"Mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala"
(1Kor 1:26-31; Mat 9:35-38)
"Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu." (Mat 9:35-38), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Vinsensius a Paulo, imam, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· St.Vinsensius yang kita kenangkan pada hari ini dikenal sebagai pencinta kaum miskin dan penghibur para penderita. Jika kita cermati info atau data di Indonesia ini kiranya mereka yang tergolong miskin dan menderita masih cukup banyak, tidak hanya mereka yang berada di panti-panti asuhan saja, tetapi juga di desa-desa, pegunungan maupun di jalanan. Salah satu cirikhas hidup beriman, khususnya yang beriman kepada Yesus Kristus, adalah memiliki motto "preferential for/with the poor" (=keberpihakan pada/bersama yang miskin dan menderita), maka marilah kita hayati motto ini dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimana pun dan kapan pun. Jika mungkin kami harapkan anda menyisihkan waktu dan tenaga untuk mendatangi atau mengunjungi mereka yang miskin dan menderita seraya menyapa dan juga membawa sumbangan bagi mereka, tetapi jika tidak mungkin kiranya anda dapat menyisihkan sebagai uang atau harta benda anda serta kemudian, entah secara pribadi atau organisatoris disumbangkan bagi mereka yang miskin dan menderita melalui yayasan-yayasan yang bergerak dalam pelayanan mereka yang miskin dan menderita. Memang jika dicermati mereka yang bekerja secara langsung dalam pelayanan bagi mereka yang miskin dan menderita ini tidak banyak, maka kami berharap, entah melalui keluarga maupun sekolah, anak-anak dididik dan dibina dalam hal kepekaan social sedini mungkin. Didiklah dan binalah anak-anak anda untuk tumbuh berkembang "to be man/woman for/with others". Marilah kita sadari dan hayati juga bahwa pada dasarnya harta benda dan uang itu memiliki cirikhas social, maka semakin memiliki harta benda atau uang hendaknya juga semakin social.
· "Apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti,supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah"(1Kor 1:27-29). Apa yang dikatakan oleh Paulus ini kiranya sangat bagus bagi kita semua pada masa kini, dimana semangat atau sikap mental materialistis begitu menjiwai banyak orang. Segala usaha dan kesuksesan hanya diukur secara material, sebagaimana juga terjadi dalam sebagian kalau tak boleh dikatakan mayoritas dari orang-orang kota seperti Jakarta, dimana harga dirinya terletak pada 'dapat membeli'. Apapun produk baru segera menarik perhatian untuk berlomba membeli dan memilikinya, padahal belum tentu fungsional bagi dirinya sendiri, hidup maupun kerjanya. Paradigma atau cara berpikir Allah memang berbeda atau bahkan bertolak belakang dengan cara berpikir manusia. Sebagai umat beriman atau beragama kita semua dipanggil untuk memiliki cara berpikir Allah, apalagi karena kita diciptakan sesuai dengan gambar atau citra Allah. Salah satu cara berpikir Allah perihal ciptaan-ciptaan selain manusia adalah diciptakan untuk membantu manusia dalam rangka memuji, memuliakan, menghormati dan mengabdi Allah demi keselamatan jiwanya, maka jika tidak membantu hendaknya disingkirkan atau dimusnahkan. Dalam rangka mengenangkan pesta St.Vinsensius hari ini kita juga diingatkan agar senantiasa hidup dan bertindak sederhana, tidak berfoya-foya dan memboroskan waktu, tenaga dan uang tiada guna. Tentu saja kami berharap kepada mereka yang berpengaruh dalam hidup bersama, para pemimpin masyarakat maupun agama, dapat menjadi teladan dalam hidup sederhana serta keperpihakan bagi mereka yang miskin dan menderita.
"Haleluya! Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaah. Besar perbuatan-perbuatan TUHAN, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya. Agung dan bersemarak pekerjaan-Nya, dan keadilan-Nya tetap untuk selamanya. Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan-Nya peringatan; TUHAN itu pengasih dan penyayang." (Mzm 111:1-4)
Ign 27 September 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar