Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 November 2012 -
Baca: Markus 7:1-23
"sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,..." Markus 7:21
Hati adalah bagian terpenting dalam kehidupan manusia, terlebih lagi bagi orang percaya, karena hidup berkenan kepada Tuhan atau tidak itu sangat bergantung pada apa yang ada di hati kita. Mengapa? Karena "Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (1 Samuel 16:7b). Kepada anaknya (Salomo), Daud juga mengingatkan, "Dan engkau, anakku Salomo, kenallah Allahnya ayahmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan dengan rela hati, sebab TUHAN menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita." (1 Tawarikh 28:9a). Oleh karena itu kita harus berhati-hati dan selalu menjaga hati kita supaya tetap berkenan kepada Tuhan. Ayat nas dengan jelas menyatakan bahwa segala pikiran dan perbuatan jahat (percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan dan lain-lain) bersumber dari hati. "Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang." (Markus 7:23).
Tahu benar bahwa keadaan hati manusia sangan menentukan jalan hidupnya, Iblis berusaha untuk menyerang dan mempengaruhi hati manusia dengan hal-hal yang negatif dan menjadikan hati sebagai sasaran empuknya. Ketakutan, kekuatiran, kecemasan, keragu-raguan, kebencian, kepahitan dan sebagainya adalah hal-hal yang seringkali dipanahkan Iblis hingga manusia menjadi lemah, tak berdaya, putus asa, kehilangan sukacita dan damai sejahteranya. FirmanNya menasihatkan, "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23). Jadi kita harus bisa menjaga hati kita dengan penuh kewaspadaan. Waspada berarti selalu berjaga-jaga dan tidak lengah ibarat seorang prajurit yang sedang bertempur di medan peperangan, sebab jika kita lengah sedikit saja kita akan tertembak oleh musuh (Iblis).
Mari kita belajar dari Daud yang selalu terbuka di hadapan Tuhan, siap untuk ditegur dan dikoreksi bila isi hatinya mulai tidak benar: "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!" (Mazmur 139:23-24). (Bersambung)
Related Posts :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar