Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."
Renungan:
Nabi Yesaya mengajak umat Israel bergembira,bersorak-sorai, bersukacita. Mengapa? Tak terbayangkan setelah hidup begitu lama merana, terasing, terlantar, di daerah pembuangan, Babilon, mereka bisa kembali ke tanah leluhur mereka, Palestina. Memang benar, janji Tuhan memberi kenyamanan hidup ketika berada kembali di Palestina belum sepenuhnya tergenapi. Tetapi daripada menanti dengan hati galau, gelisah, mengeluh dan menuntut Tuhan segera memberi kenyamanan hidup, lebih baik melihat karya besar nyata Allah yang baru saja mereka alami lalu mensyukurinya, karena pelan tapi pasti Allah akan menggenapi janjiNya. Begitu Yesaya hadir membawa kelegaaan dan kesejukkan di tengah kegalauan hati umat Israel.
Santa Teresia dari Kanak-kanak Yesus bagaikan Nabi Yesaya. Ia membawa kelegaan bagi orang berdosa dengan berdoa dan bermatiraga bagi pertobatan mereka. Bahkan lebih dari itu, ia memberi kelegaan kepada Yesus dengan menyediakan diri seutuhnya untuk berbagi sukaduka hidup dengan Yesus. Kita ini bagaimana: membawa kelegaan di tengah kesesakan atau membawa kesesakan di tengah kelegaan?
(Renungan Harian Mutiara Iman 2012, yayasan Pustaka Nusatama, di muat di www.mirifica.net)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar