"Allah telah melawat umat-Nya."
(1Kor 12:12-14.27-31a; Luk 7:11-17)
"Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong. Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!" Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!" Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata: "Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita," dan "Allah telah melawat umat-Nya." Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya" Luk 7:11-17), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Allah hadir dan berkarya dimana saja dan kapan saja, tak terikat oleh ruang dan waktu, itulah salah satu pelajaran agama yang pernah saya terima ketika saya masih kecil. Memang hanya orang yang memiliki kepekaan hati yang tajam dan rendah hati akan mampu melihat dan mengimani kehadiran dan karya Allah tersebut, dengan kata lain memiliki hati seperti Hati Yesus, yang HatiNya tergerak oleh belas kasihan terhadap orang yang dengan rendah hati menghadapNya, lebih-lebih orang yang sungguh membutuhkan bantuan atau pertolongan. Maka marilah kita usahakan agar kita memiliki hati yang berbelas kasih kepada siapapun tanpa pandang bulu. Dengan kata lain marilah kita hayati rahmat kenabian yang dianugerahkan Tuhan kepada kita sebagai umat beriman. Tugas utama seorang nabi adalah meneruskan kehendak dan rahmat Tuhan, maka sebagai umat beriman marilah kita saling berbelas kasih alias menyalurkan atau meneruskan rahmat dan kehendak Tuhan. Kita dipanggil untuk menghibur saudara-saudari kita yang sedang menderita atau mengalami kesusahan, sebagaimana dilakukan oleh Yesus yang telah menghibur janda miskin dimana anak tunggalnya meninggal dunia. Mungkin kita tidak akan melakukan identik seperti dilakukan oleh Yesus, melainkan menghibur orang lain dengan membangkitkan kelesuan atau ketidak-gairahan mereka dalam hidup dan tugas pengutusan. Ada kemungkinan mereka lesu dan tak bergairah karena kurang diperhatikan, maka marilah kita sapa dan perhatikan dengan hati yang berbelas kasih serta kerendahan hati. Marilah kita saling menghibur dan menggairahkan satu sama lain dalam dan melalui cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimana pun dan kapan pun
· "Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh. Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota" (1Kor 12:12-14), demikian peringatan Paulus kepada umat di Korintus, kepada kita semua umat beriman, khususnya yang beriman kepada Yesus Kristus. Jika kita sungguh saling menghibur dan berbelas kasih, maka akan terjadilan kesatuan atau persaudaraan sejati. Paulus mengingatkan kita semua agar kita hidup bersatu dan bekejasama satu sama lain sebagaimana anggota-anggota tubuh kita yang berbeda satu sama lain bekerjasama demi kesehatan, kebugaran dan kesejahteraan tubuh. Perhatikan bagaimana kita kita sedang makan: mata melihat, tangan mengambil dan mengantarkannya ke mulut, mulut mengunyah seperlunya dan kemudian disalurkan ke usus/ perut melalui leher. Tidak ada komandan dan perintah jelas, namun masing-masing anggota berfungsi dan bekerja secara total. Tidak ada iri hati sedikitpun antar anggota tubuh, dan masing-masing anggota tubuh sungguh fungsional di tempatnya masing-masing. Maka marilah kita yang sungguh berbeda satu sama lain: jenis kelamin, usia, pekerjaan, keterampilan dst.. saling bekerjasama. Marilah kita sadari dan hayati bahwa masing-masing dari kita adalah buah atau korban kerjasama cintakasih dari bapak-ibu kita masing-masing, maka jika kita tidak bekerjasama berarti ingkar diri. Kita juga dapat bercermin pada warga masyarakat desa yang sedang bergotong-royong atau semut-semut yang bekerjasama 'membawa' bangkai binatang tertentu, dalam hal bekerjasama.
"Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi! Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai! Ketahuilah, bahwa TUHANlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya! Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun." (Mzm 100)
Ign 18 September 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar