"Dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga."
(Im 19:1-2.17-18; Mat 7:21-27)
" Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."(Mat 7:21-27), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Sesilia, perawan dan martir, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· "Saya ingin hatiku bersih dan tubuhku tidak tercemar. Keperawananku telah saya janjikan bagi Tuhan", demikian kata Sesilia kepada calon suaminya yang bernama Valerianus. Dua insan yang sedang jatuh cinta ini akhirnya memang tidak jadi menikah, karena Valerianus menghormati Sesilia sepenuhnya. Pada masa ini memang setia menjadi murid Yesus atau orang Kristen pasti akan menghadapi tantangan berat, siap sedia untuk menjadi martir. Sesilia sendiri akhirnya harus menerima hukuman cukup berat dan menjelang kematiannya ia tersenyum gembira. Ia sungguh setia melakukan kehendak Allah dalam hidup sehari-hari yang sarat dengan tantangan dan hambatan. Sebagai orang beriman kita semua juga dipanggil untuk setia pada rahmat kemartiran, antara lain meneladan St.Sesilia: berusaha dengan rendah hati agar hati kita bersih dan tubuh kita tidak tercemar, alias suci hatinya dan tubuh sungguh menjadi 'bait Tuhan'. Hati bersih atau suci berarti tidak pernah melukai atau mengecewakan sedikit pun pada orang lain, melainkan senantiasa membahagiakan dan menyelamatkan yang lain. Jika hati sungguh bersih, maka kami percaya tubuhnya juga tak tercemar. Maka secara khusus kami mengajak dan berharap kepada rekan-rekan muda-mudi dan remaja untuk menjaga kebersihan hati dan tubuh tak tercemar. Memang pada masa ini cukup banyak godaan untuk mencemarkan tubuh, antara lain dengan tindakan yang bersifat seksual sampai hubungan seksual di kalangan muda-mudi dan remaja. Dengan kata lain rekan-rekan remaja putri atau mudi kami harapkan manjaga keperawanannya, demikian juga rekan-rekan remaja putra menjaga kejantanannya. Rekan perempuan hendaknya juga tidak memancing nafsu jahat laki-laki, dan sebaliknya rekan laki-laki hendaknya mengendalikan nafsunya.
· "Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hatimu, tetapi engkau harus berterus terang menegor orang sesamamu dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia. Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN." (Im 19:17-18). Kutipan di atas ini sungguh bagus untuk kita renungkan dan hayati. Kerajaan Allah adalah kerajaan hati, hidup beriman adalah urusan hati, maka seruan "janganlah engkau membenci saudara di dalam hatimu" selayaknya kita hayati. Memang di permukaan orang kelihatan bersaudara, tetapi apa yang ada dalam hatinya bermusuhan, saling membenci. Kami berharap kita semua jujur terhadap diri sendiri, tidak menipu diri atau bersikap munafik seperti orang-orang Farisi. Sebagai pelatihan jujur terhadap diri sendiri antara lain dapat dilakukan ketika kita berada sendirian, entah di dalam rumah/ kamar atau di perjalanan: hendaknya kita tetap setia berbuat baik alias melakukan apa yang baik dan tidak mencemarkan hati maupun anggota tubuh kita. Jika kita terbiasa jujur terhadap diri sendiri, maka dengan mudah kita jujur terhadap orang lain, kita juga tidak akan balas dendam terhadap mereka yang menyakiti kita. "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" inilah yang hendaknya juga kita hayati dan sebarluaskan. Jika kita tidak mau disakiti hendaknya juga jangan menyakiti orang lain, terutama dalam hal hati. Memang menyakiti hati orang lain sering tak terasa, maka baiklah kepada mereka yang disakiti hatinya kami harapkan dengan jujur menyampaikannya kepada yang menyakiti, dan hendaknya juga mengampuninya.
"TUHAN memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah. Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.Tidak sadarkah semua orang yang melakukan kejahatan, yang memakan habis umat-Ku seperti memakan roti, dan yang tidak berseru kepada TUHAN?Di sanalah mereka ditimpa kekejutan yang besar, sebab Allah menyertai angkatan yang benar." (Mzm 14:2-5)
Ign 22 November 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar