan ada kalanya kita keluar dari jalur dan menjauh dari alur yang seharusnya, tapi ketika kita mendengar dan merespon ketukan Tuhan dalam hati kita, selalu ada kesempatan bagi kita untuk kembali kepada Tuhan yang akan dengan senang hati menerima kita kembali dengan penuh sukacita bersama seisi Surga.
Itu sebuah perenungan sederhana tapi memiliki makna yang cukup dalam. Ada kalanya kita terlalu sibuk dalam aktivitas sehari-hari, baik itu pekerjaan, tugas-tugas, berbagai kewajiban dan serangkaian kegiatan lainnya sehingga tanpa sadar kita sudah tidak lagi punya waktu untuk Tuhan. Kita meninggalkan Dia dan terus berjalan semakin jauh dariNya. Kita memilih dunia yang fana ketimbang kebahagiaan dalam KerajaanNya yang kekal. Apa yang terjadi dalam hati Tuhan ketika kita melakukan itu? Setiap saat Tuhan merindukan anak-anakNya yang sudah meninggalkanNya, bahkan yang sudah terlalu jauh sekalipun, untuk kembali kepadaNya. Setiap saat itu pula Tuhan siap menyambut dengan penuh sukacita dengan pelukanNya untuk kembali melimpahi kita dengan berkat-berkatNya.
Kisah Perumpamaan tentang anak yang hilang dalam Lukas 15:11-32 yang diberikan Yesus menggambarkan suasana hati Bapa itu dengan jelas. Dalam perumpamaan ini ada seorang anak bungsu yang meminta bagian warisannya dan segera mempergunakan itu untuk bertualang ke negeri yang jauh, meninggalkan ayahnya. Sepintas hidup terasa luar biasa indah. Ia menghabiskan semuanya untuk berfoya-foya. Lalu dalam waktu singkat ia pun melarat, bahkan harus mulai makan ampas sisa makanan babi untuk bertahan hidup. Ia pun menyadari kesalahannya dan berpikir untuk kembali. Tidak apa-apa jika harus dihukum dan tidak lagi mendapat hak sebagai anak, karena ia tahu bahwa kesalahan berasal dari dirinya sendiri. Ia pun pulang. Mungkin perasaannya berkecamuk antara menyesal dan takut, tapi ia tahu bahwa tidak ada tempat yang lebih baik lagi selain berada di rumah ayahnya. There's no place like home, itu mungkin yang kemudian ia sadari. Lantas apa yang terjadi? Yesus berkata: "Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia." (Lukas 15:20b). Ia tidak dihukum, bahkan diomeli pun tidak. Sang ayah justru berlari merangkul dan menciumnya sebelum ia sampai di gerbang rumahnya. Kasih dan kegirangan sang ayah ternyata tidak berhenti sampai disitu. Dia segera memberikan jubah terbaik, cincin, sepatu dan menyembelih anak sapi tambun untuk menyambut kembalinya si anak dengan penuh sukacita. (ay 22-23). Betapa besar sukacita sang ayah karena anaknya yang hilang telah kembali. "Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali." (ay 32). Itulah suasana hati Bapa menyambut kepulangan anak-anakNya.
Lewat dosa-dosa yang kita lakukan dan pembangkangan-pembangkangan, kita seharusnya binasa. "Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa." (Roma 5:8). Kedatangan Kristus ke dunia ini justru untuk mencegah kita semua masuk ke dalam kematian kekal dan memberikan kita semua jalan untuk memperoleh keselamatan. Yesus berkata "..Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa." (Matius 9:13b) Mengapa? "Karena Anak Manusia datang untuk menyelamatkan yang hilang." (18:11). Keselamatan. Inilah anugerah terbesar yang diberikan Tuhan buat manusia lewat Kristus. Tuhan selalu rindu menantikan kita semua untuk kembali kepadanya. Tidak peduli apa yang telah kita lakukan, sejauh mana kita sudah tersesat, Dia akan selalu siap menyambut kita dengan tangan terbuka. Tuhan siap melemparkan dosa kita jauh ke dalam tubir laut (Mkha 7:19), membuang dosa-dosa kita sejauh timur dari barat (Mazmur 103:12), mengampuni kesalahan kita bahkan tidak lagi mengingat-ingat dosa-dosa yang telah kita lakukan. (Yeremia 31:34).
While we are walking in a journey of life, it's important for us to check where we actually are right now. Jika kita mendapati bahwa kita sudah berjalan jauh meninggalkanNya, mari kita kembali mengingat betapa besarnya kasih Tuhan kepada kita, sehingga AnakNya yang tunggal pun rela Dia anugerahkan kepada kita agar tidak satupun dari kita binasa melainkan beroleh kehidupan yang kekal. (Yohanes 3:16). Tidak peduli dosa apapun yang telah kita lakukan, Tuhan siap memberikan pengampunannya kepada kita. Dia akan berlari mendapati kita, merangkul dan mencium kita, menyambut kita dengan penuh sukacita. Tidak perlu merasa takut, tidak perlu ragu, karena Tuhan selalu mengasihi kita semua dan akan segera menyambut kepulangan kita kapan saja dengan tangan terbuka. Anda sudah terlalu jauh? Tidak ada kata terlambat. Pulanglah sekarang juga dan biarkan Tuhan dan seisi Surga bersukacita menyambut anda.
It's never too late to come home to God
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Tidak ada komentar:
Posting Komentar