Renungan:
Yesus selalu berbicara tentang Kerajaan Allah. Orang bertanya-tanya seperti apa Kerajaan Allah itu, di mana batas-batasnya, apa tanda-tandanya. Yang mereka kenal adalah kerajaan dunia yang jelas batas-batas wilayahnya; ada orang yang menjalankan kekuasaan, menjaga keamanan, dan ada undang-undangnya.
Kata Yesus, Kerajaan Allah ada di antara kamu. Kerajaan itu tidak punya tanda-tanda lahiriah. Tidak ada raja yang tinggal di istana, tidak ada angkatan bersenjata. Kerajaan Allah adalah di mana orang mengakui Allah sebagai Raja, menaati perintahNya untuk saling mengasihi, melayani dan mengampuni. Kerajaan Allah adalah suatu situasi damai, di mana ada hubungan baik antara manusia dengan Allah,manusia dengan sesamanya, manusia dengan alam dan lingkungan hidupnya. Kita yang sudah menerima Kerajaan Allah dan ada di dalamnya, dipanggil untuk memperluas kerajaan itu, misalnya dengan menjadi pembawa damai. Itulah yang dilakukan rasul Paulus seperti dikisahkan dalam bacaan pertama.
Sebagai tahanan di dalam penjara, Paulus masih mampu menjalankan misi pendamaian. Dengan menulis surat kepada Filemon, Paulus berusaha mendamaikan dia dengan Onesimus, hambanya, yang melarikan diri dari majikannya dan mungkin telah mendatangkan kerugian pada tuannya. Paulus mohon ampun baginya dan menawarkan diri menjadi tanggungan dan mengganti segala kerugian yang disebabkan oleh Onesimus. Bila itu terjadi, maka rumah Onesimus akan menjadi Kerajaan Allah.
(Renungan Harian Mutiara Iman 2012, Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar