Ayat bacaan: Yeremia 1:11
=====================
"Sesudah itu firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya: "Apakah yang kaulihat, hai Yeremia?" Jawabku: "Aku melihat sebatang dahan pohon badam."
Ada banyak orang yang merasa masih terlalu muda untuk hidup berjaga-jaga. Mereka menganggap bahwa belum saatnya untuk hidup kudus, karena berpikir bahwa mereka masih punya banyak waktu untuk itu. Selagi masih muda, waktu yang ada sebaiknya dipakai untuk bersenang-senang sepuasnya. Urusan hidup kudus adalah urusan orang dewasa atau tua saja. Mereka lupa bahwa sesungguhnya tidak ada yang tahu kapan waktu kita tiba. Syukur kalau bisa puluhan tahun lagi. Bagaimana jika tinggal setahun lagi atau malah sebentar lagi? Itu adalah rahasia Tuhan yang tidak akan pernah bisa kita ketahui dengan pasti. Saya salut melihat anak-anak muda yang sudah rajin melayani di usia remaja. Mereka penuh semangat bahkan aktif dalam berbagai kegiatan, memakai segala kreativitas mereka untuk memuliakan Tuhan pada usia yang masih belia. Tinggal di kota besar yang punya banyak godaan sama sekali tidak membuat mereka lemah. Ini adalah sebuah contoh yang sangat baik tentang mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya tanpa memandang usia saat ini.
Seperti yang sudah saya janjikan dalam renungan sebelumnya, kali lini kita akan secara khusus membahas penglihatan Yeremia yaitu sebatang dahan pohon badam. Gambar yang saya pajang hari ini adalah gambar dari sebatang dahan pohon badam yang sedang berbunga. Mungkin seperti itulah bentuk penglihatan Yeremia saat itu. "Sesudah itu firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya: "Apakah yang kaulihat, hai Yeremia?" Jawabku: "Aku melihat sebatang dahan pohon badam." (Yeremia 1:11). Apa yang ia lihat jelas merupakan visi yang diberitahukan Tuhan kepadanya, dan ia menangkapnya dengan benar, sebab Tuhan membenarkan apa yang ia lihat. (ay 12). Seperti apa pohon badam itu? Pohon badam (almond tree) adalah pohon yang mampu tumbuh pada keempat musim. Bahkan di musim salju, ketika pohon-pohon lain pada umumnya meranggas, pohon badam mampu terus berbunga dengan indahnya. Pohon badam ini juga sering disebut sebagai pohon yang berbunga lebih awal, karena kemampuannya untuk berbunga disaat pohon-pohon lain masih "tidur" disaat musim salju di luar sana.
Badam adalah bahasa Ibrani yang jika diterjemahkan berarti "yang berjaga", "yang bangun" atau "yang menonton". Tentu asal nama ini pada mulanya diambil dari sifat atau karakter pohon ini yang seolah-olah tetap berjaga dan mampu berbunga di musim apapun seperti yang disebutkan diatas. Dalam kitab Bilangan kita mendapati kisah ketika tongkat Harun bertunas dan mengeluarkan bunga bahkan buah badam. (Bilangan 17:8). Ini berbicara mengenai kehidupan yang kembali muncul dari sesuatu yang sudah mati. Bagi anak-anak Tuhan, hidup ditengah keduniawian yang "mati" secara rohani bukan berarti bahwa kita harus ikut-ikutan mati, tapi kita harus seperti pohon badam yang mampu tetap bertunas, berbunga bahkan berbuah. Disamping itu jika kita mengalami kekeringan rohani dan kehilangan kasih mula-mula kemudian kehilangan damai sukacita atau mengalami banyak "kematian" dalam kehidupan kita, baik dalam pekerjaan, pendidikan, keluarga, pelayanan dan sebagainya, kita bisa kembali hidup, bertunas, berbunga dan berbuah pada saat kita kembali masuk ke dalam hadirat Tuhan lewat pertobatan sungguh-sungguh.
Semua gambaran di atas menjelaskan mengapa Yeremia melihat dahan pohon badam. Pada masa itu kejahatan dari umat Tuhan terlihat bagitu nyata. Itu mengarah pada visi kedua dari Yeremia adalah periuk mendidih yang datang dari utara (ay 13), yang menggambarkan akan datangnya malapetaka menimpa penduduk yang jahat di mata Tuhan berasal dari utara (ay 14-15). Ini merupakan hukuman Tuhan atas segala kejahatan bangsa Yehuda. "Maka Aku akan menjatuhkan hukuman-Ku atas mereka, karena segala kejahatan mereka, sebab mereka telah meninggalkan Aku, dengan membakar korban kepada allah lain dan sujud menyembah kepada buatan tangannya sendiri." (ay 16). Bagi mereka yang jahat ini Tuhan menghukum dengan kemurkaanNya seperti periuk mendidih, namun di sisi lain, 'dahan pohon badam' tersedia bagi Yeremia dan siapapun yang tetap berjaga-jaga, tidak ikut-ikutan melakukan kejahatan dan memilih untuk bertobat kembali kepada Tuhan. Tuhan kemudian mengatakan kepada Yeremia: "Tetapi engkau ini, baiklah engkau bersiap, bangkitlah dan sampaikanlah kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka!" (ay 17). Inilah tugas Yeremia, menyampaikan bahwa saatnya sudah tiba bagi hukuman Tuhan untuk jatuh kepada bangsa itu atas kejahatan mereka. pesan Tuhan agar mereka segera berbalik dari kejahatan mereka, kembali kepada Tuhan yang telah menjanjikan segala yang indah bagi mereka. Jangan sampai periuk mendidih ini jatuh atas mereka, sebaliknya hendaknya pohon badam lah yang akan menjadi bagian atas mereka.
Kitab Yeremia di satu sisi berbicara banyak tentang penghukuman, tapi di sisi lain kita mendapatkan banyak pula janji Tuhan akan pengampunan bahkan ikatan janji baru dengan Tuhan yang sungguh indah di masa depan. (31:31-34). Sesungguhnya akan selalu ada hukuman bagi siapapun yang berbuat kejahatan bagi Tuhan, namun sebaliknya ada kehidupan baru, pengampunan penuh bagi siapapun yang berbalik dari segala jalan yang sesat untuk kembali kepadaNya.
Umat Tuhan yang benar seharusnya punya karakter seperti pohon badam. Di tengah badai apapun, ditengah kesulitan atau lingkungan yang tidak mendukungpun tetap bisa mengeluarkan tunas, berbunga dan berbuah. Ini menggambarkan keharusan kita untuk tetap berjaga-jaga, tidak boleh lalai atau lengah dalam segala situasi maupun kondisi. Memang tidak mudah bagi kita, karena setiap saat ada banyak godaan yang siap menjebak kita. Jatuh bangun itu wajar, sekali waktu kita mungkin akan terperosok melakukan kesalahan. Tapi janganlah kita lalai dan terus terlena dalam dosa, melainkan segera bertobat, berbalik dari jalan yang salah dan segera kembali mencari Tuhan, masuk ke hadiratNya membawa diri kita yang dipenuhi pertobatan sebagai persembahan yang harum bagiNya. Tidak ada yang tahu berapa lama lagi kesempatan untuk bertobat dan membersihkan diri dari segala noda dosa itu ada bagi kita. Untuk itulah kita harus senantiasa berjaga-jaga. Yesus mengingatkan kita berkali-kali akan hal ini. "Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang." (Matius 24:42) dan "Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya." (25:13). Seperti halnya pohon badam yang terus mampu bertahan bahkan berbunga, berbuah dalam keempat musim, termasuk pada musim yang bagi sebagian besar tumbuhan lainnya akan sangat sulit untuk sekedar bertahan, demikianlah kita semua diinginkan Tuhan. Kita harus mampu bertunas, berbunga dan berbuah dalam kondisi seperti apapun, tetap tekun berjaga-jaga setiap waktu agar segala yang Dia janjikan tidak sampai lepas dari genggaman kita.
Miliki karakter seperti pohon badam agar periuk mendidih tidak jatuh atas kita
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Tidak ada komentar:
Posting Komentar